PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biokimia merupakan salah satu dasar ilmu dari ilmu kimia. Biokimia
ini berasal dari kata Yunani bios kehidupan dan chemis kimia yang sering
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau juga bisa
disebut satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi molekul
dalam sel hidup. Tujuan mempelajari biokimia adalah untuk mempelajari hal
kimia yang mendasari fenomena biologis. Dalam bahasannya, biokimia
menyajikan proses bagaimana makhluk hidup itu melangsungkan kehidupannya
dan bertahan hidup dengan proses kimia yang terjadi dalam tubuh.
Biokimia adalah kimiamahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan
reaksi kimiaterkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme.
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen
selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya.
Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim
dan sifat-sifat protein. Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari.
Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis
protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal. Dalam perkembangannya,
ilmu ini telah mengalami pekembangan yang begitu pesat dalam beberapa tahun
ini, dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan sudah banyak hasil yang bisa
dirasakan manusia dalam kehidupan kita sehari-hari,beberapa bidang yang
merasakan dampak dari biokimia ini diantaranya adalah kedokteran, farmasi,
pertanian, dan memberikan perkembangan kemajuan dalam ilmu biologi.
Beberapa contoh dampak nyata manfaat dari biokimia ini akan saya jelaskan pada
keterangan yang ada dibawah ini.
Beberapa contoh penerapan Biokimia dalam bidang pertanian diantaranya adalah
dalam proses penggunaan pestisida. Pada umumnya pestisida bekerja dengan jalan
menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme tertentu.Dalam kasus
ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu
molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan
menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan
menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan
gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti :
3
ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada
gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah gula
yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi. Sifat mereduksi ini disebabkan
adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif (Poedjiyadi, Anna, 2006).
B. Protein
Protein (asal kata protos dari yunani yang berarti yang paling utama).
Merupakan senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptide molekul protein mengandung karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus kebanyakan protein
merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi
structural atau mekanis. Seperti yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein yang terdapat. Protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat
uama dalam pembentukan sel-sel tubuh sebagai sumber energy. Protein terlibat
dalam system kekbalan sebagai anti bodi. (Anonymous, 2009).
Asam amino adalah unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino
mempunyai sekurang-kurangnya satu gugusan amino (-NH2) pada posisi alfa dari
rantai karbon dan satu gugusan karboksil (-COOH). Kecuali Glisin, semua asam
amoino mempunyai atom karbon yang asimetrik, sehingga dapat terjadi beberapa
isomer. Kebanyakan asam amino dalam alam adalah konfigurasi L, tetapi dalam
bakteria ada konfigurasi D. Sifat asam amino mempunyai gugus nitrogen dasar,
umumnya gugus amino (-NH2) dan sebuah unit karboksil (-COOH) dan
kebanyakan gugus amino terikat pada karbon dengan posisi alfa; prolin
mempunyai suatu pengecualian yaitu mempunyai gugus amino (-NH) dan
bukannya amino (-NH2) (Tillman et al,2001).
Protein adalah senyawa penting menyusun sel hidup. Senyawa ini tedapat
semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun tumbuhan. Fungsin protein sangat
beragam antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai
sumber energi. Dalam bahasa yunani protein berarti pengikat satu dan yang
utama. Asam amino adalah satu golongan senyawa karbon yang setidaknya
Mengandung satu karboksil (-COOH) dan satu gugusan animo (-NH 2). Cara untuk
mengklasifikasikan asam amino ada beberapa cara antara lain cara mendasar pada
jumlah gugus karboksilat dan gugus asam amino yang terkandung oleh senyawa
itu (Hamid, Abdul, 2002)
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.
Namun prolin dan hidroksipolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Protein
bersifat amfoter, yaitu dapat beraksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut
protein berbeda didalam air, asam dan basa sebagian ada yang mudah larut . dan
ada pula yang sukar laut. Apabila protein tidak larut lemak seperti eter atau
kloroform. Apabila protein dipanaskan atau diditambahkan etanol absolut maka
protein menggumpul (terkoagulasi). Hal ini diaebabkan etanol menarik mental air
yang melengkapi molekul-molekul protein (Fetien Yarid, 2006).
Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin
dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Ninhidrin dilakukan dengan
menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang terlihat tidak warna kedalam
sampel, kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya protein ditandai dengan
adanya perubahan warna ungu (Novita, 2009).
C. Lipida
Lipid merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat
keturunannya. Lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan dengan pelarut -pelarut
organik. Lipid atau trigliserida adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang
memiliki ciri-ciri yang serupa dengan grease atau minyak. Trikserida adalah
triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemakbiokatalis yang sangat
efisien dan asam lemak berfungsi sebagai bahan bakar metabolik dan
pembangunan untuk lipid lain (Herikson, 2003).
Lipida merupakan senyawa yang banyak di jumpai di alam.senyawa ini
dapat di peroleh dengan jalan mengelestrolesi bahan-bahan alam baik tumbuhtumbuhan maupun hewan dengan pelarut nonpolar seperti petroleum eter,
benzena, kloroform, dll. Golongan lipid komplek tersusun oleh senyawa yang
mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis lipida menggunakan komponen sel
atau jaringan terdiri atas beraneka ragam senyawa sebagian besar hanya larut
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzen (Brians, 2001).
Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam
alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi
akan membentuk dua lapisan. Lemak atau minyak dapat membentuk noda
transculent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi
transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air
dan dikeringkan lipid adalah zat organik yang sangat hidrofobik yang berarti
bahwa zat-zat tersebut sukar/sam sekali tidak larut dalam air yang menyatakan
bahwa lipid merupakan asam lemak biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam pelarut non polar yaitu eter, chloroform, benzene (Ansell,
2001).
Sifat fisik lipid adalatr tidak dapat larut dalam air tetapi larut dala
satu/lebih pelarut organik misalnya eter, kloroform, benzen, dan sering disebut
pelarut lemak. Ada hubungan dengan asep lemak dan estery mempunyai
kemungkinan untuk digunakan oleh makhluk hidup, terjadinya emulsi tidak stabil
dikarenakan larutan tersebut adanya lemak dan air sedangkan emulgatornya
didalam larutan tidak terdapat (ada) karena semua tabung tersebut emulsi tidak
stabil menyatakan bahwa lipid dikandung oleh organisme adalah lemak yaitu
ester-ester dan gliserol asam-asam karboksil dengan rantai alkoholnya yang
panjang (Ftanley, 2005).
C. Enzim
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam
amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim
memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel hidup untuk
mengkatalis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel.
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel
katalase
merupakan
salah
satu
enzim
yang
terdapat
pada
tumbuhan(Cartono,2004).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam
aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya
sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi
tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpanan hasil reaksi.
Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel, bekerja dengan urutanurutan yang teratur. Enzim mengkatalis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan
molekul nutrien, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi yang
membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana (Dwidjoseputro, 1992).
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis
dalam
reaksi-reaksi
biologis.
Enzim
dapat
juga
didefenisikan
sebagai
tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak
terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.
Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah teridentifikasi, yang masingmasing berfungsi sebagai biokatalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Sintesis
enzim terjadi dalam sel dan sebagai besar enzim dapat diperoleh dengan ekstrasi
dari jaringan tanpa merusakfungsinya . Sebagai katalisator, enzim berbeda dengan
katalisator anorganik dan organik sederhana yang umumnya dapat mengatalisis
berbagai reaksi kimia. Enzim mempunyai spesifitas yang sangat tinggi, baik
terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang dikatalisiskan. Pada
umumnya, suatu enzim hanya mengatalisis satu jenis reaksi dan bekerja pada
suatu substrat tertentu. Kemudian, enzim dapat meningkatkan laju reaksi yang
luar biasa tanpa pembentukan produk samping dan molekul berfungsi dalam
larutan encer pada keadaan biasa (fisiologis) tekanan, suhu, dan pH normal.
Hanya sedikit katalisator nonbiologi yang dilengkapi sifat-sifat demikian
(Sirajuddin,2011).
Enzim dikatakan aktif apabila zat tersebut mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas katalitiknya. Karakter enzim proteolitik tersebut
ditunjukan dengan pH dan suhu optimum enzim tersebut dalam menghidrolisis
substratnya. Selain itu adanya ion logam, asam amino tertentu dan inhibitor enzim
akan mempengaruhi aktivitas enzim tersebut beberapa enzim mempunyai aktifitas
diantaranya spesifik untuk D dan L isomer ptik . Enzim L- asam amino oksidase
hanya pada L- asam amino oksidase tidak bereaksi terhadap isomer D- asam
amino . Beberapa enzim memerlukan suatu ko-faktor yang bukan protein dan
biasanya agak longgar berikatan dengan enzim. Ko-faktor itu disebut gugus
prostetik(Poernomo et al, 2003).
