Anda di halaman 1dari 26

Evaluasi adalah penilaian sesuatu hal untuk keperluan tertentu

meliputi pelaksanaan dan interpretasi hasil penelitian dalam rangka


mengidentifikasi

dan

membandingkan

macam-macam

kemungkinan

penggunaan, pemanfaatan, dan pengaruhnya sesuai dengan tujuan


evaluasi (Mangunsukardjo, 1984).
Lahan (land) adalah suatu daerah di permukaan bumi yang
mempunyai sifat-sifat agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer,
secara vertical di atas maupun di bawah daerah tersebut, termasuk
atmosfer, tanah, geologi dan geomorfologi, hidrologi, tumbuhan dan
binatang dan merupakan hasil aktivitas manusia di masa lampau sampai
masa sekarang, perluasan sifat-sifat ini mempunyai pengaruh terhadap
penggunaan lahan oleh manusia di masa sekarang maupun di masa
mendatang (FAO dalam Van Zuidam, 1979).
Evaluasi sumberdaya lahan adalah proses untuk menduga potensi
sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya (Sitorus, 1995).
1. Kerangka dasar dalam evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan
yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat
sumberdaya lahan yang ada pada lahan tersebut.
2. Pemikiran utama dalam prosedur evaluasi adalah kenyataan bahwa
berbagai penggunaan lahan membutuhkan persyaratan yang berbedabeda.
3. Pada dasarnya evaluasi sumberdaya lahan membutuhkan keteranganketerangan yang menyangkut tiga aspek utama yaitu lahan, penggunaan
lahan, dan aspek ekonomis.
4. Lahan sangat bervariasi dalam berbagai faktor seperti keadaan topografi,
iklim, geologi, tanah, dan vegetasi yang menutupinya.
5. Evaluasi lahan mempertimbangkan berbagai kemungkinan penggunaan
dan pembatasan faktor-faktor tersebut dan berusaha menterjemahkan
informasi-informasi yang banyak tersebut ke dalam bentuk-bentuk yang
dapat digunakan orang-orang praktisi seperti petani dan para ilmuwan
yang mempertanyakan mungkin tidaknya untuk menanam jenis tanaman
tertentu,

misalnya

padi

atau

jagung

pada

sebidang

lahan;

atau

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknikan

misalnya pembuatan jalan, penanaman pipa-pipa baja untuk eksplorasi


minyak, dll.

EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN


Pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar mendorong peralihan fungsi
lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Hal ini akan mengakibatkan tejadinya
penyempitan lahan untuk pertanian dan semakin meningkatkan tekanan terhadap
penggunaan lahan. Di lain pihak terjadi peningkatan konsumsi pangan, yang seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, yang harus diimbangi peningkatan priduksi
tanaman

pertanian.

Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan dan non pangan yang
produksinya dapat meningkatkan pendapatan penduduk untuk dapat memenuhi
standar hidup yang layak, khususnya kepada petani. Untuk memenuhi keinginan
tersebut petani seharusnya berusaha untuk memanfaatkan sumberdaya hayati
maupun non hayati yang diharapkan sesuai dengan peruntukan lahannya. Untuk itu,
sangat perlu dilakukan suatu kegiatan evaluasi lahan.

A. Pengertian Evaluasi Lahan


Evaluasi lahan adalah suatu pendekatan untuk menilai potensi sumberdaya
lahan. Evaluasi lahan adalah tahap lebih lanjut dari kegiatan survey dan pemetaan
sumberdaya lahan masih sulit untuk dipakai untuk suatu perencanaan tanpa
dilakukan interpretasi bagi keperluan tertentu.
Dasar interpretasi dalam evaluasi lahan, bahwa areal dengan keseragaman
sifat-sifat tanah, vegetasi, geologi, dan lereng merupakan kesatuan habitat yang
dianggap memberikan kesempatan pemakaian yang seragam pula. Keadaan lahan
disuatu daerah pada umumnya memilki kondisi yang bervariasi karena adanya
perbedaan fisik (lereng, drainase,pH, toksisitas, suhu dan sebagainya) kondisi yang
beragam ini berakibat pada perbedaan kualitas lahan yang menyebabkan
kesesuaian usaha tanaman pertanian berbeda. Di dalam memanfaatkan kondisi

lahan yang bervariasi ini apabila tidak sesuai dengan peruntukkannya, maka
harapan produksi tidak akan terpenuhi.
Perencanaan penggunaan lahan untuk jenis tanaman tertentu, khususnya
pada upaya peningkatan produksi pertanian harus didasarkan dengan perencanaan
yang baik. Untuk penyusun perencanaan tersebut dibutuhkan informasi dasar
sumberdaya lahan yang meliputi tentang masalah kemampuan lahan dan
kesesuaian lahan, karena kemampuan lahan merupakan sifat dakhil lahan yang
menyatakan daya dukungnya untuk memberikan hasil pertanian pada tingkat
tertentu.
Evaluasi kesesuaian lahan berupaya mengestimasi daya dukung lahan untuk
penggunaan tertentu.sedangkan kesesuaian lahan menitikberatkan pada tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk satu penggunaan tertentu klasifikasi kesesuaian
lahan merupakan suatu proses penilaian dan pengelompokan lahan dalam arti
kesesuaian relative lahan atau kesesuaian absulut lahan bagi suatu penggunaan
tertentu.

B. Batasan dan Ruang Lingkup Evaluasi Lahan


Informasi tanah merupakan salah satu bagian sumberdaya alam yang
mempunyai pengaruh langsung dan kelanjutan bagi pengguna pertanian. Informasi
bentuk lahan, topografi dan formasi geologi secara tidak langsung mempengaruhi
bentuk penggunaan lahan dan jenis tanah tanaman yang diusahakan (Sitorus,
1995), factor-faktor topografi (ketinggian, panjang dan derajat lereng, posisi pada
bentang lahan) dapat berpengaruh tidak langsung pada penggunaan lahan bagi
usaha pertanian.
Evaluasi lahan mempertimbangkan kemugkinan penggunaan dan faktor
pembatasan tersebut dan berusaha menerjemahakan informasi-informasi yang
cukup banyak dari lahan tersebut kedalam bntuk-bentuk yang dapat di gunakan para
praktisi seperti petani, para ilmuwan yang mempertanyakan kemungkinan untuk
menanam jenis tanaman tertentu, atau pertanyaan yang berhubungan dengan
pekerjaan keteknisan (Worosuprojdo.S. 1989).

Kemampuan lahan yang tinggi diharapkan berpotensi besar dalam berbagai


penggunaan, yang memungkinkan penggunan ynag intensif yang berbagai macam
kegiatan. Sistem tersebut mengelompokkan lahan kedalam sejumlah kecil kategori
yang diurutkan menurut faktor penghambat dan sejumlah cirri-ciri tanah serta
lingkungan lainnya.
Kesesuaian lahan adalah bentuk penggambaran tingkat kecocokan sebidang
lahan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976) kelas kesesuian lahan suatu
arela dapat saja berbeda tergantung pada tipe penggunaan lahan yang sedang
dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya berhubungan dengan
evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu, seperti untuk budidaya padi, palawija,
jagung dan sebagainya, sedangkan evaluasi kemampuan lahan umumnya ditujukan
untuk penggunaan yang lebih umum seperti penggunaan untuk pertanian,
pemungkinan, industri, perkotaan, jasa, peruntukan dan sebagainya.
USDA mengelompkkan system kalsifikasi lahan melalui interpretasi yang
dibuat terutama untuk pertanian. Pengelompokan lahan yang dapat digarap menurut
potensi dan penghambatnya untuk dapat berproduksi secara lestari, yang
mendasarkan pada faktor-faktor penghambat dan potensi bahaya lainang masih
dapat di terima dalam klasifikasi lahan (Bibby dan Mackney dalam Sitorus, 1995).

C. Persyaratan Tumbuh Tanaman


Tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi memerlukan persyaratan
tertentu, persyaratnya tersebut terutama energy radiasi, temperatur yang cocok
untuk pertumbuhan, kelembaban, oksien, dan unsur hara. Persyaratan temperatur
dan kelembaban sering digabungkan disebut periode pertumbuhan (FAO, 1076).
Persyaratan tumbuh tanaman lainnya adalah yang tergolong sebagai kualitas
lahan media perakaran. Media perakaran terdiri dari : drainase, tekstur, struktur,
konsistensi dan kedalaman efektif tanah. Ada tanaman yang memerlukan drainase
terhambat seperti dari jenis tanaman air termasuk padi sawah, tetapi pada umumnya
tanaman menghendaki drainase yang baik, yang pada kondisi demikian aerasi tanah

cukup baik artinya di dalam tanah cukup tersedia oksigen, dan akar tanaman dapat
berkembang dengan baik, sehingga dapat menyerap unsur hara secara optimal.
Kualitas lahan yang optimum bagi kebutuhan tanaman merupakan batasan bagi
kelas kesesuaian, kelas kesesuaian yang paling baik (S1) yang tidak memiliki
pembatas serius, sedangkan kualitas lahan yang di bawah optimum merupakan
batasan kelas kesesuaian lahan antara kelas yang cukup sesuai (S2) dengan
pembatas agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari, dan sesuai marginal
(S3) adalah lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk suatu
penggunaan yang lestari di luar batasan tersebut di atas merupakan lahan yang
tergolong tidak sesuai (N1) saat ini, dengan pembatas yang sangat berat, tetapi
masih memungkinkan untuk diatasi hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat
pengetahuan saat ini, kelas tidak sesuai untuk selamanya (N2) merupakan lahan
yang memiliki pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin unuk digunakan
bagi suatu penggunaan yang berkelanjutan.

D. Evaluasi Kesesuaian Lahan


Kesesuaian lahan adalah suatu jenis penggunaan tertentu oleh kondisi
karakteristik lahannya yang bertujuan untuk menetapkan atau memilih penggunaan
lahan tertentu secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Karakteristik
lahan meliputi semua faktor lahan yang dapat diukur atau ditaksir (diestimasi) seperti
: tekstur tanah, struktur tanah, kemiringan lereng, batuan di permukaan, iklim dan
sebagainya.(FAO,1976; Anonim, 1983; Sys, 1991).
Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya merupakan evaluasi potensi lahan
bagi penggunaan berbagai system pertanian secara luas dan tidak membicarakan
peruntukan jenis tanaman tertentu ataupun tindakan-tindakan pengelolaannya. Oleh
sebab itu sifatnya merupakan evaluasi yang lebih umum dibandingkan dengan
evaluasi kesesuaian lahan yang bersifat lebih khusus (Sitorus, 1995).
Penilaian kesesuaian lahan mempunyai arti penting mencakup peniaian
kesesuaian setiap jenis lahan untuk tanaman tertentu sangat membantu dalam
mendesain jenis penggunaan lahan sebagai pedoman bagi perencana dalam

memilih tanaman dan daerah bagi tanaman tertentu yang memerlukan persyaratan
khusus, selain itu penilaian kesesuaian lahan merupakan sarana untuk menaksir
produktifitas usahatani yang dijalankan secara khas (Soetarto dan Taylor, 1993).

Konsep dan Topik Dasar Mengenai Lahan


Dalam bidang kegeografian, membicarakan lahan adalah sebuah hal yang
sangat penting dan merupakan kajian yang mendasar. Saya mencoba untuk
membuat garis besar mengenai topik-topik tentang lahan yang menjadi referensi
secara pribadi demi tetap terjaganya ingatan saya tentang lahan :-D
hehehehehe.....
Saya memulai mengenai pengantar Evaluasi lahan, dst....dst....dst...

Topik : Pengantar Evaluasi Lahan

1.

Menjelaskan hakekat eavaluasi lahan


Pada dasarnya evaluasi sumber daya lahan membutuhkan keterangan-keterangan
yang menyangkut tiga aspek utama yaitu : lahan, penggunaan lahan, dan aspek
ekonomi.
Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaan (perfomance) lahan
jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei
dan studi bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan lainnya, agar dapat
mengidentifikasi, dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang
mungkin dikembangkan (FAO, 1976 dalam Arsyad, 1989).

2.

Menjelaskan pentingnya evaluasi lahan

Evaluasi sumber daya lahan berfungsi untuk memberikan pengertian tentang


hubungan- hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan
kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang
dapat diharapkan berhasil (Sitorus, 1995).

3.

Menjelaskan pendekatan dalam evaluasi lahan


Ada dua pendekatan yang digunakan dalam evaluasi lahan yaitu :
a.

Evaluasi kualitatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan dengan cara


mengelompokkan lahan ke dalam beberapa kategori berdasarkan
perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan secara terperinci dan
tepat biaya dan pendapatan bagi penggunaan lahan tersebut, dan

b.

Evaluasi kuantitatif yaitu evaluasi lahan dinyatakan dalam term ekonomi


berupa masukan (input) dan keluaran (output). Pendekatan evaluasi lahan
di dalam penelitian ini adalah evaluasi secara kualitatif (Arsyad, 1989).

Topik: Batasan dan Ruang Lingkup Evaluasi Lahan

1.

Menjelaskan Batasan Evaluasi Lahan


Lahan merupakan lingkungan yang komplek dimana terdiri dari iklim, relief, tanah,
hidrologi, vegetasi, dan semua mahluk hidup yang berperan dalam penggunaannya.
Oleh

sebab

itu

evaluasi

lahan

merupakan

penilaian

terhadap

keragaan

(performance) dari lahan untuk berbagai tujuan penggunaan yang spesifik (FAO,
1976 dalam Hakim,2002).

2.

Menjelaskan Ruang Lingkup Evaluasi Lahan


Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian lingkungan
fisik temasuk iklim, topografi, hidrologi bahkan keadaan vegetasi alami yang

semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lahan


dalam arti yang lebih luas termasuk yang telah diolah oleh aktivitas manusia baik
masa lalu maupun masa kini (Arsyad, 1989). Evaluasi lahan adalah proses
penilaian, penampilan atau keragaan (perfomance) lahan untuk tujuan tertentu,
meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuklahan, tanah, vegetasi,
iklim dan aspek lahan lainnya agar dapat mengidentifikasi dan mengadakan
perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO,
1976 dalam Arsyad, 1989).

3.

Menjelaskan Tujuan Evaluasi Lahan


Evaluasi lahan bertujuan untuk mengetahui potensi atau nilai dari suatu areal untuk
penggunaan tertentu yang memberikan harapan positif. Evaluasi tidak terbatas
hanya pada penilaian karakteristik lingkungan, tetapi mencakup analisis-analisis
ekonomi, social, dan dampak lingkungan (Worosuprodjo, S, 1997). Evaluasi lahan
merupakan penghubung antara berbagai aspek kualitas fisik, biologi, dan teknologi
penggunaan lahan dengan tujuan sosial ekonominya (Jamulya, Yunianto, 1993).

4.

Menjelaskan Manfaat Evaluasi Lahan


membantu kepentingan upaya pemanfaatan lahan secara optimal disertai dengan
tindakan konservasi agar tidak terjadi kerusakan pada lahan yang pada akhirnya
akan diperoleh hasil yang optimal dan lestari.

5.

Menjelaskan Pendekatan Evaluasi Lahan


Ada dua pendekatan yang digunakan dalam evaluasi lahan yaitu :
a.

Evaluasi kualitatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan dengan cara


mengelompokkan lahan ke dalam beberapa kategori berdasarkan
perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan secara terperinci dan
tepat biaya dan pendapatan bagi penggunaan lahan tersebut, dan

b.

evaluasi kuantitatif yaitu evaluasi lahan dinyatakan dalam term ekonomi


berupa masukan (input) dan keluaran (output). Pendekatan evaluasi lahan
di dalam penelitian ini adalah evaluasi secara kualitatif (Arsyad, 1989).

6.

Menjelaskan Penyajian Hasil Evaluasi Lahan


Penyajian hasil evaluasi lahan dibedakan:
a.

Evaluasi lahan secara kualitatif; yakni hasil evaluasi lahan dinyatakan


secara kualitatif tanpa merinci tentang besar produksi, masukan, ataupun
keuntungan bersih.

b.

Evaluasi lahan secara kuantitatif; yakni hasil evaluasi lahan dinyatakan


dalam angka, sehingga dapat membandingkan beberapa tipe penggunaan
lahan. Evaluasi lahan kuantitatif dibedakan dalam kuantitatif fisik dan
ekonomi.

7.

Menjelaskan Tipe Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu :
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian.
Penggunaan lahan pertanian secara garis besar dibedakan ke dalam
penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditi yang
diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di lahan tersebut. Hal ini
dikenal macam penggunaan lahanseperti tegalan, sawah, kebun kopi, kebun
karet, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung,padang alang- alang,
dan sebagainya (Arsyad, 1989).
Contoh pengelompokan tipe penggunaan lahan adalah sebagai berikut :
a.

Perladangan

b.

Tanaman semusim campuran, tanah darat, tidak intensif

c.

Tanaman semusim campuran, tanah darat, intensif

8.

d.

Sawah, satu kali setahun, tidak intensif

e.

Sawah, dua kali setahun,intensif

f.

Perkebunan rakyat (karet, kopi, cokelat, atau jeruk), tidak intensif

g.

Perkebunan rakyat intensif

h.

Perkebunan besar, tidak intensif

i.

Perkebunan besar, intensif

j.

Hutan produksi, alami

k.

Hutan produksi, tanaman pinus, dan sebagainya

l.

Padang pengembalaan, tidak intensif

m.

Hutan lindung

n.

Cagar alam

Menjelaskan Sifat-sifat lahan


Berdasarkan sifat-sifat dari penggunaan lahan, lahan dibedakan berdasarkan iklim,
landform (litologi dan topografi), tanah dan hidrologi sehingga terbentuk satuan
lahan. Dari satuan lahan tersebut yang digunakan menjadi dasar keperluan analisis
dan interpretasi dalam menilai potensi atau kesesuaian lahan untuk suatu
peruntukan dari lahan tersebut.

9.

Menjelaskan Kualitas / karakteristik pembatas lahan


Kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang kompleks dari suatu lahan.
Masing-masing kualitas lahan mempunyai keragaman tertentu yang berpengaruh
terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu. Kualitas lahan kadang dapat
diduga atau diukur secara langsung dilapangan, tetapi umumnya ditetapkan dari
pengertian karakteristik lahan.

10.

Menjelaskan Persyaratan tumbuh tanaman


Semua untuk tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi memerlukan
persyaratan

tertentu,

persyaratan

tersebut

terutama

untuk

energy radiasi,

temperature yang cocok untuk pertumbuhan, kelembaban, oksigen, dan unsure


hara. Peryaratan temperature dan kelmbaban sering digabungkan disebut periode
pertumbuhan (FAO, 1976). Persyaratan tumbuh tanaman lainnya adalah yang
tergolong sebagai kualitas lahan media perakaran. Media perakaran terdiri dari :
drainase, tektur, struktur, konsistensi, dan kedalaman efektif tanah.

11. Menjelaskan Evaluasi kesesuaian lahan


Kesesuaian lahan (land suitability) adalah sistem klasifikasi kecocokan suatu lahan
untuk penggunaan tertentu (FAO, 1976) sedangkan pengertian kesesuaian lahan
menurut Huizing (1991) kesesuaian lahan dipergunakan untuk maksud-maksud
klasifikasi yang lebih detail, seperti kecocokan untuk jenis tanaman tertentu, spesies
pohon dan tipe bangunan tertentu. Jadi kesesuaian lahan adalah sistem klasifikasi
kecocokan untuk jenis tanaman tertentu. Di samping itu, pada kesesuaian lahan juga
memasukkan istilah masukan (input) seperti jumlah bibit dan jumlah pupuk, biaya
dan jangka waktu investasi.

12.

Menjelaskan Evaluasi kesesuaian Lahan aktual


Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan saat ini merupakan kelas
kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang tidak ada dan tidak
mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor pembatas yang ada di setiap satuan
lahan. Sebagaimana diketahui bahwa faktor pembatas yang diduga terdapat pada
satuan lahan yang dievaluasi, ada sifatnya permanen/tidak ekonomis untuk
diperbaiki dan secara ekonomis masih menguntungkan dengan teknologi yang tepat
(Zhiddiq, 2003).

13.

Menjelaskan Evaluasi kesesuaian Lahan potensial


Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahan yang akan
dicapai setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan atau improvemen. Dalam hal ini
perlu adanya perincian faktor-faktor ekonomis dalam menduga biaya yang
diperlukan untuk perbaikan-perbaikan (Zhiddiq, 2003).

Topik: Cara penelitian kemampuan lahan

1.

Menjelaskan bahan penelitian evaluasi kemampuan lahan


a.

Citra Foto Udara Pangkhromatik Hitam Putih skala 1 : 25.000, diterbitkan oleh
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).

b.

Peta Rupabumi skala 1 : 50.000, diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).

c.

Peta Geologi skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional.

d.

Peta Jenis Tanah skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan Badan Pertanahan.

e.

Peta Penggunaan Lahan skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan Badan Pertanahan


Nasional.

2.

Menjelaskan alat penelitian evaluasi kemampuan lahan


Alat pengukuran lapangan:
a.

Global Position System (GPS), untuk penentuan posisi di permukaan bumi


(titik koordinat).

b.

Abney level, untuk mengukur kemiringan lereng

c.

Kompas geologi, untuk mengetahui arah azimuth dan kemiringan lereng.

d.

Roll meter, untuk mengukur kedalaman efektif tanah dan panjang lereng.

e.

Pisau lapang, untuk meratakan profil tanah dan untuk pengamatan struktur
tanah.

f.

Buku Munsell Soil Colur Chart, untuk mengamati warna tanah

g.

Cangkul dan Sekop, untuk membuat profil tanah.

h.

Ring sampel, untuk analisis permeabilitas

i.

Plastik, tempat sampel tanah

j.

Alat tulis menulis, untuk kegiatan pencatatan hasil pengukuran dan


pengamatan.

k.

Kamera, untuk dokumentasi

Alat Laboratorium:
a.

Untuk menentukan permeabilitas tanah : tabung kuningan, gelas ukur,


penyaring dan air bersih.

b.

Untuk penetapan bahan organik digunakan alat : timbangan, tabung


erlenmeyer250 ml, pipet tetes dan alat untuk penetrasi.

c.

Untuk analisis tekstur tanah : gelas piala 800 ml, ayakan 2 mm, gelas silinder
500 ml, hidrometer, pinggang aluminium, saringan 0,05 mm, sprayer, mesin
pengocok/pengaduk corong plastik, oven tanah 1050C, neraca analitik ketelitian 4
desimal, dan tissu roll.

d.

Kaca pembesar (loupe), untuk interpretasi citra foto udara hitam putih.

e.

Komputer untuk membuat peta dengan menggunakan software Map Info


version 7.5.

3.

Menjelaskan tahap penelitian evaluasi kemampuan lahan


Penelitian evaluasi kemapuan lahan dibagi secara tiga tahap yaitu pra kegiatan
lapangan, kegiatan lapangan, dan pasca kegiatan lapangan. Ketiga kegiatan
tersebut diuraikan sebagai berikut:
Pra kegiatan lapangan
a.

Studi kepustakaan yang relevan dengan kegiatan penelitian

b.

Menyusunan proposal penelitian

c.

Mengurus surat izin penelitian

d.

Mengumpulkan bahan dan alat penelitian (nomor 2)

e.

Mendeliniasi batas DAS (lokasi penelitian) dengan menggunakan peta


rupabumi skala 1 : 50.000. Kegiatan deliniasi dilakukan dengan cara
memperhatikan garis kontur yang menunjukkan igir dan lembah. Penarikan garis

(deliniasi) untuk batas DAS dilakukan sepanjang garis kontur yang merupakan
igir-igir pegunungan.
f.

Membuat peta kelas kemiringan lereng tentatif berdasarkan peta rupabumi


skala 1: 50.000. Pembuatan peta kelas lereng dengan menggunakan metode
Wentworth dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : membagi peta
topografi dalam grid-grid dengan ukuran tertentu (1 cm x 1 cm), membuat
diagonal dalam grid yang memotong dan kurang lebih tegak lurus dengan kontur,
mengukur panjang diagonal (L), menghitung jumlah kontur yang terpotong garis
diagonal (N), kemudian dilanjutkan dengan menghitung besar lereng dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
=

Dimana :
= besar lereng
peta

L = panjang diagonal dalam

N = jum kontur yang terpotong


skala

S = angka penyebut dalam

lk =interval kontur
(Sungkowo dan Wiyono, 1994)

g.

Membuat peta bentuklahan skala 1 : 25.000 melalui interpretasi citra foto udara
hitam putih skala 1 : 25.000. Interpretasi citra dilakukan berdasarkan 7 (tujuh)
kunci interpretasi yaitu : rona, warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, bayangan dan
situs dengan menggunakan kaca pembesar (loupe), dan dengan kontrol melalui
interpretasi peta rupabumi skala 1 :50.000 informasi/data tentang morfometri
(kemiringan

lereng,

panjang

dan

bentuk

lereng),

relief

dan

kesan

topografi diperoleh dengan memperhatikan pola dan kerapatan garis kontur.


Pembuatan peta bentuk lahan juga tidak terlepas dari interpretasi peta geologi
yang digunakan untuk mengetahui jenis/macam batuan dan struktur geologi.
h.

Membuat peta satuan lahan tentatif skala 1 : 25.000 dengan menggunakan


teknik tumpangsusun (overlay) melalui komputer dengan menggunakan software
map info version 7.5. Adapun peta-peta yang dioverlay yaitu : kemiringan lereng,
bentuklahan, jenis tanah, dan peta penggunaan lahan.

i.

Menentukan titik sampel secara acak dengan pendekatan satuan lahan.

j.

Merencanakan kerja lapang dan membuat jadwal kegiatan

Kegiatan lapangan
a.

Uji lapang (survey) sebagai kegiatan penelitian pendahuluan

b.

Mencocokkan dan membetulkan peta satuan lahan tentatif untuk pembuatan


satuan lahan akhir

c.

Mengamati dan melakukan pengukuran terhadap parameter-parameter lahan


untuk penentuan kelas kemampuan lahan. Parameter-parameter tersebut
meliputi: kemiringan lereng, tingkat erosi, kedalaman efektif tanah, tekstur
(lapisan atas dan lapisan bawah), struktur tanah, singkapan batuan, darinase dan
ancaman banjir

d.

Pengambilan sampel tanah terusik dan tidak terusik untuk analisis di


laboratorium. Sampel tanah terusik digunakan untuk analisi kandungan bahan
organik dan tekstur tanah, sedangkan sampel tanah tidak terusik untuk analisis
permeabilitas

e.

Pengumpulan data curah hujan pada Kantor Meteorologi dan Geofisika (BMG)
atau pada instansi yang terkait.

Pasca kegiatan lapangan

a.

Menganalisis

sampel

tanah

di

laboratorium,

meliputi

analisis

permeabilitas, tekstur, dan kandungan bahan organik


b.

Mentabulasikan data-data hasil pengamatan lapang dan analisis laboratorium

c.

Menganalisis data dengan metode perbandingan (matching) dengan tehnik


analisis tabularis untuk menentukan kelas kemampuan lahan

d.

Pembuatan peta kemampuan lahan dan peta tingkat kesesuaian bentuk


penggunaan lahan dengan kelas kemampuan lahan menggunakan Software Map
Info Version 7,5.

4.

Menjelaskan variabel penelitian evaluasi kemampuan lahan


Variabel merupakan indikator terpenting dalam suatu penelitian. Menurut Masri
Sangarimbun (1985) bahwa variabel yaitu konsep yang diberi nilai lebih dari satu
nilai dan salah satu ciri pokoknya adalah berbentuk dikrit (diskrite) atau variabel
bersambung (continius). Sudjana (1987) mengatakan bahwa varibel merupakan ciri
dari individu, objek, gejala atau peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif. Hasil
pegukuran bisa tetap bisa pula berubah-rubah.
Berdasarkan defenisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah
segala sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi objek pengamatan dalam suatu
penelitian. Bertolak dari tujuan penelitan dan uraian di atas, maka variabel yang
akan diteliti dalam evaluasi kemampuan lahan yaitu : 1) Kemiringan lereng, 2)
Kepekaan erosi tanah, 3) Tingkat erosi, 4) Kedalaman efektif tanah, 5) Tekstur
lapisan atas, 6) Tekstur lapisan bawah, 7) Permeabilitas, 8) Drainase, 9) Singkapan
batuan, 10) Ancaman Banjir

5.

Menjelaskan analisis data evaluasi kemampuan lahan


a.

Tehnik analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengolah,


mengkaji data dan informasi sehubungan dengan masalah dan tujuan
yang ingin dicapai guna untuk menarik kesimpulan (Widoyo, 2001).

b.

Adapun teknik analisis yang digunakan didalam penelitian evaluasi


kemampuan lahan adalah : Teknik analisis kartografis, penerapan teknik
kartografis didalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan sistem
tumpangsusun (overlay) beberapa peta (kemiringan lereng, bentuklahan,
jenis tanah dan peta penggunaan lahan) melalui komputer dengan
menggunakan software map info version 7.5. Peta satuan lahan tersebut
kemudian dijadikan sebagai acuan didalam penentuan titik sampel yaitu
dengan menggunakan teknik random sampling.

c.

Teknik analisis tabulasi, dengan metode perbandingan (matching)


berdasarkan kriteria Arsyad (1989). Artinya karakteristik lahan (kemiringan
lereng, kepekaan erosi tanah, tingkat erosi, kedalaman efektif tanah,
tekstur lapisan atas, tekstur lapisan bawah, struktur, permeabilitas,
drainase, singkapan batuan, ancaman banjir) yang diperoleh dari hasil
pengukuran lapang dan laboratorium diinventarisasi dalam bentuk tabel
berdasarkan sistem pengklasifikasian yang dikemukakan oleh Arsyad
(1989). Setiap satuan lahan pada dasarnya adalah berbeda, yakni
memiliki karakteristik tersendiri.

d.

Teknik

analisis

deskriptif

dengan

pendekatan

keruangan,

juga

digunakan didalam penelitian ini untuk memberikan gambaran dan


penjelasan dalam konteks keruangan terhadap agihan (persebaran) dan
gejala faktor pembatas pada tiap satuan lahan yang ada di lokasi
penelitian.

Topik: Cara penelitian kesesuaian lahan

1.

Menjelaskan bahan penelitian evaluasi kesesuaian lahan


Bahan penelitian untuk evaluasi kesesuaian lahan adalah:
a.

Peta tanah tinjau skala 1 : 125.000

b.

Peta topografi skala 1 : 50.000

c.

Peta penggunaan lahan skala 1 : 50.000

d.

Peta lereng skala 1 : 50.000

e.

Peta bentuk lahan 1 : 50.000

f.

Peta geologi skala 1 : 250.000

g.

Citra foto udara pangkromatik hitam putih skala 1 : 25.000

h.

Data curah hujan selama 11 tahun terakhir

i.

Data produksi vegetasi yang dianalisa dari setiap satuan lahan


kaitannya dengan karakteristik lahannya

j.

Bahan-bahan kimia untuk analisis sifat-sifat fisik dan kimia tanah di


lapangan dan bahan kimia untuk analisis tanah di laboratorium

2.

Menjelaskan alat penelitian evaluasi kesesuaian lahan


a.

Alat laboratorium
1)

Streoskop cermin untuk interpretasi foto udara

2)

Transparansi

3)

Pelengkap laboratorium untuk analisis tanah mengenai tekstur, KT,


PH, N-total, P2O5 tersedia, K2O tersedia, toksisitas, dan drainase

4)

Kertas kalkir

5)

Pensil warna

6)

Rotring

7)

Mistar

b.

Alat Lapangan
1)

Altimeter

2)

Bor tanah

3)

Klinometer

4)

Kompas geologi

5)

Roll meter

6)

Palu geologi

7)

Sekop

8)

Cangkul

9)

Parang

10) Pisau belati


11) Kantong pelastik
12) Soil test kits
13) Kamera
14) Kaca pembesar (loupe)
15) Ring sampel
16) Buku pedoman pengamatan tanah dilapangan, dll
c.

3.

Alat bantu untuk analisa peta

Menjelaskan tahap penelitian evaluasi kesesuaian lahan


Adapun langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan tahapan tahapan
sebagai berikut :
a.

Tahap Persiapan
Pada lahap ini dilakukan beberapa hal yaitu :

1)

Observasi awal wilayah penelitian.

2)

Studi perpustakaan yang berkaitan dengan topik dan permasalahan


penelitian.

3)

Mempersiapkan peta pengguanaan lahan, peta tanah, peta kemiringan


lereng dan peta geologi.

4)

Membuat peta satuan lahan dengan cara overlay empat peta tematik yaitu:
peta penggunaan lahan, peta tanah, peta kemiringan lereng dan peta geologi.

5)

Menentukan unit satuan lahan sebagai titik sampel berdasarkan


hasil overlay.

6)
b.

Menyusun surat izin penelitian.


Tahap Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melakukan serangkaian


kerja untuk memperoleh data primer dan data sekunder.
1)

Pengumpulan data primer


Data primer dikumpulkan secara langsung di lapangan melalui pengarnatan
dan pengukuran kualitas/karakteristik lahan, seperti tekstur tanah, pH tanah,
drainase tanah, kedalaman efektif tanah. Data primer yang lain di analisis di
laboratorium antara lain: P2O5, N Total, K2O, pH tanah, tekstur tanah, KTK.

2)

Pengumpulan data sekunder


Data sekunder dikumpulkan dari kantor atau instansi yang terkait seperti: data
curah hujan, intensitas radiasi matahari beserta peta dan lainnya yang
diperlukan.

c.

Tahap Pengolahan dan Analisis


Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi :
1)

Mengolah data, baik data primer maupun data sekunder kemudian


mengklasifikasikan data tersebut ke dalam sesuai dengan keperluan.

2)

Interpretasi peta-peta tematik yang didapat dari kantor atau instansi terkait
dengan menghitung luas berdasarkan satuan lahan.

3)

Menganalisis data untuk menentukan kesesuaian dalam lahan tanaman


dengan karakteristik lahan.

4)

Menganalisis peta penggunaan lahan dan peta kesesuaian lahan untuk


menentukan lokasi tanaman .

d.

Tahap Penyusunan Hasil Penelitian


Semua data yang telah diolah dan dianalisis, selanjutnya disusun
secara sistematis dalam bentuk laporan. Laporan akhir dilengkapi
dengan peta tematik berupa; peta lokasi sampel tanah, peta lokasi
penelitian, peta administrasi, peta jenis tanah, peta pH tanah, peta
tekstur tanah, peta drainase tanah, peta kedalaman efektif tanah, peta
kemiringan lereng, peta singkapan batuan dan peta kesesuaian lahan
untuk tanaman .

4.

Menjelaskan variable penelitian evaluasi kesesuaian lahan


Dalam penelitian Evaluasi Kesesuaian Lahan terdapat beberapa variabel yang
akan dibahas:
a.

Jumlah curah hujan adalah jumlah curahan yang terjadi dan tercatat oleh alat
ukur curah hujan setempat yang dinyatakan dengan satuan milimeter (mm/tahun).
Rata-rata curah hujan tahunan ditentukan dengan formula sebagai berikut:
Intensitas curah hujan =

......... (Hardjowigeno,

1995).
b.

Temperatur rerata tahunan (C), diperoleh dari stasiun klimatologi, diperoleh


dengan mengkonversikan data tersebut dengan rumus Mock. T = 0,006 (Z1Z2), di
mana T = beda suhu udara dari ketinggian Z 1Z2. Z1 = ketinggian stasiun
klimatologi (mt), Z2 = ketinggian lokasi penelitian (mt) (Zhiddiq, 2004).

c.

Tekstur tanah. Pada prinsipnya analisis tektur merupakan pemisahan fraksi


pasir, debu, dan liat. Penentuannya dilakukan di laboratorium. Kelas tekstur tanah
yang digunakan adalah: S1) L, SCL, SiL, C, CL, SiCL, S2) SL, SC, SiC, C, S3)
LS, StrC, N1) Td, dan N2) Kerikil, pasir (Zhiddiq, 2004).

d.

pH tanah, tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi optimal


tanaman, pH ditentukan dengan dua larutan yakni; H2O dan KCL dengan

menggunakan perbandingan antara contoh tanah dengan larutan 1:2,5 dibedakan:


1) <>
b.

Drainase tanah adalah mudah tidaknya tanah melepaskan air, baik melalui
infiltrasi maupun aliran permukaan (run off). Secara kuantitatif data drainase
dapat diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan, seluruh lapisan profil
tanah dari atas sampai ke bawah diamati berdasarkan ada tidaknya bercak-bercak
warna kuning, coklat, atau kelabu (Zhiddiq, 2004).

c.

Kedalaman efektif tanah yaitu kedalaman tanah yang ideal untuk pertumbuhan
tanaman, yakni sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus akar tanaman,
yang diperoleh dengan mengebor tanah sampai pada lapisan tanah yang tidak
dapat ditembus akar tanaman, terdiri dari; 1) sangat dangkal <50> 150 cm
(Zhiddiq, 2004).

d.

KTK Tanah, adalah sifat kimia tanah yang erat kaitannya dengan kesuburan
tanah. KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara yang lebih baik
dari pada KTK yang rendah. KTK diamati pada lapisan top soil antara 0-30 cm.
Dibedakan 1) sangat rendah <> 25 (Zhiddiq, 2004).

e.

N Total, berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, dan


untuk pembentukan protein, N total dianalisis di laboratorium. Persentase adalah
sebagai berikut: 1) 0,51-0,75 ; 0,74 = tinggi; amat tinggi, 2) 0,21-0,50 = sedang, 3)
0,10-0,20 rendah, dan 4) <>

f.

P2O5, berfungsi di dalam tanah antara lain untuk pembelahan sel, pembentukan
albumin, pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan,
memperkuat batang dan tahan terhadap penyakit (Zhiddiq, 2004). Unsur
P2O5dianalisis di laboratorium penilaiannya adalah sebagai berikut: 1) >20;16-20
= amat tinggi; tinggi, 2) 11-15 = sedang, 3) 5-10 = rendah, dan 4) <5>

g.

K2O, berfungsi untuk pembentukan pati, mengaktifkan enzim, proses fisiologis


dalam tanaman, proses metabolistik dalam sel, dan perkembangan akar. K 2O
tersedia dianalisis di laboratorium, yang dinilai adalah sebagai berikut: 1) > 60;
41-60 = tinggi; sangat tinggi, 2) 21-40 = sedang, 3) 10-20 = rendah, dan 4) < 10
=" sangat">

h.

Tingkat Bahaya Erosi adalah perkiraan kehilangan tanah maksimum. Pada


penelitian ini tingkat bahaya erosi dihitung dengan menggunakan metode tingkat
kerapatan sungai. Adapun batasan yang menyatakan besarnya indek karapatan
sungai, yaitu : Kurang dari 0,25 km/km 2 maka disebut rendah, 0,25-10
km/km2disebut sedang, 10-25 km/km2 disebut tinggi dan lebih dari 25
km/km2 disebut sangat tinggi (Hardjowigeno, 2003).

i.

Singkapan batuan, ditentukan berdasarkan persentase luasnya di permukaan


tanah Singkapan batuan berpengaruh terhadap penggunaan lahan dan pengelolaan
lahan. Dinyatakan dalam persen masing-masing yaitu; <>

j.

Kemiringan lereng yaitu perbandingan antara beda ketinggian dengan jarak


mendatar dari dua tempat yang berlainan. Nilai kemiringan lereng dinyatakan
dalam satuan persen (Zhiddiq, 2004).

5.

Menjelaskan analisis data evaluasi kesesuaian lahan


a.

Teknik statistik deskriptif, yaitu analisis dari data data yang terkumpul
baik yang sifatnya primer maupun data sekunder dalam bentuk tabel
frekuensi.

Dari

tabel

tersebut,

kemudian

diinterpretasikan

untuk

menjelaskan fenomena yang kemudian akan menghasilkan kesimpulan


terhadap apa yang tergambar dalam tabel tersebut.
b.

Teknik kartografis, yaitu semua data yang telah terkumpul dari hasil
observasi yang telah disusun dalam tabel dapat dipetakan dengan metode
tertentu. Peta peta tematik tersebut di overlay satu sama lain dan
diinterpretasikan untuk menggambarkan peta kesesuaian lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfandi, Widoyo. 2001. Epistemologi Geografi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB. Bogor.
FAO, 1976. Framework For Land Evolution. FAO Soils Bulletin.Soil Resources
Management and Conservation Service Land and Water Development Division.
Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Jamulya dan Woro Suprojo. Pengantar Geografi Tanah.1993. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Sitorus, R. P. S, 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Tarsito, Bandung.

Sungkowo, A., dan Wiyono, Yudo. 1994. Petunjuk Praktikum Geomorfologi. Yogyakarta :
Laboratorium Geologi Dinamis Seksi Geomorfologi UPN Veteran.
Zhiddiq, S. 2004. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Makassar: UNM.

Definisi dan Ruang Lingkup Evaluasi Sumberdaya Lahan


Evaluasi adalah penilaian sesuatu hal untuk keperluan tertentu meliputi pelaksanaan dan
interpretasi hasil penelitian dalam rangka mengidentifikasi dan membandingkan macammacam kemungkinan penggunaan, pemanfaatan, dan pengaruhnya sesuai dengan tujuan
evaluasi (Mangunsukardjo, 1984 dalam Worosuprojo, 1997).
Lahan (land) adalah suatu daerah di permukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat agak tetap
atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer, secara vertical di atas maupun di bawah daerah
tersebut, termasuk atmosfer, tanah, geologi dan geomorfologi, hidrologi, tumbuhan dan
binatang dan merupakan hasil aktivitas manusia di masa lampau sampai masa sekarang,
perluasan sifat-sifat ini mempunyai pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia di
masa sekarang maupun di masa mendatang (FAO dalam Van Zuidam, 1979).
Evaluasi sumberdaya lahan adalah proses untuk menduga potensi sumberdaya lahan untuk
berbagai penggunaannya (Sitorus, 1995).

Kerangka dasar dalam evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang


diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumberdaya lahan
yang ada pada lahan tersebut.

Pemikiran utama dalam prosedur evaluasi adalah kenyataan bahwa berbagai


penggunaan lahan membutuhkan persyaratan yang berbeda-beda

Pada dasarnya evaluasi sumberdaya lahan membutuhkan keteranganketerangan yang menyangkut tiga aspek utama yaitu lahan, penggunaan lahan, dan
aspek ekonomis.

Lahan sangat bervariasi dalam berbagai faktor seperti keadaan topografi, iklim,
geologi, tanah, dan vegetasi yang menutupinya.

Evaluasi lahan mempertimbangkan berbagai kemungkinan penggunaan dan


pembatasan faktor-faktor tersebut dan berusaha menterjemahkan informasiinformasi yang banyak tersebut ke dalam bentuk-bentuk yang dapat digunakan
orang-orang praktisi seperti petani dan para ilmuwan yang mempertanyakan

mungkin tidaknya untuk menanam jenis tanaman tertentu, misalnya padi atau
jagung pada sebidang lahan; atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan pekerjaan keteknikan misalnya pembuatan jalan, penanaman pipa-pipa baja
untuk eksplorasi minyak, dll.
Manfaat Evaluasi Sumberdaya Lahan
Fungsi evaluasi sumberdaya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubunganhubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana
berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.
Manfaat dari evaluasi sumberdaya lahan adalah untuk menilai kesesuaian lahan bagi suatu
penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan
penggunaan lahan yang akan dilakukan. Hal ini penting terutama apabila perubahan
penggunaan lahan tersebut diharapkan akan menyebabkan perubahan-perubahan besar
terhadap keadaan lingkungannya.
Prediksi yang didasarkan atas kesesuaian lahan untuk berbagai bentuk produksi, masukan
dan pengelolaan yang diperlukan dan konsekuensi perubahan-perubahan terhadap
lingkungan akan memberikan makna yang besar bagi program pembangunan. Melalui
prediksi ini juga, konsekunsi-konsekuensi sebaliknya dapat diramalkan sehingga peringatanperingatan terhadap lahan yang seharusnya tidak diusahakan atau ditanami dengan
tanaman setahun karena adanya bahaya erosi tanah yang hebat dapat dilakukan.
Pada daerah-daerah yang kurang maju dan berpenduduk jarang, perubahan pola
penggunaan lahan umumnya berhubungan dengan program-program pengembangan
langsung. Ada 3 tahapan kegiatan berdasarkan skala dan intensitasnya yang merupakan
bagian berurutan dari rencana pembangunan, yaitu:
v Inventarisasi sumberdaya lahan
Pada tahapan ini, evaluasi pada skala tinjau merupakan jalan terbaik untuk menunjukkan
kemungkinan pengembangan area yang luas secara relative cepat dan murah.
v Kelayakan proyek
Studi kelayakan dilakukan sebelum keputusan-keputusan untuk investasi dilakukan. Evaluasi
lahan merupakan salah satu sumber data yang dapat digunakan untuk studi seperti ini.
Sebagai contoh, hasil evaluasi dapat berbentuk kesesuaian lahan sekarang atau kesesuaian
lahan potensial, misalnya untuk pembangunan irigasi. Skala peta untuk evaluasi dalam
rangka studi kelayakan dapat berkisar dari semi-detail ke detail.
v Perencanaan usaha tani
Setelah studi kelayakan diselesaikan, dibutuhkan pengalokasian lahan secara lebih
terperinci untuk berbagai keperluan hingga tingkat perencanaan usaha tani. Untuk keperluan
pengelolaan yang lebih detail, termasuk pengelolaan usaha tani, keterangan-keterangan

tentang kesesuaian yang lebih detail yang menyangkut teknik budidaya tanaman atau jenis
penggunaan tertentu akan sangat diperlukan.
Pada daerah yang sudah maju dan berpenduduk rapat, evaluasi sumberdaya lahan berguna
terutama dalam bidang perencanaan dalam rangka penataan kembali penggunaan lahan
dan dalam bidang pengelolaan lahan. Untuk mengatasi kompetisi antara berbagai
kemungkinan penggunaan lahan dari daerah yang sama dan tekanan-tekanan dari
kelompok-kelompok yang berkepentingan, evaluasi lahan dapat menyajikan seperangkat
data objektif yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam bidang
perencanaan sehingga lahan dapat digunakan secara efisien.

Anda mungkin juga menyukai