Anda di halaman 1dari 9

Nama : Azka Azalia Azzam

NIM : 4401420063

1. Bandingkan teknik perbanyakan secara alamiah dan secara in vitro dalam hal medium,
lingkungan fisik dan sifat individu baru yang terbentuk.

Jawab:

Teknik Perbanyakan Teknik Perbanyakan In


Alamiah Vitro

Medium Medium tanam organik Medium padat yang


(contoh kompos) dan ditambah bahan pemadat
anorganik (contoh gel, (agar)
pasir, kerikil).

Lingkungan Fisik Dapat berupa kelembaban, Harus steril bebas dari


suhu, kecepatan angin, mikroorganisme yang
ketersediaan air yang dapat mengganggu
berada di sekitar pertumbuhan dari eksplan
perbanyakan alamiah

Sifat Individu Baru Dapat memiliki sifat dan Dapat bersifat sama
karakter yang tidak sama dengan induk (yaitu
dengan induknya. Hal ini percabangan melalui tunas
dikarenakan pada lateral) dan dapat juga
perbanyakan alamiah, bersifat tidak sama dengan
individu baru memiliki induk (melalui
persilangan sifat antardua percabangan tunas
induknya. adventif)

2. Bagaimana kelebihan dan keterbatasan perbanyakan in vitro? Faktor-faktor yang


perlu dipertimbangkan untuk memilih perbanyakan in vitro?

Jawab:
Kelebihan perbanyakan In Vitro
Ø Menggunakan eksplan dari bagian-bagian tanaman (daun, batang, akar, kalus) untuk
menghasilkan tanaman baru.
Ø Membutuhkan ruang yang kecil, energi dan tenaga yang lebih efisien untuk
menjaga, menumbuhkan dan meningkatkan jumlah tanaman.
Ø Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman yang memiliki pertumbuhan yang
lambat dan sulit diperbanyak secara vegetatif.

Kelemahan perbanyakan In Vitro


Ø Membutuhkan biaya yang relatif besar dalam pengadaan laboratorium
Ø Teknik yang digunakan masih sulit dilakukan
Ø Untuk melakukan perbanyakan in vitro diperlukan keahlian khusus dalam
pengerjaannya

Faktor-Faktor
Ø Pemilihan dan penyiapan tanaman sumber eksplan
Ø Tanaman induk sumber eksplan harus jelas

3. Dengan menggunakan tabel bandingkan jenis eksplan, efisiensi, dan sifat individu
baru yang terbentuk dari tiga jenis perbanyakan in vitro?

Jawab:

No Jenis Perbanyakan Jenis Eksplan Efisiensi Sifat Individu

1 Embriogenesis Embrio somatik Peluang tinggi Sifat sama dengan


untuk induk (klon)
mendapatkan
tanaman yang
berasal dari satu
sel, sehingga
seleksi in vitro
dapat dilakukan
pada tingkat sel
atau jaringan.

2 Organogenesis Organ ● Pelaksanaann Masih memiliki


ya lebih sulit hubungan sistem
dilakukan pembuluh (sistem
dibandingkan vasculer) dengan
dengan teknik jaringan eksplan
mikropropaga lainnya.
si lainnya
● Sangat
potensial
dalam
menghasilkan
bibit dalam
skala besar
● Membutuhka
n dukungan
media cair

3 Stek Organ dalam Dapat Sifat seragam


mikro/microcutting bentuk menghasilkan seperti induknya
tunas-tunas baru ratusan hingga (klonal)
dari meristem ribuan tanaman
yang sudah ada dalam satu nodus.
sebelumnya.
Seperti nodus,
ujung batang atau
pemecahan
clump.

4. Gambarkan contoh organogenesis, embryogenesis dan stek mikro pada spesies


tanaman tertentu.

Jawab:
Embriogenesis somatik dari anggrek bulan

Stek mikro
5. Carilah laporan hasil penelitian tentang salah satu dari organogenesis,
embryogenesis dan stek mikro. Bandingkan prosedurnya.

