2021
Tujuan Praktikum :
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan kultur bakteri yang berasal dari
saliva dan melakukan identifikasi bakteri berdasarkan morfologi koloni. Serta dapat
melakukan tahap awal dalam identifikasi bakteri saliva berdasarkan hasil pengecatan Gram
dan tes katalase.
TUGAS
1. Jelaskan secara singkat perbedaan identifikasi bakteri secara fenotipik dan genotipik!
2. Jelaskan secara urut dan singkat tahapan dalam proses identifikasi bakteri secara
fenotipik dari sampel saliva!
3. Apakah yang dimaksud dengan koloni bakteri?Jelaskan bagaimana kita bisa
mendapatkan koloni bakteri dari sampel saliva!
4. Jelaskan bagaimana cara kita melakukan pengamatan terhadap koloni bakteri! Alat apa
yang dapat digunakan untuk mengamati koloni bakteri tersebut?
5. Apa gunanya pewarnaan Gram? Jelaskan bagaimana kita melakukan pewarnaan Gram!
6. Jelaskan bagaimana caranya kita melakukan pemeriksaan kebutuhan oksigen bakteri!
Alat apa yang dapat digunakan?
7. Jelaskan bagaimana caranya kita melakukan uji katalase! Bahan apa yang diperlukan
untuk melakukan uji tersebut?
HASIL
1. Identifikasi bakteri asam laktat dapat dilakukan berdasarkan sifat fenotipik dan
genotipik, yaitu :
- Identifikasi fenotipik didasarkan pada hasil pengamatan morfologi koloni,
pengamatan mikroskopis (pewarnaan Gram), uji fisiologis, metabolik
(biokimia) atau kemotaksonomi.
- Identifikasi genotipik dilakukan dengan menggunakan metode molekuler
antara lain melalui sekuensing gen pengkode 16S rRNA bakteri dengan
metode Polymerase Chain Reactions (PCR).
(Nurhayati dkk,2011).
a.)Tes primer biasanya dilakukan pada tingkat pertama. Merupakan tes yang cepat
dilakukan, seperti penyerapan pewarna dan pewarnaan seperti Gram atau Ziehl-
Neelsen, penentuan mikroskopis dari morfotipe bakteri yang ditunjukkan oleh adanya
bercak warna, karakteristik pertumbuhan pada atmosfer inkubasi yang berbeda, suhu
yang berbeda, dan dalam media kultur yang beragam, produksi enzim oksidase dan
katalase, oksidasi-fermentasi, fermentasi glukosa, produksi spora, dan mobilitas.
Melalui tes ini, secara umum dimungkinkan untuk menempatkan patogen, untuk
sementara, dalam beberapa kelompok utama yang memiliki relevansi klinis. Setelah
itu, metode lain dengan kekuatan diskriminatif yang lebih besar dapat digunakan,
untuk dapat membedakan mikroorganisme yang menyajikan aspek yang sangat mirip
dalam analisis makro dan mikroskopis.
b.)Tingkat identifikasi kedua harus menentukan genus mikroorganisme. Pada level ini
dan level sebelumnya, hipotesis tentang kemungkinan identitas mikroorganisme
didasarkan pada karakteristik kultur dan pada tes primer, yang akan memungkinkan
penentuan genus, kelompok gen, atau, dalam beberapa kasus, famili dari
mikroorganisme. Hal ini akan sangat bergantung pada pola stabil dari fitur fenotipik
dan keahlian ahli mikrobiologi.
c.)Terakhir, tingkat identifikasi ketiga adalah pada tingkat spesies. Beberapa tes
biokimia untuk mengidentifikasi secara akurat sebagian besar bakteri yang signifikan
secara klinis. Jika ini tidak memungkinkan, baterai pengujian yang lebih banyak dapat
digunakan, seperti yang ditemukan di sistem komersial yang berbeda.