Reaksi Yodium
a)
2. Percobaan II Protein
Reaksi Adam Kiewic
Mengambil 2 ml larutan putih telur, menambahkan 2 ml larutan
asam sulfat glacial dan beberapa tetes asam sulfat pekat, mengamati
11
a)
b)
c)
d)
12
C) dan segera
13
Karbohidrat
1. Reaksi Molisch
14
Uraian
Hasil
Glikoasa + naftol +
Cicincoklat
Bereaksi
CincinCoklat
Bereaksi
CicinKuning
Bereaksi
Cincincoklattua
Bereaksi
H2SO4 + Maltosa +
naftol + H2SO4 + Amilum
Keterangan
naftol + H2SO4 +
Sukrosa + naftol +
H2SO4
2. Reaksi Yodium
Uraian
Hasil
Keterangan
Glikosa + Yodium
Kiningtua
TidakBereaksi
Maltosa + Yodium
KuningPucat
TidakBereaksi
Amilum + Yodium
Biru
Bereaksi
Sukrosa + Yodium
KuningMuda
TidakBereaksi
3. Reaksi benedict
15
Uraian
Hasil
Keterangan
Glukosa+benedict
Birutetap
TidakBereaksi
Maltosa+benedict
Biirutetap
TidakBereaksi
Amilum+benedict
Kuning
Bereaksi
Sukrosa+benedict
Merahbata
Bereaksi
4. Luff Test
Uraian
Hasil
Keterangan
BiruMuda
Maltosa+FeSO4+Na2CO3
TidakBereaksi
TidakBereaksi
BiruMuda
TidakBereaksi
Amilum+FeSO4+Na2CO3
BiruMuda
Bereaksi
Sukrosa+FeSO4+Na2CO3
Kuning Bata
5. Uji Reduksi
Uraian
Hasil
Keterangan
Biru
Bereaksi
Biru
Bereaksi
BiruTua
Bereaksi
16
BiruTua
Bereaksi
2. Protein
1. Reaksi Adam Kiewic
Albumin +
+CH3COOH+H2SO4
Senyawa trytophan
Cincin violet
Uraian
Hasil
Keterangan
2 ml albumin+2 ml
Bereaksi
asamasetatglasial +
asamsulfatpekat
2. Reaksi Belerang
Uraian
Hasil
Keterangan
2 ml albumin+2 ml NaoH
Berbaumenyengat,
idakberwarna
3. Xanthoprotein
17
Bereaksi
Uraian
Hasil
Keterangan
2 ml albumin+2 ml
Kuning+Baupekat
Bereaksi
HNO3+di panaskan
4. Pengendapan Protein
Uraian
Hasil
Keterangan
10 ml albumin+3
Mengendap+ Baupekat
Bereaksi
tetesasamasetat glasial+3
tetes Fe
5. Pengendapan protein dengan plarut Organik
Uraian
Hasil
Keterangan
2 ml protein+10 ml
Abu-
alcohol+aduk
abumembentukendapan
Bereaksi
6. Uji biuret
Uraian
Hasil
Keterangan
2 ml albumin+1 ml
Berwarna violet
Bereaksi
Minyakkelapaasli
Tabugn
Hasil
I
Tidaklarut
II
Larut
III
Larut
IV
Larut
V
I
Larut
Tidaklarut
18
Ket
MinyakKelapasawit
LemakAyam
II
Larut
III
Larut
IV
Larut
V
I
Tidaklarut/ emulsi
TidakLarut
II
Larutsedikit
III
LarutSedikit
IV
Larutsedikit
Tidaklarut/ emulsi
2. Reaksi Penyabunan
Tabung
I
NaoH 1N
42 ml
Pemanasan
30 Menit
HCL
5 ml
Hasil
Larut
II
42 ml
30 Menit
5 ml
III
42 ml
30 Menit
5ml
+ bensin,
tidaklarut
+alcohol 95%,
Larut
Lipid
MinyakKelapa
Hasil
Berbau, Orange
TakJenuh
MinyakKelapasawit
Tidakberbau, Orange
TakJenuh
LemakAyam
4. Uji Acrolein
Jenuh
19
KET
Uraian
MinyakKelapa + 10
tetesH2SO4
Hasil
Hangus, berwarnacoklat
KET
Minyakkelapasawit +
H2SO4
Berabu,
Hangusdanberwarnacoklattu
a
Lemakayam + H2SO4
Berabutidaksedap,
berwarnacoklat
D. Enzim
1. Tabel Pengamatan Waktu Penggumpalan
Tabung
I
Susu
(g/ml)
0,2
Papain
(g/ml)
25
WaktupembentukanGumpalan
(detik)
18,53 detik (1 ml)
II
0,4
25
III
0,6
25
IV
0,8
25
1,0
25
20
waktu
20
15
waktu (detik)
waktu
10
5
0
0
susu gr/ml
LarutanAmilum
Pereaksi
Larutan I2
Waktu
(Menit)
1 menit 25,60
detik
5 ml
1 ml HCL 0,10
3 tetes
II
5 ml
1 ml NaOH
0,1n
3 tetes
