Gram A (kristal violet) dan gram B (iodine) diteteskan pada ulasan bakteri
secara bergantian selama 1 menit, selanjutnya gram C (alcohol) dan gram D
(Safranin) juga diteteskan secara bergantian salama 0,5 menit. Pada bakteri gram
negative, kandungan lipidnya akan meluruh disebabkan karena perlakuan alcohol,
hal tersebut menyebabkan larutan kristal violet juga akan meluruh dan hilang.
Berbeda dengan bakteri gram positif, kandungan lipidnya yang tipis akan
menyebabkan bakteri tersebut mempertahankan warna kristal violet sehingga
terlihat berwarna ungu pada pengamatan dibawah mikroskop (Husain dan
Wardhani, 2021).
3.5 Safranin
Lugol merupakan reagen yang sering digunakan untuk uji karbohidrat dan
fiksatif pengamatan mikroskopis. Kandungan lugol tersusun oleh kalium dan
iodium dengan perbandingan yang telah ditentukan. Lugol dalam pengamatan
mikroskopis menggunakan mikroskop berfungsi untuk fiksasi yang akan
memperlambat pergerakan dari protozoa dan digunakan sebagai pewarna sehingga
bagian dari penyusun sel protozoa dapat terlihat dengan jelas (Hastuti, 2009).
Lugol merupakan pewarna mordan, yaitu pewarna yang digunaakn memfiksasi
pewarna primer yang diserap mikroorganisme target atau mengintensifkan warna
utama. Pemberian lugol ini dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna
oleh bakteri. Kompleks zat lugol akan terperangkap antara dinding sel dan
membrane sitoplasma organisme gram positif (Fardiaz, 1989).
3.7 Alkohol
4. metodologi praktikum
4.1.1 alat
4.1.2 bahan
4.2.2 Fungsi perlakuan (belum lengkap jgn lupa dicek lagi dimodul)
Langkah awal sebelum memulai praktikum adalah menyiapkan alat dan bahan.
Adapun alat yang digunakan adalah. Adapun bahan yang digunakan adalah.
Diawali dengan menyemprotkan alcohol pada kaca preparate. Hal ini bertujuan
untuk mensterilisasi kaca preparate yang digunakan. Lalu dilakukan fiksasi
dengan memanaskan kaca preparate menggunakan Bunsen hal ini bertujuan untuk
mencegah adanya kontaminasi mikroba yang lain. Setelah itu dilakukan
pengambilan sampel mikroba menggunakan ose dan digoreskan pada kaca
preparat. Selanjutnya dilakukan fiksasi kedua pada kaca preparat dengan
mendekatkan kaca preparate pada Bunsen. Hal ini bertujuan untuk mencegah
adanya kontaminasi dari mikroba yang lain. Lalu sampel ditetesi larutan kristal
violet. Kristal violet ini bertujuan untuk memberikan warna ungu pada mikroba
yang akan diamati. Diamkan sampel yang telah ditetesi selama 2-3 menit. Setelah
itu dilakukan pencucian menggunakan air mengalir. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan larutran violet yang tidak terserap oleh mikroba. Selanjutnya
sampel ditetesi menggunakan lugol/mordan. Lugol ini digunakan sebagai warna
pelekat pada mikroba. Lugol juga digunakan untuk mengikat larutan kristal
dengan larutan safranin. Lalu sampel ditetesi dengan alkohol. Hal ini bertujuan
untuk mencuci larutan lugol. Setelah itu dilakukan pencucian menggunakan air
mengalir. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sisa sisa alkohol. Kemudian
teteskan larutan safranin dan tunggu 1-2 menit. Larutan safranin digunakan
sebagai pemberi warna merah. Setelah itu dilakukan pengeringan pada suhu
kamar. Setalah sampel kering diteteskan dengan minyak imersi. Hal ini sebagai
pelekat kaca penutup dengan kaca preparate. Tutup sampel menggunakan kaca
penutup dan lakukan pengamatan menggunakan mikroskop.
5. hasil pengamatan
6. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan sampel yakult pada
mikroskop menghasilakan warna ungu kecoklatan. Pada yakult umumnya
mengandung bakteri Lactobacillus casei dimana bakteri tersebut merupakan jenis
mikroba kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL) (Khikmah, 2015). Jika ditinjau
dari warna yang dihasilakan pada sampel yakult maka termasuk pada bakteri gram
positif. Bakteri dengan gram positif akan menghasilkan warna ungu kecoklatan
ketika diamati menggunakan mikroskop. Hal ini disebabkan oleh tebalnya dinding
sel pada bakteri gram positif yang tersusun atas peptidogliken jika dibandingkan
dengan bakteri gram negatif yang memiliki dinding sel lebih tipis (Hamidah dkk.,
2019). Peptidogliken yang tebal akan mempertaahnkan warna dari kristal violet
meskiput telah diberi larutan pemucat. Perbedaan yang komposisi dinding sel
yang dimiliki oleh bakteri gram positif akan menyebabkan terdehidrasi saat
perlakuan alkohol sehingga menurunkan permeabilitas dan kompleks CV-I tidak
dapat terekstraksi, yang akhirnya mempertahankan warna ungu dari kristal violet
(Pelczar dkk., 1968).
7. penutup
7.1 kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R., F. Alhadi. 2012. Identifikasi streptococcus equi dari kuda yang
diduga menderita strangles. Jurnal ilmu pertanian Indonesia. 17(3): 199-203
Husain, D. R., R. Wardhani. 2021. Baktri encosimbion cacing: kajian potensi
antibakteri secara in-vitro dan in-silico. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
Jamilatun, M., Aminah. 2016. Isolasi dan identifikasi Escherichia coli pada air
wudhu di masjid yang berada di kota Tangerang. Jurnal medikes. 3(1): 81-
90
Pelczar, JR.M.J., E.C.S. Chan., N.R. Krieg. 1968. Microbiology. United States of
America: McGraw-Hill Inc.
Putri, A. L. O., E. Kusdiyantini. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat
dari pangan fermentasi berbasis ikan (inasua) yang diperjualbelikan di
maluku- Indonesia. Jurnal biologi tropika. 1(2): 6-12
Saroh, S. 2011. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus undatus) Dan
Ekstrak Ubi Jalar Ungu Varietas Ungu (Ipomoea batatas) Sebagai Pewarna
Alami Untuk Pengamatan Stomata. Skripsi thesis. universitas
muhammadiyah surakarta.