PEWARNAAN GRAM
OLEH
KELOMPOK V (LIMA):
ALYANI USMAN 754840119003
CHINTIA RAHMATIA BAKRI 754840120042
MAGFIRA BILONDATU 754840120049
NADYA APREYVITA GAIB 754840120055
NUR MEGA FEBRIYANTI M. GALIB 754840120059
RAHMAWATI HASAN 754840120064
SITI NURFADHILAH BADU 754840120071
TEGAR ABDIYANTO PADJA 754840120078
PEMBIMBING : RIZKA PUJI ASTUTI DAUD, S.Farm. Apt.
Alhamdulillah, puji syukur kita persembahkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi dengan baik pada waktunya.
Laporan ini kami buat sebagai bagian dari pemenuhan tugas Mata Kuliah Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi.
Adapun Laporan Praktikum ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bimbingan, nasihat, serta saran dari Bapak dan Ibu dosen pembimbing, Untuk
itu ucapan terimakasih kami kepada Bapak dan Ibu dosen pembimbing mata
kuliah yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Kami menyadari bahwa Laporan Kelompok ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta masih belum dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat
terbuka untuk menerima kritik dan saran dari dosen pembimbing Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 2
C. Prinsip Percobaan ...................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3
A. Pengertian mikroorganisme ....................................................................... 3
B. Prosedur Pewarnaan ......................................................................................... 5
A. Hasil .......................................................................................................... 9
B. Pembahasan ............................................................................................... 9
BAB V PENUTUP .................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................12
LAMPIRAN ...........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasihal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama
dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
Mikroba yang sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi
atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna
digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan
membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat
ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur
seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yang mengandung zat pati dan
granula fosfat (Entjang, 2003)
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut
disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna
asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif
zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak
ditemukan di dinding sel, membran sel dan sitoplasma, sewaktu proses
pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan
negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat
(Dwidjoseputro, 2005).
B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
2. Mengetahui perbedaan gram positif dan gram negatif
3. Mengetahui jenis-jenis pewarnaan bakteri
C. Prinsip Percobaan
Mengidentifikasi perbedaan bakteri gram positif dan dan negatif serta
mengidentifikasi prinsip kerja pewarnaan gram pada bakteri
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui tehnik
pewarnaan pada bakteri dan jenis-jenis pewarnaan pada bakteri sehingga
dapat mempermudah dalam melihat bagian-bagian dari bakteri
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Mikriorganisme
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur
dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup
hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga
mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
(Jimmo, 2008).
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat
macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan
diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau
jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna
pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel
microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial.
Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel
sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam
pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan
kapsul.(waluyo,2010)
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan
cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan.
Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora,
3
flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat
(Entjang, 2003)
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama
dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
B. Prosedur Pewarnaan
4
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu
pewarnaan gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan
anggota-anggota dominan bakteria kedalam dua kelompok berdasarkan
perbedaan dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang
lebih sederhana dengan jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding
sel bakteri gram-negatif memilik peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara
structural lebih kompleks.
Membran bagian luar pada dinding sel gram negative mengandung
lipopolisakarida yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif umumnya lebih
berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif. Lipopolisakarida yang
terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik (racun),
dan membrane bagian luar membantu melindungi bakteri gram negatif
patogen melawan sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram
negatif umumnya lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan
gram positif karena membran bagian luar itu menghalangi masuknya obat-
obatan (Campbell,2003).
C. Jenis Pewarnaan Pada Bakteri
1. Pewarnaan sederhana
5
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru,
kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi
lagi menjadi dua jenis pewarnaan.
a. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang).
Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif
dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun
1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan
zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif
akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah
6
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil
ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan
berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010)
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan
dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi
terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu
dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).
7
3. Pewarnaan Khusus
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
struktur khusus atau tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel
dsb. Contoh pewarnaan khusus:Pewarnaan Endospora Anggota dari genus
Clostridium, Desulfomaculatum ,danBacillus adalah bakteri yang memprodu
ksi endospora dalam siklus hidupnya.Endospora merupakan bentuk dorman d
ari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu
bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti
panas, kering,dingin, radiasi, dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaa
n endospora adalahmembedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pe
mbedaannya tampak jelas.Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop
meskipun tanpa pewarnaan dantampak sebagai bulatan transparan dan sangat
refraktil. Namun jika dengan pewarnaansederhana, endospora sulit dibedakan
dengan badan inklusi (Aditya, 2010)
8
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
a. Beaker glass
b. Bunsen
c. Cawan petri
d. Cover glass
e. Pipet tetes
f. Pinset
2. Bahan-bahan
a. Alkohol 96%
b. Biakkan Kuman
c. fuchsin
d. Iodium
e. Kalium iodida
f. Kapas
g. Kertas saring
h. Karbol kristal ungu
i. Minyak imersi
j. Safranin
9
B. Cara Kerja
1. Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 96% kemudian difiksasi di atas
bunsen
2. Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga
sedikit aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3. Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu disuspensikan
di atas preparat glass
4. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5. Diteteskan larutan zat warna crystal violet 2-3 tetes dan didiamkan selama 1
menit
6. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
8. Diteteskan dengan larutan minyak imersi dan dibiarkan selama 1 menit lalu
dicuci dengan air mengalir dan diangin keringkan
9. Dicuci dengan dengan alkohol 96% selama 30 detik, lalu dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan dan anginkan
10. Diberi larutan basic fuchsin atau safranin selama 2 menit
11. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dan dianginkan
12. Diamati dibawah mikroskop
10
C. Skema Kerja
Pewarnaan Gram
bersihkan kaca preparat dengan alkohol 96%
pijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke dalam aquadest
pijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri
keringkan dan dianginkan preparatnya
teteskan larutan zat warna kristal violet 2-3 tetes
keringkan dan dianginkan preparatnya
cuci dengan air mengalir dan dikeringkan
teteskan dengan minyak imersi 2-3 tetes dibiarkan 1 menit
cuci dengan air mengalir
cuci dengan alkohol 96% selama 30 detik lalu
cuci dengan air mengalir lalu dikeringkan dan dianginkan
beri larutan basic fuchsin atau safranin 2-3 tetes dibiarkan selama 2
menit
cuci dengan air mengalir dan dikeringkan dan dianginkan
amati dibawah mikroskop
Muncul warna
bakteri
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan
cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan.
Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora,
flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat
(Entjang, 2003)
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu
12
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama
dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih.
Pembersihan ini dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu.
Pembersihan biasanya menggunakan alkohol. Pada pewarnaan bakteri
digunakan berbagai macam reagen atau pewarnaanseperti kristal violet,iodium
dan safranin.Penambahan kristal violet diteteskan pada objek dan didiamkan
selama 5 menit bertujuan agar cat atau pewarna ini dapat melekat dengan
sempurna pada dinding sel bakteri.Pemberian warna kristal violet berfungsi
sebagai pewarna utama untuk memberikan warna atau sebagai indikator pada
mikroorganisme target.Lalu penambahan iodium diteteskan dan didiamkan
selama 1 menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi semakin
kuat,selanjutnya dibilas dengan alkohol 96% hingga warnanya hilang
kemudian dicuci dengan air mengalir pemberian alkohol berfungsi untuk
dekolorasi bakteri sehingga menyebabkan zat utama dalam sel
muncul.Kemudian diteteskan safranin dan didiamkan selama 1-2 menit
berfungsi untuk memberikan warna kembali pada bakteri yang telah
kehilangan warna pada proses pumucatan dengan menggunakan
alkohol.Kemudian,tambahkan minyak imersi,tutup dengan coverglass.minyak
imersi digunakan agar bakteri dapat terlihat dengan jelas ketika
diamati,pemberian minyak imersi berfungsi untuk membiaskan cahaya dari
medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal.
13
Staphylococcus epidermis, (B) bakteri Gram negative berbentuk coccus
(kokus) yang diduga merupakan bakteri Escherichia coli, (C) bakteri Gram
positif berbentuk bacillus (batang) yang diduga merupakan bakteri
Lactobacillus coryneformis. (D) bakteri Gram negative berbentuk bacillus
(batang) yang diduga merupakan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Kuman
yang lain seperti Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemoliticus,
Clostridium welchii, Pseudomonas aeruginosa, bakteri Coliform,
Pseudomonas spp, Proteus spp, Klebsiella spp, dan Entamoeba coli
(Rachmawat i& Triyana,2008). Jika dibandingkan dengan dengan hasil
pengamatan yang kami peroleh bakteri yang didapatkan adalah bakteri
berbentuk coccus dan merupakan jenis bakteri gram positif yang merupakan
bakteri staphylococcus aureus. staphylococcus aureus merupakan bakteri
Gram positif dan berbentuk coccus yang menghasilkan warna ungu pada
pewarnaan Gram. Warna ungu disebabkan karena bakteri mempertahankan
warna pertama, yaitu Kristal violet. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh
kandungan pada dinding sel, yaitu bakteri Gram positif kandungan
peptidoglikan lebih tebal jika dibanding dengan Gram negatif (Dewi, 2013).
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan
warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
2. Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada
gram positif berwarna ungu karean dapat mempertahankan zat pewarna kristal
violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya
3. Jenis pewarnaan yaitu:pewarnaan sederhana,pewarnaan diferensial(gram) dan
pewarnaan khusus
B. Saran
1. Saran untuk laboratorium
Saran kami yaitu,sebelum masuk dalam lab,terlebih dulu lab di bersihkan dan
dipersiapkan alat-alat apa saja yang akan digunakan agar praktikum berjalan
dengan lancar
2. Saran untuk Praktikan
Dalam melakukan pengamatan sebaiknya lebih teliti dan berhati-hati agar
hasil yang didapatkan nanti sesuai
3. Saran untuk Instruktur
Saran kami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dari instruktur
laboratorium pada saat praktikum agar menghindari adanya kesalahan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif).
http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-
gram-negatif. 11 November 2010.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Iud, W. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Pres
Dewi, A.K. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus
terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita
Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. J. Sain Vet., 31(2), 140-
141.
16
LAMPIRAN
17
Dicuci dengan alkohol Diberi larutan Dicuci dengan air
96% safranin
18
Bakteri Gram Positif Baktri Gram Negatif
xix