Dosen pengampu :
Asisten Praktikum :
Nurunnisa Umaira
Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
SEMARANG
2021
A. TUJUAN
mikroskopis serta membedakan jenis jamur benang satu dengan yang lainnya
B. LANDASAN TEORI
Jamur ialah jenis organisme eukariotik yang tidak dapat berfotosintesis karena
tidak memiliki klorofil, ada yang bersel satu atau uniseluler maupun bersel banyak
atau multiseluler, memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin dan dapat
bereproduksi secara seksual maupun aseksual dengan menghasilkan spora (Sodikin et
al., 2019). Contoh spora dari reproduksi seksual, yaitu askospora, zigospora dan
basidiospora. Dan contoh spora dari reproduksi aseksual, ialah zoospora, dan
klamidospora. Jamur memiliki spora dan hifa, yaitu kumpulan sel yang lepas atau
bersambungan yang membentuk benang yang bersekat, dimana pada jamur hifa ini
terdiri dari sel-sel berinti satu (Rochman 2015). Sebagian besar tubuh jamur terdiri
dari hifa yang saling beruhubngan seperti jala atau yang disebut miselium (Ikhsani et
al., 2015). Dalam memenuhi nutrisi dan memproduksi makanan, jamur tergolong ke
dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri yang akhirnya harus mengambil dari organisme lain (Yulhaidir et al., 2013).
Khamir atau ragi bersifat uniseluler, berbentuk bulat, lonjong atau memanjang
yang berkembang biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah atau
berlendir (Padoli, 2016). Khamir biasa digunakan dalam fermentasi berbagai macam
produk seperti minuman beralkohol anggur atau beer (Bordet et al., 2020).
2. Ose bulat
4. Lampu spirtus
1. Alkohol 70%
2. Kertas tissue
3. Air steril/akuades
cair, dll, getah pohon, cairan pada buah manis yang membusuk, dll
1. Mikroskop
2. Jarum/ose lurus
1. Alkohol 70%
2. Laktofenol
3. Bahan berjamur seperti tempe segar, oncom, tape ketela/ketan (muda), serta
Morfologi Khamir
Morfologi Kapang
E. HASIL DAN ANALISIS DATA
1. Morfologi Khamir
No Sampel Keterangan Dokumentasi
1. Saccharomyces cerevisiae 1. Nukleus
2. Dinding sel
3. Karyogamy
4. Plasmogamy
5. Sporulasi
6. Tunas/bud
Perbesaran: 1000x
Warna:
- Hidup: hijau
kekuningan
- Mati: transparan
Bentuk: bulat
lonjong
F. PEMBAHASAN
Secara morfologi, khamir dan jamur benang (kapang) jauh berbeda. Khamir
merupakan organisme uniseluler fakultatif sedangkan jamur benang merupakan
organisme multiseluler aerob obligat. Khamir memiliki bentuk bulat, topi, atau
spheroid sedangkan jamur benang memiliki bentuk talus yang tersusun dari filamen-
filamen yang disebut hifa. Khamir dapat bereproduksi secara aseksual dengan tunas
dan pembelahan serta secara seksual dengan menghasilkan askospora sedangkan
jamur benang bereproduksi dengan spora baik secara seksual maupun aseksual. Jamur
dapat dibagi menjadi tiga menurut morfologinya, yaitu khamir (yeast), jamur benang
(kapang), dan cendawan (mushroom) (Rakhmawati, 2013). Untuk khamir dan kapang
termasuk jenis jamur mikroskopis, sedangkan cendawan termasuk jamur
makroskopis. Pada praktikum pengamatan jamur ini, digunakan jenis jamur khamir
dan kapang. Khamir ialah jenis fungi yang bersifat uniseluler (sel tunggal) dan tidak
berfilament, dan dapat berkembangbiak secara aseksual dengan pembentukan spora
aseksual, ada yang membelah diri dan bertunas. Khamir memiliki dua jenis, yaitu
khamir sejati dan khamir yang liar (Pratiwi 2017). Untuk khamir sejati umumnya
termasuk dalam kelas Ascomycetes, yaitu memiliki spora, contohnya spesies
Saccharomyces, Schizosaccharomyces, dan Debaryomyces. Khamir ini biasanya
digunakan dalam industri, seperti untuk pembuatan roti, minuman alkohol dengan
spesies Saccharomyces cerevisiae. Pada jenis khamir liar tidak memiliki spora,
contohnya spesies Candida. Khamir liar terkadang dalam proses fermentasi memberi
kerugian.
Kapang atau jamur benang merupakan jenis fungi multiseluler dan memiliki
filament. Kapang ini tersusun dari hifa yang bercabang-cabang yaitu miselium.
Miselium ini tersusun dari filament atau benang-benang tunggal. Sebagian besar
jenis-jenis jamur benang digunakan dalam industri pangan, seperti pembuatan tempe
yang menggunakan jamur Rhizopus oryzae.
Khamir
Kapang
Jamur ini hidup sebagai saprofit dan beberapa sebagai parasite, memiliki
rhizoid yang berguna untuk menempel pada substrat, hifanya coenositik tidak
bersepta atau tidak bersekat yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat,
berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, miselium yang juga disebut stolon
menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. stolon halus atau
sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan, bereproduksi secara
aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai, sporangiofora
tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok
(hingga 5 sporangiofora, rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang
sama dengan sporangiofora, sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah
masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasa, spora
bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan 35oC
(Kuswanto dan Slamet 1989). Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk
filum Zygomycota ordo Mucorales. Jamur ini berperan dalam proses fermentasi
kedelai menjadi tempe.
Ciri spesifik:
1. Hifa nonseptat
5. Membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada substrat dan hifa fertil
yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora
Aspergillus niger
1. Hifa septat dan miselium bercabang, yang terdapat di bawah permukaan merupakan
hifa vegetatif, yang muncul di atas permukaan merupakan hifa fertil
2. Koloni kelompok
3. Konidiofora septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (misellium yang
5. Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 oC atau lebih (Schlegel 1994).
Neurospora crassa
Ciri spesifik:
ujungnya
G. Kesimpulan
1. Ada berapa bentuk khamir yang anda jumpai pada pengamatan? Sebutkan!
Jawaban: Hanya satu jenis, bulat sedikit oval
4. Adakah khamir pada cairan atau minuman hasil fermentasi yang anda amati?
Sebutkan! Bila tidak ada khamir dalam cairan tersebut apa sebabnya?
Jawaban: Ada, pada cairan tape ketan ditemukan khamir Saccharomyces
cerevisiae.
Prihartini, M. and Ilmi, M. (2018) ‘Karakterisasi dan Klasifikasi Numerik Khamir dari
Madu Hutan Sulawesi Tengah’, Jurnal Mikologi Indonesia, 2(2), p. 112. doi:
10.46638/jmi.v2i2.41.
Aritika, R. 2019, Gambaran Angka Kapang Pada Gula Merah Yang Dijual Di Pasar
Kopindo Kota Metro Tahun 2019, Repository Poltekes TJK. Available at:
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/560/ (Diakses pada15 October 2021).
Atma, Y. 2016, ‘Angka Lempeng Total (ALT), Angka Paling Mungkin (APM) Dan
Total Kapang Khamir sebagai Metode Analisis Sederhana untuk Menentukan
Standar Mikrobiologi Pangan Olahan Posdaya’, Jurnal Teknologi, Vol. 8, no.
2, h. 77.
J. LAMPIRAN
Sumber: youtube