Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH REPRODUKSI TERNAK

“OOGENESIS “

LESTARI REFIS TANJUNG


1310611180

DOSEN
Dr.Ir JASWANDI,MS

FAKULAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Reprduksi Ternak”.

Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia .Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah ini program Reproduksi Ternak studi ilmu peternakan Fakultas
peternakan pada Universitas Andalas. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Ir JASWANDI,MS selaku dosen
pembimbing mata kuliah Reproduksi Ternak dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Oktober 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar isi

Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang………………………………………………………………...4
b. Rumusan Masalah……………………………………………………………..4
c. Tujuan…………………………………………………………………………4

Bab II Pembahasan
a. Pengertian Oogenesis………………………………………………………….5
b. Tahapan Oogenesis……………………………………………………………6
c. Mekanisme Oogenesis………………………………………………………...6
d. Hormon – Hormon yang Berperan dalam Proses Oogenesis………………....8

Bab III Penutup


a. Kesimpulan…..………………………………………………………………..9
b. Saran…………………………………………………………………………..9

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah mampu melakukan


reproduksi, makhluk hidup bereproduksi untuk menghasilkan calon individu baru
dengan tujuan untuk mempertahankan generasinya dari setiap spesies agar
terhindar dari kepunahan. Calon individu baru tersebut dihasilkan karena terjadi
pertemuan antara sperma dan ovum yang disebut sebagai peristiwa pembuahan.
Sebelum terjadi pembuahan, sel telur (ovum) harus dibentuk sempurna melalui
pembelahan sel sehingga pada waktunya akan siap untuk dibuahi. Proses
terbentuknya sel telur (ovum) inilah yang disebut Oogenesis. Sel telur tersebut
dibentuk di ovarium.
Selama proses oogenesis terjadi tahapan-tahapan seperti pada oosit
primer, oosit sekunder, follikulogenesis, ovulasi, fertilisasi sampai pada
perkembangan zigot. Oleh karena itu, kita akan memaparkan penjelasan mengenai
mekanisme oogenesis agar lebih memahami tahapan proses terbentuknya ovum
sebelum dibuahi dan akhirnya dapat membentuk satu individu baru, mengingat
pentingnya reproduksi di bidang peternakan, karena tujuan dari peternakan itu
sendiri adalah mengoptimalkan jumlah populasi ternak.

2. Rumusan Masalah
a. Apa itu oogenesis?
b. Bagaimana tahapan-tahapan dari mekanisme atau proses oogenesis?
c. Bagaimana pentingnya oogenesisi bagi makhluk hidup ?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut
a. Mengenal oogenesis
b. Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dari mekanisme atau proses
oogenesis
c. Mengetahui pentingnya oogenesis bagi makhluk hidup
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.


Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonium.
Pembentukan sel telur pada manusia ataupun hewan mamalia dimulai sejak di dalam
kandungan..

Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam-macam ovum. Ovum


biasanya dibeda-bedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya,yaitu :

1.Alecithal : telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang
seperti ini hamper tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan
makanan.
2. Isolecithal (homolecithal) : ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma
yang tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan
invertebrate.
3. Telolecithal : ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak
dan terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4. Sentrolecithal : pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah-tengah
ovum, misalnya ovum insekta. Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves
dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal.

Kemudian selaput-selaput pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam:

1. Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri.


Membran ini terdiri dari membran plasma dan membran vitellinus (pada saat terjadi
fertilisasi membran vitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang
disebut membran fertilisasi). Pada kebanyakan telur-telur hewan laut yang bertipe
homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar
membran vitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi oleh benang-benang halus
protoplasma.
2. Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel-sel folikel yang
mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat
impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur
cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini
dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle.
3. Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan
kelenjar-kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan
keberadaanya. Sebagai contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier
yaitu:
1.lapisan albumin
2.membran cangkang (shell membran)
3.cangkang dari zat kapur (calcareous shell)

B. Tahapan Oogenesis
Tahap Pertama Proliferasi yaitu di dalam ovari fetus. Pada akhir bulan ketiga
usia fetus, semua oogonium yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer.
Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah pada
tahap meiosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan meiosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar
2 juta oosit primer, tetapi mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas
Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil
pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer (polosit
primer).
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan meiosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran
lebih kecil disebut badan polosit sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan
dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Kemudian tahap terakhir Transformasi atau pematangan dimanaOotid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

C. Mekanisme Oogenesis
Pada masa pubertas, oosit primerakan mengadakan pembelahan meiosis I
menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama
(polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit
sekunder mengandung hampir semua sitoplasma sedangkan sel badan kutub pertama
hanya terdiri dari nukleus saja.
Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer
yaitu 23 kromosom (haploid).Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder
membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua
(polar body sekunder).Ootid yang besar tersebut mengandung hampir semua
sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua
kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai
kromosom bersifat haploid (n).
Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer
hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu
mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen –
komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang
matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida.
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-
10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada
interfase.Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2.Pada periode G1 selain terjadi
pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel
sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S
yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA.
Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan
untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M)
serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki
pertumbuhan sel baru (G1).

Mekanisme Oogenesis:

1. Sel-Sel Kelamin Primordial


Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional
dari saccus vitellinus dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira
pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri.Masing-masing sel kelamin primordial
(oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi
nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.

2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma korteks ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000.Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang
selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun
mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses
pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang
disebut oosit primer.

3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).Satu
pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan
disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin.Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.

4. Pembelahan Meiosis Pertama


Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami
pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung
23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung
seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan
polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara
normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid
pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan
bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran,
tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada
kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut
mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang
polanya berbeda.

5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit (ovum).Oosit sekunder membelah membentuk ovum
masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan
satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda.Ketiga badan
polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah
mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

D. Hormon - Hormonyang Berperan dalam Proses Oogenesis


Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormone.
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon
FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). FSH dan LH
menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon
estrogen dan progesteron.
LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan
merangsang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.FSH merangsang ovulasi dan merangsang folikel untuk
membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Sertahormon prolaktin
merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus-hipofisis-
ovarium yaitu tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH
oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitor
atau negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hypothalamus.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai referensi dan pembahasan, kami dapat menyimpulkan bahwa:


Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium
Proses oogenesis terjadi 2 kali pembelahan meiosis tanpa diselingi interfase,
yaitu pembelahan sel kelamin (gonad) betina secara reduksi dimana sel induk
diploid (2n) menghasilkan 4 sel induk anakan haploid (n). Pembelahan secara
meiosis akan menghasilkan gamet yang secara genetik tidak identik (hanya
setengah dari induknya), sehingga menyebabkan adanya variasi genetik.
Tahapan Proses Oogenesis : Proliferasi, Miosis dan Transformasi atau
pematangan.
Mekanisme Oogenesis yaitu: Sel-Sel Kelamin Primordial membentuk folikel
primordial yang kemudian setelah memasuki masa pubertas mengalami
pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel
kelamin yang disebut oosit primer dan terjadilah Meiosis I yang selesai
sebelum terjadi ovulasi membentuk oosit sekunder dan polosit primer. Oosit
sekunder mengalami Meiosis II menghasilkan Ootid dan Polosit sekunder.
Ootid selanjutnya akan tumbuh menjadi ovum atau sel telur.
Tiap satu kali Oogenesis akan menghasilkan satu ootid yang artinya hanya
menghasilkan satu ovum dan tiga buah badan kutup (polosit sekunder) yang
secara normal akan mengalami degenerasi (luruh).
Hormon yang mempengaruhi oogenesis diantaranya hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) yang menyebabkan
serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan
progesterone untuk merangsang ovulasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anfis M. 2011. Reproduksi.


http://anfis-mariapoppy.blogspot.com/2011/01/reproduksi-3.html
Diakses pada: minggu, 28 Oktober 2012

Annonim. 2009. Proses Oogenesis.


http://oogenesis.blogspot.com/2009/11/praktikum-embriologi-oogenesis.html.
Diakses pada: Minggu, 28 Oktober 2011

Ar-Ridhwank. 2012. Gametogenesis dan Oogenesis.


http://ar-ridhwank.blogspot.com/2012/10/pembentukan-gamet-pada-hewan.html
Diakses pada: Minggu, 28 Oktober 2012

Radiopoetro, 2000.Sistem Reptroduksi Manusia. Jakarta: Erlangga


(halaman.176-177)

Suryo, H. 2003. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(halaman 60-72)

Sugardani, et al. 2001. Biologi. Bandung: Akasia Press

Anda mungkin juga menyukai