DISUSUN OLEH:
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.
Dalam proses ini, bakteri dikenai larutan-larutan berikut, zat pewarna kristal vio-
let, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingan-
nya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Tujuan pewarnaan Gram adalah
untuk mengidentifikasi mikroba. Bakteri yang diwarnai dengan metode Gram ini
dibagi menjadi dua kelompok yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif. Zat warna yang digunakan pada pengecatan Gram meliputi kristal violet,
Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif akan
mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenannya akan tampak berwarna
ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri Gram negatif akan kehilangan zat
pewarna putih setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak
berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur
dengan menggunakan uji larutan KOH. Pengujian ini lebih sederhana karena
hanya memerlukan koloni bakteri yang dicampur ke dalam larutan KOH 3% di
memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram (-)
berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. KOH
akan menyerang lemak (bilayer lipid) dan membuat sel gram (-) pecah.
Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora Bakteri dikarenakan hal yang paling pent-
Adapun rumusan masalah dari praktikum Pewarnaan Gram, Uji KOH dan
1. Bagaimana cara membedakan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif
2. Apa saja yang membedakan antara pengujian KOH 3% dan Pewarnaan Gram?
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat bentuk bakteri dan mem-
mengidentifikasi bakteri.
Adapun kegunaannya yaitu, para praktikan dapat mengetahui perbedaan
bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif serta para praktikan dapat menge-
tahui cara melakukan pengujian KOH dan pewarnaan Gram pada bakteri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
(bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun
mampu hidup dimana saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif merupakan flora normal pada tumbuhan (Holderman et al.,
2017). Salah satu metode yang yang dapat mengidentifikasi suatu bakteri ialah pe-
Pengujian reaksi dengan KOH yakni biakan murni bakteri antagonis yang
berumur 24 jam disuspensikan di atas gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi
dengan KOH 3%., kemudian diaduk menggunakan jarum ose. Suspensi bakteri
suspensi tidak terangkat dengan jarum ose atau encer, menunjukkan bakteri Gram
ose bakteri dicampurkan dengan air steril dan difiksasi dengan lampu bunsen.
Kemudian diteteskan kristal violet selama 1 menit dan dicuci dengan air steril.
Setelah itu diteteskan larutan iodin selama 1 menit dan dicuci dengan air steril.
Diteteskan alkohol 70% selama 30 detik dan dicuci dengan air steril. Terakhir
diteteskan safranin selama 10 detik dan dicuci dengan air steril. Setelah itu
dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop. Sel bakteri yang berwarna merah
kristal violet. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh kandungan pada dinding sel,
yaitu bakteri Gram positif kandungan peptidoglikan lebih tebal jika dibandingkan
Halu Oleo pada hari Selasa, 27 Oktober 2022 pukul 10.00 WITA sampai selesai.
Bahan pada praktikum ini yaitu, KOH 3%, iodin, instaviolet, safranin,
Alat yang digunakan ialah, kaca preparat, pipet tetes, tabung reaksi, lampu
bunsen, gelas beaker, mikroskop cahaya, jarum ose, alat tulis menulis dan kamera.
Adapun prosedur praktikum pada Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewar-
setelah itu menyiapkan isolat bakteri yang mau diuji, kemudian memanaskan
jarum ose pada lampu bunsen dan dikering anginkan terlebih dahulu setelah itu
mengambil bakteri satu ose pada media biakan dan mencampurkannya cairan
KOH 3%, kemudian diaduk secara merata dengan jarum ose, tarik jarum ose ke
terlebih dahulu isolate bakteri dan bahan yang akan digunakan untuk pewarnaan
Gram seperti, alcohol 70%, aquades, larutan kristal violet, safranin dan iodin. Per-
mengambil 1 ose bakteri dan diletakan di atas gelas objek kemudian dikering
anginkan terlebih dahulu. Setelah bakterinya dirasa sudah kering, diteteskan laru-
tan kristal violet ± 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit. Apabila sudah cukup
1 menit larutan kristal violet yang sudah kering dibilas dengan aquades dan diker-
ing anginkan lagi. Setelah dirasa sudah kering, diteteskan lagi larutan iodin ± 1-2
tetes kemudian dibilas lagi dengan aquades dan dikering anginkan. Kemudian, di-
bilas lagi menggunakan alcohol 70% didiamkan selama ± 30 detik dan dibilas lagi
mikroskop.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil dari Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora Bak-
Gambar 4.1.1. (a). TSA daun singkong (b). TSA daun singkong
a b
v
Gambar 4.1.2. (a). YDCA sampel daun (b). TSA sampel daun singkong
singkong,
4.2. Pembahasan
ologi karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewar-
naan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidolgikan dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membrane sel bakteri. Pengujian dengan
pengecatan Gram ini dapat diketahui perbedaan yang mendasar antara bakteri
Gram positif dan negative yaitu dari warnanya apabila berwarna ungu maka me-
nunjukkan bakteri Gram positif. Selain pewarnaan Gram ada yang lebih sederhana
yaitu pengujian KOH, Pengujian ini lebih sederhana karena hanya memerlukan
koloni bakteri yang dicampur ke dalam larutan KOH 3% di atas permukaan gelas
obyek.
kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau
ungu di bawah mikroskop. Sedangkan jika berwarna merah, kuning atau jingga
maka menunjukkan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram negatif adalah bakteri
yang dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan
yang tipis. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pengujian KOH apabila
terbentuk lendir, maka menunjukkan bahwa bakteri tersebut negative (-), sedan-
gkan apabila tidak terbentuk lendir maka bakteri tersebut positif (+).
Berdasarkan hasil pada Gambar 4.1.1. Dari pengujian KOH pada sampel
daun singkong, bakteri yang ditemukan adalah bakteri Gram positif(+) dikare-
nakan dari hasil uji KOH semua sampel yang diamati tidak berlendir. Penanaman
menggunakan uji gram KOH 3%, pada metode gores memiliki lendir yakni 100%
sehingga rata-rata bakteri dari daun singkong tidak memiliki lendir/gram negatif.
jenis bakteri berbentuk basil yang merupakan jenis bakteri Gram negatif (-)
disertai dengan warna merah pada media PDA daun singkong setelah dilakukan
pewarnaan Gram ditemukan bakterinya berbentuk basil dan berwarna merah yang
5.1. Simpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu bahwa bakteri dibedakan men-
jadi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Yang dimana pada saat pengu-
jian KOH bakteri Gram positif tidak menghasilkan lendir karena memiliki dinding
sel yang tebal sedangkan, pada saat pengujian KOH bakteri negatif menghasilkan
lendir dikarenakan bakteri Gram negatif berlemak tebal dan berdinding sel tipis
yang berada di ruang periplasma. Namun hasil yang didapatkan dari Pewarnaan
Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora Bakteri semua bakterinya negatif.
5.2. Saran
hati dalam menggunakan alat-alat yang bersifat gelas dan untuk pengelola labora-
Arriani IF, Luqman QA, Restu RK. 2019. Pemanfaatan Bakteri Antagonis
Lumpur Sidoarjo Untuk Menekan Sclerotium Rofsii Sacc. Penyebab
Penyakit Rebah Semai Pada Tanaman Kedelai. Jurnal Viabel Pertanian.
13(1): 11-20.
Hardiansyah MY, Yunus M, Abdul MJ. 2020. Identifikasi Plant Growth Promot-
ing Rhizobacteria pada Rizosfer Bambu Duri dengan Gram KOH 3%. Jur-
nal Agrotechnolgy Research. 4(1): 41-46.
Hayati NL, Tyasningsih W, Praja NR, Chusniati S, Yunita NM, Wibawati AP.
2019. Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus Aureus Pada Susu Kambing
Peranakan Etawah Penderita Masitis Subklinis Di Kelurahan Kalipuro
Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. 2(2): 76-82.
Holderman MV, Queljoe E, Rondonuwu SB. 2017. Identifikasi Bakteri pada Pe-
gangan Eskalator di Salah Satu Pusat Perbelanjaan di Kota Manado. Jur-
nal Ilmiah Sains. 17(1): 13-18
Kristi A, Kikin HM, Giyanto. 2022. Keragaman Morfologi, Fisiologi, Biokimia
dan Virulensi Galur Xanthomonas citri sub sp. Citri Penyebab Penyakit
Kanker pada Jeruk. Jurnal Fitopatologi. 18(1): 29-42.
Malik CP, Mustafa MI. 2017. Identifikasi Mikroba Metode Pewarnaan Gram. Ju-
rnal Praktik Mikrobiolologi Umum. 1(1): 1-6.
Marbun RWS, Febrizki NMF, Uliya FA. 2020. Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas poiret) Sebagai Zat Pewarna pada Pewarnaan Gram Ter-
hadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Analis
Kesehatan Klinikal Sains. 8(2): 82-89.
Rahayu SA, Gumilar MH. 2017. Uji Cemara Air Minum Masyarakat Sekitar Mar-
gahayu Raya Bandung Identifikasi Bakteri Escherichia coli. Jurnal Pen-
didikan Sain Teknologi. 4(2): 50-56.
LAMPIRAN
Dokumentasi