Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PEWARNAAN GRAM

OLEH
KELOMPOK V (LIMA):
ALYANI USMAN 754840119003
CHINTIA RAHMATIA BAKRI 754840120042
MAGFIRA BILONDATU 754840120049
NADYA APREYVITA GAIB 754840120055
NUR MEGA FEBRIYANTI M. GALIB 754840120059
RAHMAWATI HASAN 754840120064
SITI NURFADHILAH BADU 754840120071
TEGAR ABDIYANTO PADJA 754840120078
PEMBIMBING : RIZKA PUJI ASTUTI DAUD, S.Farm. Apt.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita persembahkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi dengan baik pada waktunya.
Laporan ini kami buat sebagai bagian dari pemenuhan tugas Mata Kuliah Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi.
Adapun Laporan Praktikum ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bimbingan, nasihat, serta saran dari Bapak dan Ibu dosen pembimbing, Untuk
itu ucapan terimakasih kami kepada Bapak dan Ibu dosen pembimbing mata
kuliah yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Kami menyadari bahwa Laporan Kelompok ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta masih belum dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat
terbuka untuk menerima kritik dan saran dari dosen pembimbing Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.

Gorontalo, 09 April 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
Halaman

SAMPUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 2
C. Prinsip Percobaan ...................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3
A. Pengertian mikroorganisme ....................................................................... 3
B. Prosedur Pewarnaan ......................................................................................... 5

BAB III METODE KERJA .................................................................................... 7


A. Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
B. Cara Kerja................................................................................................. 7
C. Skema Kerja ............................................................................................. 7
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ........................................................................... 9

A. Hasil .......................................................................................................... 9
B. Pembahasan ............................................................................................... 9
BAB V PENUTUP .................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................12
LAMPIRAN ...........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasihal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama
dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
Mikroba yang sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi
atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna
digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan
membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat
ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur
seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yang mengandung zat pati dan
granula fosfat (Entjang, 2003)

Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut
disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna
asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif
zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak
ditemukan di dinding sel, membran sel dan sitoplasma, sewaktu proses
pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan
negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat
(Dwidjoseputro, 2005).

Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan


untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk
mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan
negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada
struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian
sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat
warna terhadap struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya
sewaktu proses pewarnaan (Dwidjoseputro, 2005).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum


“Pewarnaan Gram” agar memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal
yang berkaitan dengan pewarnaan bakteri untuk membantu proses identifikasi.

B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
2. Mengetahui perbedaan gram positif dan gram negatif
3. Mengetahui jenis-jenis pewarnaan bakteri

C. Prinsip Percobaan
Mengidentifikasi perbedaan bakteri gram positif dan dan negatif serta
mengidentifikasi prinsip kerja pewarnaan gram pada bakteri

D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui tehnik
pewarnaan pada bakteri dan jenis-jenis pewarnaan pada bakteri sehingga
dapat mempermudah dalam melihat bagian-bagian dari bakteri

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Mikriorganisme
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur
dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup
hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga
mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
(Jimmo, 2008).
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat
macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan
diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau
jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna
pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel
microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial.
Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel
sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam
pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan
kapsul.(waluyo,2010)
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan
cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan.
Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora,

3
flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat
(Entjang, 2003)
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama
dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
B. Prosedur Pewarnaan

Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme


disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat
warna basa yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan
negative. Sebalinya pada pewarnaan negated latar belakang disekeliling
mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontraks dengan
mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyapan
mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro, 2005).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk
membedakan bakteri apakah gram gram positif atau gram negate, bakteri
dicampur dengan tetasan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan
ditengah gelas objek sehingga membetuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan
Kristal violet olehan bakteri digenangi selama 2 menit, lalu dicuci dengan air
mengalir dan dikering anginkan. Diberi yodium selama 2 menit dicuci dengan
air mengalir dan dikering anginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu
alcohol 95% tetes demi tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu
dicuci pada air mengalir dan dikering anginkan. Kemudian digenangi lagi
dengan safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan kering di udara.
Warna merah pada olesan bakteri menunjukan bakteri gramnegatif dan jika
warna ungu menunjukan bakteri gram positif (Pelczar,2007).

4
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu
pewarnaan gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan
anggota-anggota dominan bakteria kedalam dua kelompok berdasarkan
perbedaan dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang
lebih sederhana dengan jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding
sel bakteri gram-negatif memilik peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara
structural lebih kompleks.
Membran bagian luar pada dinding sel gram negative mengandung
lipopolisakarida yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif umumnya lebih
berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif. Lipopolisakarida yang
terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik (racun),
dan membrane bagian luar membantu melindungi bakteri gram negatif
patogen melawan sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram
negatif umumnya lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan
gram positif karena membran bagian luar itu menghalangi masuknya obat-
obatan (Campbell,2003).
C. Jenis Pewarnaan Pada Bakteri

Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Pewarnaan sederhana

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling


banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis
zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya
bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan
sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna

5
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru,
kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi
lagi menjadi dua jenis pewarnaan.

a. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.

b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang).
Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

2. Pewarnaan Diferensial (Gram)

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif
dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun
1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan
zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif
akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah

6
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

a. Bakteri Gram Negatif

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.

b. Bakteri Gram Positif

Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil
ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan
berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010)

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan
dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).

Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi
terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu
dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).

7
3. Pewarnaan Khusus
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
struktur khusus atau tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel
dsb. Contoh pewarnaan khusus:Pewarnaan Endospora Anggota dari genus
Clostridium, Desulfomaculatum ,danBacillus adalah bakteri yang memprodu
ksi endospora dalam siklus hidupnya.Endospora merupakan bentuk dorman d
ari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu
bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti
panas, kering,dingin, radiasi, dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaa
n endospora adalahmembedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pe
mbedaannya tampak jelas.Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop
meskipun tanpa pewarnaan dantampak sebagai bulatan transparan dan sangat
refraktil. Namun jika dengan pewarnaansederhana, endospora sulit dibedakan
dengan badan inklusi (Aditya, 2010)

8
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
a. Beaker glass
b. Bunsen
c. Cawan petri
d. Cover glass
e. Pipet tetes
f. Pinset
2. Bahan-bahan
a. Alkohol 96%
b. Biakkan Kuman
c. fuchsin
d. Iodium
e. Kalium iodida
f. Kapas
g. Kertas saring
h. Karbol kristal ungu
i. Minyak imersi
j. Safranin

9
B. Cara Kerja
1. Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 96% kemudian difiksasi di atas
bunsen
2. Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga
sedikit aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3. Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu disuspensikan
di atas preparat glass
4. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5. Diteteskan larutan zat warna crystal violet 2-3 tetes dan didiamkan selama 1
menit
6. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
8. Diteteskan dengan larutan minyak imersi dan dibiarkan selama 1 menit lalu
dicuci dengan air mengalir dan diangin keringkan
9. Dicuci dengan dengan alkohol 96% selama 30 detik, lalu dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan dan anginkan
10. Diberi larutan basic fuchsin atau safranin selama 2 menit
11. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dan dianginkan
12. Diamati dibawah mikroskop

10
C. Skema Kerja

Pewarnaan Gram
 bersihkan kaca preparat dengan alkohol 96%
 pijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke dalam aquadest
 pijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri
 keringkan dan dianginkan preparatnya
 teteskan larutan zat warna kristal violet 2-3 tetes
 keringkan dan dianginkan preparatnya
 cuci dengan air mengalir dan dikeringkan
 teteskan dengan minyak imersi 2-3 tetes dibiarkan 1 menit
 cuci dengan air mengalir
 cuci dengan alkohol 96% selama 30 detik lalu
 cuci dengan air mengalir lalu dikeringkan dan dianginkan
 beri larutan basic fuchsin atau safranin 2-3 tetes dibiarkan selama 2
menit
 cuci dengan air mengalir dan dikeringkan dan dianginkan
 amati dibawah mikroskop

Muncul warna
bakteri

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

NO Pengamatan Keterangan Hasil


1 Ujung jari Perbesaran 40x dan 100x
Berwarna Ungu(gram positif)
Berbentuk coccus

2 Salmonella Perbesaran 40x dan 100x


Typhi Berwarna Merah(gram
negatif)
Berbentuk Basil/batang

B. Pembahasan
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan
cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan.
Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora,
flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat
(Entjang, 2003)
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu

12
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama
dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih.
Pembersihan ini dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu.
Pembersihan biasanya menggunakan alkohol. Pada pewarnaan bakteri
digunakan berbagai macam reagen atau pewarnaanseperti kristal violet,iodium
dan safranin.Penambahan kristal violet diteteskan pada objek dan didiamkan
selama 5 menit bertujuan agar cat atau pewarna ini dapat melekat dengan
sempurna pada dinding sel bakteri.Pemberian warna kristal violet berfungsi
sebagai pewarna utama untuk memberikan warna atau sebagai indikator pada
mikroorganisme target.Lalu penambahan iodium diteteskan dan didiamkan
selama 1 menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi semakin
kuat,selanjutnya dibilas dengan alkohol 96% hingga warnanya hilang
kemudian dicuci dengan air mengalir pemberian alkohol berfungsi untuk
dekolorasi bakteri sehingga menyebabkan zat utama dalam sel
muncul.Kemudian diteteskan safranin dan didiamkan selama 1-2 menit
berfungsi untuk memberikan warna kembali pada bakteri yang telah
kehilangan warna pada proses pumucatan dengan menggunakan
alkohol.Kemudian,tambahkan minyak imersi,tutup dengan coverglass.minyak
imersi digunakan agar bakteri dapat terlihat dengan jelas ketika
diamati,pemberian minyak imersi berfungsi untuk membiaskan cahaya dari
medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal.