Jawab:

Judul Penelitian Prosedur

ORGANOGENESIS OF Langkah penanaman pada penelitian ini


CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum yaitu, memotong kalus tanaman krisan
indicum L.) CALLUS USING KINETIN yang didapat dari perbanyakan in vitro
AND NAA (Naphthalene Acetic Acid) sebelumnya, lalu kalus dipotong menjadi
2-3 bagian, kalus yang sudah dipotong
dipindahkan ke botol media yang baru,
media dasar yang digunakan adalah
Murashige dan Skoog. Dalam 1 botol
diisi 1 kalus. Selanjutnya botol yang
sudah berisi kalus ditutup menggunakan
alumunium foil lalu diikat dengan karet
kemudian dilapisi menggunakan plastik
wrap. Tahap selanjutnya, botol-botol
kultur disimpan di rak kultur. Penelitian
ini terdiri dari 16 perlakuan untuk
mendapatkan konsentrasi kinetin dan
NAA (Naphthalene Acetic Acid) yang
memberikan pertumbuhan organogenesis
pada kalus tanaman krisan
(Chrysanthemum indicum L.)

SOMATIC EMBRIOGENESIS OF Buah yang sudah masak diambil dari


CALLUS MANGOSTEN (Garcinia pohon kemudian diambil bijinya dengan
mangostana L.) FROM BENGKALIS cara dibersihkan daging buahnya.
WITH THE ADDITION OF BAP AND Selanjutnya disterilisasi di dalam
HONEY IN VITRO Laminar Air Flow (LAF) berturut-turut
menggunakan larutan Na Hipoklorit 20%
+ Tween-80 selama 10 menit dan
disterilisasi dengan alkohol 70% selama
5 menit. Setiap pergantian larutan
sterilisasi dibilas dengan aquades
sebanyak 3 kali. Biji diletakkan dalam
cawan petri yang berisi campuran larutan
aquades dan iodium kemudian dibelah
menjadi tiga bagian secara melintang
supaya penyerapan sitokinin eksogen dan
nutrisi yang ada dalam media menjadi
optimal untuk memicu pemotongan
sel-sel meristem dalam membentuk
jaringan atau organ baru.

Eksplan berupa stek mikro satu buku


In vitro Growth of Micro-cutting of singkong steril dengan ukuran ± 1 cm,
Cassava (Manihot esculenta Crantz.) berasal dari perbanyakan stek mikro
secara in vitro pada media Murashige dan
Skoog dengan 0,2 mg.l-1 benzyl adenine.
Eksplan ditanam tegak lurus terhadap
media dan dibenamkan ⅓ bagiannya ke
dalam media perlakuan. Media dasar
yang digunakan adalah formulasi media
Murashige dan Skoog tanpa zat pengatur
tumbuh yang ditambahkan sukrosa dan
arang aktif sesuai perlakuan. Media
diatur pH nya pada 5,8 dan ditambahkan
agar 5 g.l-1, lalu dimasak dan dimasukkan
ke dalam botol ukuran 250 ml dan tiap
botol berisi 20 ml media. Media
disterilisasi menggunakan autoklaf
-2
dengan tekanan 1,2 kg.m selama 15
menit. Medium yang sudah ditanami
eksplan diinkubasi dalam ruang kultur
dengan suhu 26 2°C dan intensitas
cahaya 1000 lux dari lampu TL Philips
40 watt dengan periode penyinaran diatur
16 jam terang dan 8 jam gelap.

6. Jelaskan secara urut tahap-tahap pelaksanaan perbanyakan in vitro?

Jawab:

1. Pembuatan medium, sterilisasi ruang, dan alat

Melakukan sterilisasi botol kultur, ruang tanam, ruang inkubasi, dan alat tanam,
Menentukan resep dan ZPT yang digunakan dalam medium, Membuat larutan stok,
Membuat dan memasak medium, Menyimpan medium untuk menguji tingkat
sterilitasnya, dan Mengatur pencahayaan, suhu dan kelembaban ruang inkubasi

2. Pemilihan dan penyiapan tanaman sumber eksplan

Kriteria tanaman sumber eksplan

● Jelas jenis / varitas / kultivar / galurnya


● Bebas hama dan penyakit
● Umur ontogenetik : juvenil & dewasa

3. Inisiasi/sterilisasi eksplan

sterilisasi eksplan : diberi perlakuan agar aseptik (bebas dari mikroorganisme) dan
aksenik (bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan). Sterilisasi merupakan upaya
untuk menghilangkan kontaminan mikroorganisme yang menempel pada permukaan
eksplan.

4. Induksi dan perkembangan tunas

merangsang pembentukan dan melipat-gandakan tunas yang telah dihasilkan. Dilakukan


dalam medium yang mengandung hormon sitokinin tinggi.

