Anda di halaman 1dari 29

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biokimia merupakan salah satu dasar ilmu dari ilmu kimia. Biokimia
ini berasal dari kata Yunani bios kehidupan dan chemis kimia yang sering
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau juga bisa
disebut satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi molekul
dalam sel hidup. Tujuan mempelajari biokimia adalah untuk mempelajari hal
kimia yang mendasari fenomena biologis. Dalam bahasannya, biokimia
menyajikan proses bagaimana makhluk hidup itu melangsungkan kehidupannya
dan bertahan hidup dengan proses kimia yang terjadi dalam tubuh.
Biokimia adalah kimiamahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan
reaksi kimiaterkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme.
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen
selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya.
Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim
dan sifat-sifat protein. Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari.
Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis
protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal. Dalam perkembangannya,
ilmu ini telah mengalami pekembangan yang begitu pesat dalam beberapa tahun
ini, dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan sudah banyak hasil yang bisa
dirasakan manusia dalam kehidupan kita sehari-hari,beberapa bidang yang
merasakan dampak dari biokimia ini diantaranya adalah kedokteran, farmasi,
pertanian, dan memberikan perkembangan kemajuan dalam ilmu biologi.
Beberapa contoh dampak nyata manfaat dari biokimia ini akan saya jelaskan pada
keterangan yang ada dibawah ini.
Beberapa contoh penerapan Biokimia dalam bidang pertanian diantaranya adalah
dalam proses penggunaan pestisida. Pada umumnya pestisida bekerja dengan jalan
menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme tertentu.Dalam kasus
ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga

dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah dampak


negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya. Selain itu
peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan tak bisa lepas
pula dari peranbiokimia karena dengan biokimia kita dapat mewujudkan dan
menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika. Rekayasa genetika pada
waktu ini telah banyak dilakukan dan hasil yang diberikan cukuplah memusakan.
Dalam kehidupan tiap makhluk hidup terjadi banyak reaksi. Reaksi dalam
tubuh harus berjalan stabil agar metabolisme dalam tubuh terjaga. Suatu reaksi
dalam menghasilkan produk membutuhkan enzim. Enzim berfungsi untuk
mempercepat jalannya suatu reaksi.Dahulu bioteknologi diasumsikan berupa
pengolahan makanan dan minuman menggunakan mikroba. Dahulu bioteknologi
hanya menghasilkan tempe, keju, anggur, yogurt, dsb. Seiring dengan
perkembangan jaman, Bioteknologi menghasilkan alkohol, penicilin, sampai
kemudian antibbodi monoklonal. Bioteknologi itu sendiri merupakan penerapan
asas-asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk
pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa (Bull, et all, 1982). Jasad hidup yang
dimaksud dalam pengertian tersebut adalah agen biologi. Bioteknologi di era
modern sekarang banyak menghasilkan produk dalam skala industri. Dalam
memanfaatkan agen biologi, bioteknologi menggunakan peranan penting enzim,
sehingga enzim memegang peranan penting dalam industri.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum adalah mengenal sifat-sifat dan mempelajari metode
pengujian karbohidrat, protein, lipida dan enzim secara kualitatif.
Kegunaan dari praktikum adalah dapat memahami atau mendeskripsikan sifatsifat metode pengujian karbohidrat, protein, lipida dan enzim secara kualitatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi yang utama. Ada 2 jenis karbohidrat
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Dalam tubuh keduanya
diubah menjadi gula darah untuk sumber energi. Karbohidrat sederhana adalah
aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat
kompleks merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan serat
serta lebih bermanfaat untuk tubuh. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari
dianjurkan sebanyak 60% dari kebutuhan kalori sehari. Sumber karbohidrat
adalah nasi, jagung, roti, ubi, tepung-tepungan, dan hasilnya seperti mie, macaroni
dan lain-lain (Soenardi, 2002).
Karbohidarat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah dibumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa ), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan) dan materi
pembangun.Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH) gugus
aldehid atau gugus ketan. Maka dapat didefenisi karbohidrat sebagai senyawa
polihidroksialdehida atau senyawa yang dihidrolisis keduanya karbohidrat dapat
digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya (Fesseden, 2007).
Polisakarida adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai
beberapa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida
berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan yang suatu ketika apabila diperlukan
akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel-sel tubuh (Campbell et al., 2002). Rasa
polisakarida tidak manis, polisakarida tidak mereduksi reaksi Benedict maupun Fehling.
Polisakarida berfungsi sebagai bahan makanan, terutama sebagai bahan makanan
pembentuk energi (Sumardjo, 2008).

Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu
molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan
menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan
menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan
gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti :
3

ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada
gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah gula
yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi. Sifat mereduksi ini disebabkan
adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif (Poedjiyadi, Anna, 2006).
B. Protein
Protein (asal kata protos dari yunani yang berarti yang paling utama).
Merupakan senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptide molekul protein mengandung karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus kebanyakan protein
merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi
structural atau mekanis. Seperti yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein yang terdapat. Protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat
uama dalam pembentukan sel-sel tubuh sebagai sumber energy. Protein terlibat
dalam system kekbalan sebagai anti bodi. (Anonymous, 2009).
Asam amino adalah unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino
mempunyai sekurang-kurangnya satu gugusan amino (-NH2) pada posisi alfa dari
rantai karbon dan satu gugusan karboksil (-COOH). Kecuali Glisin, semua asam
amoino mempunyai atom karbon yang asimetrik, sehingga dapat terjadi beberapa
isomer. Kebanyakan asam amino dalam alam adalah konfigurasi L, tetapi dalam
bakteria ada konfigurasi D. Sifat asam amino mempunyai gugus nitrogen dasar,
umumnya gugus amino (-NH2) dan sebuah unit karboksil (-COOH) dan
kebanyakan gugus amino terikat pada karbon dengan posisi alfa; prolin
mempunyai suatu pengecualian yaitu mempunyai gugus amino (-NH) dan
bukannya amino (-NH2) (Tillman et al,2001).
Protein adalah senyawa penting menyusun sel hidup. Senyawa ini tedapat
semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun tumbuhan. Fungsin protein sangat
beragam antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai
sumber energi. Dalam bahasa yunani protein berarti pengikat satu dan yang

