Disusun Oleh:
Naadiyah Putri Utami
151710113015
Kelompok 3
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat adanya
mikroorganisme dalam urin dan memiliki potensi untuk menginvasi jaringan-
jaringan pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) bergantung pada
banyak faktor seperti usia, jenis kelamin, prevalensi bakteriuria dan faktor
predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk
ginjal (Schollum, 2009). Dalam keadaan normal, urin juga mengandung
mikroorganisme, umumnya sekitar 10² hingga 104 bakteri/ml urin. Dikatakan
bakteriuri bermakna bila ditemukan bakteri patogen ≥10 5 /mL urin porsi tengah
(UPT) (Samirah dkk, 2006). Penderita infeksi saluran kemih dapat tidak
mengalami gejala, namun umumnya mempunyai gejala yang terkait dengan
tempat dan keparahan infeksi. Gejala-gejalanya meliputi berikut ini, sendirian
atau bersama-sama: (1) menggigil, demam, nyeri pinggang, sering mual dan
muntah (biasanya terkait dengan pielonefritis akut) dan (2) disuria, sering atau
terburu-buru buang air kecil, nyeri suprapubik, dan hematuria yang biasanya
terkait dengan sistitis (Smeltzer Et Al, 2009).
Mikroorganisme yang paling umum menyebabkan infeksi saluran
kemih sejauh ini adalah Escherichia coli yang diperkirakan bertanggung jawab
terhadap 80% kasus infeksi, 20% sisanya disebabkan oleh bakteri Gram negatif
lain seperti Klebsiella dan spesies proteus, dan bakteri Gram positif seperti Cocci,
Enterococci, dan Staphylococcus saprophyticus. Organisme terakhir dapat
ditemui pada kasus-kasus infeksi saluran kemih wanita muda yang aktif kegiatan
seksualnya. Infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan abnormalitas
struktur saluran kemih sering disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten seperti
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter dan spesies Serratia. Bakteri-bakteri ini
juga sering ditemui pada kasus infeksi saluran kemih, terutama pada pasien yang
mendapatkan diagnosa infeksi saluran kemih (Bien Et Al, 2012).
1.2 Tujuan
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.1 Tanggal Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan mulai pada tanggal 8 Mei 2019 sampai dengan
tanggal 16 Mei 2019. Dengan rincian sebagai berikut:
1. Tanggal 8 Mei 2019 mahasiswa melakukan kegiatan penanaman bakteri
dari sampel feses ke media Mac Conkey (MC) dan Salmonella Shigella
(SS) dan juga melakukan pengenceran dan penanaman pada media padat
untuk dilakukan metode TPC
2. Tanggal 9 Mei 2019 mahasiswa melakukan kegiatan pengecatan gram,
penanaman pada media NAS, dan menghitung koloni bakteri
3. Tanggal 15 Mei 2019 mahasiswa melakukan kegiatan uji biokimia
4. Tanggal 16 Mei 2019 mahasiswa melakukan kegiatan uji biokimia
lanjutan dan pengamatan hasil uji biokimia
1.2 Prosedur
Pengecatan gram dari
Media MC dan SS lalu di inkubasi media MC dan SS, lalu
Mengambil 24 jam. Pengenceran sampel dilakukan bakteri dengan
sampel urine 1:100 dan 1:1000 lalu ditanam di menggunakan metode
media padat dengan pour plate tpc pada media padat
Uji TSI, Uji MR, Uji Uji VP, Uji , Uji , Uji indol,
inkubasi inkubasi urease, inkubasi motilitas sitrat inkubasi
24 jam 24 jam inkubasi 24 jam inkubasi inkubasi 24 jam
24 jam 24 jam 24 jam
Gambar 3.1.1 kiri gambar hasil praktikum lactose fermenter, mucoid. Kanan gambar
dari (Sunatmo, 2007) lactose fermenter mucoid Klebsiella.
Gambar 3.2.1. Kiri gambar hasil praktikum koloni Smoothi lactose fermenter H2S (-).
