Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK II

Pertemuan 7
Pemeriksaan Pewarnaan Gram pada Bakteri Hasil Isolasi

Oleh :
Amalia Salma Anindya
J410210165/ G

Pengampu :
Dr. Ambarwati, M.Si

Asisten :
Muhammad Masykuri A
Yanuar Fajrul Falah

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
A. Judul
Pemeriksaan Pewarnaan Gram pada Bakteri Hasil Isolasi

B. Alat dan bahan


1. Obyek glass
2. Cover glass
3. Mikroskop
4. Jarum inokulum
5. Bunsen
6. Penjepit
7. Biakan kuman murni hasil isolasi
8. Gram A : Carbol gentian violet
9. Gram B : lodium
10. Gram C : Alkohol absolut
11. Gram D : Safranin
12. Aquadest
13. Kapas
14. Minyak imersi
15. Xilol

C. Cara Kerja
1. Diambil obyek glass dan fiksasi dengan melidah apikan di atas
bunsen sebanyak 2-3 kali secara cepat.
2. Diambil 1 ose biakan bakteri hasil isolasi (bisa juga biakan
bakteri murni dari E. coli, Salmonella, Basillus atau
Staphylococcus ) dan letakkan di atas obyek glass
3. Diratakan biakan bakteri dengan jarum ose
4. Difiksasi dengan melidah apikan bagian yang tidak ada
bakterinya di atas bunsen 2-3 kali dengan cepat
5. Dituangkan pewama Carbol gentian violet, dibiarkan selama 1
menit
6. Dibuang sisa Carbol gentian violet
7. Dicuci preparat dengan aquadest mengalir
8. Dikeringkan preparat dengan membiarkan di udara terbuka/di-
hair drier
9. Dituangkan pewama lodium, dibiarkan selama 2 menit
10. Dibuang sisa Iodium
11. Dicuci preparat dengan aquadest mengalir
12. Dikeringkan preparat di udara terbuka/di-hair drier
13. Dipucatkan dengan alkohol 95% dengan cara meneteskan
perlahan sampai warna ungu hilang
14. Dibilas dengan aquadest mengalir
15. Dituangkan pewarna Safranin sebagai warna penutup/
pembanding, dibiarkan selama 30 detik
16. Dibuang kelebihan safranin
17. Dicuci preparat dengan air mengalir
18. Dikeringkan preparat dengan meletakkan diantara 2 buah
kertas/tissue isap
19. Ditambahkan minyak imersi pada preparat dan amati preparat di
bawah mikroskop dengan pembesaran lemah (100X) kemudian
pembesaran kuat (1000X).

D. Hasil

No Gambar Keterangan

1. a. Hasil warna merah


b. Bakteri gram (-)
c. Bentuk batang
2. a. Hasil warna merah
b. Bakteri gram (-)
c. Bentuk batang

3. a. Hasil warna merah


b. Bakteri gram (-)
c. Bentuk batang

E. Pembahasan
Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur atau
metode yang sering sekali  dilakukan untuk mengidentifikasi
bakteri. Pewarnaan gram yang bertujuan untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan
gram negatif, yang didasrakan berdasarkan sifat kimia dan fisika
dinding sel mereka. Ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram
(1884) adalah penemu dari metode pewarnaan gram ini. Ada dua
teknik dalam proses pewarnaan gram, teknik pertama adalah teknik
pewarnaan majemuk yang memerlukan lebih dari satu macam zat
warna, dan teknik kedua adalah pewarnaan diferensial yang
memerlukan pewarnaan ini mampu untuk membedakan bakteri,
sehingga bakteri nantinya dapat digolongkan menjadi dua yaitu
bakteri gram negatif dan  bakteri gram positif.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tebal, dan
dapat menyusut pada saat dilakukaanya proses pembilasan
alkohol, yang menjadikan pori-porinya menutup dan mencegah
keluarnya kompleks pewarna primer pada saat pemucatan.
Sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif mengandung banyak
lipid yang dapat larut dalam alkohol pada saat pembilasan.
Larutnya lipid ini dapat memperbesar pori-pori dinding sel, yang
dapat  menyebabkan proses pemucatan berlangsung dengan
cepat.

Tahap Perwarnaan Gram

https://www.biologijk.com/2017/08/perbedaan-bakteri-gram-positif-
dan-bakteri-gram-negatif.html. Diakses pada 30 Oktober 2021.

Jika berdasrakan gramnya bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu :


1. Bakteri Gram positif memiliki ciri dapat mengikat zat warna
pertama (carbol gentian violet) serta akan dapat memberikan
warna ungu dan bahkan setelah proses pencucian dengan
alkohol, warna ungu akan tetap kelihatan. Jika  ditambahkan
zat warna kedua (safranin), warna ungu pada bakteri positif
tidak akan berubah. Contoh : Stapylococcus aureus dan
Stapylococcus epidermidis.
2. Bakteri Gram negatif memilki ciri akan kehilangan warna
dari kristal violet ketika proses pencucian dengan alkohol
dan setelah diberikan zat warna kedua (safranin), bakteri
negative akan berubah dan memberikan warna menjadi
warna merah muda. Contoh : Salmonella species,
Salmonella typhi, Salmonella dysenteriae, dan Klebsiella
pneumonia.
Carbol gentian violet atau Kristal violet adalah pewarna
triarylmethane, yang bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk
histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Sifat Kristal
violet, antara lain adalah  anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan
penting sebagai antiseptik topikal.
Safranin merupakan noda biologis yang digunakan sebagai
histologi dan sitologi. Safranin digunakan sebagai conterstain
dalam beberapa protokol pewarnaan. Safranin mempunyai struktur
kimia. Ada juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku
dasarnya identik dan aplikasi pewarnaan biologi dan kebanyakan
prosedur safranin tidak membedakan diantara keduanya.

Perbedaan warna yang akan timbul selama proses pewarnaan


adalah sebagai berikut :

N ZAT WARNA GRAM (+) GRAM (-)


o
1. Karbol gentian Warna ungu Warna ungu
2. lodium Tetap ungu Tetap ungu
3. Alkohol Tetap ungu Tidak berwarna
4. Safranin Tetap ungu Warna merah
 
Morfologi mikroskopik
Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang
dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri
sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
1. Bentuk batang / basil
2. Bentuk bulat / kokus
3. Bentuk spiral / spirilium
https://adoc.pub/laporan-praktikum-mikrobiologi-pewarnaan-gram-
dan-pengamatan.html. Diakses pada 01 November 2021

Variasi bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah


pembelahannya, umur, dan syarat pertumbuhan tertentu misalkan
makanan, suhu, dan keadaan yang tidak menguntungkan bakteri.

Bentuk basil (batang)

https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-
bakteri/ Diakses pada 02 November 2021
Dibedakan atas:
1. Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya Escherchia
coli dan Salmonella typi.
2. Diplobasil, berbentuk batang bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil, berupa batang bergandengan seperti
rantai, contohnya Streptobacillus moniliformis dan
Azotobacter sp.
Bentuk bulat (kokus)

https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-
bakteri/ Diakses pada 02 November 2021

Bakteri berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi


mejadi bentuk- bentuk sebagai berikut :
1. Monokokus, berbentuk bulat, satu-satu, contohnya
Monococcus gonorhoe.
2. Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua-dua,
misalnya Diplococcus pneumonia.
3. Streptokokus, memiliki bentuk bulat bergandengan seperti
rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah
dalam satu garis.
4. Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun
dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel
kedua arah.
5. Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun
dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga
arah, contohnya Sarcia sp.
6. Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok
buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
7. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Bentuk spiral

https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/
Diakses pada 02 November 2021.

Di bagi menjadi:
1. Koma (vibrio), berbentuk lengkungan kurang dari setengah
lingkaran, contohnya Vibrio coma, penyebab penyakit kolera.
2. Spiral, berupa lengkunagn lebih dari setengah lingkaran,
contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam
dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
3. Spiroooseta berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya
Treponema pallisum, penyebab penyakit sifilis.

Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,


medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk
serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya
bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar
daripada yang sudah tua.

Kelebihan Perwarnaan Gram : 


Pewarnaan Gram penting sebagai pedoman awal untuk
memutuskan terapi antibiotik, sebelum tersedia bukti definitif bakteri
penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri terhadap
antibiotik). Hal ini karena bakteri Gram positif dan negatif
mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis
antibiotika. Kadang-kadang morfologi bakteri yang telah dicat Gram
mempunyai makna diagnostik. Misalnya pada pemeriksaan Gram
ditemukan Gram negatif diplococci intraseluler dari spesimen pus
(nana) uretral, maka memberikan presumptive diagnosis untuk
penyakit infeksi gonore. 

Kekurangan Perwarnaan Gram : 


Pewarnaan Gram memerlukan mikroorganisme dalam
jumlah banyak yakni lebih dari 104 per ml. Sampel yang cair
dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal,
memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan
mikroorganisme tersebut. Pellet (endapan hasil sentrifuge)
kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa secara
mikroskopis.

Kesalahan dalam Prosedur Pewarnaan Gram

Terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi saat melakukan


prosedur pewarnaan gram, antara lain :

 Pemanasan berlebihan saat fiksasi

 Preparat terlalu tebal

 Larutan kristal violet konsentrasi rendah

 Pencucian berlebihan dengan air (sebaiknya tidak lebih dari


5 detik)

 Iodin yang kurang. Semakin rendah konsentrasi iodin yang


digunakan, semakin mudah dekolorisasi terjadi.

 Dekolorisasi yang terlalu lama dengan etanol

 Counterstaining terlalu banyak dan terlalu lama


F. Kesimpulan
Dari praktikum perwarnaan gram yang telah dilakukan kali
ini, maka dapat disimpulkan bahwa organisme gram negatif adalah
organisme yang tidak dapat menahan zat pewarna setelah dicuci
dengan alkohol. Berdasarkan praktikum pewarnaan gram yang
dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran (10X), yang
bertujuan untuk melihat warna  pada bakteri, pada praktikum
pewarnaan gram yang dilakuan menghasilkan warna merah. Hal ini
menunjukan bahwa bakteri tersebut termasuk dalam golongan
bakteri gram negatif. Pada prosedur berikutnya dengan dengan
pembesaran lemah (100X) kemudian pembesaran kuat (1000X) di
bawah mikroskop yang bertujuan untuk melihat bentuk dari bakteri
yang diamati tersebut, maka didapatkan hasil adalah beketri
tersebut memilki bentuk Batang.
Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk
serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya
bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar
daripada yang sudah tua.

G. Saran
Saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah :
- Diharapkan kepda para praktikum untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekitar. Baik alat maupun benda yang kita
gunakan untuk praktikum dan benda yang kita gunakan di
tubuh kita.
- Sebaiknya menggunakan bakian segar berumur 24-48 jam
dalam teknik Pewarnaan gram. Hal tersebut dapat
memberikan hasil yang baik. Penggunaan bakian tua, dapat
mengalami kemungkinan penyimpangan  hasil pewarnaan
gram.
H. Daftar Pustaka
Academia. (2020). Laporan Praktikum Pewarnaan Gram. [Online].
https://academia.co.id/laporan-praktikum-pewarnaan-gram/.
Diakses pada 29 Oktober 2021.
Alomedika. (2017). Teknik Pewarnaan Gram. [Online]. Tersedia :
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/penyakit-
infeksi/pewarnaan-gram/teknik. Diakses pada 01 November
2021.
Biologijk. (2018). Daftar Perbedaan Bakteri Gram Positif dan
Negatif
Serta Contohnya. [Online]. Tersedia :
https://www.biologijk.com/2017/08/perbedaan-bakteri-gram-
positif-dan-bakteri-gram-negatif.html Diakses pada 03
November 2021.
Bulele, Trijeri, Fredine E. S. Rares, John Porotu’o. Identifikasi
bakteri
dengan pewarnaan Gram : Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol.7,
No.1, Januari-Juni 2019 (31-35).
Infolabmed. (2018). Perwarnaan Gram. [Online]. Tersedia :
https://www.infolabmed.com/2018/09/pewarnaan-gram.html.
Diakses pada 30 Oktober 2021.
Kusnadi, Benny. (2021). Laporan Praktikum Mikrobiologi
Perwarnaan Gram dan Pengamatan Morfologi Bakteri.
[Online]. Tersedia :
https://adoc.pub/laporan-praktikum-mikrobiologi-pewarnaan-
gram-dan-pengamatan.html. Diakses pada 2 November
2021
Nurhidayati, Sri, Faturrahman, Mursal Ghazali. DETEKSI BAKTERI
PATOGEN YANG BERASOSIASI DENGAN Kappaphycus
alvarezii (Doty) BERGEJALA PENYAKIT ICE-ICE : Jurnal
Sains Teknologi & Lingkungan, Vol.1, No.2, 2015 (25-30).
Revi, Ananda. (2013). Bentuk Bentuk Bakteri. [Online]. Tersedia :
https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-
bakteri/. Diakses pada 02 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai