PEWARNAAN GRAM
ABDURRAHMAN SHIDDIQ
D2401211140
P3/K1
1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan membedakan bentuk dan warna antara bakteri Gram
positif dengan Gram negatif
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kristal violet adalah pewarna utama yang digunakan dalam pewarnaan Gram.
Kristal violet digunakan dalam tahap awal pewarnaan Gram untuk memberikan warna
ungu pada sel-sel bakteri, kemudian diikuti dengan larutan lugol dan asam alkohol
untuk menentukan sifat Gram dari bakteri tersebut. Secara umum, kristal violet adalah
senyawa kristal organik yang berwarna ungu dan larut dalam air. Kristal violet bekerja
dengan cara menembus dinding sel bakteri dan menempel pada membran sel (Waluyo
2022). Dalam pewarnaan Gram, kristal violet biasanya digunakan dalam konsentrasi
yang rendah, yaitu sekitar 0,1-0,25% dalam air. Kristal violet biasanya berperan
sebagai pewarna utama dalam pewarnaan Gram yang mewarnai sel bakteri Gram
positif. Selain itu, kristal violet juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain seperti
dalam uji sensitivitas antibiotik (Rahayu dan Nurwitri 2022).
KI merupakan senyawa garam yang tersusun dari logam Kalium dan Iodium.
KI merupakan senyawa yang stabil dan tidak miudah rusak (Nisa et al. 2013). Senyawa
iodida sering terbentuk ketika KI ditambahkan ke dalam larutan yang melebihi zat
pengoksidasi. Karena jumlah I2 yang dihasilkan sama dengan jumlah oksidator yang
diberikan, kalium dari KI akan melepaskan I2, yang kemudian akan berikatan dengan
pati dan memberikan warna biru (Sawitri dan Maulina 2021). Fungsi larutan KI yang
mengandung I2 adalah untuk meningkatkan kelarutan dan mengurangi penguapan
iodine yang sukar larut dalam air dan agak larut dalam ion iodida (Refinel et al. 2011).
3.1 Materi
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kaca objek, mikroskop, lampu
spirtus, spidol permanen, tisu, ose atau spoit, dan syringe. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah kultur bakteri umur 24 jam, kristal violet (pewarna primer),
minyak imersi, aquadest, dan alkohol 70%.
3.2 Metode
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini kultur bakteri dilakukan pewarnaan Gram dengan
menggunakan pewarna kristal violet dan safranin. Berikut tabel perbandingan bakteri
Gram positif dan Gram negatif hasil literatur dan praktikum yang telah dilakukan.
1.
4.2 Pembahasan
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Pewarnaan
Gram adalah teknik pewarnaan yang digunakan untuk membedakan jenis bakteri
menjadi dua kelompok besar yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Dalam
pewarnaan, bakteri Gram positif berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif
berwarna merah (Hamidah et al. 2019). Pewarnaan Gram selain untuk uji Gram positif
dan Gram negatif pada bakteri, juga dilakukan untuk mempermudah melihat bakteri
secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur dalam
bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia
khas dari bakteri dengan zat warna (Hidayat dan Alhadi 2012). Teknik pewarnaan
Gram menggunakan zat warna kristal violet, I2 dalam KI, dan safranin. Bakteri
diwarnai dengan suatu zat warna kristal violet dan I2 dalam KI, dibilas dengan alkohol
kemudian diwarnai lagi dengan zat warna safranin (Putri et al. 2017).
Pembagian bakteri berdasarkan pewarnaannya dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif (Asril et al. 2022).
Menurut Silhavy et al. (2010), bakteri Gram positif merupakan jenis bakteri yang dapat
menahan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini
akan berwarna biru atau ungu di bawah pengamatan mikroskop. Umumnya bakteri
Gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan tebal. Menurut
Koentjoro dan Prasetyo (2020), beberapa contoh bakteri Gram positif adalah Bacillus
subtilis, Streptococcus, Lactobacillus, Leuconostoc, Colstridium, dan lain-lain.
Sementara itu bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah
bila diamati dengan mikroskop (Bulele et al. 2019). Bakteri Gram negatif merupakan
bakteri yang dinding selnya terdiri dari lapisan lipopolisakarida atau yang biasa dikenal
sebagai endotoksin. Menurut Koentjoro dan Prasetyo (2020), beberapa contoh bakteri
Gram negatif adalah Escherichia coli, Rhizobium, Vibrio, Acetobacter, dan lain-lain.
Bakteri Gram positif memiliki beberapa perbedaan dengan bakteri Gram
negatif dalam beberapa hal. Menurut Koentjoro dan Prasetyo (2020), apabila dilihat
dari bentuk dinding selnya, bakteri Gram negatif memiliki bentuk dinding sel berlapis
ganda dan bergelombang, sedangkan bakteri Gram positif memiliki bentuk dinding sel
dengan lapisan tunggal, lurus dan rata. Dinding sel bakteri Gram positif lebih tebal
dibanding Gram negatif, yakni sebesar 80 nm Gram positif dan 7.5-15 nm Gram
negatif. Selain itu, proporsi peptidolikan bakteri Gram positif berada di kisaran yang
lebih dari 80%, sedangkan proporsi peptidoglikan bakteri Gram negatif hanya sebesar
2-12%. Bakteri Gram negatif memiliki beberapa bagian yang tidak dimiliki bakteri
Gram positif, di antaranya yaitu dinding sel dengan ruang periplasma, lipopolisakarida,
membran luar, magnetosom, dan porins (protein saluran membran). Hardiansyah et al.
2020 juga menyatakan bahwa pada umumnya bakter Gram positif lebih rentan terhadap
antibiotik dibanding bakteri Gram negatif yang lebih resistan terhadap antibiotik.
Bakteri Gram positif memiliki kandungan lipid yang rendah (1-4%), sedangkan bakteri
Gram negatif memiliki kandungan lipid yang lebih tinggi (11-22%). Pertumbuhan
bakteri Gram positif juga umumnya dapat dihambat oleh zat-zat warna dasar seperti
zat kristal violet, sedangkan bakteri Gram negatif pertumbuhannya tidak begitu
dihambat.
Rumen merupakan salah satu bagian pada lambung ruminansia tempat
pencernaan makanan dengan proses fermentasi yang dilakukan oleh berbagai macam
mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, dan fungi. Rumen mengandung 1010 - 1012
bakteri per gram isi rumen. Mayoritas bakteri rumen terdiri dari bakteri anaerob, serta
sedikit bakteri aerob. Bakteri rumen sangatlah beragam, berdasarkan karakteristik
permukaan selnya bakteri rumen dibagi menjadi bakteri Gram positif, Gram negatif,
dan mycoplasma. Mycoplasma sendiri mempunyai struktur lapisan sel tiga unit
membran (Nurhidayati et al. 2015). Sedangkan berdasakan bentuk morfologinya ada
yang berbentuk coccus yang menyerupai bola-bola kecil, cylindris yang menyerupai
batang kecil silindris, dan spirilla yang memiliki bentuk berbengkok-bengkok seperti
spiral (Yogyaswari et al. 2016). Beberapa contoh bakteri rumen Gram positif adalah
Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium, dan
Methanobrevibacter. Sedangkan contoh bakteri rumen Gram negatif adalah
Clostridium, Desulfotomaculum, Oscillospira, Bacteroides, Fibrobacter, Treponema,
dan lain-lain.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapati bakteri sampel A3
dan K1 ketika diberikan dengan pewarna kristal violet dan safranin keduanya
menghasilkan warna merah yang menandakan bahwa sampel tersebut merupakan
bakteri gram negatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putri et al. (2017) yang
menjelaskan bahwa ketika diwarnai dengan kristal violet, bakteri Gram positif yang
memiliki peptidoglikan lebih bamyak akan menyerap zat warna kristal violet tersebut
sehingga menjadi ungu. Sementara itu, bakteri Gram negatif yang memiliki
peptidoglikan lebih sedikit dengan lipopolisakarida pada sel membrannya akan mudah
terbilas oleh alkohol sehingga menjadi tidak berwarna kembali, dan ketika diwarnai
dengan safranin akan menyerap warna merah dari safranin.
V. SIMPULAN
5.1 Simpulan