Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

STERILISASI ALAT DAN MEDIA

Dosen pengempu :

1. Drs. Ibnul Mubarok M. Sc., Prof.


2. Dr. Siti Harnina Bintari M. S..,

Asisten Praktikum
Nurunnisa Umaira

Disusun oleh :
Dewa Ayu Sri Hari Priyadewi 4410121137
Pendidikan Biologi A 2020

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2021
A. Tujuan
Untuk mengenal alat sterilisasi dan cara menggunakannya

B. Landasan teori
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Objek kajiannya adalah semua makhluk hidup yang dapat dilihat
dengan mikroskop. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu mikros berarti kecil,
bios berarti hidup dan logos berarti ilmu. Organisme kecil tersebut dikenal dengan istilah
mikroorganisme, mikroba, mikrobia, microbe, protista, atau jasad renik (Purwaning &
Triasih, 2017).
Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) dalam benda/peralatan untuk menjaga
peralatan dilaboratorium tetap bersih/steril, serta mencegah terjadinya kontaminasi
(Istini, 2020).
Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum,
keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di
laboratorium. Metode atau cara sterilisasi tergantung pada jenis, macam dan sifat alat atau
bahan yang disterilkan, misalnya ketahanan terhadap panas, wujud padat, cair, bentuk,
ukuran dan sebagainya. Pada dasarnya sterlisasi pada bidang mikrobiologi bertujuan agar:
(1) Alat atau bahan bebas dari mikroorganisme sebelum digunakan dan (2)
mikroorganisme yang ditumbuhkan pada medium tidak terganggu oleh mikroorganisme
lain (Hafsan, 2014).
Dalam praktiknya, sterilitas dicapai dengan memaparkan objek yang akan
disterilkan dengan bahan kimia atau fisik selama waktu tertentu. Berbagai agen yang
digunakan sebagai sterilisasi adalah: suhu tinggi, radiasi pengion, cairan atau gas kimia,
dll (Bhana Nikhilesh et al 2013).
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik, fisik, dan kimiawi.
Sterilisasi cara mekanik, yaitu menggunakan penyaring (filtrasi), sedangkan cara fisik
dapat dilakukan penyinaran dan pemanasan pada suhu dan lama waktu tertentu. Sterilisasi
cara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan, antara lain menggunakan
alkohol (Widodo dan Dyah, 2013)
Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan dari mikroba, zat penghambat pertumbuhan organisme harus
dihilangkan pada media, dimana media harus steril sehingga kultur mikroba yang tumbuh
tidak terkontaminasi. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan
praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap
pemeriksaan mikrobiologi (Azhar, 2021)

C. Alat dan Bahan


Semua alat dan bahan yang digunakan dalam proses sterilisasi alat-alat
laboratorium mikrobiologi antara lain:
Alat :
1. Autoklaf
2. Oven
3. Bunsen
4. Lampu UV Sterilizer Autoklaf
5. BSC (Biological Safety Center)Bunsen
6. Saringan Berkefeld
7. Kertas saring
8. Corong Buchner
Bahan :
1. Alkohol 70%
2. Chlorine

D. Cara Kerja
E. Data Pengamatan
Alat /
No Sterilisasi Deskripsi Gambar
Media
Autoklaf adalah alat
pemanas tertutup yang
digunakan
Sterilisasi
untuk mensterilisasi su
secara fisik
atu benda
1. Autoklaf (dengan
menggunakan uap
pemanasan
bersuhu dan
basah)
bertekanan tinggi
selama kurang lebih
15 menit.
Oven merupakan alat
laboratorium yang
digunakan untuk
Sterilisasi
memanaskan dan
secara fisik
mengeringkan sampel,
(dengan
melakukan proses
2. Oven pemanasan
sterilisasi. Prinsip
kering,
kerja dari oven adalah
pembakaran
melakukan pemansan
)
secara tertutup
sehingga suhu dan
waktunya bisa diatur.
Pembakar bunsen,
Sterilisasi
adalah sebuah pera-
secara fisik
latan umum yang
(dengan
3. Bunsen menghasilkan nya-
pemanasan
la api gas tunggal yang
kering,
terbuka, yang
pemijaran)
digunakan untuk
pemanasaan,
sterilisasi, dan
pembakaran.
Lampu UV sterilizer
merupakan alat yang
digunakan untuk
mensterilkan ruangan
dan juga sterilisasi air
Sterilisasi
dalam industri air
Lampu UV secara fisik
4. mineral. Sinar UV
Sterilizer (dengan
dapat merusak sel –
radiasi)
sel sehingga dapat
digunakan untuk
membunuh bakteri
yang tertebaran di
dalam ruang tertentu.
BSC merupakan
kabinet kerja yang
disterilkan untuk kerja
mikrobiologi. BSC
memiliki suatu
BSC Sterilisasi pengatur aliran udara
(Biological secara yang menciptakan
5.
Safety mekanis aliran udara kotor
Center) (filtrasi) (dimungkinkan ada
kontaminan) untuk
disaring dan
diresirkulasi melalui
filter udara sehingga
menjadi steril
Saringan Sterilisasi Prinsip saringan
6.
Berkefeld secara berkefeld yaitu
mekanis menyaring suatu
(filtrasi) cairan non steril
dengan kertas
membran sehingga
cairan yang
melewatinya akan
terbebas dari
mikroorganisme
(steril). Pada
umumnya bahan yang
disterilkan melalui
cara ini adalah bahan
yang mengandung
senyawa tidak tahan
suhu tinggi atau
tekanan tinggi seperti
serum darah,
antibiotik, glukosa dll.
Kertas saring adalah
suatu kertas semi-
permeabel yang
dipotong melingkar
dan ditempatkan
Sterilisasi
serenjang dalam suatu
Kertas secara
7. corong pemisah, agar
saring mekanis
kotoran tidak larut
(filtrasi)
tersaring dan
memungkinkan bagian
dari larutan dapat
terpisahkan melalui
pori-pori kertas.
Corong Buchner
adalah sebuah
peralatan laboratorium
yang digunakan dalam
Sterilisasi
Corong penyaringan vakum. Ia
8. secara
Buchner biasanya terbuat dari
mekanik
porselen, tetapi
kadang kala ada juga
yang terbuat dari kaca
dan plastik.
Alkohol 70%
merupakan cairan
yang digunakan
sebagai antiseptik
(membunuh atau
Sterilisasi
Alkohol menghambat
9. secara
70% pertumbuhan
khemis
mikroorganisme).
Untuk sterilisasi
sebelum melakukan
kultur
bakteri
Natrium klorida
adalah senyawa klorin
yang paling umum,
dan merupakan
Sterilisasi
sumber utama untuk
10. Chlorine secara
bahan baku klorin
khemis
Mencuci dan
merendam alat serta
sebagai campuran
bahan sterilisasi
F. Pembahasan
Pada tabel data pengamatan diatas terdapat beberapa alat dan bahan yang
digunakan dalam proses sterilisasi. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara
fisik, mekanis, dan kimiawi. Selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau
terurai akibat suhu tinggi dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik dapat
dilakukan. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.
Pemanasan sendiri dapat dilakukan secara kering dan basah. Pemanasan kering dapat
melalui pemijaran dan pembakaran. Pemijaran (dengan api langsung) ialah membakar
alat pada api secara langsung, contohnya menggunakan bunsen, sementara pembakaran
contohnya menggunakan oven yang digunakan untuk alat-alat dari bahan logam atau
kaca. Pemanasan basah merupakan pemanasan dengan uap bertekanan tinggi, contohnya
adalah dengan menggunakan autoklaf. Kemudian terdapat juga penyinaran secara radiasi
dengan Ultra Violet (UV). Sinar UV juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV.
Prinsip kerja dari autoklaf ialah menggunakan uap air secara tertutup dengan
tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121°C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka
suhu akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu
tersebut. Prinsip kerja dari oven adalah melakukan pemansan secara tertutup dengan
suhu 160-180°C selama 1.5-3 jam sehingga suhu dan waktunya bisa diatur. Prinsip kerja
dari bunsen ialah membakar alat yang akan disterilkan dilakukan dengan membakar alat
tersebut sampai memijar. Sterilisasi dengan otoklaf merupakan cara yang paling sering
digunakan karena uap air panas dengan tekanan tinggi memperbesar kemungkinan
terjadinya penetrasi uap air ke dalam sel mikroorganisme, yang menyebabkan koagulasi
protein protoplasma sehingga mengakibatkan kematian sel mikroorganisme. Cara
penggunaan autoklaf adalah sebagai berikut
1. Menuangkan Air
Tuang 1,5 liter air kedalam wadah dan siap untuk digunakan. Karena seterilisasi akan
menghabiskan sebagian dari jumlah air, tambah kan air sampai batas yang ditentukan
sebelum digunakan lagi, jika tidak tabung elektro-termal akan rusak karena
kekurangan air.
2. Memasukkan benda
Masukkan benda yang akan disterilkan pada pelat saringan di drum sterilisasi,
bungkus dengan benar, sisakan ruang di antara bungkusan sehingga uap dapat
menembus, dengan demikian kualitas sterilisasi terjamin.
3. Menutup
Masukkan drum sterilisasi ke dalam wadah. Kencangkan mur kupu (wing nuts)
sampai tutup dan wadah tertutup dengan kunci pas.
4. Proses Operasi Pemanasan
a. Masukkan steker ke stopkontak, lalu tutup klep pada katup.
b. Nyalakan sakelar Pre-Heat, pilot Pre-Heat menyala dan alat mulai panas,
ketika uap terdesak keluar, tutup 2 klep, bersama dengan pemanasan yang
sedang berlangsung, jarum akan menunjukkan tekanan uap. Matikan sakelar
Pre-Heat ketika katup pengaman mengeluarkan uap secara otomatis.
c. Putar tombol kontrol tekanan ke posisi tekanan yang diinginkan (maks.
0,14MPa)
d. Putar pengatur waktu ke waktu nyata, tambahkan 10 menit searah jarum jam,
lalu kembali ke waktu sterilisasi.
e. Matikan sakelar Pre-Heat, nyalakan sakelar waktu, alat memasuki keadaan
termostat, pilot akan menyala pada waktu ini (termostat berfungsi) ketika
waktu mencapai waktu yang ditentukan, daya pemanas akan terputus, lampu
pilot meredup dan alarm berbunyi, lalu pengatur waktu mati dan sterilisasi
selesai
5. Pendinginan
Ketika sterilisasi selsai, buka klep pada katup pelepas udara untuk mengeluarkan
uap, ketika jarum pengukur tekanan menunjuk ke angka nol, Anda dapat
membuka tutupnya. (jika bendanya berupa cairan atau kaca, jangan keluarkan uap
sekaligus, jika tidak cairan akan mengalir keluar atau bahkan terjadi ledakan)

Selain autoklaf alat yang sering digunakan juga dalam proses sterilisasi adalah oven. Cara
penggunaan oven yakni sebagai berikut.
1. Hubungkan drying oven dengan sumber listrik
2. Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur dengan
rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.
3. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian lampu di drying
oven akan berkedip.
4. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan terbuat
dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet ukur dan labu
ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C.
• Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
• Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
• Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
• Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam
5. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali ke
nol
6. Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin didalam
oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata kembali
peralatan laboratorium dengan rapi.
7. Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.
Selanjutnya adalah sterilisasi mengunakan radiasi digunakan untuk mensterilkan
alat-alat berupa bahan plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan
sebelum digunakan. Radiasi yang dapat digunakan untuk sterilisasi adalah sinar ultra
violet (UV), sinar C060 atau Cs139. Kemudian prinsip kerja dari lampu UV sterilizer adalah
memancarkan sinar UV yang dihasilkan dari instrument berupa lampu yang dapat
memancarkan sinar UV pada frekuensi tertentu dalam sebuah ruanagn. Selain lampu UV,
sterilisasi dengan radiasi dapat juga melalui BSC (Biological Safety Center). Prinsip BSC
adalah mengatur aliran udara untuk menghambat udara luar masuk dan udara di dalam
keluar, untuk mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC.
Udara yang keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak
lepas keluar ke ruangan lain. BSC juga dilengkapi dengan lampu UV yang berfungsi
sebagai pembunuh mikroba.
Sterilisasi secara mekanik dengan filtrasi atau penyaringan dilakukan terhadap
bahan-bahan cair yang sangat peka terhadap pemanas. Terdapat beberapa jenis filter
antara lain Filter Seitz (penyaringan bakteri dari asbes, Filter Chamberland Pasteur
(penyaringan bakteri dari porselin) dan Filter Berkefeld (penyaring bakteri dari tanah
diatome). Prinsip sterilisasi secara mekanik (filtrasi) yaitu menyaring suatu cairan non
steril dengan kertas membran sehingga cairan yang melewatinya akan terbebas dari
mikroorganisme (steril). Filter apparatus umumnya terdiri dari corong, filter base,
penjepit corong, labu pengumpul, selang, dan pompa vakum. Filter apparatus juga dapat
digunakan untuk menghitung mikroorganisme dengan prinsip yang sama dengan
sterilisasi filtrasi. Kertas membrane yang baik adalah yang bebas dari bahan inhibitor atau
stimulus pertumbuhan, bebas dari bahan yang mampu menginterfrensikan indicator
media, tinta skala yang tidak beracun, berdiameter 47 mm, berpori maksimal 0.45
um,minimal 70% luas area berpori, mampu melewati dengan flow rate 55l/menit/cm 2
pada 250C. Prinsip kerja kertas saring yakni dipotong melingkar dan ditempatkan
serenjang dalam suatu corong pemisah, sementara prinsip kerja corong buchner adalah
sebuah peralatan laboratorium yang digunakan dalam penyaringan vakum dan sebagai
tempat diletakkannya kertas saring.
Sterilisasi kimia yaitu memaparkan alat atau bahan yang mengandung
mikroorganisme terhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan suatu reaksi tertentu
dapat membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme tersebut tanpa
merusak bahan atau alat yang disterilisasi. Senyawa kimia yang paling banyak digunakan
sebagai desinfektan (senyawa yang dapat menghancurkan sel) antara lain alkohol 70%,
fenol, formalin 4%, deterjen maupun karbol ataupun chlorine. Prinsip kerja alkohol 70%
ialah mematikan mikroorganisme pada konsentrasi dibawah 100%. Dengan adanya air
bercampur alkohol maka denaturasi protein lebih mudah terjadi. Alkohol juga dapat
digunakan sebagai pelarut desinfektan lain, seperti iodine yang dapat meningkatkan
efektivitas desinfeksinya.
Selain 3 jenis sterilisasi diatas terdapat juga metode lain yang digunakan dalam
proses sterilisasi yakni tyndalasi dan pasteurasi. Steaming (tyndallization) atau sterilisasi
bertahap (discontinue) yang dikembangkan oleh John Tyndall adalah istilah untuk cara
sterilisasi dengan uap air panas yang dapat mencapai suhu 100°C pada wadah tanpa
tekanan. Sterilisasi menggunakan uap air panas dapat dilakukan sekali atau tiga kali
(tahap) dengan hari yang berlainan dengan memanaskannya pada 80°C selama satu jam.
Tindalisasi dilakukan pada suhu 90-100°C selama 30 menit secara bertahap 3 kali.
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak
tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini, misalnya susu
yang disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati
disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Pasteurisasi
adalah teknik sterilisasi yang biasa digunakan untuk larutan-larutan yang mudah rusak
apabila terkena suhu tinggi lebih tepat digunakan untuk susu dan produk susu.
Pasteurisasi tidak membunuh semua mikroorganisme yang terdapat pada susu namun
menguranginya sehingga akan lebih tahan lama disimpan. Bakteri thermoduric memiliki
kemungkinan bertahan hidup lebih besar saat pasteurisasi. Pasteurisasi terdapat dua cara
yaitu metode lama (yang dikembangkan oleh Louis Pasteur), dengan memanaskan susu
pada 63°C selama 30 menit atau dengan flash pasteurisasi (HTST-High Temperature
Short-Term) yaitu pemanasan cepat pada 72°C selama 15 detik kemudian didinginkan
dengan cepat.
Saat bekerja didalam laboratorium mikrobiologi terdapat teknik yang dapat
digunakan dalam menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme
untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan, teknik ini
disebut teknik aspetis. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel
debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk
ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Untuk mencegah
mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke dalam biakan murni, perlu digunakan
teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan yang akan digunakan pada
teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik. Beberapa metode untuk memindahkan biakan
murni dari satu wadah ke wadah yang lain secara aseptik antara lain:
1. Metode streak/gores
• Bagian bawah cawan petri yang berisi Nutrient Agar dibagi menjadi 4 bagian
dengan mengggunakan spidol.
• Membuka tutup cawan petri dengan mulutnya didekat api Bunsen
• Memijarkan ujung lup, kemudian didinginkan
• Memasukkan lup pada tabung yang berisi bakteri
• Ujung lup yang berisi bakteri digoreskan di atas cawan petri dimulai dari bagian
1, melanjutkan ke bagian 2, kemudian bagian 3 dan terakhir bagian 4.
• Memperhatikan selama menggores dari bagian 1 sampai bagian 4, ujung lup yang
mengandung bakteri tidak boleh keluar dari dalam cawan petri
• Menutup cawan petri, kemudian memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga
cawan tertutup rapat
• Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung
diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar
2. Metode spread/sebar
• Mengambil 0,1 ml biakan murni bakteri dengan pipet volume
• Membuka tutup cawan petri yang berisi Agar Nutrient dengan mulutnya didekat
api Bunsen
• Mengambil 0,1 ml biakan bakteri dan diteteskan di atas media padat dengan
menggunakan pipet volume
• Kemudian menyebarkan/Spread dengan alat spread dari gelas bentuk L secara
merata
• Menutup cawan petri, kemudian memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga
cawan tertutup rapat.
• Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung
diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu
• Mengamati tabung-tabung tersebut, bila teknik pemindahan secara aseptic
dilakukan dengan baik maka tabung NB akan tampak keruh, sedangkan pada agar
miring NA tampak zig-zag koloni bakteri.
3. Metode pour plate/cawan tuang
• Mengambil 1 ml biakan murni bakteri dengan pipet volume
• Membuka tutup cawan petri kosong yang sudah steril dengan mulutnya didekat
api Bunsen
• Memasukkan 1 ml biakan bakteri tersebut di atas cawan petri kosong
• Kemudian menuang larutan nutrient agar yang masih cair temperatut 40°C (dapat
di coba dengan menempelkan labu Erlenmeyer yang berisi NA cair, jika di pipi
sudah tidak terasa tidak terlalu panas siap digunakan) kedalam cawan petri yang
berisi bakteri tersebut
• Menutup cawan petri , memutar-mutar 3 kali ke kiri dan 3 kali ke kanan
• Membiarkan di suhu ruang sampai agarnya membeku dan diberi isolasi sekitar
cawan. Membiakkan lalu disimpan diinkubator sesuai dengan suhu dan waktu
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya
• Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung
diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar
• Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila
teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan
tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri.
Selain diperlukannya cara memindahkan biakan secara aseptis, diperlukan juga
cara menuangkan media secara aseptis agar semuanya benar-benar steril. Namun sebelum
menuangkan media, yang harus dibuat terlebih dahulu adalah cairan mediumnya. Setelah
semua bahan larut, media bisa dituang ke dalam cawan petri yang sudah di autoklaf.
Untuk satu cawan petri diameter 9,9 mm, ketebalan 1,5 cm, maka volume agar yang
diperkukan sebanyak 17,5-20 ml untuk ketebalan media agar yang baik. Medium agar di
tuang ke dalam cawan petri pada kondisi suhu media ±65-75°C. Pada suhu di bawah itu
agar akan membeku. Biarkan agar dalam cawan petri membeku, tutup cawan di buka
sampai agar memebeku (20-30 menit dalam laminar flow). Simpan ditempat yang sejuk
dan kering (dalam kulkas) dalam keadaan dibungkus kantong plastik dan agar diletakkan
terbalik (bagian tutup cawan petri di bawah dan agar di atas).
Dalam proses sterilisasi pastinya menggunakan bantuan pipet tetes untuk
membantu memindahkan bahan ataupun media yang berupa cairan. Cara menggunakan
pipet tetes adalah yang pertama mengambil pipet tetes dan menekan bola karet yang ada
dibagian atasnya. Cara ini perlu dilakukan supaya udara yang ada pada pipet bisa keluar.
Dalam posisi karet pipet yang ditekan, masukkan pipet ke dalam wadah cairan (bagian
ujungnya saja). Dan perlahan-lahan lepaskan tekanan pada karet pipet sehingga cairan
bisa masuk ke dalamnya. Selanjutnya, ambil wadah lain untuk memindahkan cairan yang
ada pada pipet. Cukup pencet karet pipet hingga cairan berhasil keluar.

G. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme dalam
benda/peralatan untuk menjaga peralatan dilaboratorium tetap bersih/steril.
2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik (dapat menggunakan
BSC (Biological Safety Center) dan Saringan Berkefeld), fisik (dapat menggunakan
autoklaf, oven, dan bunsen), dan kimiawi (dapat menggunakan alkohol, dan chlorine).
3. Untuk mencegah mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke dalam
medium, perlu digunakan teknik aseptik dimana semua peralatan maupun media
pertumbuhan yang akan digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik.

H. Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa udara harus dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses
sterilisasi?
Jawab : Agar autoklaf bekerja dengan tepat, perlu dipastikan bahwa uap air telah
benar-benar hilang, karena autoklaf adalah alat yang bekerja dengan penggunaan
uap air pada tekanan di atas tekanan atmosfer. Pada awalnya, muatan atau isi
autoklaf tersebut dalam keadaan dingin, kemudian uap air memenuhi di dalam
autoklaf sehingga tekanannya menghasilkan suhu tinggi. Temperatur yang bisa
dicapai akan lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur
dengan uap air di dalam autoklaf. Hal ini mengikuti hukum tekanan parsial
Dalton, bahwa tekanan total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah
tekanan individualnya. Dengan demikian, semakin banyak terdapat udara, maka
tekanan parsial uap air akan semakin rendah sehingga akan menurunkan
keseluruhan temperature campuran.
2. Sebutkan macam dan spesifikasi sterilisasi secara fisik!
Jawab : Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan
penyinaran. Pemanasan sendiri dapat dilakukan secara kering dan basah.
Pemanasan kering dapat melalui pemijaran dan pembakaran. Pemijaran (dengan
api langsung) ialah membakar alat pada api secara langsung, contohnya
menggunakan bunsen, sementara pembakaran contohnya menggunakan oven
yang digunakan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca. Pemanasan basah
merupakan pemanasan dengan uap bertekanan tinggi, contohnya adalah dengan
menggunakan autoklaf. Kemudian terdapat juga penyinaran secara radiasi dengan
Ultra Violet (UV). Selain itu juga bisa melalui tindalisasi (sterilisasi dengan uap
air panas yang dapat mencapai suhu 100°C pada wadah tanpa tekanan) dan
pasteurisasi (sterilisasi yang biasa digunakan untuk larutan-larutan yang mudah
rusak apabila terkena suhu tinggi)
3. Sebutkan persyaratan bahan/medium yang dapat disterilkan dengan autoklaf!
Jawab : Medium yang digunakan harus tahan terhadap panas, bukan merupakan
pelarut organik, dan buffer yang digunakan tidak mengandung deterjen
4. Sebutkan alat yang dapat digunakan untuk mensterilkan antibiotik!
Jawab : Mensterilkan antibiotik dapat dilakukan dengan sterilisasi mekanik
dengan filtrasi atau penyaringan karena antibiotik adalah bahan yang tidak bisa
terkena panas. Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi
dengan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil yang berukuran
0,22 mikron atau 0,45 mikron. Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Alat yang bisa
digunakan yaitu menggunakan filtrasi berupa cairan dengan menggunakan prinsip
melewatkan larutan pada membran selulosa asetat atau selulosa nitrat, dan filtarsi
berupa udara dengan menggunakan High-efficiency Particulate Air (HEPA) untuk
menyaring organisme dengan ukuran lebih besar dari 0.3 µm dari ruang Biology
Savety Cabinet (BSC)
5. Sebutkan bahan-bahan yang dapat disterilkan dengan menggunakan uap air
panas!
Jawab : bahan-bahan yang dapat disterilkan dengan uap air panas adalah
beberapa bahan yang digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme
seperti Nutrient Agar (NA), Trypticase Soy Broth (TSB), dll. Selain itu ada juga
media gelatin, susu, dan karbohidrat dengan sterilisasi bertingkat atau tindalasi.
Kemudian selain bahan-bahan ada juga beberapa alat-alat yang dapat disterilkan
menggunakan uap air yakni alat berbahan logam (forceps, scissors, scalpel, dll),
alat berbahan kaca (tabung reaksi, gelas kimia, cawan petri, eryenmeyer, pipet
tetes, dll), alat berbahan karet (sarung tangan, selang kateter, pipa makanan, dll),
dan alat berbahan porselen (penumbuk obat).

I. Daftar pustaka

Hafsan. (2011). Mikrobiologi Umum. Universitas Alauddin, Press. Makassar. [online]


Available at: http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/14239/1/MIKROBIOLOGI%20UMUM.pdf
Sulthan Azhar Idrus. (2021). JURNAL PRAKTIKUM PEMBUATAN MEDIA,
STERILISASI, DAN KULTIVASI MIKROBA. Institute Pertanian
Bogor.

Widodo, Lestanto Unggul and Kusharyati, Dyah Fitri (2013) Praktikum


Mikrobiologi. In: Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi. Universitas
Terbuka, Jakarta, pp. 1-61. ISBN 9789790118171

Istini (2020). Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. INDONESIAN JOURNAL
OF LABORATORY, 2(3).

Nikhilesh, B., Zanwar Aarti Sachin, Vishal, T. and Dipesh, J. (2013). A REVIEW:
STEAM STERILIZATION A METHOD OF STERILIZATION. Journal
of Biological & Scientific Opinion ·, [online] 1(2). Available at:
http://www.jbsoweb.com/admin/php/uploads/31_pdf.pdf.

Rakhmatullah, M., Welina, I., Kawitana, R. and Rakhmatillah, A. (2014). Rancang


Bangun Sistem Sterilisasi Alat-alat Kedokteran secara Otomatis. [online]
Available at: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
jft9c31d81ffdfull.pdf.

J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai