Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PEWARNAAN GRAM

OLEH
KELOMPOK V (LIMA):
ALYANI USMAN 754840119003
CHINTIA RAHMATIA BAKRI 754840120042
MAGFIRA BILONDATU 754840120049
NADYA APREYVITA GAIB 754840120055
NUR MEGA FEBRIYANTI M. GALIB 754840120059
RAHMAWATI HASAN 754840120064
SITI NURFADHILAH BADU 754840120071
TEGAR ABDIYANTO PADJA 754840120078
PEMBIMBING : RIZKA PUJI ASTUTI DAUD, S.Farm. Apt.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita persembahkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi dengan baik pada waktunya.
Laporan ini kami buat sebagai bagian dari pemenuhan tugas Mata Kuliah Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi.
Adapun Laporan Praktikum ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bimbingan, nasihat, serta saran dari Bapak dan Ibu dosen pembimbing, Untuk
itu ucapan terimakasih kami kepada Bapak dan Ibu dosen pembimbing mata
kuliah yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi .
Kami menyadari bahwa Laporan Kelompok ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta masih belum dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat
terbuka untuk menerima kritik dan saran dari dosen pembimbing Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.

Gorontalo, 09 April 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
Halaman

SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Percobaan 2
C. Prinsip Percobaan 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA 3
A. Pengertian mikroorganisme 3
B. Prosedur Pewarnaan 5
BAB III METODE KERJA 7
A. Alat dan Bahan 7
B. Cara Kerja 7
C. Skema Kerja 7
BAB IV HASIL PEMBAHASAN 9

A. Hasil 9
B. Pembahasan 9
BAB V PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang biasa digunakan dilaborator
ium untuk dapat membedakan bakteri gram negatif dan gram positif. Pewarnaan
gram pada bakteri menggunakan beberapa bahan yaitu gentien violet, lugol, alko
hol dan safranin. Bakteri gram positif adalah bakteri yang menyerap warna prime
r (gentien violet) sedangkan bakteri gram negatif akan menyerap warna sekunder
(safranin). Safranin merupakan pewarna yang digunakan dalam beberapa pewarn
aan preparat salah satunya yaitu pewarnaan gram pada bakteri dan memberikan
warna merah preparat khusunya pada bakteri gram negatif. Pada bakteri gram ne
gatif bakteri memiliki peptidoglikan yang tipis dan lapisan lemak yang tebal pada
dinding bakteri, sehingga pada saat berikatan dengan gentian violet ikatan yang t
erjadi adalah iakatan yang lemah, ketika dilunturkan dengan alkohol maka lemak
luntur dan warna gentien violetpun luntur. Karena tidak terwarnai maka bakteri a
kan menyerap warna safranin yaitu merah. Penggunaan safranin memiliki bebera
pa kelemahan yaitu harganya yang mahal, sulit terserap pada preparat tertentu, su
lit dalam penyimpanan serta mudah rusak (Saroh, 2011).
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau mem
biaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk me
warnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehin
gga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat w
arna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi
yang mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003)

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengata
1
si hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga
sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu, teknik pewarnaan sel
bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelit
ian mikrobiologi (Rizki, 2008).

B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
2. Mengetahui perbedaan gram positif dan gram negatif
3. Mengetahui jenis-jenis pewarnaan bakteri

C. Prinsip Percobaan
Mengidentifikasi perbedaan bakteri gram positif dan dan negatif serta men
gidentifikasi prinsip kerja pewarnaan gram pada bakteri

D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui tehnik
pewarnaan pada bakteri dan jenis-jenis pewarnaan pada bakteri sehingga dapat
mempermudah dalam melihat bagian-bagian dari bakteri

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2
A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan s
ifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. S
alah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidenti
fikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfung
si untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakte
ri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat mac
am yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan p
engecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain d
engan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan
yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yan
g menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel micro
be disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya
mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari se
l. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pen
gecatan kapsul (Waluyo, 2010)
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membi
askan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mew
arnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingg
a kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warn
a memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yn
g mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003).

