Disusun oleh :
Silfia Anisa Maulidia Imaniar
151910113003
Kelompok 3
LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat menganalisis dan mengidentifikasi bakteri
penyebab penyakit yang terdapat pada sampel sputum melalui serangkaian uji.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Tanggal dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 26 April 2021 sampai dengan tanggal
29 April 2021 dan serangkaian uji dilakukan di Ruang Praktikum Mikrobiologi
Fakultas Ex Farmasi, Universitas Airlangga.
Sampel sputum
Pewarnaan Gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negative,
bedasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel bakteri tersebut. Hal tersebut disebabkan
bakteri gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tebal. Peptidoglikan akan
terdehidrasi oleh alkohol, menyebabkan pori dinding tertutup dan mencegah kompleks
iodin-kristal violet tidak keluar dari sel. Sebaliknya, pada bakteri gram negatif, alkohol
berpenetrasi melewati LPS (Lippopolysaccharide) dan mengekstraksi kompleks iodin-
kristal violet. Sebagai hasilnya, bakteri gram negatif akan terlihat tidak berwarna dan
akan terwarnai oleh zat pewarna lawan (safranin) sehingga akan berwarna merah,
sedangkan bakteri gram positif akan tetap berwarna ungu (Madigan et al, 2011).
Pewarnaan gram kali ini diambil dari sampel sputum. Hasil pewarnaan gram yang
sudah dilakukan (Gambar 3.1) telah menunjukkan hasil bakteri positif terlihat
karakteristik yaitu berbentuk coccus dan berwarna ungu mirip dengan karakteristik
bakteri Staphylococcus sp. Berikut adalah hasilnya setelah dilihat menggunakan
mikroskop dengan menggunakan oil imersi :
Penanaman pada media BAP bertujuan untuk membiakkan koloni dan menetapkan
bentuk hemolisa, dengan prinsip media kaya nutrient yang dapat mengoptimalkan
pertumbuhan dan menyokong bentuk. Dari praktikum yang dilakukan, bakteri yang
diamati merupakan gamma hemolisa karena bakteri tidak menyebabkan hemolisis atau
non-hemolitik. Dan tidak ada perubahan dibawah maupun disekitar koloni bakteri pada
media BAP.
Hemolysa terbagi menjadi 3, yaitu beta hemolysa, alfa hemolysa, dan gamma
hemolysa. Beta hemolysa merupakan lisis lengkap dari sel darah merah dan hemoglobin.
Beta hemolisa ini akan ditandai dengan adanya zona di sekitar bakteri yang akan tampak
jernih jika disoroti dengan cahaya. Sedangkan alfa hemolysa akan ditandai dengan
perubahan warna disekitar bakteri yaitu menjadi abu-abu kehijauan, hal ini dikarenakan
lisis parsial atau sebagian dari sel darah merah dan hemoglobin. Untuk Gamma
hemolysa, tidak akan terjadi perubahan warna apapun pada media BAP (Blood Agar
Plate) (Todar,2012).
Media MSA mengandung bacto ekstrak daging, bacto pepton, NaCl, bacto phenol red,
manitol dan bacto agar. Media MSA mengandung nutrisi atau protein bahan dasar bacto
ekstrak daging dan bacto pepton (Safitri, 2010). Ekstrak daging sapi dan pepton digunakan
sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, yang sangat dibutuhkan
oleh mikroorganisme. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan pada media MSA adalah
bakteri menghasilkan warna media/ koloni kuning karena dapat memfermentasikan manitol
menjadi asam yang kemudian merubah warna indicator phenol red dari merah menjadi
kuning
Gambar 3.3 Hasil penanaman pada media MSA
Media ini merupakan media dasar terdiri dari pepton sederhana dan ekstrak daging sapi.
Penanaman pada media NAS ( Nutrient Agar Slant ) bertujuan umtuk pembuatan kultur murni
dan melihat pigmen yang dihasilkan Staphylococcus sp, dengan prinsip mengkulturkan satu jenis
bakteri pada agar miring. (Todar,2012). Koloni yang tumbuh pada media ini, digunakan sebagai
sediaan untuk dilakukan uji lanjut guna identifikasi. Pada penanaman kali ini dengan mengambil
koloni bakteri yang tumbuh pada media BAP telah didapatkan hasil bahwa bakteri yang tumbuh
pada media NAS (Nutrient Agar Slant) tumbuh pada streaknya
Uji Katalase dilakukan dengan meneteskan hidrogen peroksida (H2O2) 3%. Uji
katalase ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi apakah ada enzim katalase didalam
bakteri yang ditanam. (Dewi, 2013). Enzim katalase di produksi oleh beberapa bakteri salah
satunya adalah bakteri Staphylococcus, Uji ini paling sering digunakan untuk membedakan
Staphylococcus yang katalase positif, dari Streptococcus yang katalase negatif. Indikator uji
katalase ditandai dengan ada tidaknya suatu gelembung ketika koloni kuman ditetesi dengan
3% H2O2 (Hidrogen peroksida). Hasil pengamatan menunjukkan adanya gelembung pada
slide, yang berarti katalase positif. Sehingga pengamatan ini merujuk pada bakteri
Staphylococcus.
KESIMPULAN
Dari serangkaian uji yang dilakukan, diantaranya meliputi penanaman pada media BAP (
Blood Agar Plate ), pewarnaan gram, penanaman pada media NAS ( Nutrient Agar Slant ),
penanaman pada media MSA (Matinol Salt Agar ), uji katalase, dan uji koagulase telah
didapati bakteri Staphylococcus epidermidis. Hal ini karena pada serangkaian uji yang
dilakukan bakteri tersebut memiliki karakteristik gamma ( ) hemolisis, pewarnaan gram
menunjukkan positif , dengan warna ungu dan berbentuk coccus, serta menunjukkan hasil uji
katalase positif, dan pada uji koagulase negatif sehingga karakteristik tersebut menunjukkan
karakteristik bakteri Staphylococcus epidermidis
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, G.F., K.C. Carroll, J.S. Butel, S.A. Morse, and T.A.Mietzner. 2013. Jawetz, Melnick,
& Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. The McGraw-
Hill Companies,inc. New York.
Madigan, Michael T., David, P., Clarck, David S., John, M. Martinko. 2011. Brock
Microbiology of microorganisms. San Francisco: Benjamin Cummings publishing.
Dewi, Amalia Krishna. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus
aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada.
Safitri Ratu dan Sinta Sasika, Medium Analisis Mikroorganisme, CVTrans Info Medika; Jakarta,
2010.