utama. Asam amino adalah satu golongan senyawa karbon yang setidaknya
Mengandung satu karboksil (-COOH) dan satu gugusan animo (-NH 2). Cara untuk
mengklasifikasikan asam amino ada beberapa cara antara lain cara mendasar pada
jumlah gugus karboksilat dan gugus asam amino yang terkandung oleh senyawa
itu (Hamid, Abdul, 2002)
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.
Namun prolin dan hidroksipolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Protein
bersifat amfoter, yaitu dapat beraksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut
protein berbeda didalam air, asam dan basa sebagian ada yang mudah larut . dan
ada pula yang sukar laut. Apabila protein tidak larut lemak seperti eter atau
kloroform. Apabila protein dipanaskan atau diditambahkan etanol absolut maka
protein menggumpul (terkoagulasi). Hal ini diaebabkan etanol menarik mental air
yang melengkapi molekul-molekul protein (Fetien Yarid, 2006).
Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin
dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Ninhidrin dilakukan dengan
menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang terlihat tidak warna kedalam
sampel, kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya protein ditandai dengan
adanya perubahan warna ungu (Novita, 2009).
C. Lipida
Lipid merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat
keturunannya. Lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan dengan pelarut -pelarut
organik. Lipid atau trigliserida adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang
memiliki ciri-ciri yang serupa dengan grease atau minyak. Trikserida adalah
triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemakbiokatalis yang sangat
efisien dan asam lemak berfungsi sebagai bahan bakar metabolik dan
pembangunan untuk lipid lain (Herikson, 2003).
Lipida merupakan senyawa yang banyak di jumpai di alam.senyawa ini
dapat di peroleh dengan jalan mengelestrolesi bahan-bahan alam baik tumbuhtumbuhan maupun hewan dengan pelarut nonpolar seperti petroleum eter,

benzena, kloroform, dll. Golongan lipid komplek tersusun oleh senyawa yang
mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis lipida menggunakan komponen sel
atau jaringan terdiri atas beraneka ragam senyawa sebagian besar hanya larut
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzen (Brians, 2001).
Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam
alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi

yang tidak stabil, karena bila dibiarkan maka kedua cairan

akan membentuk dua lapisan. Lemak atau minyak dapat membentuk noda
transculent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi
transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air
dan dikeringkan lipid adalah zat organik yang sangat hidrofobik yang berarti
bahwa zat-zat tersebut sukar/sam sekali tidak larut dalam air yang menyatakan
bahwa lipid merupakan asam lemak biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam pelarut non polar yaitu eter, chloroform, benzene (Ansell,
2001).
Sifat fisik lipid adalatr tidak dapat larut dalam air tetapi larut dala
satu/lebih pelarut organik misalnya eter, kloroform, benzen, dan sering disebut
pelarut lemak. Ada hubungan dengan asep lemak dan estery mempunyai
kemungkinan untuk digunakan oleh makhluk hidup, terjadinya emulsi tidak stabil
dikarenakan larutan tersebut adanya lemak dan air sedangkan emulgatornya
didalam larutan tidak terdapat (ada) karena semua tabung tersebut emulsi tidak
stabil menyatakan bahwa lipid dikandung oleh organisme adalah lemak yaitu
ester-ester dan gliserol asam-asam karboksil dengan rantai alkoholnya yang
panjang (Ftanley, 2005).
C. Enzim
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam
amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim
memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel hidup untuk
mengkatalis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel.
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel

tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya.


Enzim

katalase

merupakan

salah

satu

enzim

yang

terdapat

pada

tumbuhan(Cartono,2004).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam
aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya
sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi
tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpanan hasil reaksi.
Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel, bekerja dengan urutanurutan yang teratur. Enzim mengkatalis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan
molekul nutrien, reaksi yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi yang
membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana (Dwidjoseputro, 1992).
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis
dalam

reaksi-reaksi

biologis.

Enzim

dapat

juga

didefenisikan

sebagai

biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju


reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir
seluruhnya adalah protein.Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam,
meliputi rentang yang sangat luas. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi
kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak
ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi
mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga
ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan
yang beracun (Juryatin, 2007).
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara
produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk
tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang
normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang
sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak
menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya.
Sebagai mana protein pada umumnya, molekul enzim juga mempunyai struktur
tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja yang
mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis struktur

tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak
terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.
Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah teridentifikasi, yang masingmasing berfungsi sebagai biokatalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Sintesis
enzim terjadi dalam sel dan sebagai besar enzim dapat diperoleh dengan ekstrasi
dari jaringan tanpa merusakfungsinya . Sebagai katalisator, enzim berbeda dengan
katalisator anorganik dan organik sederhana yang umumnya dapat mengatalisis
berbagai reaksi kimia. Enzim mempunyai spesifitas yang sangat tinggi, baik
terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang dikatalisiskan. Pada
umumnya, suatu enzim hanya mengatalisis satu jenis reaksi dan bekerja pada
suatu substrat tertentu. Kemudian, enzim dapat meningkatkan laju reaksi yang
luar biasa tanpa pembentukan produk samping dan molekul berfungsi dalam
larutan encer pada keadaan biasa (fisiologis) tekanan, suhu, dan pH normal.
Hanya sedikit katalisator nonbiologi yang dilengkapi sifat-sifat demikian
(Sirajuddin,2011).
Enzim dikatakan aktif apabila zat tersebut mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas katalitiknya. Karakter enzim proteolitik tersebut
ditunjukan dengan pH dan suhu optimum enzim tersebut dalam menghidrolisis
substratnya. Selain itu adanya ion logam, asam amino tertentu dan inhibitor enzim
akan mempengaruhi aktivitas enzim tersebut beberapa enzim mempunyai aktifitas
diantaranya spesifik untuk D dan L isomer ptik . Enzim L- asam amino oksidase
hanya pada L- asam amino oksidase tidak bereaksi terhadap isomer D- asam
amino . Beberapa enzim memerlukan suatu ko-faktor yang bukan protein dan
biasanya agak longgar berikatan dengan enzim. Ko-faktor itu disebut gugus
prostetik(Poernomo et al, 2003).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014 sampai 12 Mei 2014
bertempat di Labolatorium Agroteknologi Unit Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktiukum biokimia (Karbohidrat, Protein, Lipid,
Enzim) yaitu, spot plate, pipet tetes, pemanas, tabung reaksi, gelas ukur, gegep,
beker glas, batang pengaduk,pipet ukur, erlen meyer, thermometer, stopwatch, dan
penangas (heater).
Bahan yang digunakan yaitu, Larutan karbohidrat, larutan benedict, larutan
tembaga sufat, asam sulat pekat, larutan fehling Adan B, larutan Na2CO3, larutan
HCL atau H2So4 encer, Larutan alpha nafthol 5%, larutan yodium, putih telur,
HNO3 pekat, ammonium sulfat, alcohol 95% NaOH Pekat, asam asetat glasial
pekat, reagen biuret larutan fe, contoh lipid, air Hcl 1N, larutan MgSo4 5%,
minyak goring, asam asetat anhidrid (glasial), asam asetat (CH3COOH), buffer
pH7, enzim papain, bubuk susu, dan enzim buah.
C. Prosedur Kerja
1. Percobaan I Karbohidrat
Reaksi Molish
a) Membersihkan dan mengeringkan tabung reaksi, setelah itu memasukkan
2 ml larutan karbohidrat dan 3 tetes larutan alpha nafthol.
b) Menambahkan secara perlahan-lahan larutan asam sulfat pekat sampai
terbentuk cincin violet.
c) Mengulangi percobaan diatas dengan menggunakan 2 ml air sebagai
pengganti 2 ml larutan karbohidrat.

Reaksi Yodium

a) Memasukkan 3 tetes larutan karbohidrat pada plat yang sudah di bersihkan


b)
c)

a)

dan dikeringkan terlebih dahulu.


Mencampurkan dengan 2 tetes larutan yodium.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Reaksi Benedich
Memasukkan 1 ml larutan karbohidrat yang akan diselidiki kemudian

dicampurkan dengan 2 ml larutan benedich kedalam tabung reaksi.


b) Tabung reaksi yang telah terisi larutan karbohidrat dan larutan benedich,
kemudian didihkan selama 2 menit atau memasukkan kedalam air
mendidih selama 5 menit.
c) Memperhatikan warna reaksi yang terjadi.
Luff Test
Mengambil 2 ml larutan karbohidrat, menambahkan larutan tembaga
sulfat dan 1 ml Na2CO3. Mengamati apakah timbul endapan.

Membandingkan apakah terjadi perubahan setelah dilakukan pengamatan.


Uji Reaksi
Mengambil 2 ml larutan karbohidrat, menambahkan 5 ml larutan

fehling A dan fehling B. menjelaskan reaksi yang terjadi.


Hidrolisis
Mengambil 5 ml larutan karbohidrat, menambahkan larutan HCL atau
NaSO4 encer. Memanaskan selama beberapa menit, setelah dingin
dilakukan netralisasi dengan NaOH 10 %. Hasil hidrilisi di test dengan luff

test dan fehling test.


Moore Test
Mengambil 5 ml larutan karbohidrat, menambahkan 1 ml larutan
NaOH 10 %, melakukan pemanasan sampai mendidih. Mengamati
perubahan yang terjadi.

2. Percobaan II Protein
Reaksi Adam Kiewic
Mengambil 2 ml larutan putih telur, menambahkan 2 ml larutan
asam sulfat glacial dan beberapa tetes asam sulfat pekat, mengamati

apakahbterdapat cincin violet.


Reaksi Belerang
10

Mengambil 2 ml larutan putih telur, menambahkan 2 ml larutan NaOH

pekat, dan mengamati apakah terdapat gas atau tidak.


Xanthoprotein
Mengambil 2 l larutan putih telur, menambahkan HNO3 pekat,

melakukan pemanasan dan mengamati perubahan yang terjadi.


Pengendapan Protein
Mengambil 10 ml larutan putih telur, menambahkan dengan asam
asetat glacial 3 tetes, kemudian menambahkan dengan laruta Fe,

mengamati perubahan yang terjadi.


Pengendapan Protein Dengan Pelarut Organic
Memasukkan 2 ml larutan protein (perbandingan putih telur dan air
1:5) pada tabung reaksi, menambahkan larutan alcohol dan aduk. Bila

terbentuk endapan, mengambil sedikit dan periksa kelarutan dalam air.


Uji Biuret
Mengambil 1 ml lartan protein, menambahkan 10 tetes CuSO4 dan

beberapa tetes NaOH sampai terbentuk warna violetnya.


