“OOGENESIS “
DOSEN
Dr.Ir JASWANDI,MS
FAKULAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Reprduksi Ternak”.
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia .Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah ini program Reproduksi Ternak studi ilmu peternakan Fakultas
peternakan pada Universitas Andalas. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Ir JASWANDI,MS selaku dosen
pembimbing mata kuliah Reproduksi Ternak dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang………………………………………………………………...4
b. Rumusan Masalah……………………………………………………………..4
c. Tujuan…………………………………………………………………………4
Bab II Pembahasan
a. Pengertian Oogenesis………………………………………………………….5
b. Tahapan Oogenesis……………………………………………………………6
c. Mekanisme Oogenesis………………………………………………………...6
d. Hormon – Hormon yang Berperan dalam Proses Oogenesis………………....8
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu oogenesis?
b. Bagaimana tahapan-tahapan dari mekanisme atau proses oogenesis?
c. Bagaimana pentingnya oogenesisi bagi makhluk hidup ?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut
a. Mengenal oogenesis
b. Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dari mekanisme atau proses
oogenesis
c. Mengetahui pentingnya oogenesis bagi makhluk hidup
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Oogenesis
1.Alecithal : telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang
seperti ini hamper tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan
makanan.
2. Isolecithal (homolecithal) : ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma
yang tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan
invertebrate.
3. Telolecithal : ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak
dan terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4. Sentrolecithal : pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah-tengah
ovum, misalnya ovum insekta. Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves
dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal.
B. Tahapan Oogenesis
Tahap Pertama Proliferasi yaitu di dalam ovari fetus. Pada akhir bulan ketiga
usia fetus, semua oogonium yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer.
Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah pada
tahap meiosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan meiosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar
2 juta oosit primer, tetapi mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas
Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil
pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer (polosit
primer).
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan meiosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran
lebih kecil disebut badan polosit sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan
dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Kemudian tahap terakhir Transformasi atau pematangan dimanaOotid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
C. Mekanisme Oogenesis
Pada masa pubertas, oosit primerakan mengadakan pembelahan meiosis I
menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama
(polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit
sekunder mengandung hampir semua sitoplasma sedangkan sel badan kutub pertama
hanya terdiri dari nukleus saja.
Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer
yaitu 23 kromosom (haploid).Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder
membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua
(polar body sekunder).Ootid yang besar tersebut mengandung hampir semua
sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua
kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai
kromosom bersifat haploid (n).
Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer
hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu
mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen –
komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang
matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida.
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-
10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada
interfase.Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2.Pada periode G1 selain terjadi
pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel
sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S
yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA.
Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan
untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M)
serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki
pertumbuhan sel baru (G1).
Mekanisme Oogenesis:
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma korteks ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000.Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang
selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun
mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses
pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang
disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).Satu
pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan
disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin.Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit (ovum).Oosit sekunder membelah membentuk ovum
masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan
satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda.Ketiga badan
polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah
mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
KESIMPULAN