Cara untuk mendapatkan koloni bakteri dari sampel saliva yaitu bisa dilakukan dengan
serial dilusi dan menggunakan plat agar. Metode yang pertama kali dilakukan yaitu
dilusi sampel saliva pada tabung reaksi sebanyak 5 tabung reaksi. Berikan masing-
masing tabung tandai dengan menuliskan keterangan 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, hal ini
juga dilakukan pada plat agar dimana bertujuan agar tidak tertukar saat dilakukan
identifikasi. Setelah itu lakukan kultur bakteri pada plat agar dan amati
pertumbuhannya. Hasil dari plat agar akan menunjukan bahwa kultur yang berasal dari
tabung reaksi dengan tingkat faktor pengenceran yang tinggi akan menghasilkan koloni
bakteri yang lebih sedikit dan begitu sebaliknya paa faktor pengenceran rendah akan
menghasilkan bakteri lebih banyak bahkan hingga tidak terhitung lagi.
6. Cara untuk melakukan pemeriksaan kebutuhan oksigen bakteri yaitu bisa dilakukan
dengan uji respirasi bakteri. Yaitu dilakukan pengamatan terhadap kelompok bakteri
yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat dilakukan pada media pertumbuhan
bakteri baik media padat maupun media cair. Pada media padat, koloni yang tumbuh
dipermukaan media dengan elevasi tinggi cembung dan sebagainya merupakan
kelompok bakteri yang memerlukan oksigen bebas. Sedangkan koloni yang tumbuh
dibagian atau didalam media adalah kelompok bakteri yang tidak memerlukan oksigen
bebas dari udara. Untuk memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri
biasanya digunakan media cair. Dalam media cair pertumbuhan bakteri tersebut dapat
diamati lebih jelas dengan cara mengamati akumulasi dari sel-sel bakteri yang tumbuh,
bakteri aerob akan berada diatas permukaan media karena ia akan mengambil oksigen
bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar jauh dari permukaan. Bakteri
yang anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar pada medium cair tersebut, sebagai
bakteri mikroaerofil akan tumbuh sedikit dibawah permukaan. Alat dan bahan yang
digunakan diantaranya yaitu Biakan murni bakteri dalam media agar miring yang
berumur 1 x 24 jam , Media Nutrient Broth , dan Tabung kultur atau tabung reaksi.
7. Uji katalase digunakan untuk untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang
diuji, hasil yang positif akan menunjukan adanya gelembung oksigen yang nampak
ketika hidrogen peroksida ditambahkan pada bakteri dalam glass plate. Sedangkan
apabila tidak ada gelembung menandakan hasil negatif. Contoh bakteri
Staphylococci, Micrococci, E.coli, Enterobacteriaceae yang lain, seperti Salmonella sp.
adalah salah satu bakteri katalase positif yang paling sering ditemui
sedangkan Streptococcus dan Enterococcus adalah bakteri katalase negatif.
Bahan yang diperlukan untuk melakukan uji katalase diantaranya adalah Hidrogen
peroksida 3%, glass slide, dan ose untuk menginokulasikan bakteri. Uji katalase sendiri
dilakukan dengan cara:
1. Ambil sebagian koloni bakteri (koloni yang sama dengan yang dilakukan pengecatan
Gram) dengan tusuk gigi steril/ose, taruh di atas glass slide yang steril.
2. Teteskan 1 tetes hidrogen peroksida 3% di atas koloni bakteri tersebut.
3. Amati dengan kaca pembesar. Apakah terbentuk gelembung atau tidak.
KESIMPULAN :
Nurhayati, J., Kusumaningrum, H.,dan Widowati, S.,2011, Identifikasi Fenotipik dan Bakteri
Asam Laktat Asal Fermentasi Spontan Pisang var. Semeru (Musa Paradisiaca
Formatypica), Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 12(2): 210-225.
Sabdaningsih, A., Budiharjo, A., dan Kusdiyantini, E.,2013, Isolasi Dan Karakterisasi
Morfologi Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah (Rhodophyta) Dari Perairan Kutuh
Bali, Jurnal Biologi , Vol.2(2):11-17.
Putri, Meganada H, Sukini, & Yodong. 2017. Buku Ajar Keperawatan Gigi Mikrobiologi.
Jakarta : Kemenkes RI. Hal 40, 67, 270.