3. Percobaan III Lipid/Lemak
Kelarutan lemak Lipid)
a) Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
b) Menambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 m minyak goring,
kemudian dicampurkan dengan bahan.
Tabung I : menambahkan 1 ml air
Tabung II : menambahkan 1 ml bensin
Tabung III : menambahkan 1 ml alcohol 95 %
Tabung IV : menambahkan 1 ml chloroform
Tabung V : menambahkan 1 ml KOH.
c) Aduk-aduk sampai homogeny. Mendiamkan beberapa menit dan mengamati
serta mencatat perubahan yang terjadi. Mengulangi percobaan dengan
menggunakan lemak sapi dan lemak ayam
Reaksi Penyabunan
a) Memasukkan sebanyak 5 gram minyak goreng kedalam gelas beker
kemudian menambahkan KOH 1 N sedikit demi sedikit sambil
memanaskan pada suhu 75 C. melanjutkan pemanasan sampai terbentuk
sabun. Menambahkan HCL 1 N kemudian amatai yang terjadi.
b) Menambahkan bensin atau alcohol 95 %, kedalam campuranyang telah

ditambahkan HCL 1 N. mengamati perubahan yang terjadi.


Uji Sifat-Sifat Sabun

11

a) Menambahkan 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu menetralkan


dengan asam asetat encer.
b) Membagi 2 bagian larutan sabun yang telah dinetralkan, masing-masing
memasukkan kedalam tabung reaksi.
c) Menambahkan CaCl2 5 %, dan MgSO4 5 % sebanyak 5 ml kedalam tabung
d)

a)
b)
c)
d)

I secara berturut-turut. Mengocok dengan kuat.


Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.
Uji Ketidakjenuhan
Memasukkan kira-kira 1 ml minyak goreng kedalam tabung reaksi bersih.
Menambahkan tetes-demitetes larutan I2 sambil di kocok.
Mengulangi percobaan dengan menggunakan bahan lipid yang lain.
Mengamati perubahan yang terjadi pada bahan yang satu dengan yang
lainnya.
Uji Acrolefin
Menyediakan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu memasukkan
minyak goreng. Menambahkan pada masing-masing tabung 10 tetes
H2SO4, lalu panaskan [erlahab diatas api. Memperhatikan bau acrolefin
yang menusuk hidung.

Uji Liberman-Burchard Untuk Kolestrol


Melarutkan sedikit kolestrol (lemak sapi/ayam/minyak goreng) kedalam
chloroform. Menambahkan 10 tetes asam asetat anihidrat san 2 tetes
larutan asam sulfat pekat, kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa

menit. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi.


4. Percobaan IV Enzim
Mengamati waktu dan pembentukan gumpalan
a) Menyiapkan papain sucukupnya yang diperoleh dari getah buah pepeya
yang sudah cukup berkembang (belum masak) an tamping dengan botol
kecil (vial) dan keringkan dibawah sinar matahari ( dapat menggunakan
oven bersuhu 40 C).
b) Menyiapkan penangas dengan gelas piala (kapasitas 1000 ml) yang berisi
500 ml air dan tempatkan dipenangas (heater). Hidupkan penangas serta
mengatur suhu penngas hingga suhu air dalam gelas piala 30 C yang
dipantau denga thermometer.
c) Menyiapkan laruta 20 ml asam asetat (CH3COOH) yang ditambah dengan
5 ml dH2O. larutkan 5 gram papain dalam gelas ukur dengan asam asetat

12

hingga total volume 20 ml dan aduklah hingga papain terlarut dengan


merata.
d) Menyiapkan larutan susu 6 gram denga 5 ml dH 2O, mengaduk hingga
terlarut sempurna dan pindahkan kegelas ukur. Kemudian menambahkan
dH2O hingga total volume 30 ml dan aduk kembali.
e) Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan
1,2,3,4,dan 5 ml larutan susu, dan beri nomor sesuai dengan konsentrasi
subtract dalam tabung tersebut.
f) Menempatkan tabung reaksi 1 dalam penangas (30

C) dan segera

tambahkan 1 ml larutan papain, menghidupkan pengukur waktu, kemudian


mengaduk dan mengamati larutan saat pembentukan gumpalan pertama.
Mencatat waktu yang diperlukan untuk pembentukan gumpalan.
g) Melakukan langkah yang sama pada tabung II,III,IV, dan Vsecara lengkap.
h) Mengamati hubungan konsentrasi subtract dengan waktu yang diperlukan
untuk pembentukan gumpalan.
Pembentukan Enzim Buah
a) Bahan-bahan yang diperlukan : buah, pisau stainlis, topkes kaca, tissue
(kain kasa), dan gula merah.
b)Menupas kulit buah yang sudah matang
c) Mencuci bersih toples dan bilas sampai bersih setelah itu biarkan sampai
kering
d)Kemudian buah dipotong dan di tambahkan di dalam toples. Gunakan
rasio 1: 5 ( 1.5 kg buah : 1 kg gula)
e) Tambahakan gula setelah 1/3 bagian buah didalam toples. Mengulangi
sampai toples penuh. Memebiarkan rongga udara dibagian atas toples
dan tutp dengan tissue.
f) Ensiminasi selama kurang lebih 3 minggu. Pada minggu pertama setiap 3
hari dilakukan pengguncangan dan menukar bagian atas toples dtempat
kebawah untuk menghindari proses penjamuran.
g)Selama 3 minggu cairan enzim di tuang kedalam botol yang bersih dan
siap untuk digunakan.
Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Kerja Enzim
a) Menyiapkan 3 buah tabung reaksi bersi masing-masing di isi denga 5 ml
larutan amilum.
b) Menambahkan HCL untuk tabung I, tanumg II 1 ml NaOH 0.1 N, tabung
III menambahkan 1 ml buffer pH 7.

13

c) Kedalam ketiga tabung tersebut menambahkan masing-masing 1 ml


larutan enzim buah. Kemudian menambahkan 1-3 tetes larutan I2.
Mencatat waktu yang digunakan sampai warna biru hilang.
Pengaruh Temperature Terhadap Aktivitas Enzim
a) Menyiapkan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 5 ml larutan
amilum
b) Menempatkan tabung I pada suhu kamar, kemudian tabung II pada air
mendidih, dan tabung ke III pada air dingin (es)
c) Menambahkan pada masing-masing tabung dengan larutan I2 sampai
terbentuk warna biru. Kemudian menambahkan masing-masing tabung 1
ml larutan enzim buah. Mencatat waktu yang digunakan sampai warna
biru hilang.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dalam praktikum biokimia adalah sebagai berikut :
1.

Karbohidrat

1. Reaksi Molisch

14

Uraian

Hasil

Glikoasa + naftol +

Cicincoklat

Bereaksi

CincinCoklat

Bereaksi

CicinKuning

Bereaksi

Cincincoklattua

Bereaksi

H2SO4 + Maltosa +
naftol + H2SO4 + Amilum

Keterangan

naftol + H2SO4 +
Sukrosa + naftol +
H2SO4
2. Reaksi Yodium

Uraian

Hasil

Keterangan

Glikosa + Yodium

Kiningtua

TidakBereaksi

Maltosa + Yodium

KuningPucat

TidakBereaksi

Amilum + Yodium

Biru

Bereaksi

Sukrosa + Yodium

KuningMuda

TidakBereaksi

3. Reaksi benedict

15

Uraian

Hasil

Keterangan

Glukosa+benedict

Birutetap

TidakBereaksi

Maltosa+benedict

Biirutetap

TidakBereaksi

Amilum+benedict

Kuning

Bereaksi

Sukrosa+benedict

Merahbata

Bereaksi

4. Luff Test

Uraian

Hasil

Keterangan

Glukoasa +Fe SO4+Na2CO3

BiruMuda

Maltosa+FeSO4+Na2CO3

TidakBereaksi
TidakBereaksi

BiruMuda
TidakBereaksi

Amilum+FeSO4+Na2CO3
BiruMuda

Bereaksi

Sukrosa+FeSO4+Na2CO3
Kuning Bata
5. Uji Reduksi

Uraian

Hasil

Keterangan

Glikoasa +Fehling A dan


B
Maltosa + Fehling A dan
B
Amilum+ Fehling A dan
B

Biru

Bereaksi

Biru

Bereaksi

BiruTua

Bereaksi

16

BiruTua

Bereaksi

Skrosa+ Fehling A dan B

2. Protein
1. Reaksi Adam Kiewic

Albumin +

+CH3COOH+H2SO4
Senyawa trytophan

Cincin violet
Uraian

Hasil

Keterangan

2 ml albumin+2 ml

Cicin violet, baupekat

Bereaksi

asamasetatglasial +
asamsulfatpekat
2. Reaksi Belerang

Uraian

Hasil

Keterangan

2 ml albumin+2 ml NaoH

Berbaumenyengat,
idakberwarna

3. Xanthoprotein

17

Bereaksi

Uraian

Hasil

Keterangan

2 ml albumin+2 ml

Kuning+Baupekat

Bereaksi

HNO3+di panaskan
4. Pengendapan Protein
Uraian

Hasil

Keterangan

10 ml albumin+3

Mengendap+ Baupekat

Bereaksi

tetesasamasetat glasial+3
tetes Fe
5. Pengendapan protein dengan plarut Organik
Uraian

Hasil

Keterangan

2 ml protein+10 ml

Abu-

alcohol+aduk

abumembentukendapan

Bereaksi

6. Uji biuret
Uraian

Hasil

Keterangan

2 ml albumin+1 ml

Berwarna violet

Bereaksi

CuSO4+1-5 tetes NaOH


Pekat
3. Lipid
1. Kelarutan lipid
Lipid

Minyakkelapaasli

Tabugn

Hasil
I

Tidaklarut

II

Larut

III

Larut

IV

Larut

V
I

Larut
Tidaklarut
18

Ket

MinyakKelapasawit

LemakAyam

II

Larut

III

Larut

IV

Larut

V
I

Tidaklarut/ emulsi
TidakLarut

II

Larutsedikit

III

LarutSedikit

IV

Larutsedikit

Tidaklarut/ emulsi

2. Reaksi Penyabunan

Tabung
I

NaoH 1N
42 ml

Pemanasan
30 Menit

HCL
5 ml

Hasil
Larut

II

42 ml

30 Menit

5 ml

III

42 ml

30 Menit

5ml

+ bensin,
tidaklarut
+alcohol 95%,
Larut

3. Uji Ketidak Jenuhan

Lipid
MinyakKelapa

Hasil
Berbau, Orange

TakJenuh

MinyakKelapasawit

Tidakberbau, Orange

TakJenuh

LemakAyam
4. Uji Acrolein

Berbau, Orange muda

Jenuh

19

KET

Uraian
MinyakKelapa + 10
tetesH2SO4

Hasil
Hangus, berwarnacoklat

KET

Minyakkelapasawit +
H2SO4

Berabu,
Hangusdanberwarnacoklattu
a

Lemakayam + H2SO4
Berabutidaksedap,
berwarnacoklat
D. Enzim
1. Tabel Pengamatan Waktu Penggumpalan
Tabung
I

Susu
(g/ml)
0,2

Papain
(g/ml)
25

WaktupembentukanGumpalan
(detik)
18,53 detik (1 ml)

II

0,4

25

3,75 detik (2 ml)

III

0,6

25

11,50 detik (3 ml)

IV

0,8

25

15,23 detik (4 ml)

1,0

25

13,88 detik (5 ml)

Grafik Pengamatan Waktu Penggumpalan

20

waktu
20
15
waktu (detik)

waktu

10
5
0
0

0.2 0.4 0.6 0.8

susu gr/ml

2. Tabel Pengamatan Pengaruh Ph Terhadap aktivitas Enzim


Tabung

LarutanAmilum

Pereaksi

Larutan I2

Waktu
(Menit)
1 menit 25,60
detik

5 ml

1 ml HCL 0,10

3 tetes

II

5 ml

1 ml NaOH
0,1n

3 tetes

20,1 detik

III

5 ml

1 ml buffer
Ph7

3 tetes

17,89 detik

3. Tabel Pengamatan Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Enzim


Tabung

LarutanAmilum

Perlakuan

Larutan I2

5 ml

SuhuKamar

1 ml

II

5 ml

Air Mendidih

1ml

20,1 detik

III

5 ml

Air Dingin

1ml

3 menit 53, 53
detik

21

Waktu
(Menit)
1 menit 25,60
detik

B. Pembahasan
1. Karbohidrat
Reaksi molish adalah uji kimia kulitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Apabila suatu larutan uji tersebut
positif karbohidrat maka akan berwarna ungu kemerah-merahan yang menyatakan
reaksi positif sedankan yang berwarna hijau H2SO4 pekat dapat digantikan asam
kuat lainnya yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural.
Reaksi yodium merupakan salah satu uji dalam uji karbohidrat yang bertujuan
untuk menentukan polisakarida. amilum atau pati, maltosa, sukrosa menghasilkan
warna kuning dan glukosa menghasilkan warna kuning keemasan. Pada uji
iodium hanya amilum yang menunjukkan reaksi positif bila direaksikan dengan
iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan amilum terdapat unit-unit
glukosa yang membenuk rantai heliks karena adanya ikatan antara konfigurasi
pada tiap unit glukosanya.
Reaksi benedich adalah uji umum untuk karbohidrat pereduksi seperti yang
terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedich berdasarkan reduksi CU 2+
menjadi CU+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya
ditambahkan zat pengompleks. Uji positif ditandai dengan ternentuknya endapan
merah bata kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah. Pada uji
benedich maltosa menghasilkan warna biru dan membentuk endapan merah bata,
sukrosa menghasilkan warna biru, amilum menghasilkan warna biru dan glukosa
menghasilkan warna biru membentuk endapan merah bata. Pada uji benedich
hanya maltosa dan glukosa yang bereaksi.
Uji reduksi adalah berubahnya bilangan oksidasi atom-atom dalam sebuah
reaksi kimia. Pada uji reduksi amilum, maltosa, sukrosa dan maltosa
menghasilkan warna biru tua sedangkan glukosa menghasilkan warna biru.
Luff test adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO) dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan.
22

Komponen utama reagent luff adalah CuO. Reaksi positif pada uji luff ditandai
dengan adanya endapan merah. Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi
Cu2O kemudian membentuk endapan merah bata. Glukosa memiliki gugus
pereduksi pada atom C. Hal ini disebabkan karena atom C glukosa sehingga
kemampuan reduksi menjadi hilang sukrosa memiliki gugus aldehid.
Hidrolisis merupakan istilah untuk bereaksinya suatu zat dengan air atau
peristiwa penguraian garam oleh air membentuk asam dan basanya kembali. Pada
uji hidrolisis sukrosa tersusun oleh glukosa namun atom karbon anomerik sangat
terikat sehingga pada setiap unit tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton
yang dapat bermutarasi menjadi rantai terbuka. Hal ini sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi benedict. Glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer,
sehingga warna hasil reaksi berwarna biru tua.
Moore test disebut juga reaksi pendamaian. Uji moore test menggunakan
NaOH 10%. Pada uji moore test glukosa, sukrosa, maltosa dan amilum ditambah
NaOH 10% menghasilkan warna bening dengan adanya gelembung besar atau
adanya pelepasan hidrogen. NaOH berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali)
yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldod aldehid
(aldehida dengan cabang gugus alkanol). Pemanasan bertujuan untuk membuka
ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan ikatan gugus OH.
Uji fehling pada prinsipnya, suatu zat yang mengandung glukosa ketika
direaksikan dengan pereaksi fehling (fehling A dan B ) akan menghasilkan warna
merah bata saat dilakukan proses pemanasan. Uji fehling ini digunakan untuk
mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat. Gula pereduksi
adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi lemah seperti Cu
dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi senbagi gula pereduksi, karbohidrat harus
mempunyai fungsi aldehid atau ugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka
menjadi aldehid. Dari glukosa hanya bentuk asiklik yang dioksidasi oleh pereaksi
fehling.

23

2. Protein
Reaksi Adam Kiewic adalah bagian dari sebuah percobaan kimia yang
digunakan untuk mendeteksi keberadaan asam amino triptofon dalam protein.
Reaksi ini terbentuk cincin, pekat dan berbau karena untuk mengetahui larutan
NaOH, larutan Na2CO7 dengan larutan putih telur akan menghasilkan cincin.
Pada tes belerang di tambahkan 2 ml albumin dan 2 ml NaOH dengan
keterangan tidak bereaksi karena di sebabkan suasana asam molekul protein.
Larutan positif ditandai dengan adanya perubahan warna. Belerang berbentuk
non-metal yang tidak berasa, tidak berbau dan multivalent belerang ditemukan
dalam 2 asam amino. Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan
oksidasi dan bereaksi dengan basa kuat membentuk ion trosulfat dan ion sufida.
Xanthoprotein adalah uji yang di gunakan untuk menentukan apakah protein
mengandung gugus benzena 20 jenis asam amino asensial daam organisme
kehidupan yang mengandung gugus benzena yaitu ada tiga : triptofan , filanin dan
tirosin. Reaksi ini menghasilkan warna kuning dan terasa panas, berbau pekat dan
keterangan bereaksi, dimana di sebabkan konfirmasi struktur protein berubah
ditandai dengan terbentuknya warna kuning.
Pada pengendapan protein dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk
isoelektrik yang bermuatan negatif. Reaksi pengendapan dapat terjadi dikarenakan
penambahan bahan-bahan kimia seperti garam-garam dan pelarut organik yang
dapat merubah sifat kelarutan protein dalam air. Pada keisoelektrikan
menyebabkan protein memiliki daya kelarutan minimum sehingga terjadi
pengendapan. Dalam larutan asam (pH rendah) gugus amino bereaksi dengan H+
sehingga protein bermuatan positif sebaliknya dalam larutan basa (pH tinggi )
molekul protein bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif.
Pengendapan protein dengan pelarut organik. Pelarut adalah benda cair atau
gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas yang menghasilkan sebuah
larutan. Pelarut organik disebut juga dengan bahan kimia organik (mengandung
karbon). Kelarutan suatu zat dalam pelarut ditentukan oleh sifat kepolaran zat dan
pelaarutnya. Pelarut organik (nonpolar) tidak memiliki momen dipol sehingga
tidak berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
24

3. Lipida
Uji kelarutan lipid. Pada percobaan ini minyak yang di gunakan yakni minyak
kelapa murni dan minyak sawit. Akan tetapi hasil yang di peroleh tidak
menunjukan adanya perbedaan yang di antara keduanya. Adalah hasil yang di
peroleh adalah minyak (minyak kelapa murni dan minyak sawit) hanya dapat
larutpada pearut eter dan kloroform, akan tetapi minyak (minyakkelapa murni dan
minyak sawit) tidak dapat larut ketiga pelarut lainnya, seperti air suling, alkohol,
96% dan larutan NaOH 1N. Kelarutan dapat di lihat dari fase larutan yang
terbentuk. Satu fase menunjukan bahwa lipid larut dan dua fase lipid tidak larut,
dimana fase di atas memiliki massa jenis lebih kecil dari fase di bawah.
Pada uji reaksi penyabunan yaitu di lakukan dua jenis percobaan yakni
hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun. Pada percobaan hidrolisis minyak
kelapa di gunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak dalam pelarut alkohol.
Alkohol disini berfungsi sebagai mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi positif di
tandai dengan munculnya busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap , dan
untuk menyempurnakan di lakukan pemanasan hingga busa sabun terlarutsemua.
Etelah itu di lakukan lagi uji sifat-sifat sabun, adapun hasil yang di peroleh adalah
ialah penambahan CaCl2 dan MgSO4,pada larutan sabun tidak membentuk
endapan, hanya pada penambahan pbasetat pada larutan sabun membentuk adanya
endapan, sedangkan pada larutan deterjen , endapan yang terbentuk berfariasi,
yakni pada penambahan CaCl2 terbentuk endapan yang sedang-sedang, dan pada
penambahan MgSO4 terbentuk sedikit endapan.
Uji acrolefin yaitu dalam uji ini terjadi hidrasi gi serol dalam bentuk bebas atau
dalam minyak mnghasilkan adehit alkruat atau akrolein . uji akrolefin digunakan
untuk menguji keberadaan guseril atau lemak. Jika lemak di panaskan setelah di
tambahkan agen penghidedrasi (KHSO4) yang akan menarik air. Maka bagian
giserol akan terdehidrasi kedalambentuk aldehid tidak jenuh atau tidak dikenal
sebagai agrolein (CH2 CHCHo) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan di
tandai asap putih.
Uji ketidakjenuhan pada percobaan di gunakan untuk mengetahui atau asam
lemak jenuh dengam menggunakan reaksi iod hubl.Iod hubl ini di gunakan
25

sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang di uji di tambahakan kloroforum


dangan sama banayak, tabung di kocok sampai bahan larut setelah itu, tetes demi
tetes reaksi iod hubl di masukkan kedalam tabung. Asam lemak tidak jenuh
memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonya.reaksi positif, ketika jenuhan
asam lemak di tandai dengan timbulnya warna asam lemak, lalu warna kembali
lagi kewarna awal kuning, warna merah yang kembali pudar, menandakan bahwa
terdapat banyak ikatan tangkap pada rantai hidro karbon.
4. Enzim
Mekanisme kerja enzim sebenarnya ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi
substratnya yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit maka hasil produk yang
di hasilkan oleh enzim juga akan sedikit walaupun penambahan jumlah enzim
yang banyak. Sebaliknya jika jumlah substratnya tersedia banyak, maka kerja
enzim akan berlangsung cepat serta hasil produk yang di hasilkan lebih banyak
tergantung jumlah enzim yang di tambahkan. Tetapi mekanisme kerja enzim juga
terdapat titik jenuh yaitu apabila pada keadaan substratnya tersedia banyak, maka
kerja enzim akan berada pada keadaan konstan walaupun jumlah enzim tersedia
banyak tetapi jumlah produk yang di hasilkan berada pada keadaan konstan. Pada
percobaan dengan pencamuran enzim papain sebanyak 1 ml ke dalam tabung
reaksi sebanyak 5 tabung yang berisi berturut-turut (0,2 gr/ml), (0,4 gr/ml), (0,6
gr/ml), (0,8 gr/ml), ( 1,0 gr/ml). Enzim lebih cepat bekerja pada substrat yang
berkonsentrasi banyak seperti telah di jelaskan di atas, dari percobaan ternyata
benar bahwa kerja enzim lebih cepat pada konsentrasi substrat atau susu sebesar
(1,0 gr/ml). Sedangkan kerja enzim yang lama adalah pada substrat sebesar (0,2
gr/ml). Hal ini di sebabkan karena bilangan molekul enzim lebih banyak di
bandingkan dengan bilangan molekul yang terdapat pada susu.
Pada percobaan pengruh pH atau kemasaman terhadap aktivitas enzim. Pada
pH tertentu enzim baru bisa bekerja karena tidak semua enzim bisa bereaksi pada
suasana asam maupun basa (alkalis) tetapi pada umumnya enzim bereaksi pada
kisaran pH antara 6,5 sampai 7,9. Pada tabung reaksi pertama yang terlebih
dahulu diisi 1 ml HCl 1 N ( asam) setelah itu menambahkan 3 tetes iodium (I 2),

