Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Pengecetan Gram dan Pengujian KOH pada Bakteri

NAMA

LA ODE FIRMAN

STAMBUK

D1 B1 13 065

KELAS

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014

I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Morfologi bakteri dapat diamati dengan cara membuat preparat mikroskopik

dan untuk tujuan tertentu, preparat mikroskopik harus diwarnai. Preparat mikroskopik
ada dua macam yaitu preparat basah dan preparat kering. Preparat basah yaitu
preparat yang digunakan untuk mengamati jasad renik yang masih hidup dengan
menggunakan cairan tertentu. Preparat kering dibuat melalui proses pewarnaan, yaitu
untuk mengamati mikroba yang telah diwarnai dengan zat kimia tertentu yang
biasanya berhubungan dengan sifat mikroba tersebut.
Beberapa cara pewarnaan atau pengecetan yang perlu diketahui dalam
mengamati morfologi terutama bakteri adalah pewarnaan sederhana, pewarnaan
gram, pewarnaan acid fast atau pewarnaan negatif. Sebelum melakukan pewarnaan
dilakukan pembuatan olesan (smear) dan fiksasi pada bakteri yang akan di amati.
Oleh karena itu, pada praktikum ini akan mengamati pengecetan (pewarnaan) gram
dan pengujian KOH pada bakteri.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk melihat bentuk bakteri dan mempelajari
cara pewarnaan.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat memahami bentuk
bakteri dan cara pewarnaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Praktikum persiapan pembuatan apusan dan teknik pewarnaan gram sangat
penting dilakukan karena untuk pengamatan biakan dari koloni mikroba dan biakan
jamur dapat dilakukan dengan mudah dan baik. Pewarnaan ini bertujuan untuk
memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.
Selain itu, ada endospora yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang
dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan
untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Pelczar dan Chan,
2007).
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif.
Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena
reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang
digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu asam dan basa. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin,
netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl -, SO4 -,
CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat
bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa
mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel (Sugiarti, 2009).
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai

dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding
sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, poripori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel
tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai struktur
khusus atau tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel dan sebagainya.
Contoh pewarnaan khusus yaitu Pewarnaan Endospora Anggota dari genus
Clostridium, Desulfomaculatum, dan Bacillus adalah bakteri yang memproduksi
endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk dorman dari sel
vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam
tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi, dan bahan kimia. Tujuan
dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel
vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas. Endospora tetap dapat dilihat di
bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan
dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit
dibedakan dengan badan inklusi (Aditya, 2010).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini bertempat di laboratorium Agroteknologi Unit Boteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo pada hari Rabu, 05 November 2014, pukul
15.30 WITA sampai selesai.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lampu spritus, mikroskop,
kaca preparat/benda, jarum ose, dan pipet.
Bahan yang digunakan yaitu biakan murni, larutan KOH 3%, alkohol dan isolate
AGT D 2014, AGT B 2014, AGT A 2014, AGT 2013, AGT C 2014, AGT C 2014,
ralstonia.
C. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum adalah sebagai berikut :
1. Mengambil satu ose biakan Bacillus dan mencampurkan dengan 2 tetes larutan
KOH 3% di atas gelas objek.
2. Mengaduk secara merata dengan jarum ose, menarik jarum ose ke atas gelas
objek dan mengamati pembentukan lendir. Jika terbentuk lendir mengindikasikan
bakteri gram-negatif, jika tidak berlendir mengindikasikan bakteri gram-positif.
3. Melakukan hal yang sama (prosedur 1 dan 2) untuk isolat-isolat bakteri lainnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Hasil dari pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat sebagai berikut:
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kode Isolat
AGT D 2014
AGT B 2014
AGT A 2014
AGT 2013
AGT C 2014
RALSTONIA

Hasil Pengamatan
Uji KOH
Reaksi Gram
Bakteri Gram
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif

Keterangan
Berlendir
Berlendir
Berlendir
Berlendir
Berlendir
Berlendir

A. Pembahasan
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif.
Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena
reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang
digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna,
maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat
warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan
lain-lain.
Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti fiksasi, peluntur
warna, substrat, intensifikasi pewarnaan, dan penggunaan zat warna penutup. Pada
bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna
merah. Dalam praktikum ini digunakan salah satu pewarnanya yaitu safranin yang

sesuai teori bersifat basa sehingga lebih mudah bersenyawa atau bereaksi dengan
bagian-bagian inti sel bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat bakteri Bacillus pada biakan murni
yang terdapat dalam tanah. Bakteri tersebut dalam pengamatan uji KOH dapat dilihat
dari setiap kode isolat AGT D 2014, AGT B 2014, AGT A 2014, AGT 2013, AGT C
2014 dan Ralstonia semua mempunyaireaksi gram positif dan berlendiryang berarti
bahwa bakteri ini bersifat gran negatif. Hal ini disebabkan karena dinding sel yang
tipis sehingga bocor dan tubuh bakteri keluar berbentuk proten sehingga membentuk
lendir.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, yang terdapat bakteri Bacillus pada biakan
murni yang terdapat dalam tanah. Bakteri tersebut dalam pengamatan uji KOH dapat
dilihat dari setiap kode isolat AGT D 2014, AGT B 2014, AGT A 2014, AGT 2013,

AGT C 2014 dan Ralstonia semua mempunyaireaksi gram positif dan berlendiryang
berarti bahwa bakteri ini bersifat gran negatif. Hal ini disebabkan karena dinding sel
yang tipis sehingga bocor dan tubuh bakteri keluar berbentuk proten sehingga
membentuk lendir juga dapat disimpulkan bahwa semua kode isolat mempunyai
reaksi gram positif dan berlendir yang berarti bakteri tersebut bakteri gram negatif.
B. Saran
Saran yang dapat saya uraikan dalam praktikum ini agar kedepannya bisa
lebih baik lagi dan hati-hati lagi dalam melakukan pengujian KOH pada bakteri.

DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. http://mushoffaditya.
blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. Diakses 04 November
2014.

Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif).
http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positifdan-gram-negatif. Di akses 05 November 2014.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company. New York.
Sugiarti. 2009. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. http://rudyregobiz.wordpress.com/
bakteri-gram-dan-pewarnaannya-2/. Di akses 05 November 2014.

Anda mungkin juga menyukai