Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling

penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Prosedur ini juga merupakan salah satu

prosedur yang dapat mencirikan banyak bakteri. Oleh karena itu pemahaman dan

keterampilan dalam pewarnaan gram sangat diperlukan untuk dapat mengidentifikasikan

berbagai macam bakteri (Setia, 2012)

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan

spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan

sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,

ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini

pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae

(Wikipedia, 2008 dalam Setia, 2012).

Menurut Rostinawati (2008) dalam Fitri dan Yekki (2011) pewarnaan Gram digunakan

untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk membedakan bakteri gram positif dan

gram negatif. Lay (1994) menyatakan bahwa bakteri gram positif pada pewarnaan Gram

berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan

meskipun diberi larutan pemucat aseton alkohol, sedangkan bakteri gram negatif berwarna

merah sebab kompleks tersebut larut pada saat pemberian larutan pemucat aseton alkohol

sehingga mengambil warna merah safranin.

Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram negatif menunjukkan bahwa

adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram positif

memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal sedangkan
bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi

(Fitri dan Yekki, 2011)

1.2 Tujuan dan kegunaan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pewarnaan Bakteri

2.1.1 Pewarnaan Sederhana

Pewarnaan sederhana merupkan pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat

warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui

morfologi dan susunan selnya. pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda

umumnya antara lain kristal violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin (Lay, dalam

Lestari, 2012).

Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin.

Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna

basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan seder hana ialah metilen biru, kristal violet,

dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis

pewarnaan (Lestari, 2012).

2.1.2 Pewarnaan Khusus

Pewarnaan khusus dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu

yang sulit diwarnai dengan pewarnaan biasa, misalnya pewarnaan Gray untuk mewarnai flagel,

pewarnaan Klein untuk mewarnai spora dan pewarnaan Becker-Krantz untuk mewarnai

Spirokhaeta (Assani dalam Mulyati, 2009).


BAB III METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik dilaksanakan pada Hari Kamis, pukul 13.00

WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Akuakultur, Fakultas Peternakan

dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik

mengenai pewarnaan gram adalah sebagai berikut :

Tabel 3-1. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik
No Nama Alat Kegunaan
.
1. Alat tulis menulis Mencatat hasil praktikum
2. Kaca preparat Sebagai tempat objek pada bakteri
3. Mikroskop Untuk mengamati bakteri
4. Kamera Mengambil gambar
5. Cawan petri Wadah media bakteri
6. Jarum oce Untuk mengambil bakteri
7. Botol seemprot Sebagai pembersih
8. Pipet Memindahkan larutan dengan sekala tetes

3.3 Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum mengenai Pewarnaan Gram yaitu sebagai

berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum

2. Menyiapakan 2 preparat olesan Bakteri beri tanda A pada bagian bawah tepi kanan masing-

masing preparat ditulis TSA dan TCBS Agar dan buat lingkaran kecil di tengah,

menambahkan aquades satu tetes pada preparat.


3. Mengambil bakteri pada cawan petri menggunakan jarum ose yang telah di panaskan

menggunakan Bunsen. Bakteri yang telah diambil kemudian di letakkan pada preparat dan

diratakan

4. Preparat difiksasi di atas Bunsen selama ± 1 menit. Keringkan selama beberapa menit

5. Menggenai gram A (Kristal Violet) pada preprat dan tunggu 1 menit. Setelah itu cuci dengan

menggunakan aquades dengan mengalirkan air di kaca preprat, keringkan kembali.

6. Menggenangi dengan gram B (Iodium) dan tunggu 1 menit. Cuci dengan menggunakan

aquades dengan cara mengalirkan air di kaca preprat dan keringkan

7. Menggenangi dengan gram C (Alkohol) dan tunggu 30 detik. Cuci dengan menggunakan

aquade dengan cara mengalirkan air di kaca preparat dan keringkan. Menggenangi dengan

gram D (Safranin) dan tunggu 2 menit. Cuci dengan menggunakan aquades dengan cara

mengalirkan air di kaca preparat dan keringkan.

8. Mengamati bakteri yang telah diwarnai dengan menggunakan mikroskop.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bakteri gram positif


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa yang diperoleh bakteri yang dihidupkan

pada media TSA berwarna ungu, hal ini menujukan bahwa bakteri pada media TSA merupakan

bakteri gram positif. hal ini didukung oleh pernyataan dari (Fitri dan Yasmin, 2011) bahwa

bakteri berwarna ungu merupakan gram positif. perbedaan pada bakteri gram positif dan negatif

disebabkan oleh adanya perbedaan penyusun dan struktur dinding sel bakteri gram negatif dan

gram positif. Membran luar bakteri gram positf memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi

dan berlapis tunggal serta tidak mempunyai lapisan polisakarida.

Menurut Cahyani (2014) menyatakan bahwa Pewarnaan gram dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang dapat menimbulkan keragaman dalam reaksi gram anatara lain pelaksanaan fiksasi

panas terhadap olesan, kerapatan sel pada olesan, konsentrasi dan umur pada reagen-reagen yang

digunakan untuk pewarna gram, sifat, konsentrasi, dan julah pemucat yang dipakai, dan sejarah

biakan.

4.2 Bakteri gram negatif

Gambar 1. Pengamatan bakteri gram negatif


Dengan penggunaan pembesaran 10
Gambar 2. Pengamatan bakteri gram negatif
Dengan penggunaan pembesaran 10
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.2 saran

Anda mungkin juga menyukai