Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling
penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Prosedur ini juga merupakan salah satu
prosedur yang dapat mencirikan banyak bakteri. Oleh karena itu pemahaman dan
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae
Menurut Rostinawati (2008) dalam Fitri dan Yekki (2011) pewarnaan Gram digunakan
untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk membedakan bakteri gram positif dan
gram negatif. Lay (1994) menyatakan bahwa bakteri gram positif pada pewarnaan Gram
berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan
meskipun diberi larutan pemucat aseton alkohol, sedangkan bakteri gram negatif berwarna
merah sebab kompleks tersebut larut pada saat pemberian larutan pemucat aseton alkohol
Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram negatif menunjukkan bahwa
adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram positif
memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal sedangkan
bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
morfologi dan susunan selnya. pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda
umumnya antara lain kristal violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin (Lay, dalam
Lestari, 2012).
Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin.
Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan seder hana ialah metilen biru, kristal violet,
dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis
Pewarnaan khusus dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu
yang sulit diwarnai dengan pewarnaan biasa, misalnya pewarnaan Gray untuk mewarnai flagel,
pewarnaan Klein untuk mewarnai spora dan pewarnaan Becker-Krantz untuk mewarnai
Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik dilaksanakan pada Hari Kamis, pukul 13.00
WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Akuakultur, Fakultas Peternakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik
Tabel 3-1. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik
No Nama Alat Kegunaan
.
1. Alat tulis menulis Mencatat hasil praktikum
2. Kaca preparat Sebagai tempat objek pada bakteri
3. Mikroskop Untuk mengamati bakteri
4. Kamera Mengambil gambar
5. Cawan petri Wadah media bakteri
6. Jarum oce Untuk mengambil bakteri
7. Botol seemprot Sebagai pembersih
8. Pipet Memindahkan larutan dengan sekala tetes
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum mengenai Pewarnaan Gram yaitu sebagai
berikut :
2. Menyiapakan 2 preparat olesan Bakteri beri tanda A pada bagian bawah tepi kanan masing-
masing preparat ditulis TSA dan TCBS Agar dan buat lingkaran kecil di tengah,
menggunakan Bunsen. Bakteri yang telah diambil kemudian di letakkan pada preparat dan
diratakan
4. Preparat difiksasi di atas Bunsen selama ± 1 menit. Keringkan selama beberapa menit
5. Menggenai gram A (Kristal Violet) pada preprat dan tunggu 1 menit. Setelah itu cuci dengan
6. Menggenangi dengan gram B (Iodium) dan tunggu 1 menit. Cuci dengan menggunakan
7. Menggenangi dengan gram C (Alkohol) dan tunggu 30 detik. Cuci dengan menggunakan
aquade dengan cara mengalirkan air di kaca preparat dan keringkan. Menggenangi dengan
gram D (Safranin) dan tunggu 2 menit. Cuci dengan menggunakan aquades dengan cara
pada media TSA berwarna ungu, hal ini menujukan bahwa bakteri pada media TSA merupakan
bakteri gram positif. hal ini didukung oleh pernyataan dari (Fitri dan Yasmin, 2011) bahwa
bakteri berwarna ungu merupakan gram positif. perbedaan pada bakteri gram positif dan negatif
disebabkan oleh adanya perbedaan penyusun dan struktur dinding sel bakteri gram negatif dan
gram positif. Membran luar bakteri gram positf memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi
Menurut Cahyani (2014) menyatakan bahwa Pewarnaan gram dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang dapat menimbulkan keragaman dalam reaksi gram anatara lain pelaksanaan fiksasi
panas terhadap olesan, kerapatan sel pada olesan, konsentrasi dan umur pada reagen-reagen yang
digunakan untuk pewarna gram, sifat, konsentrasi, dan julah pemucat yang dipakai, dan sejarah
biakan.
5.1 Simpulan
5.2 saran