5. Panjangan dan penangkaran tunas

propagul dipindahkan ke media yang mengandung sitokinin sangat rendah atau bahkan
tanpa sitokinin agar terjadi pemanjangan. Pemindahan tunas ke dalam media
pemanjangan dapat dilakukan secara individual atau berkelompok. Setelah cukup
panjang tunas diakarkan.

6. Aklimatisasi

Pemberian kondisi peralihan dari kondisi in vitro ke kondisi alamiah. Aklimatisasi


diperlukan agar plantlet tidak stres karena kondisi in vitro dan alamiah mempunyai
perbedaan yang nyata.

7. Faktor-faktor apakah yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi


eksplan? Jelaskan

Jawab:

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi eksplan:

a. Bahan tanaman induk yang berada dilapangan mengandung kotoran-kotoran, debu


maupun berbagai kontaminan yang berada pada permukaan tanaman jika tidak
dilakukan sterilisasi eksplan maka syarat tumbuh dengan keadaan aseptik tidak dapat
dipenuhi. Sumber kontaminasi, yang paling sulit diatasi adalah yang berasal dari
eksplan. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode sterilisasi haruslah selektif.
b. Tidak menggunakan panas dan tekanan yang ekstrim
c. Menggunakan larutan sterilan (disinfektan) yang paling umum yaitu 1% NaOCl, 70%
etanol, atau 10% H2O+Tween 20 atau dapat menggunakan pemutih komersial
20-100%.
d. Dapat dengan mencuci menggunakan detergen lembut (khususnya organ umbi dan
kayu), digojok selama 3-10 kali kemudian direndam dalam larutan sterilan pada
lingkungan steril, kemudian dibilas menggunakan akuades steril minimal 3 kali.

8. Jelaskan kriteria pemilihan tanaman induk dan organ sumber eksplan.

Jawab:

Kriteria tanaman sumber eksplan

1. Jelas jenis / varitas / kultivar / galurnya

2. Bebas hama dan penyakit

3. Umur ontogenetik : juvenil & dewasa

Pemilihan jenis organ untuk eksplan (yang mempunyai kompetensi tinggi)

Jenis organ untuk eksplan yaitu tunas apikal, tunas lateral atau potongan daun potongan
batang satu buku, potongan akar, potongan umbi batang, potongan umbi akar, umbi lapis
dengan sebagian batang, empulur batang, antera, ovarium, biji, bagian biji seperti daun
embrio atau kotiledon

9. Mengapa untuk perbanyakan tunas dibutuhkan medium yang berbeda dengan


pengakaran tunas?

Jawab:

Perbanyakan tunas dibutuhkan medium yang berbeda dengan pengakaran tunas, hal ini
karena perbanyakan tunas dilakukan dengan memeliharanya dalam medium yang
mengandung sitokinin. Tunas tersebut di subkultur berulang-ulang sampai memperoleh
jumlah tunas yang diharapkan. Perbanyakan tunas dapat dilakukan dengan merangsang
percabangan tunas lateral atau mendorong terbentuknya tunas adventif. Sedangkan pada
pemanjangan ataupun pengakaran tunas dilakukan dengan dipindahkan ke media yang
mengandung sitokinin yang sangat rendah atau bahkan tanpa sitokinin Pengakaran tunas
juga dapat dilakukan secara in vitro atau ex vitro. Pengakaran secara in vitro dilakukan
dengan memelihara tunas dalam media yang mengandung auksin tinggi, seperti NAA
dan BA. Pengakaran secara ex vitro dilakukan dengan memindahkan tunas ke dalam
media arang sekam atau pasir steril.

10. Mengapa perlu dilakukan aklimatisasi planlet? Jelaskan kondisi lingkungan yang
harus diberikan dalam masa aklimatisasi.

Jawab:

Tahapan aklimatisasi ini diperlukan oleh plantlet karena terdapat perbedaan kritis
antara kedua tempat tumbuh tersebut. Aklimatisasi perlu dilakukan supaya plantlet dapat
hidup mandiri dalam kondisi ex vitro karena sebelumnya pada kondisi in vitro selalu
disediakan nutrisinya. Tanpa proses aklimatisasi plantlet tidak akan mampu tumbuh dan
beradaptasi dengan kondisi luar, meliputi kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu dan
media tumbuhterial tanaman tersebut agar dapat bertahan hidup di lingkungan luar.

Anda mungkin juga menyukai