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena se
lain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi
hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel

3
dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakt
eri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi (Rizki, 2008).

B. Prosedur Pewarnaan
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme
disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat
warna basa yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan
negative. Sebalinya pada pewarnaan negated latar belakang disekeliling
mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontraks dengan mikroorganisme
yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyapan mikroorganisme dengan
melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro, 2005).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk
membedakan bakteri apakah gram gram positif atau gram negate, bakteri dicampur
dengan tetasan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas
objek sehingga membetuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan Kristal violet olehan
bakteri digenangi selama 2 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikering
anginkan. Diberi yodium selama 2 menit dicuci dengan air mengalir dan dikering
anginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alcohol 95% tetes demi tetes
sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir dan
dikering anginkan. Kemudian digenangi lagi dengan safranin selama 30 detik, lalu
dicuci dan dibiarkan kering di udara. Warna merah pada olesan bakteri
menunjukan bakteri gramnegatif dan jika warna ungu menunjukan bakteri gram
positif (Pelezar, 2007).

Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu


pewarnaan gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota-
anggota dominan bakteria kedalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding
selnya. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana dengan

4
jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif
memilik peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural lebih kompleks.
Membran bagian luar pada dinding sel gram negative mengandung
lipopolisakarida yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif umumnya lebih
berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif. Lipopolisakarida yang
terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik (racun), dan
membrane bagian luar membantu melindungi bakteri gram negatif patogen
melawan sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram negatif umumnya
lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan gram positif karena
membran bagian luar itu menghalangi masuknya obat-obatan (Campbell,2003).

C. Jenis Pewarnaan Pada Bakteri


Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Pewarnaan sederhana

5
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna
untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan
pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka
dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui
bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk
pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang
mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.
a.  Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.
b.  Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang).
Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
2. Pewarnaan Diferensial (Gram)
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk me
mbedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gr
am negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini dibe
ri nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853
–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan ant
ara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adala
h bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarn
aan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gela
p setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji p

6
ewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah met
il ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri
ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempe
rtahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakter
i gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil u
ngu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru at
au ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwar
na merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010)
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu li
poposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwar
nai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis
dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal vi
olet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga d
inding sel tetap menahan warna biru. Sel bakteri gram positif mungkin akan tamp
ak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif ak
an tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).

3. Pewarnaan Khusus
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai struktur
khusus atau tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel dsb. Contoh
pewarnaan khusus yakni pewarnaan endospora anggota dari genus clostridium,
desulfomaculatum dan bacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora

7
dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk dorma dari sel vegetatif,
sehingga metobolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan
fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan
dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel
vegetatif, sehingga perbedaannya tampak jelas. Endospora tetap dapat dilihat
dibawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan sebagai bulatan transparan dan
sangat refraktil, namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit
dibedakan dengan badan inklusi (Aditya, 2010).

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
a. Beaker glass

8
b. Bunsen
c. Cawan petri   
d. Cover glass
e. Kapas
f. Kertas saring
g. Pipet tetes
h. Pinset
i.  Kapas     
2. Bahan-bahan
a. Alkohol 96%
b. Biakkan Kuman
c. fuchsin
d. Iodium
e. Kalium iodida
f. Kapas
g. Karbol kristal ungu
h. Kertas saring
i. Minyak imersi
j. Safranin

B. Cara Kerja
1. Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 96% kemudian difiksasi di atas b
unsen
2. Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sediki
t aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose

9
3. Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu disuspensikan
di atas preparat glass
4. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5. Diteteskan larutan zat warna crystal violet 2-3 tetes dan didiamkan selama 1
menit
6. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
8. Diteteskan dengan larutan minyak imersi dan dibiarkan selama 1 menit lalu
dicuci dengan air mengalir dan diangin keringkan
9. Kemudian dicuci dengan dengan alkohol 96% selama 30 detik, lalu dicuci de
ngan air mengalir dan dikeringkan dan anginkan
10. Diberi larutan basic fuchsin atau safranin selama 2 menit
11. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dan dianginkan
12. Diamati dibawah mikroskop

C. Skema Kerja

Pewarnaan Gram
 dibersihkan kaca preparat dengan alkohol 96%
 dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke dalam aquadest
 dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri

10
 dikeringkan dan dianginkan preparatnya
 diteteskan larutan zat warna kristal violet 2-3 tetes
 dikeringkan dan dianginkan preparatnya
 dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
 diteteskan dengan minyak imersi 2-3 tetes dibiarkan 1 menit
 dicuci dengan air mengalir
 dicuci dengan alkohol 96% selama 30 detik lalu
 di cuci dengan air mengalir lalu dikeringkan dan dianginkan
 diberi larutan basic fuchsin atau safranin 2-3 tetes dibiarkan selama
2 menit
 dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dan dianginkan
 diamati dibawah mikroskop

Muncul warna
bakteri

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
N Pengamatan Keterangan Hasil
O

11
1 Ujung jari Perbesaran 40x dan 100x
Berwarna Ungu(gram
positif)
Berbentuk coccus

2 Salmonella Perbesaran 40x dan 100x


Typhi Berwarna Merah
Berbentuk Basil/batang

B. Pembahasan
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membia
skan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarn
ai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga ko
ntras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna me
mungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng men
gandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena sel
ain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi h
al tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel d
apat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikro
biologi (Rizki, 2008).
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen s
elular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terj

12
adi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun p
ada pewarna (Manurung, 2010).
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan pali
ng banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapa
n penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal ata
u tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lema
k pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi men
jadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dindin
g sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempun
yai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel (Manurung, 201
0).
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih. Pembersihan in
i dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasanya  men
ggunakan alkohol. Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada permu
kaan gelas obyek. Kultur bakteri murni diambil dan diratakan diatas kaca obyek. P
engambilan kultur bakteri tidak diambil terlalu banyak, karena jika terlalu banyak
akan sulit diratakan dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis mak
a bakteri akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu
per satu menjadi tidak jelas.
Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyal
a api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obye
k sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang p
erlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dij
aga agar tidak terkena nyala api.
Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan larutan gram A (methyle
ne blue) sebanyak 1-2 tetes dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian dicuci denga
n air mengalir dan dibiarkan sampai kering dengan cara dianginkan dan mengguna
kan tissue untuk mengeringkan bagian bawah ojek gelas. Pencucian dengan air ber
tujuan untuk mengurangi kelebihan zat warna dari methylen blue.

13
Kemudian ditambahkan larutan gram B yang merupakan iodium.  Gram B m
erupakan larutan yang berfungsi untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warn
a oleh bakteri sehingga pengikatan zat warna oleh bakteri lebih kuat, memperjelas
warna dari zat warna tersebut, mempersulit pelarutan zat warna. Pada pewarnaan g
ram, penambahan larutan mordan menyebabkan terbentuknya persenyawaan komp
leks. Tanpa penambahan larutan mordan, zat warna methylene blueakan larut saat
penambahan larutan alkohol. Lalu dibiarkan selama 1 menit untuk dibilas kembali
dengan aquades. Akibat pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakt
eri akan lebih baik (lebih kuat).
Alkohol 96% ditambahkan atau diteteskan pada biakan bakteri untuk melaku
kan penetrasi ke dalam dinding sel dan melunturkan pewarnaan biru dari komplek
methylen blue dan KI pada gram negatif, karena mengandung lipid sedangkan pad
a gram positif akan tetap mempertahankan warna biru karena mengandung peptido
glikan. Larutan ini juga berfungsiuntuk melarutkan lipida pada membrane bakteri
gram negatif yang akan menyebabkan pori-pori sel membesar sehingga meningkat
kan daya larut persenyawaan methylene blue. Perlakuan ini dilakukan tidak memb
utuhkan waktu yang lama atau secepat mungkin untuk melakukan pembilasan den
gan aquades. Kemudian dilakukan pengeringan.
Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin (gram D) sebanyak 2 t
etes dan diamkan selama 30 detik. Safranin pada gram D tidak akan menyebabkan
perubahan warna pada bakteri positif karena persenyawaan kompleksmethylene bl
ue tetap terikat pada dinding sel. Pada bakteri gram negatif penambahan safranin a
kan menyebabkan warna bakteri berubah menjadi merah karena warna biru yang d
ihasilkan oleh methylene blue telah luntur dengan lisisnya membran sel sehingga s
afranin dapat terikat. Oleh sebab itu, gram D atau zat pewarna kedua berfungsi seb
agai pembeda terhadap zat warna kristal violet.  Kemudian cuci dengan air mengal
ir dan kering dianginkan, Cat ini berwarna merah.  Cat ini merupakan cat sekunder
atau kontras.  Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non targ
et.  Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer. Kemu

14
dian preparat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan lalu dilakukan pengamata
n di bawah mikroskop.
Pemberian methylen blue pada bakteri gram positif akan meninggalkan warn
a biru. Perbedaan respon terhadap mekanis pewarnaan gram pada bakteri adalah di
dasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif me
ngandung protein dan gram negative mengandung lemak dalam persentasi lebih tin
ggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaa
n bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas din
ding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi be
rwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dindi
ng selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rem
bes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat mas
uk sehingga sel berwarna biru.
Berdasarkan hasil pengamatan pada ujung jari dalam pembesaran 40x dan
100x ditemukan bakteri dengan bentuk coccus dan berwarna ungu yang artinya
bakteri jenis gram posistif,serta pada salmonella thypi pembesaran 40x dan 100x
ditemukan bakteri jenis gram negatif, Perbedaan dasar antara bakteri gram positif
dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangk
ap antara dinding sel  dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan
penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian
alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tu
nggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negativ
e lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan wa
rna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

15
2.  Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada g
ram positif berwarna ungu karean dapat mempertahankan zat pewarna kristal
violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya.
3. Jenis pewarnaan yaitu:pewarnaan sederhana,pewarnaan diferensial(gram) dan
pewarnaan khusus.

B. Saran
1. Saran untuk lab
Saran kami yaitu, sebelum masuk dalam lab,terlebih dulu lab di bersihkan dan
dipersiapkan alat-alat apa saja yang akan digunakan agar praktikum berjalan
dengan lancar
2. Saran untuk Mahasiswa
Dalam melakukan pengamatan sebaiknya mahasiswa lebih teliti dan berhati-h
ati agar hasil yang didapatkan nanti sesuai
3. Saran untuk Pembimbing
Saran kami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dari instruktur
laboratorium pada saat praktikum agar menghindari adanya kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. 11 November 2010.


Entjang I, 2003, Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan.
Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.

16
Fajriana, Rizki. 2008. Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan
bakteri\Mikroum…Pewarnaan Gram « RIZQI FAJRIANA BLOG’S.htm/. 11
November 2010.
Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif).
http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-
dan-gram-negatif. 11 November 2010.
Iud, W. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Pres
Jimmo., 2008, https://Pembuatan Preparat Dan Pengecatannya _ Blog Kita.Mht,.
Diakses Pada Tanggal 14 April 2009, Makassar.
Manurung, Pebrin. 2010. Pengamatan Bentuk Bakteri.
http://pebrinmanurung.blogspot.com/2010/10/pengamatan-bentuk-
bakteri.html. 11 November 2010.
Rudi. 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya.
http://rudyregobiz.wordpress.com/bakteri-gram-dan-pewarnaannya-2/. 11
November 2010.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Waluyo,lud. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum.  UMM. Malang

LAMPIRAN

Proses pembersihan 17
Proses pemijaran Proses pengambilan
preparat glass jarum ose bakteri dari media
Dicuci dengan alkohol Diberi larutan Dicuci dengan air
96% 18
safranin
Dikeringkan atau Diamati dibawa Bakteri sebelum dilihat
diangin-anginkan mikroskop dibawah mikroskop

Bak
Bakteri Gram Positif teri gram negatif

19

Anda mungkin juga menyukai