26

kemudian di masukkan larutan amilum atau larutan enzim buah yang di dapat
waktu 1 menit 23 detik sampai warna biru hilang. Pada tabung kedua diberikan
perlakuan yang sama tetapi berbeda dengan sebelumnya yaitu pada suasana basa
(alkalis) yaitu menambahkan 1 ml NaOH 0,1 N dan di dapatkan waktu 27 detik.
Pada tabung reaksi ketiga yaitu pada suasana netral atau tanpa penberian larutan
basa ataupun asam di dapatkan hasil waktu 45 detiksampai warna biru hilang.
Pada hasil percobaan ini pemberian enzim pada ketiga tabung tersebut ternyata
lebih cepat bereaksi pada pereaksi di tabung dalam suasana basa yaitu tabung
kedua yang memiliki pereaksi 1 ml NaOH 0,1 N.
Pada percobaan pengaruh suhu atau temperatur terhadap aktivitas enzim.
Karena enzim terdiri dari molekul-molekul protein, maka enzim masih tetap
mempunyai sifat protein yang kerjanya di pengaruhi oleh temperatur. Enzim
tertentu tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu yang di tempatnya terlalu
rendah atau di bawah -0,5o C atau terlalu tinggi yaitu diatas 50o C. Enzim bisa
bekerja secara normal pada kisaran suhu tertentu yaitu sekitar 15o C sampai 35o C.
Namun pada percobaan yang kami lakukan pada enzim papain ternyata lebih
cepat bereaksi atau bekerja pada suhu di bawah optimal atau temperatur dingin
dengan kecepatan waktu 1 menit 18 detik di bandingkan dengan sushu di atas
suhu normal atau optinum. Karena ada beberapa enzim yang mampu bekerja atau
suhu optimum atau di bawah suhu normal.

27

V . PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa :
1. karbohidrat

Reaksi molish adalah uji kuantitatifuntuk mengetahui aanya karbohidrat.


Reaksi iodium adalah salah satu uji dalam uji karbohidrat yang bertujuan

untuk menentukan polisakarida.


Reaksi benedict yaitu uji umum untuk karbohidrat pereduksi seperti yang

terdapat paa glukosa dan maltosa.


Uji reduksi adalah berubahnya bilangan oksidasi atom-atom dalam suatu

reaksi kimia.
Luff test yaitu uji kmia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus
aldehid (-CHO) dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap

endapan.
Hidrolisis merupakan istilah untuk pereaksinya suatu zat dengan air atau

peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa.


HO dan moore test di sebut juga reksi pendamaran, uji moore test

menggunakan NaOH.
2. Protein
Reaksi Adam Kiewic adalh bagian dari sebuah percobaan kimia yang
digunakan untuk mndeteksi keberadaan asam amino triptopan dalam

protein.
Pada tes belerang jika di tambahakan 2 ml albumin dan 2 ml NaOH akan
tidak bereaksi karena di sebabkan suasana asam molekul protein, larutan

positif di tandai dengan adanya perubahan warna.


Xantoprotein adalah uji untuk menentukan apakah suatu protein

mengandung gugus benzena.


Pada pengendapa protein yaitu kemampuan ini di sebabkan karena pada pH
berbeda di atas titik isoelektrik protein atau asam amino maka akan
bermuatan negatif sehingga mampu mengikat ion logam yang bermuatan

positif.
3. Lipid

28

Lemak atau minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol dan sering juga di

sebut triestergliserol.
Pada uji kelarutan lipid minyaka hanya tidak dapat larut pada pelarut air

suling, alkohol 95 % dan larutan NaOH 1 N.


Uji reaksi penyabunan pada pengujian sifat-sifat sabuan memperoleh hasil
pada penambahan CaCl dan MgCl2 laruatan sabun tidak membentuk

endapan dan busa sabuan berkurang.


Uji acrolefin yaitu suatu percobaan yang di gunakan untuk menguji

keberadaan guserin atau logam.


4. Enzim
Semakin tinggi konsentrasi subsratnya maka mekanisme kerja enzim akan
semakin cepat, begitupun sebaliknya apabila substratnya sedikit kecepatan

kerja enzim juga rendah.


Tidak semua enzim bisa bereaksi pada pH normal atau pada suasana
netral( pH 7), tetapi ada enzim tertentu yang bisa bereaksi pada larutan basa

ataupun asam.
Enzim bisa bekerja secara normal pada suhu antara 20 o C sampai 35o C,
namun enzim papain lebih cepat bereaksi pada suhu dingin.

29

Anda mungkin juga menyukai