20,1 detik
III
5 ml
1 ml buffer
Ph7
3 tetes
17,89 detik
LarutanAmilum
Perlakuan
Larutan I2
5 ml
SuhuKamar
1 ml
II
5 ml
Air Mendidih
1ml
20,1 detik
III
5 ml
Air Dingin
1ml
3 menit 53, 53
detik
21
Waktu
(Menit)
1 menit 25,60
detik
B. Pembahasan
1. Karbohidrat
Reaksi molish adalah uji kimia kulitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Apabila suatu larutan uji tersebut
positif karbohidrat maka akan berwarna ungu kemerah-merahan yang menyatakan
reaksi positif sedankan yang berwarna hijau H2SO4 pekat dapat digantikan asam
kuat lainnya yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural.
Reaksi yodium merupakan salah satu uji dalam uji karbohidrat yang bertujuan
untuk menentukan polisakarida. amilum atau pati, maltosa, sukrosa menghasilkan
warna kuning dan glukosa menghasilkan warna kuning keemasan. Pada uji
iodium hanya amilum yang menunjukkan reaksi positif bila direaksikan dengan
iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan amilum terdapat unit-unit
glukosa yang membenuk rantai heliks karena adanya ikatan antara konfigurasi
pada tiap unit glukosanya.
Reaksi benedich adalah uji umum untuk karbohidrat pereduksi seperti yang
terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedich berdasarkan reduksi CU 2+
menjadi CU+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya
ditambahkan zat pengompleks. Uji positif ditandai dengan ternentuknya endapan
merah bata kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah. Pada uji
benedich maltosa menghasilkan warna biru dan membentuk endapan merah bata,
sukrosa menghasilkan warna biru, amilum menghasilkan warna biru dan glukosa
menghasilkan warna biru membentuk endapan merah bata. Pada uji benedich
hanya maltosa dan glukosa yang bereaksi.
Uji reduksi adalah berubahnya bilangan oksidasi atom-atom dalam sebuah
reaksi kimia. Pada uji reduksi amilum, maltosa, sukrosa dan maltosa
menghasilkan warna biru tua sedangkan glukosa menghasilkan warna biru.
Luff test adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO) dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan.
22
Komponen utama reagent luff adalah CuO. Reaksi positif pada uji luff ditandai
dengan adanya endapan merah. Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi
Cu2O kemudian membentuk endapan merah bata. Glukosa memiliki gugus
pereduksi pada atom C. Hal ini disebabkan karena atom C glukosa sehingga
kemampuan reduksi menjadi hilang sukrosa memiliki gugus aldehid.
Hidrolisis merupakan istilah untuk bereaksinya suatu zat dengan air atau
peristiwa penguraian garam oleh air membentuk asam dan basanya kembali. Pada
uji hidrolisis sukrosa tersusun oleh glukosa namun atom karbon anomerik sangat
terikat sehingga pada setiap unit tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton
yang dapat bermutarasi menjadi rantai terbuka. Hal ini sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi benedict. Glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer,
sehingga warna hasil reaksi berwarna biru tua.