Kanan gambar dari (Koolman, 2001) macam-macam jenis Enterobacteriaceae pada
media SS
Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino
triptofan dan menghasilkan senyawa berbau busuk yang disebut indol. Adanya indol
akan menyebabkan amil alkohol berubah warnanya menjadi merah tua. Uji yang
menggunakan penunjuk amil alkohol disebut metode Kovacs. hasil uji indol kelompok
3 diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah tua pada
permukaan biakan. Penambahan reagen kovac pada media diteteskan dipermukaan
media, tidak perlu dikocok agar memperjelas pembentukan cincin. Pada uji indol ini
biakan yang diambil dianjurkan dari media BAP, dan sangat tidak dianjurkan diambil
dari media Mac Conkey. Karena pada media Mac conkey sudah ditambhankan
indikator pH dan warna lactosa yang akan membuat interpretasi warna sulit (Sunatmo,
2007).
Gambar 3.4.1. Kiri gambar hasil praktikum tidak terbentuk cicin merah. Kanan gambar
dari (Sunatmo, 2007) kiri belum di inokulasikan, tengah indol positif, kanan indol
negatif.
Gambar 3.5.1. Kiri gambar dari (Beveridge Et Al, 2011) kiri MR(-), kanan MR (+).
Kanan gambar dari hasil praktikum, tidak ada perubahan warna MR (-)
Gambar 3.6.1. Kiri gambar dari (Beveridge Et Al, 2011) kiri VP (-) kanan VP (+).
Kanan gambar hasil praktikum tidak ada perubahan warna media VP (-)
Uji keenam ialah uji Simmone citrate. Sitrat merupakan salah satu komponen
utama dalam siklus Krebs yang merupakan hasil reaksi antara asetil koenzim A (CoA)
dengan asam oksaloasetat (4C). Sitrat dibuat oleh enzim sitrase yang menghasilkan
asam oksaloasetat dan asetat kemudian melalui proses enzimatis diubah menjadi asam
piruvat dan karbon dioksida. Selama reaksi tersebut medium menjadi bersifat alkali
(basa) karena karbondioksida yang berikatan dengan sodium (Na) dan air (H2O)
membentuk sodium carbonat (Na2CO3). Adanya sodium karbonat inilah yang akan
mengubah indikator bromthymol blue pada medium menyebabkan medium berubah
warna dari hijau menjadi biru tua. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil positif karena
terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru (Koolman, 2001).
Gambar 3.7.1. Kiri gambar dari (Beveridge Et Al, 2011) kiri sitrat (-) kanan sitrat (+).
Kanan gambar hasil praktikum terdapat perubahan warna media dari hijau menjadi
biru sitrat (+)
Gambar 3.8.1. Kiri gambar dari (Beveridge Et Al, 2011) warna asli media kuning jika
tidak berubah menjadi merah muda sitrat (-) jika berubah sitrat (+). Kanan gambar
hasil praktikum terdapat perubahan warna media menjadi pink sitrat (+).
Gambar 3.9.1. Kiri gambar dari (Djide dkk, 2006) merupakan berbagai hasil dari uji
TSI. Kanan merupakan gambar hasil praktikum acid-acid, gas (-), H2S (-)
Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini
merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah
mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup,
menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi
dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut (Koolman, 2001).
Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa
koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media padat,
sampel terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan terhadap
sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam pada media lempeng agar. Jumlah
koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu
dan waktu yang sesuai.Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni
bakteri antara 30-300.Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil
perhitungan dikalikan faktor pengencer (Sunatmo, 2007).
Gambar 3.11.1. Kiri gambar hasil praktikum, tampak koloni tumbuh banyak dan
bertumpuk sehingga sulit untuk dihitung satu persatu. Kanan gambar dari
(Beveridge Et Al, 2011) tampak koloni tunggal dan tidak banyak yang bertumpuk
sehingga mudah dilakukan penghitungan.
BAB 4
KESIMPULAN
Dari serangkaian uji identifikasi didapatkan hasil Mac Conkey mucoid dan
lactose fermenter, Salmonella Shigella lactose fermenter H2S (-), pengecatan gram
diperoleh hasil gram negatif batang pendek, uji TSI acid acid gas (-) H2S (-), uji indol
(-), uji MR dan VP (-), uji urease (+), uji sitrat (+), uji motilitas (-). Maka dapat
disimpulkan bahwa bakteri tersebut mendekati sifat dan karakteristik dari Klebsiella.
Dari jumlah bakteri yang tumbuh pada media padat metode total plate count
didapatkan hasil jumlah 1 ml urine terdapat lebih dari 0,3 x 106 bakteri. Kategori ini
sudah termasuk infeksi saluran kemih.
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA