Anda di halaman 1dari 22

METABOLISME KARBOHIDRAT ABNORMAL

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Kimia Klinik


yang dibina oleh : Erni Yohani Mahtuti S.Pd, M.Kes

Oleh Kelompok :
Della Anggraeni Novita Sari (1814313453007)
Hanyfa Oktaviani (1814313453013)
I Komang Tri Santika (1814313453017)
Renanda Alfian Habib (1814313453024)
Sherly Damayanti (1814313453027)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


DIII Teknologi Laboratorium Medis
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan makalah Metabolisme karbohidrat Abnormal untuk memenuhi tugas
Kimia Klinik.
Dengan berjalannya makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada pembimbing yang
telah membantu menyelesaikan makalah Metabolisme karbohidrat Abnormal dengan baik
mulai dari awal hingga akhir.
Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik atau saran
yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini.

Malang, 1 Februari 2020


Penulis

(……………………)

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ..............................................................................……….………...….........i
Kata Pengantar ................................................................................…….......….……......…..ii
Daftar Isi .......................................................................................................…………….......iii
Daftar Tabel .......................................................................................……......……………...iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................……….......………...… 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................……….........………..… 2
1.3 Tujuan ........................................................................................……….........………...… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Metabolisme …………………………………………………………………..3
2.2 Pengertian Karbohidrat…………………………………………………………………….3
2.3 Klasifikasi Karbohidrat…………………………………………………………………….5
2.4 Metabolisme Karbohidrat dalam Tubuh …………………………………………………..6
2.5 Penyakit Akibat Kelainan Metabolisme Karbohidrat……………………………………...7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………...13
3.2 Tujuan ……………………………………………………………………………………13
3.3 Metodologi ……………………………………………………………………………….13
3.4 Hasil………………………………………………………………………………………14
3.5 Kesimpulan……………………………………………………………………………….16
3.6 Kelebihan Penelitian……………………………………………………………………...16
3.7 Kekurangan Penelitian …………………………………………………………………...16
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan .................................................................................................……………...17
4.2 Saran .............................................................................................................…………….17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................……………..18

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Jenis Monosakarida ………………………………………………………………….5
Tabel 3.1Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan,
pekerjaan, status dan riwayat
obesitas………………………………………………………...14
Tabel 3.2 Distribusi frekuensi kadar glukosa darah responden………………………………14
Tabel 3.3 Tingkat kecukupan karbohidrat responden ………………………………………..15
Tabel 3.4 Tingkat kecukupan lemak responden………………………………………………15
Tabel 3.5 Asupan serat responden …………………………………………………………...15
Tabel 3.6 Hubungan konsumsi karbohidrat, lemak, serat dengan kadar glukosa darah ……..15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos yaitu perubahan) adalah semua reaksi
kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat seluler. Secara
umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik, katabolisme, yaitu
reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi, sedangkan
anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai
hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah
reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Kelainan Metabolisme adalah keadaan tubuh yang tidak mampu menjalankan
proses metabolisme karena sesuatu dan lain hal. Yang paling berpengaruh bisa atau ketidak
bisaan tubuh ialah disebabkan oleh kelainan tidak memiliki suatu enzim yang diperlukan
untuk membantu metabolisme. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan
genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang
suatu proses metabolisme, yang paling sering terjadi adalah kelainan metabolisme
karbohidrat, karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang mempunyai jenis-jenis
beragam diantaranya glukosa, sukrosa dan fruktosa. Beberapa jenis KH tersebut dalam
tubuh harus dimetabolisme (dipecah) sebelum digunakan tubuh. Pemecahan karbohidrat
memerlukan sebuah enzim. Kelainan Metabolisme karbohidrat biasanya karena
ketidakmampuan tubuh memiliki enzin pemecah. Beberapa jenis karbohidrat tersebut
sehingga KH yang akan terpecah dalam tubuh tidak dapat ter-Metabolisme.
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O.
Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan
metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan
amilum atau selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung kepada tumbuhan. Karbohidrat merupakan
sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme. Banyak sekali
makanan yang kita makan sehari hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi atau beras,
singkong, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan
lainnya.

1
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai cadangan
makanan, pemberi rasa manis pada makanan, membantu pengeluaran feses dengan cara
mengatur peristaltik usus, penghemat protein karena bila karbohidrat makanan terpenuhi,
protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. Karbohidrat juga berfungsi
sebagai pengatur metabolisme lemak karena karbohidrat mampu mencegah oksidasi lemak
yang tidak sempurna.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan metabolisme?
2) Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
3) Bagaimana metabolisme karbohidrat di dalam tubuh?
4) Apa penyakit yang disebabkan oleh kelainan metabolisme karbohidrat?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang metabolisme.
2) Untuk mengetahui tentang karbohidrat.
3) Untuk mengetahui metabolisme karbohidrat di dalam tubuh.
4) Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh kelainan metabolisme karbohidrat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metabolisme


Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu Metabole yang artinya berubah.
Metabolisme merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel
tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi, sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan
tertentu seperti unsur, molekul, senyawa atau energi. Metabolisme dibedakan menjadi
dua yaitu ;
1. Anabolisme (penyusunan)
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks (organik) dari
senyawa sederhana (anorganik) dengan bantuan energy dari luar. Energi yang
digunakan dapat berasal dari cahaya matahari (foton) maupun berasal dari pemecahan
senyawa kimiaanorganik.Karena dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari luar
makareaksinya termasuk endotermis (endergonik). Contoh peristiwa anabolisme
adalah fotosintesis (energi berasal dari cahaya matahari) dan kemosintesis (energinya
berasal dari pemecahan senyawa kimia anorganik).
2. Katabolisme (pemecahan)
Katabolisme adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks( organik)menjadi
senyawa sederhana (anorganik) yang akan membebaskanenergi. Karena reaksi ini
menghasilkan energi maka reaksinyatermasuk eksotermis (ekergonik). Contoh
peristiwa katabolisme adalah fermentasi.

Metabolisme merupakan suatu proses (pembentukan dan penguraian) zat-zat yang


diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalanjan fungsinya. Karbohidrat yang paling
penting adalah glukosa, merupakan gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme
oleh hampir seluru organisme. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan
genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang
suatu proses metabolisme.

2.2 Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan
H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
dari gliserol lemak, akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan

3
yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Karbohidrat tersebar luas di dalam tumbuhan dan hewan. Dalam tumbuhan, glukosa
disintesis dari karbondioksida serta air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau
diubah menjadi selulosa yang merupakan kerangka tumbuhan. Hewan dapat mensintesis
sebagian karbohidrat dari lemak dan protein, tetapi jumlah terbesar karbohidrat dalam
jaringan tubuh hewan berasal dari tumbuhan.
Bersama-sama dengan lemak dan protein, karbohidrat memegang peranan dasar bagi
kehidupan di bumi ini. Bukan hanya sebagai sumber energi utama bagi makhluk hidup,
tetapi juga sebagai senyawa yang menyimpan energi kimia. Pada hewan atau manusia
energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman sebagai pati. Di samping kedua
senyawa tersebut, ada pula karbohidrat pembentuk struktur, misalnya selulosa berperanan
sebagai komponen utama dinding sel tumbuhan, dan peptidoglikan yang terdapat di
dinding sel bakteri. Selain terdapat pada dinding sel bakteri dan tumbuhan, polisakarida
juga banyak terdapat pada dinging sel binatang. Karbohidrat merupakan sumber kalori
utama bagi hamper seluruh penduduk di dunia khususnya bagi penduduk negara yang
sedang berkembang walaupun jumlah kalori yang didapat dihasilkan oleh 1 gram (g)
karbohidrat hanya 4 kalori (kal) dibanding lemak. Karbohidrat mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur,
dan lain-lain. Di alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2 dan H2O dengan
pertolongan sinar matahari dan hijau daun (chlorophyll). Hasil fotosintesa ini kemudian
mengalami polimerisasi menjadi pati dan senyawa- senyawa bermolekul besar lain yang
menjadi cadangan makanan pada tanaman. Organisme yang dapat mensintesa
biomolekuluntuk keperluan hidupnya dari bahan-bahan anorganik (misalnya CO2 dan
H2O) disebut organisme autotroph. Sedangkan mikroorganisme pada umumnya, hewan
dan manusia yang hanya dapat mempergunakan hasil sintesa organisme autotroph untuk
keperluan hidupnya disebut organisme heterotroph.
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa,
pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin,
selulosa, dan lignin. Polisakarida seperti pati, banyak terdapat dalam serealia dan umbi-
umbian. Sumber karbohidrat utama bagi bahan makanan kita adalaah serealia dan umbi-
umbian. Misalanya kandungan pati dalam beras = 78,3%, jagung = 72,4%, singkong =
34,6%, dan talas = 40%.

4
2.3 Klasifikasi Karbohidrat
1) Monosakarida
Karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
lain. Bentuk lain dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai
aldosa dan ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan
fruktosa.
Beberapa jenis Monosakarida
Monosakarida Rumus Molekul Aldosa Ketosa
Triosa C3H6O3 Gliserosa Dididroksi aseton
Tetrosa C4H8O4 Eritrosa Eritrulosa
Pentose C5H10O5 Ribosa Ribulosa
Heksosa C6H12O6 Glukosa Fruktosa
Tabel 2.1 Jenis Monosakarida
2) Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai
sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat
dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara
karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses
ini disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan
amilum dan selulosa.
3) Fruktosa
Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu
ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya
disebut levulosa. Pada umumnya monosakarida dan sakarida mempunyai rasa manis.
Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa
digunakan sehari-hari sebagai pemanis, berasal dari tebu.
4) Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umunya berikatan dengan
glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa
mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air.
5) Disakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas
beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikan satu dengan
yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang paling banyak
terdapat dalam alam ialah disakarida. Disakarida merupakan karbohidrat yang pada
hidrolisis menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau berlainan, misalnya
sukrosa, maltosa dan laktosa. Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh
5
satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas
dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh:
sukrosa, maltosa, dan laktosa.
6) Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun
bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam
buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa.
7) Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan
yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom nomor 4, oleh karenanya
maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih
mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis
amilum dengan asam maupun dengan enzim.
8) Polisakarida
Karbohidrat yang tersusun dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai
lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis pleh asam atau enzim tertentu
yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida
dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh:
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.

2.4 Metabolisme Karbohidrat di Dalam Tubuh


Metabolisme oksidatif glukosa menghasilkan sebagian besar energi yang digunakan di
dalam tubuh. Glukosa dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk disakarida,
yaitu secara kimiawi terikat ke molekul gula lain; sukrosa adalah glukosa plus fruktosa;
laktosa adalah glukosa plus galaktosa; maltosa adalah dua molekul glukosa.
Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat dan asetilkoenzim A
(asetil-KoA) sebagai senyawa-senyawa antara oksidasi lengkap glukosa menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi yang disimpan sebagai senyawa fosfat berenergi tinggi
adenosin trifosfat (ATP).
Glukosa dapat disimpan di hati atau otot sebagai glikogen. Hati juga dapat mengubah
glukosa melalui jalur-jalur metabolik lain menjdai asam lemak, yang disimpan sebagai
trigliserida, atau menjadi asam amino yang digunakan untuk memebentuk protein. Hati
dapat membentuk glukosa dari asam lemak, dan juga dari asam amino
(glukoneogenesis).Glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme

6
homeostatik yang dalam keadaan sehat, mempertahankan kadar glukosa dalam rentang 70-
110 mg/dL dalam keadaan puasa. Setelah ingesti makanan yang mengandung banyak
glukosa, secara normal kadar glukosa darah tidak melebihi 170 mg/dL.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh
menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa,
karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi
seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini kemudian oleh sel
dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2
dalam bentuk respirasi / pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan
disimpan dibawah jaringan kulit dalam bentuk lemak.
Di dalam tubuh manusia, glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak
hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat
tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh
selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan
berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi
di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP
(adenosine triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di
dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75%
dari total kebutuhan energi tubuh.
Reaksi pembakaran gula dalam tubuh :
C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) —> Energi + 6CO2 (udara yang
dikeluarkan) + 6H2O (keringat atau air seni).

2.5 Penyakit Akibat Kelainan Metabolisme Karbohidrat


1) Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanyadisebabkan
oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan
kelainan bawaan. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut.
Patofisiologis awalnya, pasien tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning
(jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air
kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan
jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh. Karena kelainan ini merupakan
herediter yang dibawa oleh ibu atau ayahnya,seorang wanita yang diduga membawa

7
gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan.
Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami
keterbelakangan mental. Banyak yang menderita katarak. Kebanyakan penyebabnya
tidak diketahui. Pasien dengan galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan
yang mengandung galaktosa dari karbohidrat seumur hidupnya, seperti susu yang kaya
akan galaktosa.
2) Glikogenesis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan
untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukos
a(untuk Glikogenosis digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau
sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di
hati. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan
(biasanya otot atau hati), yang menunjukkan adanya enzim yang hilang. Pengobatan
tergantung kepada jenis penyakitnya. Untuk membantu mencegah turunnya kadar gula
darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil
sebanyak beberapa kalidalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah
ini bisa diatasi dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam.
Kadang pada malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang
dimasukkan ke lambung. Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan
penimbunan asam urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk
mencegah hal tersebut seringkali perlu diberikan obat-obatan. Pada beberapa jenis
glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
3) Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh
tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Mencerna
fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis
gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan
hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin-tremor (gerakan
gemetar diluar kesadaran), linglung, mual-muntah, nyeri perut, kejang (kadang-
kadang), dan koma.
4) Fruktosuria

8
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimanafruktosa
dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita
fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di
dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes
mellitus.
5) Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim
yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria tidak menimbulkan masalah
kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan
diagnosis dengan diabetes mellitus.
6) Marasmus
Kekurangan asupan makanan yang mengandung karbohidrat dapat
mengakibatkan penyakit diantaranya adalah penyakit yang sering mengenai anak
balita (di bawah lima tahun) disebut juga penyakit marasmus. Ciri-ciri penyakit
Marasmus :
 Selalu merasa kelaparan.
 Anak sering menangis.
 Tubuh menjadi sangat kurus, biasanya pada anak yang terkena penyakit busung
lapar.
 Kulit menjadi keriput.
 Pernapasan terganggu akibat tekanan darah dan detak jantung yang tidak stabil.
 Penyakit marasmus sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian apabila
tidak ditangani secara serius.
 Penyakit marasmus akan mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi
terhambat, perkembangan kecerdasannya menjadi lambat, dan tidak menutup
kemungkinan akan berdampak pada perkembangan psikologisnya.
Agar penyakit Maramus tidak mengenai balita, sebaiknya mengenal beberapa
makanan yang mengandung karbohidrat dan dampak dari kekurangan dan kelebihan
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.
7) Diabetes melitus
Diabetes mellitus (DM) atau disebut sebagai diabetes merupakan penyakit
gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah

9
hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi
peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia).
Terdapat dua kategori utama Diabetes mellitus yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 disebut insulin-dependent atau juvenile, ditandai dengan kurangnya
produksi insulin. Diabetes tipe 2 disebut non-insulin-dependent, disebabkan
penggunaan insulin kurang efektif oleh tubuh. Diabetes tipe 2 merupakan 90% dari
seluruh diabetes. Sedangkan Diabetes Gestasional adalah hiperglikema yang
didapatkan pada saat kehamilan. Penyebab Diabetes melitus dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain :
1) Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes mellitus. Hal ini
disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel pankreas mempunyai kapasitas
maksimum untuk disekresikan. Oleh karena itu, mengkonsumsi makanan secara
berlebihan dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah memadai
dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan menyebabkan
diabetes melitus.
2) Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes mellitus
dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk.
3) Faktor Genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes mellitus orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita diabetes mellitus mempunyai anggota
keluarga yang juga terkena. Jika kedua orang tua menderita diabetes, insiden
diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung pada umur berapa orang tua
menderita diabetes. Risiko terbesar bagi anak-anak terserang diabetes jika salah
satu atau kedua orangtua menderita penyakit ini sebelum berumur 40 tahun.
Riwayat keluarga pada kakek dan nenek kurang berpengaruh secara signifikan
terhadap cucunya.
4) Bahan-Bahan kimia dan Obat-Obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang penkreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas
tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan
metabolisme dalamtubuh, termasuk hormon insulin.

10
5) Penyakit dan Infeksi Pada Pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu dapat menyebabkan sel pada
pankreas tidak bekerja optimal dalam mensekresi insulin. Beberapa penyakit
tertentu, seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko
terkena diabetes mellitus.

Gejala Penyakit Diabetes Melitus


Gejala diabetes melitus dapat dirasakan secara fisik. Berikut gejala-gejala diabetes
melitus :
1) Merasa Lemah dan Berat Badan Menurun
Gejala awalnya adalah berat badan menurun dalam waktu relatif singkat.
Selain itu, sering merasa lemah, lesu dan tidak merasa bergairah. Hal itu
disebabkan glukosa yang merupakan sumber energi dan tenaga tubuh, tidak
masuk ke dalam sel. Oleh karena itu, sumber energi akan diambil dari cadangan
lemak dan dari hati. Jik adipakai terus, cadangan energi dari lemak dan hati akan
berkurang. Akibatnya, badan semakin kurus dan berat badan menurun.
2) Poliuria (Banyak Kencing)
Kadar glaukosa darah yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin. Akibat
tingginya kadar glaukosa darah, penderita merasa ingin buang air terus dan dalam
volume urin yang banyak.
3) Polidipsia (Banyak Minum)
Makin banyak urin yang dikeluarkan, tubuh makin kekurangan air.
Akibatnya, timbul rasa haus dan ingin minum terus.
4) Polifagia (Banyak Makan)
Kadar glukosa yang tidak masuk ke dalam sel, menyebabkan timbulnya
rangsangan ke otak untuk mengirim pesan rasa lapar. Akibatnya penderita
semakin sering makan. Kadar glukosa pun makin tinggi, tetapi tidak seluruhnya
dapat dimanfaatkan tubuh karena tidak masuk ke sel tubuh.
5) Jumlah Glukosa Besar
Jumlah glaukosa yang basar dalam urin dapat menyebabkan iritasi genital
(kemaluan) akbat infeksi jamur.
6) Lensa Mata Berubah
Bentuk lensa mata sedikit berubah dan mengaburkan penglihatan untuk
sementara waktu.

11
7) Luka Sulit Sembuh
Jika terjadi luka pada penderita akan sangat sulit sekali untuk sembuh. Hal ini
berhubungan dengan sistim kekebalan pada tubuh penderita diabetes yang
cenderung menurun.

BAB III
PEMBAHASAN

Judul Jurnal : HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT, LEMAK DAN SERAT


DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA LANJUT USIA WANITA

12
(Studi di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Kota
Semarang Tahun 2017)
Volume : Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017
Tahun : 2017
Penulis : Ria Yuniati(1), Siti Fatimah Pradigdo(2), M. Zen Rahfiludin(3)
Tanggal : 11 Februari 2020

3.1 Latar Belakang


Masalah gizi yang terjadi pada lansia kebanyakan disebabkan karena kelebihan gizi
yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus,
penyakit jantung koroner, hipertensi gout rematik, ginjal, perlemakkan hati dan lainlain.
Data yang diperoleh di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading
menjelaskan bahwa jumlah lansia sebanyak 85 orang yang terdiri dari 33 pria dan 52
wanita. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap lansia wanita di Rumah
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading, Kota Semarang. Hal ini disebabkan rerata
lansia yang berada disana tidak memiliki tempat tinggal dan banyak diantara mereka
yang sengaja dititipkan di tempat tersebut disebabkan keluarganya sudah tidak peduli lagi
dan belum ada pemeriksaan kadar glukosa darah secara rutin.

3.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat.

3.3 Metodologi
Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan rancangan cross sectional.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat konsumsi karbohidrat, lemak dan serat,
sedangkan variabel terikat adalah kadar glukosa darah
Metode pemeriksaan dari penelitian ini dengan Enzymatic Colorimetric test atau biasa
di sebut “GDOPAP”. Data asupan karbohidrat, lemak dan serat dikumpulkan
menggunakan food weighing 2x24 jam, kemudian dianalisis dengan menggunakan
softwareNutrisurvey dan SPSS

3.4 Hasil
A. Karakteristik Responden

13
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan,
pekerjaan, status dan riwayat obesitas.

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa mayoritas usia responden 60-69 tahun sebanyak 59,4%
dengan rerata 67,6±4,77 tahun, sedangkan pendidikan responden berpendidikan setingkat SD
sebanyak 53,1%. Responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak
71,9%. Mayoritas responden memiliki status cerai hidup sebanyak 90,6% dan Kebanyakan
responden tidak memiliki riwayat obesitas yaitu sebesar 87,5%.

B. Analisis Univariat

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi kadar glukosa darah responden


Tabel 3.2 menunjukkan rerata kadar glukosa darah responden adalah 101.25 ±39.05
mg/dl.Sejumlah 93.8% responden mempunyai kadar glukosa darah yang tergolong
normal (<200 mg/dl).

14
Tabel 3.3 Tingkat kecukupan karbohidrat responden
Tabel 3.3 menunjukkan rerata tingkat kecukupan karbohidrat responden adalah
83,96% ±7,77. Sejumlah 68,8% responden mempunyai tingkat kecukupan yang
tergolong baik.

Tabel 3.4 Tingkat kecukupan lemak responden


Tabel 3.4 menunjukkan rerata tingkat kecukupan lemak 123,40% ±11,67.
Sejumlah 96,9% responden mempunyai tingkat kecukupan lemak yang tergolonglebih

Tabel 3.5 Asupan serat responden.


Tabel 3.5 menunjukkan rerata asupan serat 5,00 ±0,397 gram per hari.
Seluruh(100%) responden mempunyai asupan serat yang tergolong kurang.

C. Analisis Bivariat

Tabel 3.6 Hubungan Konsumsi Karbohidrat, Lemak dan Serat dengan kadar glukosa
darah

Ada hubungan tingkat kecukupan karbohidrat dengan kadar glukosa darah (p= 0,003
r= 0,515). Tidak ada hubungan tingkat kecukupan lemak dengan kadar glukosa darah (p=
0,882 r= 0,027). Tidak ada hubungan konsumsi asupan serat dengan kadar glukosa darah
(p= 0,995 r= -0,010)

15
3.5 Kesimpulan
Ada hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar glukosa darah. Tidak ada
hubungan konsumsi lemak dengan kadar glukosa darah. Tidak ada hubungan asupan serat
dengan kadar glukosa darah.

3.6 Kelebihan Penelitian


Memberi referensi bagi pembaca jurnal

3.7 Kekurangan Penelitian


Bagi penelitian ini agar dapat lebih menggambarkan kadar gula darah responden
dengan menggunakan metode lain yaitu kadar gula darah puasa atau kadar gula darah 2
jam PP.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari kelainan metabolisme karbohidrat adalah kelainan yang

16
ditimbulkan jika kadar glukosa darah meningkat adalah penyakit Diabetes melitus (DM).
Sedangkan kelainan yang ditimbulkan jika kadar glukosa dalam darah menurun adalah
hipoglikemia. Selain itu, ada beberapa kelainan-kelainan yang ditimbulkan dari
metabolisme gula karbohidrat yang abnormal yaitu galaktosemia dan glikogenosis.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan agar para pembaca khususnya
kepada Mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya mengenai metabolisme
karbohidrat Abnormal guna terwujudnya pelaksanaan proses belajar yang baik.
Penulis menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali sumber-sumber yang
menunjang terhadap pembahasan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Aris., dkk. 2013. “Makalah Gangguan Metabolisme Karbohidrat”. Jurusan


Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

17
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. (online).
(http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-halomoan.pdf, diakses tanggal 05 Mei 2018)
Ma’rufah. 2012. Kelainan Metabolisme Karbohidrat (Penyakit Andersen / Glikogen Storage
Disease Type IV). (online). (aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/KELAINAN-
METABOLISME-KARBOHIDRAT.pptx, diakses tanggal 05 Mei 2018)

18

Anda mungkin juga menyukai