Moore test disebut juga reaksi pendamaian. Uji moore test menggunakan
NaOH 10%. Pada uji moore test glukosa, sukrosa, maltosa dan amilum ditambah
NaOH 10% menghasilkan warna bening dengan adanya gelembung besar atau
adanya pelepasan hidrogen. NaOH berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali)
yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldod aldehid
(aldehida dengan cabang gugus alkanol). Pemanasan bertujuan untuk membuka
ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan ikatan gugus OH.
Uji fehling pada prinsipnya, suatu zat yang mengandung glukosa ketika
direaksikan dengan pereaksi fehling (fehling A dan B ) akan menghasilkan warna
merah bata saat dilakukan proses pemanasan. Uji fehling ini digunakan untuk
mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat. Gula pereduksi
adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi lemah seperti Cu
dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi senbagi gula pereduksi, karbohidrat harus
mempunyai fungsi aldehid atau ugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka
menjadi aldehid. Dari glukosa hanya bentuk asiklik yang dioksidasi oleh pereaksi
fehling.
23
2. Protein
Reaksi Adam Kiewic adalah bagian dari sebuah percobaan kimia yang
digunakan untuk mendeteksi keberadaan asam amino triptofon dalam protein.
Reaksi ini terbentuk cincin, pekat dan berbau karena untuk mengetahui larutan
NaOH, larutan Na2CO7 dengan larutan putih telur akan menghasilkan cincin.
Pada tes belerang di tambahkan 2 ml albumin dan 2 ml NaOH dengan
keterangan tidak bereaksi karena di sebabkan suasana asam molekul protein.
Larutan positif ditandai dengan adanya perubahan warna. Belerang berbentuk
non-metal yang tidak berasa, tidak berbau dan multivalent belerang ditemukan
dalam 2 asam amino. Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan
oksidasi dan bereaksi dengan basa kuat membentuk ion trosulfat dan ion sufida.
Xanthoprotein adalah uji yang di gunakan untuk menentukan apakah protein
mengandung gugus benzena 20 jenis asam amino asensial daam organisme
kehidupan yang mengandung gugus benzena yaitu ada tiga : triptofan , filanin dan
tirosin. Reaksi ini menghasilkan warna kuning dan terasa panas, berbau pekat dan
keterangan bereaksi, dimana di sebabkan konfirmasi struktur protein berubah
ditandai dengan terbentuknya warna kuning.
Pada pengendapan protein dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk
isoelektrik yang bermuatan negatif. Reaksi pengendapan dapat terjadi dikarenakan
penambahan bahan-bahan kimia seperti garam-garam dan pelarut organik yang
dapat merubah sifat kelarutan protein dalam air. Pada keisoelektrikan
menyebabkan protein memiliki daya kelarutan minimum sehingga terjadi
pengendapan. Dalam larutan asam (pH rendah) gugus amino bereaksi dengan H+
sehingga protein bermuatan positif sebaliknya dalam larutan basa (pH tinggi )
molekul protein bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif.
Pengendapan protein dengan pelarut organik. Pelarut adalah benda cair atau
gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas yang menghasilkan sebuah
larutan. Pelarut organik disebut juga dengan bahan kimia organik (mengandung
karbon). Kelarutan suatu zat dalam pelarut ditentukan oleh sifat kepolaran zat dan
pelaarutnya. Pelarut organik (nonpolar) tidak memiliki momen dipol sehingga
tidak berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
24
3. Lipida
Uji kelarutan lipid. Pada percobaan ini minyak yang di gunakan yakni minyak
kelapa murni dan minyak sawit. Akan tetapi hasil yang di peroleh tidak
menunjukan adanya perbedaan yang di antara keduanya. Adalah hasil yang di
peroleh adalah minyak (minyak kelapa murni dan minyak sawit) hanya dapat
larutpada pearut eter dan kloroform, akan tetapi minyak (minyakkelapa murni dan
minyak sawit) tidak dapat larut ketiga pelarut lainnya, seperti air suling, alkohol,
96% dan larutan NaOH 1N. Kelarutan dapat di lihat dari fase larutan yang
terbentuk. Satu fase menunjukan bahwa lipid larut dan dua fase lipid tidak larut,
dimana fase di atas memiliki massa jenis lebih kecil dari fase di bawah.
Pada uji reaksi penyabunan yaitu di lakukan dua jenis percobaan yakni
hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun. Pada percobaan hidrolisis minyak
kelapa di gunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak dalam pelarut alkohol.
Alkohol disini berfungsi sebagai mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi positif di
tandai dengan munculnya busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap , dan
untuk menyempurnakan di lakukan pemanasan hingga busa sabun terlarutsemua.
Etelah itu di lakukan lagi uji sifat-sifat sabun, adapun hasil yang di peroleh adalah
ialah penambahan CaCl2 dan MgSO4,pada larutan sabun tidak membentuk
endapan, hanya pada penambahan pbasetat pada larutan sabun membentuk adanya
endapan, sedangkan pada larutan deterjen , endapan yang terbentuk berfariasi,
yakni pada penambahan CaCl2 terbentuk endapan yang sedang-sedang, dan pada
penambahan MgSO4 terbentuk sedikit endapan.
Uji acrolefin yaitu dalam uji ini terjadi hidrasi gi serol dalam bentuk bebas atau
dalam minyak mnghasilkan adehit alkruat atau akrolein . uji akrolefin digunakan
untuk menguji keberadaan guseril atau lemak. Jika lemak di panaskan setelah di
tambahkan agen penghidedrasi (KHSO4) yang akan menarik air. Maka bagian
giserol akan terdehidrasi kedalambentuk aldehid tidak jenuh atau tidak dikenal
sebagai agrolein (CH2 CHCHo) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan di
tandai asap putih.
Uji ketidakjenuhan pada percobaan di gunakan untuk mengetahui atau asam
lemak jenuh dengam menggunakan reaksi iod hubl.Iod hubl ini di gunakan
25
26
kemudian di masukkan larutan amilum atau larutan enzim buah yang di dapat
waktu 1 menit 23 detik sampai warna biru hilang. Pada tabung kedua diberikan
perlakuan yang sama tetapi berbeda dengan sebelumnya yaitu pada suasana basa
(alkalis) yaitu menambahkan 1 ml NaOH 0,1 N dan di dapatkan waktu 27 detik.
Pada tabung reaksi ketiga yaitu pada suasana netral atau tanpa penberian larutan
basa ataupun asam di dapatkan hasil waktu 45 detiksampai warna biru hilang.
Pada hasil percobaan ini pemberian enzim pada ketiga tabung tersebut ternyata
lebih cepat bereaksi pada pereaksi di tabung dalam suasana basa yaitu tabung
kedua yang memiliki pereaksi 1 ml NaOH 0,1 N.
Pada percobaan pengaruh suhu atau temperatur terhadap aktivitas enzim.
Karena enzim terdiri dari molekul-molekul protein, maka enzim masih tetap
mempunyai sifat protein yang kerjanya di pengaruhi oleh temperatur. Enzim
tertentu tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu yang di tempatnya terlalu
rendah atau di bawah -0,5o C atau terlalu tinggi yaitu diatas 50o C. Enzim bisa
bekerja secara normal pada kisaran suhu tertentu yaitu sekitar 15o C sampai 35o C.
Namun pada percobaan yang kami lakukan pada enzim papain ternyata lebih
cepat bereaksi atau bekerja pada suhu di bawah optimal atau temperatur dingin
dengan kecepatan waktu 1 menit 18 detik di bandingkan dengan sushu di atas
suhu normal atau optinum. Karena ada beberapa enzim yang mampu bekerja atau
suhu optimum atau di bawah suhu normal.
27
V . PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa :
1. karbohidrat
reaksi kimia.
Luff test yaitu uji kmia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO) dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap
endapan.
Hidrolisis merupakan istilah untuk pereaksinya suatu zat dengan air atau
menggunakan NaOH.
2. Protein
Reaksi Adam Kiewic adalh bagian dari sebuah percobaan kimia yang
digunakan untuk mndeteksi keberadaan asam amino triptopan dalam
protein.
Pada tes belerang jika di tambahakan 2 ml albumin dan 2 ml NaOH akan
tidak bereaksi karena di sebabkan suasana asam molekul protein, larutan
positif.
3. Lipid
28
Lemak atau minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol dan sering juga di
sebut triestergliserol.
Pada uji kelarutan lipid minyaka hanya tidak dapat larut pada pelarut air
ataupun asam.
Enzim bisa bekerja secara normal pada suhu antara 20 o C sampai 35o C,
namun enzim papain lebih cepat bereaksi pada suhu dingin.
29