Selanjutnya untuk hasil pengamatan bakteri yang terdapat pada sampel


ujung jari dalam pembesran 40x dan 100x ditemukan bakteri dengan bentuk
coccus dan berwarna ungu yang artinya bakteri jenis gram posistif
Berdasarkan hasil penelitian (Soeroso et al., n.d.) bahwa terdapat 4 jenis
bakteri yang terdapat di telapak tangan manusia, yaitu (A) bakteri Gram
negative berbentuk coccus (kokus) yang diduga merupakan bakteri

13
Staphylococcus epidermis, (B) bakteri Gram negative berbentuk coccus
(kokus) yang diduga merupakan bakteri Escherichia coli, (C) bakteri Gram
positif berbentuk bacillus (batang) yang diduga merupakan bakteri
Lactobacillus coryneformis. (D) bakteri Gram negative berbentuk bacillus
(batang) yang diduga merupakan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Kuman
yang lain seperti Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemoliticus,
Clostridium welchii, Pseudomonas aeruginosa, bakteri Coliform,
Pseudomonas spp, Proteus spp, Klebsiella spp, dan Entamoeba coli
(Rachmawat i& Triyana,2008). Jika dibandingkan dengan dengan hasil
pengamatan yang kami peroleh bakteri yang didapatkan adalah bakteri
berbentuk coccus dan merupakan jenis bakteri gram positif yang merupakan
bakteri staphylococcus aureus. staphylococcus aureus merupakan bakteri
Gram positif dan berbentuk coccus yang menghasilkan warna ungu pada
pewarnaan Gram. Warna ungu disebabkan karena bakteri mempertahankan
warna pertama, yaitu Kristal violet. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh
kandungan pada dinding sel, yaitu bakteri Gram positif kandungan
peptidoglikan lebih tebal jika dibanding dengan Gram negatif (Dewi, 2013).

Sedangkan pada salmonella thypi pembesaran 40x dan 100x


ditemukan bakteri jenis gram negatif berbentuk basil dan berwarna merah
hasil penelitian ini sesuai dengan literatur dimana Salmonella merupakan
salah satu bakteri berbentuk basil/batang yang merupakan bakteri jenis Gram-
negatif. Karena habitat aslinya yang berada di dalam usus manusia maupun
binatang, bakteri ini dikelompokkan ke dalam famili enterobacteriaceae
(Brooks et al, 2008)

14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan
warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
2. Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada
gram positif berwarna ungu karean dapat mempertahankan zat pewarna kristal
violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya
3. Jenis pewarnaan yaitu:pewarnaan sederhana,pewarnaan diferensial(gram) dan
pewarnaan khusus
B. Saran
1. Saran untuk laboratorium
Saran kami yaitu,sebelum masuk dalam lab,terlebih dulu lab di bersihkan dan
dipersiapkan alat-alat apa saja yang akan digunakan agar praktikum berjalan
dengan lancar
2. Saran untuk Praktikan
Dalam melakukan pengamatan sebaiknya lebih teliti dan berhati-hati agar
hasil yang didapatkan nanti sesuai
3. Saran untuk Instruktur
Saran kami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dari instruktur
laboratorium pada saat praktikum agar menghindari adanya kesalahan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. 11 November 2010.

Fajriana, Rizki. 2008. Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan


bakteri\Mikroum…Pewarnaan Gram « RIZQI FAJRIANA BLOG’S.htm/. 11
November 2010.

Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif).
http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-
gram-negatif. 11 November 2010.

Manurung, Pebrin. 2010. Pengamatan Bentuk Bakteri.


http://pebrinmanurung.blogspot.com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri.html. 11
November 2010.

Rudi. 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya.


http://rudyregobiz.wordpress.com/bakteri-gram-dan-pewarnaannya-2/. 11 November
2010.

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book

Entjang I, 2003, Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan.


Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.

Iud, W. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Pres

Waluyo,lud. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. UMM. Malang

Jimmo., 2008, http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA _


BLoG KiTa.mht,. diakses pada tanggal 14 April 2009, Makassar.

Dewi, A.K. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus
terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita
Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. J. Sain Vet., 31(2), 140-
141.

16
LAMPIRAN

Proses pembersihan Proses pemijaran Proses pengambilan


preparat glass jarum ose bakteri dari media

Proses meletakkan Proses di tetesi zat Proses pencucian


bakteri di atas warna kristal violet dengan air mengalir
preparat glass

Proses dikeringkan Ditetesi minyak Dicuci dengan air


atau didiamkan Imersi mengalir dan diangin
keringkan

17
Dicuci dengan alkohol Diberi larutan Dicuci dengan air
96% safranin

Dikeringkan atau Diamati dibawa


diangin-anginkan mikroskop

Bakteri sebelum dilihat


dibawah mikroskop

18
Bakteri Gram Positif Baktri Gram Negatif

xix

Anda mungkin juga menyukai