Anda di halaman 1dari 38

PROGRESS REPORT

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah praktikum mikrobiologi

Disusun oleh:
Tri Purwa Ningrum (18308141064)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. JUDUL
Alat dan Media Kultur serta Teknik Isolasi dalam Mikrobiologi

B. TUJUAN
1) Mengetahui berbagai peralatan serta fungsinya dalam praktikum Mikrobiologi
2) Mengetahui berbagai media kultur mikroorganisme, komposisi, cara preparasi
dan kegunaannya dalam praktikum Mikrobiologi
3) Mengetahui berbagai teknik isolasi untuk memisahkan mikroorganisme dari
suatu populasi mikroba campuran sehingga diperoleh kultur murni
mikroorganisme (pure culture)

C. ABSTRAK

D. KAJIAN PUSTAKA
I. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba. Dalam
mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor
lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.
Semenjak mikroorganisme dipastikan menjadi penyebab timbulnya penyakit
tertentu dan juga bermanfaat bagi kehidupan, banyak penelitian yang dilakukan
melalui prosedur laboratorium. Dalam melakukan pekerjaan di laboratorium
mikrobiologi, peneliti harus mengetahui dan memahami aturan kerja, peralatan,
media, serta teknik isolasi yang diperlukan.
II. Peralatan Laboratorium Mikrobiologi
Selama melakukan kegiatan dalam laboratorium harus menjaga
keamanan dan keselamatan diri, oleh karena itu tahap pengenalan alat dan
proses sterilisasi penting diketahui terlebih dahulu. Selain penggunaan alat
pelindung diri (APD) di laboratorium, mahasiswa juga perlu mengenal dan
paham cara menggunakan alat-alat yang biasa digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi. Beberapa alat laboratorium tersebut meliputi alat-alat yang besar
seperti mikroskop, autoklaf, inkubator, oven, lemari pendingin,dan colony
counter. Alat-alat lain adalah alat-alat kecil seperti mikropipet, cawan petri, labu
erlenmeyer, pipet tetes, pipet ukur, tabung reaksi, gelas ukur, tabung durham,
kawat ose/sengkelit, pinset, timbangan dan lain-lain.
Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktek di
laboratorium mikrobiologi harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini
bertujuan supaya pekerjaan dikerjakan secara aseptis atau terbebas dari mikroba
pencemar yang tidak diinginkan. Untuk melakukan proses sterilisasi juga
diperlukan pengetahuan yang cukup tentang alat dan proses-proses sterilisasi
yang akan digunakan atau dipilih. Proses sterilisasi biasanya menggunakan alat-
alat dan persyaratan tertentu yang harus dipelajari secara spesifik
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis,
fisis dan kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfillter.
Adapun sterilisasi yang sering digunakan dalam praktek dasar mikrobiologi
adalah sterilisasi secara fisis dengan pemanasan, yang dibagi menjadi sterilisasi
kering dan sterilisasi basah. Sedangkan sterilisasi kimia adalah dengan
menggunakan bahan kimia (desinfektan).
III. Teknik Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat ataupun bahan dari
segala bentuk kehidupan terutama mikrooganisme. Dalam praktikum
mikrobiologi sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pemilihan cara
sterilisasi tergantung pada jenis bahan yang akan disterilkan ataupun bentuk
bahan/sediaan yang akan disterilkan. Jenis Sterilisasi yang biasa digunakan
adalah :
1. Sterilisasi Fisis
a. Sterilisasi Kering (Panas Kering), beberapa cara yang dapat
dilakukan pada sterilisasi kering adalah :
a) Pemijaran
Pemijaran merupakan teknik sterilisasi dengan cara
membakar langsung alat-alat seperti ujung ose, ujung
pinset, ujung spatula yang berbahan logam. Pemijaran
dilakukan sampai alat-alat tersebut berwarna merah pijar.
Teknik pemijaran ini diilustrasikan pada Gambar 1. di
bawah ini :
Gambar 1. Sterilisasi Pemijaran
b) Flaming (Jilatan Api)
Alat-alat seperti kaca objek, cawan petri yang telah berisi
media, mulut erlenmeyer yang berisi media dan jarum
cukup dilakukan jilatan api atau melewatkan alat tersebut
pada nyala api bunsen. Artinya alat-alat tersebut hanya
mengalami jilatan api dan tidak sampai memijar. Gambar
sterilisasi dengan jilatan api dapat dilihat pada Gambar
2 di bawah ini :

Gambar 2. Sterilisasi Flaming


c) Sterilisasi Udara Kering (Oven)
Oven umumnya digunakan untuk sterilisasi alat-alat
gelas seperti erlemeyer, baker glass, petri dish, dan alat
gelas lainnya. Temperatur yang digunakan 150 – 170o C
selama minimal 1 jam tergantung jumlah alat yang
disterilkan.
b. Sterilisasi Basah (Panas Basah), Sterilisasi basah dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
a) Uap Mengalir (tyndalisasi)
Merupakan sterilisasi dengan menggunakan uap pada
suhu 1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan
secara berulang-ulang (tiga sampai empat kali beberapa
menit) dengan selang waktu 24 jam.
b) Uap Bertekanan (Autoklaf)
Autoklaf merupakan teknik sterilisasi yang paling efisien,
karena adanya uap panas akan memperbesar penetrasi
uap air ke dalam sel mikroba dan distribusi panas lebih
merata sehingga terjadi koagulasi protein yang
mempercepat kematian mikroba. Umumnya digunakan
untuk sterilisasi media mikrobiologi, kapas, kertas
maupun alat gelas tertentu.
c. Penyinaran
Sterilisasi secara fisis dapat juga dilakukan dengan penyinaran
sinar UV (ultra violet). Biasanya safety cabinet akan dilengkapi
dengan lampu UV guna mensterilkan permukaan interior safety
cabinet tersebut, atau untuk mencegah kontaminasi selama
proses penurunan suhu media atau alat-alat yang baru
dikeluarkan dari oven atau autoklave sebelum digunakan. Selain
itu lampu UV juga bisa dipasang dalam sebuah ruangan untuk
mensterilkan ruangan.
2. Sterilisasi Kimiawi
Biasanya digunakan senyawa desinfektan antara lain :
a. Peralatan besar dengan menggunakan HCl, HgCl2, Formalin,
Phenol, Chlorin dan alkohol.
b. Lingkungan dengan menggunakan pestisida dan antiseptis.
c. Media dengan Na-Thiosulfat. Biasanya yang paling banyak
digunakan adalah alkohol, baik untuk menstrilkan alat, tangan
pekerja ataupun meja kerja.
3. Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dengan menggunakan saringan berpori yang
sangat kecil, biasanya berkisar (0.22 - 0.45 mikron), sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Alat yang dikenal dengan mikrofilter
tersebut berkerja dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum. Dimana
pada sterilisasi ini: bakteri tertahan disaringan, virus tidak dapat
tersaring, dan digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan mudah
menguap, seperti vitamin, larutan enzim dan antibiotik
IV. Media Pertumbuhan Mikroba
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lain (Benson, 2002). Persyaratan yang harus
dipenuhi dalam penyiapan medium supaya mikroorganisme dapat tumbuh baik
adalah :
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba.
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi
karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam
seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi
(Cappucino, 2014).
2. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Steril
Berdasarkan Komposisi atau susunan bahannya :
a. Media alami
Komposisi media ini tidak diketahui secara pasti baik jenisnya maupun
ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami misalnya air, nasi,
buah, biji, daging dan lain-lain
b. Media sintetis
Media sintesis atau disebut juga media buatan. Komposisi senyawa
berikut takarannya diketahui secara pasti, tidak tersedia secara alami tapi
dibuat. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat
genetika mikroorganisme. Senyawa organik dan anorganik ditambahkan
dalam media sintetik harus murni sehingga harganya mahal, misalnya:
sabouroud agara, czapek’s dox agar, cairan hanks dan lain-lain.
c. Media semi sintetis
Komposisinya sebagian diketahui secara pasti, sebagian lagi tidak
disebut juga media setengah buatan misalnya potato dextrose agar,
nutrient agar dan lain-lain.
Berdasarkan Bentuknya, media dibagi menjadi :
a. Media cair
Komposisi dapat sintetis dapat pula alami. Keadaan cair karena tidak
ditambahkan bahan pemadat.
b. Media padat
Sama halnya dengan media cair hanya bedanya disini ditambahkan
bahan pemadat (agar-agar, amilum atau gelatin).
c. Media semi padat
Sebenarnya media ini termasuk media padat tapi karena keadaanya
lembek disebut semisolid. Bahan pemadat yang ditambahkan kurang
dari setengah medium padat sedangkan komposisinya sama dengan
yang lainnya.
Berdasarkan Kegunaannya, media dibedakan menjadi :
a. Media umum
Media ini digunakan secara umum artinya media ini dapat ditumbuhi
oleh berbagai jenis mikroorganisme baik bakteri maupun jamur
misalnya NA (nutrient agar) dan lain-lain.
b. Media selektif
Media ini dipakai untuk menyeleksi mikroorganisme sesuai dengan
yang diinginkan jadi hanya satu jenis mikroorganisme saja yang dapat
tumbuh dalam media ini atau hanya satu kelompok tertentu saja,
misalnya media salmonella sigella agar yaitu media khusus untuk
mengamati atau menyelidiki salmonella atau shigella dari makanan atau
bahan lain.
c. Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi mikroorganisme. Medium ini
dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme tapi salah satu
diantaranya dapat memberikan salah satu ciri yang khas sehingga dapat
dibedakan dari yang lain dan dapat dipisahkan
d. Medium pengaya
Medium ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme untuk
keperluan tertentu. Dibiakkan dalam medium ini supaya sel-sel
mikroorganisme tertentu dapat berkembang dengan cepat sehingga
diperoleh populasi yang tinggi. Komposisi medium sangat diperluka dan
sangat menguntungkan bagi pertumbuhan sel mirkoorganisme yang
bersangkutan.
V. Teknik Isolasi Mikroba
Isolasi atau tindakan mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan
mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai
biakan murni dalam medium buatan. Inokulasi berbeda dengan isolasi, jika
isolasi merupakan upaya memisahkan mikroba, sedangkan inokulasi
merupakan pekerjaan memindahkan mikroba dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan kata
lain, inokulasi adalah suatu upaya untuk menanamkan mikroba. Jadi antara
isolasi dengan inokulasi memiliki arti yang berbeda.
Sebelum melakukan kegiatan isolasi dan inokulasi, biasanya dilakukan
terlebih dahulu kegiatan pembuatan pengenceran bertingkat. Menurut
(Wasteson and Hornes, 2009) tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu
memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
Sehingga memudahkan dalam proses penghitungan jumlah mikrobia.
Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Macam-macam cara isolasi dan
inokulasi mikrobia adalah antara lain :
a. Teknik Preparasi Sampel
Sampel yang telah diambil perlu dipreparasi sehingga memudahkan
untuk proses isolasi mikroba. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya
adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam
air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparasi
bergantung pada bentuk sampel :
i. Pencucian.
Ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel
pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil,
misalnya daun bunga dll. Pencucian merupakan prosedur kerja
dengan mencelupkan sampel ke dalam aquades dengan
perbandingan 1 : 9 (w/v).
ii. Teknik Pengulasan (Swab)
Teknik ini bertujuan untuk memindahkan mikroba yang berada
di permukaan sampel yang memiliki permukaan luas dan pada
umumnya sulit dipindahkan dengan menggunakan cotton swab /
cotton bud. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu, kulit dll.
Teknik ini dilakukan dengan mengusapkan cotton bud memutar
sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak
dengan permukaan sampel. Hasil ulasan akan lebih baik jika
cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan attraktan
(contoh pepton water).
iii. Penghancuran (Maserasi)
Sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan
pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam
dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh
sampelnya antar lain biji, buah dll. Perbandingan antar berat
sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v).
Untuk sampel dari tanah tidak perlu dimaserasi. Hasil maserasi
selanjutnya di inokulasikan pada media yang telah dsiapkan.
Selanjutnya inkubasikan cawan petri yang telah diinokulasikan
tersebut pada suhu ruang. Setelah 3 sampai 7 hari masa inkubasi,
amati mikrobia yang tumbuh pada media tersebut.
b. Teknik Serial Dilution (Pengenceran bertingkat/berseri)
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau
banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah
mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan
pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya
(Gambar 3)
Gambar 3. Teknik pengenceran bertingkat dan
penanaman pada media

c. Teknik Isolasi dan Penanaman Mikroba


Penanaman dari suspensi
i. Cara tebar atau sebar (spread plate method)
Teknik spread plate merupakan teknik dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di
permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui,
maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga
sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang
mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia
yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat
dihitung(Jutono dkk, 1980).
ii. Cara penuangan (pour plate method)
Cara ini dasarnya ialah menginokulasi medium agar yang sedang
mencair pada temperatur 45-50ºC dengan suspensi bahanyang
mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan
petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang
tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel
bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut (Jutono dkk, 1980).
iii. Cara gores (streak plate method)
Cara gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni
mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah
dan merupakan biakan murni. Cara ini dasarnya ialah
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada
permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah
inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni
terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga
dapat diisolasi.

E. METODE PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan :
Studi literatur : 11 Maret 2021 –
Alat dan Bahan :
1) Alat tulis
2) Jurnal
3) Makalah
4) Referensi Petunjuk Praktikum Mikrobiologi
5) Komputer/Laptop
6) Handphone
Prosedur Kerja :
Kegiatan : Studi literatur
1. Mengumpulkan literatur (jurnal, ebook, buku, dll) tentang mikrobiologi
terutama mengenai alat, media kultur serta teknik isolasi mikroorganisme dalam
praktikum Mikrobiologi
2. Mengidentifikasi nama peralatan, media serta teknik isolasi mikroorganisme
yang digunakan dalam praktikum Mikroorganisme.
3. Mengkaji cara penggunaan, komposisi media, cara preparasi, prosedur kerja
teknik isolasi serta kegunaan dari alat, media dan teknik isolasi mikroorganisme
yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi.
4. Menyusun dan menampilkan hasil kajian literatur ke dalam tabulasi data agar
lebih mudah dipahami.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan 1 : Peralatan
Tabel 1. Alat Laboratorium Mikrobiologi beserta Fungsinya
Gambar Fungsi
Autoclave

Sterilisasi alat dan bahan yang akan


digunakan untuk pekerjaan
mikrobiologi menggunakan uap air
panas bertekanan.

https://faperta.untidar.ac.id/wp-
content/uploads
Cara Pemakaian :
1) Isi air sampai batas yang ditentukan
2) Masukkan alat/bahan yang akan disterilisasi ke dalam keranjang khusus
3) Tutup autoklaf dan kencangkan klep pengaman
4) Nyalakan autoklaf
5) Atur suhu dan waktu sterilisasi
6) Tunggu sampai proses sterilisasi selesai
7) Buka katup pengaman agar uap keluar, setelah tekanan turun, buka autoklaf
dan keluarkan alat/bahan yang telah steril.
Inkubator

Menumbuhkan mikroorganisme yang


ingin ditumbuhkan (untuk
menginkubasi).

https://faperta.untidar.ac.id/wp-
content/uploads
Cara Pemakaian :
1) Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga
2) Nyalakan alat dengan menekan tombol ‘ON’.
3) Set waktu dan suhu sesuai kebutuhan inkubasi (untuk pertumbuhan bakteri
suhu optimal 37C)
4) Masukkan media yang berisi bakteri
5) Inkubasi sampai waktu yang ditentukan
6) Matikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’ hingga tombol tertekan masuk
untuk proteksi terhadap kerusakan
Menyimpan media atau
Refrigerator bahan/spesimen agar isi dan mutu
tidak berubah.
http://bppsdmk.kemkes.go.id
Cara Pemakaian :
1) Nyalakan stop kontak pada listrik
2) Buka pintu lemari es
3) Masukkan bahan kimia atau media yang ingin disimpan pada bagian atas,
suhu 2-4°C
4) Tutup pintu lemari es
Waterbath
Menciptakan suhu yang konstan,
menginkubasi pada analisis
mikrobiologi. melebur basis,
menguapkan ekstrak untuk
mereaksikan zat diatas suhu ruangan
dan aktifitas enzim
https://teknikkimia.usu.ac.id/images/
Cara Pemakaian :
1) Cek banyaknya air dalam alat. Jika jumlah air kurang, tambahkan air sampai
mencapai ½ batas wadah
2) Nyalakan aliran listrik, tekan tombol ”on”
3) Putar tombol suhu sesuai yang diinginkan
4) Masukkan sampel jika suhu sudah mencapai suhu yang diinginkan (sesuai
indikator suhu)
5) Setelah selesai, matikan tombol ”off”
Colony Counter
Kaca Pembesar  Mempermudah
penghitungan koloni yang tumbuh
setelah diinkubasi di dalam cawan
Skala kuadran  pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat
banyak
https://faperta.untidar.ac.id/wp-
content/uploads
Cara Pemakaian :
1) Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga
2) Nyalakan alat dengan menekan tombol ‘ON’
3) Reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka ‘0’
4) Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas
meja yang dilengkapi dengan skala
5) Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala
6) Hitung koloni bakteri yang terpisah
7) Lihat koloni dengan bantuan kaca pembesar
8) Matikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’.
Vortex

Untuk melakukan proses


homogenisasi

https://faperta.untidar.ac.id/wp-
content/uploads
Cara Pemakaian :
1) Sambungkan stop kontak ke stavolt bersumber arus 220 Volt
2) Letakkan sampel pada tempat berbentuk botol
3) Tekan tombol “on”
4) Putar tombol pengatur getaran ke angka yang kita inginkan
5) Letakan botol sampel diatas tempat penggetar sambil ditekan
6) Lakukan sampai sampel benar-benar homogen
7) Setelah selesai putar kembali tombol pengatur getaran ke angka nol
8) Matikan dengan menekan tombol OFF
9) Cabut stop kontak dari sumber
Cawan Petri (Petri Dish) Meletakkan media tanam mikroba,
Cawan petri memiliki dua bagian
(atas dan bawah) yang terhubung satu
sama lain. Hal ini melindungi isi
cawan dari udara terkontaminasi
yang tidak diinginkan, selain itu juga
https://faperta.untidar.ac.id/wp- mengeluarkan gas apa pun yang
content/uploads dihasilkan oleh bakteri.
Cara Pemakaian :
1) Cawan petri harus benar-benar disterilkan sebelum digunakan untuk
menumbuhkan bakteri, jika tidak hasil percobaannya dapat terpengaruh.
2) Keluarkan cawan petri dari wadahnya dan bukalah kedua bagiannya. Dengan
sangat hati-hati, tuangkan larutan media (biasanya untuk media agar) ke
bagian bawah cawan petri sehingga cukup untuk membentuk lapisan di
bagian bawah cawan.
3) Dengan cepat, tutuplah bagian atas cawan petri untuk mencegah bakteri apa
pun yang ada di udara agar tidak mengontaminasi percobaan.
Batang Penyebar ( Bacterial Cell Menyebarkan biakan bakteri yang
Spreader ) terdapat pada wadah pembiakan .
https://faperta.untidar.ac.id/wp-
content/uploads
Cara Pemakaian :
1) Sterilisasi : Sebelum menggunakan penyebar sel, jika penyebar terbuat dari
kaca atau logam , peneliti harus mensterilkan penyebar dengan
merendamnya dalam alkohol atau etanol dan kemudian membakar alkohol
dengan menempatkan penyebar dalam api pembakar Bunsen untuk
menghilangkan mikroorganisme.
2) Sel atau bakteri diinokulasikan di tengah cawan.
3) Menempatkan penyebar di atas cawan petri.
4) Tanpa banyak tekanan, putar penyebar di sekitar cawan untuk
mendistribusikan sel atau bakteri secara merata.
Jarum Ose

Menginokulasikan mikroba yang


akan dipindahkan ke medium lain
dan untuk mengambil media yang
padat.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/
Cara Pemakaian :
1) Sebelumnya, jarum ose harus disterilkan terlebih dahulu menggunakan
pembakar bunsen setiap kali akan digunakan untuk menginokulasi mikrobia
2) Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikrobia
3) Kemudian digosokkan, digoreskan atau disentuhkan pada media lainnya
atau kaca preparat untuk diamati.
Bunsen

Menciptakan kondisi steril dengan


pemanasan, untuk mensterilkan
jarum ose, api berwarna biru (paling
panas) cocok untuk memijarkan
jarum ose.
https://faperta.untidar.ac.id/wp-
content/uploads
Cara Pemakaian :
1) Pastikan bahwa tidak terdapat benda/bahan yang mudah terbakar di sekitar
bunsen
2) Buka tutup sumbunya, nyalakan sumbu menggunakan korek api
3) Setelah digunakan, matikan apinya menggunakan tutupnya ketika api masih
menyala
Tabung Reaksi (Culture Tube)
Dalam mikrobiologi digunakan
sebagai wadah untuk
perkembangbiakan mikroorganisme
dalam media cair maupun agar, selain
itu dapat digunakan sebagai wadah
untuk percobaan bahan kimia skala
kecil-menengah
https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/
Cara Pemakaian :
1) Pastikan bahwa tabung reaksi yang digunakan dalam kondisi bersih
2) Untuk penggunaan sebagai wadah media perkembangbiakan mikroba,
tabung reaksi terlebih dahulu disterilkan.
3) Usahakan untuk memegang tabung reaksi menggunakan penjepit tabung
reaksi atau menggunakan sarung tangan.
Pipet Tetes

Memindahkan cairan dari suatu


wadah ke wadah yang lain.

https://www.kimiapost.net/
Cara Pemakaian :
1) Pertama bagian bola karet yang ada diatas pipet tetes dipencet dan tahan
kemudian dimasukkan ke dalam cairan.
2) Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet lalu lepaskan dan angkat pipet
dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain.
3) Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu memencet
kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan, pengambilan cairan ini
sesuai dengan kebutuhan.
Mikropipet

Mikropipet adalah alat untuk


memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari
1.000 µl.

http://repository.ut.ac.id/
Cara Pemakaian :
1) Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
2) Tip bersih dimasukkan ke dalam Nozzle/ujung mikropipet.
3) Thumb Knob ditekan sampai hambatan pertama/first stop, jangan ditekan
lebih ke dalam lagi.
4) Tip dimasukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5) Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian tekanan dari Thumb Knob
dilepaskan maka cairan akan masuk ke tip.
6) Ujung tip dipindahkan ke tempat penampung yang diinginkan.
7) Thumb Knob ditekan sampai hambatan kedua/second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8) Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan
maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar
Tabung durham
Menampung/menjebak gas yang
terbentuk akibat metabolisme pada
bakteri yang diujikan  identifikasi
bakteri koliform
https://downloads.sommer.eu/files
Cara Pemakaian :
1) Pastikan tabung dalam kondisi bersih
2) Letakkan tabung secara terbalik pada gelas kimia
3) Masukkan medium (cair)
4) Amati gas pada tabung durham (gas akan tampak sebagai gelembung pada
dasar tabung durham)
Spektrofotometer
Alat untuk pendugaan jumlah
mikroba yang didasarkan pada
banyak cahaya spektrum yang
mampu diserapnya
http://pd.fk.ub.ac.id/wp-content/
Cara Pemakaian :
1) Hubungkan Spektrofotometer ke sumber arus
2) Nyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ON pada main
spektrofotometer.
3) Tampilan program akan muncul dan memberitahukan bahwa proses inisiasi
sedang berlangsung, tunggu hingga proses selesai ditandai dengan
munculnya warna hijau dan tertulis status ready.
4) Biarkan selama 15 menit untuk pemanasan, setelah itu spektrofotometer siap
digunakan.
5) Atur panjang gelombangnya.
6) Setelah itu spektrofotometer siap digunakan untuk pengukuran serapan
sample pada panjang gelombang tertentu.
7) Kuvet dimasukkan setelah di lap dengan kertas tissue. Sisi kuvet yang
terang menghadap lubang cahaya dari spectrophotometer.
8) Setelah selesai bekerja, kuvet dikeluarkan dan dibersihkan dari pelarutnya
kemudian dikeringkan.
9) Spektrofotometer dimatikan dengan mengklik tombol OFF pada main unit
spektrofotometer

Kegiatan 2 : Media

Media berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat tipe yaitu :


1. Media dasar penumbuhan (general purpose)
Media ini digunakan secara umum artinya media ini dapat ditumbuhi oleh
berbagai jenis mikroorganisme baik bakteri maupun jamur.
 Contohnya: nutrient broth/NB, nutrient agar/NA, adalah medium umum
untuk bakteri dan potatoes dextrose agar/PDA dipergunakan untuk
mengkultur berbagai jenis jamur atau fungi.

Tabel 2. Prosedur Kerja Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)


Nutrient Agar (NA)
Alat dan Bahan
a. Timbangan
b. Kompor pemanas
c. Gelas ukur 500 ml
d. Aquades
e. Labu erlenmeyer 500 ml dan 1000 ml
f. Kapas
g. Tabung reaksi
h. Kain kasa
i. Kaca pengaduk
j. Benang atau tali
k. Autoklaf
l. alkohol 70%
m. Beaker glass 500 ml dan 1000 ml

Nutrient Agar (Manual) Nutrient Agar (Instant)


Daging sapi (500 gram)
Peptone (5 gram) NA instant (20 gram)
Agar-agar (15 gram) Aquades (1000 ml)
Aquades (1000 ml)
Prosedur Kerja Pembuatan Nutrient Agar (Manual)
Cuci bersih daging sapi, buang bagian lemak jika masih ada.

Iris daging dengan ukuran 1x1 cm2 , dimasukkan dalam beaker glass
atau wadah dan ditambah akuades sebanyak 500 mL.

Rebus atau masak daging selama 25 menit atau sampai daging lunak
(jaga agar volume air tetap, jika berkurang tambahkan akuades).

Saring rebusan daging sehingga diperoleh air kaldu, campurkan dengan


pepton, agar dan akuades hingga volume akhir 1000 mL
(pada pembuatan NB, tidak perlu ditambahkan agar)
Panaskan kembali campuran kaldu, pepton dan agar, aduk hingga
homogen dan tunggu sampai mendidih, dinginkan pada suhu ruang

Cek pH medium menggunakan pH meter dan atur pada pH 7


Masukkan medium kedalam wadah (tabung reaksi)

Tutuplah medium dengan kapas yang telah dibungkus kain kasa

Sterilkan dengan autoklaf. Media tegak biarkan tabung dalam keadaan


berdiri dan untuk media miring tabung miringkan dengan catatan
media tidak sampai menyentuh tutup tabung

Prosedur Kerja Pembuatan Nutrient Agar (instant)


Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada
takaran yang tertera pada kemasan)

Larutkan 20 gram bubuk atau serbuk NA/NB instan ke dalam akuades


1000 ml

Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga


mendidih (larutan terlihat jernih)

Dinginkan dan dituang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta
disterilisasi dengan autoklaf

Tabel 3. Prosedur Kerja Pembuatan Media Potato Dextrose Agar


Potato Dextrose Agar (PDA)
Alat dan Bahan
a. Timbangan
b. Kompor pemanas
c. Gelas ukur 500 ml
d. Aquades
e. Labu erlenmeyer 500 ml dan 1000 ml
f. Kapas
g. Tabung reaksi
h. Kain kasa
i. Kaca pengaduk
j. Benang atau tali
k. Autoklaf
l. alkohol 70%
m. Beaker glass 500 ml dan 1000 ml

PDA Manual) PDA (Instant)


Kentang (200 gram) PDS instant (39 gram)
Dextrose (10 gram) Aquades (1000 ml)
Agar-agar (15 gram)
Aquades (1000 ml)
Prosedur Kerja Pembuatan PDA (Manual)
Kupas kentang lalu bersihkan, potong bentuk dadu berukuran 1x1 cm2
kemudian timbang hingga diperoleh 200 g kentang.

Potongan kentang dimasak dalam 500 ml akuades dan biarkan


mendidih, jaga agar volume tetap (tambahkan akuades jika menyusut)

Saring ekstrak kentang dan ambil filtratnya

Tambahkan dekstrose dan agar-agar serta akuades hingga volume


akhir 1000 mL aduk hingga homogen

Panaskan pada api sedang sambil diaduk hingga homogen atau


mendidih

Masukkan pada tabung reaksi masing-masing 10 ml untuk media tegak


dan 5-7 ml untuk media miring

Tutuplah tabung berisi medium dengan kapas yang telah dibungkus


kain kasa

Sterilkan dengan autoklaf

Setelah disterilkan untuk media tegak biarkan tabung dalam keadaan


berdiri dan untuk media miring tabung miringkan dengan catatan
media tidak sampai menyentuh tutup tabung

Prosedur Kerja Pembuatan Potato Dextrose Agar (Instant)


Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada
ukuran yang tertera di kemasan 39 g / L)

Larutkan serbuk PDA instan ke dalam 1000 ml akuades

Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga


mendidih (larutan terlihat jernih)

Dinginkan dan tuang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta
disterilisasi dengan autoklaf

1. Media diperkaya (Enrichment)


Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks, seperti darah, serum,
dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu.

2. Media selektif
Media selektif merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri-
bakteri tertentu saja oleh karena media ini mengandung zat inhibitor untuk
menghambat pertumbuhan bakteri lain. Media ini dipakai untuk menyeleksi
mikroorganisme sesuai dengan yang diinginkan jadi hanya satu jenis
mikroorganisme saja yang dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu
kelompok tertentu saja.
 Contohnya adalah brilliant green lactose bile broth (BGLBB) yang
digunakan dalam penentuan bakteri koli tinja, jenis medium ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pemfermentasi selain bakteri coliform.

Manitol Salt Agar (MSA)

Fungsi  mengisolasi kuman golongan Staphylococcus yang mampu


memfermentasi mannitol dan tahan terhadap kadar garam tinggi.

Konsep  Golongan Staphylococcus yang dapat menunjukkan pertumbuhan


yang khas adalah golongan S.aureus. Indicator pada media MSA ini adalah
phenol red

Tabel Prosedur Kerja Pembuatan Media Manitol Salt Agar (MSA)

Manitol Salt Agar (MSA)


Alat dan Bahan
1. Beaker glass 10. Api spirtus (+korek api)
2. Erlenmeyer 11. Spatula
3. Gelas arloji 12. Akuades
4. Gelas ukur 13. Media MSA
5. Cawan petri 14. NaOH 0,1N
6. Pipet tetes 15. HCl 0,1N
7. Neraca TTB 16. pH media
8. Kaki 3 17. Kapas, Kasa
9. Kasa asbes

Prosedur Kerja Pembuatan Manitol Salt Agar (MSA)


Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan
digunakan

Lakukan perhitungan media MSA untuk jumlah dan volume plate atau
petri yang dibutuhkan

Lakukan penimbangan gelas arloji kosong, media MSA dan catat


hasilnya

Pindahkan bahan dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan


menggunakan aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur
dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai bener-bener homogen dan


larut sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri
label

Bungkus cawan petri kosong dengan koran, sterilkan menggunakan


autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5 lb pada suhu 121 °C selama 15
menit dengan total keseluruhan 45-60 menit

Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila
segera digunakan, tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan teknik
aseptic, ratakan memutari petri searah angka delapan

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada
pada suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

Salmonella Shigella Agar (SSA)


Fungsi  isolasi kuman golongan Salmonella dan Shigella
Catatan : Media SSA tidak boleh di autoklaf sehingga alat-alat yang digunakan
harus disterilkan terlebih dahulu
Tabel Prosedur Kerja Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar (SSA)

Salmonella Shigella Agar (SSA)


Alat dan Bahan
1. Beaker glass 10. Api spirtus (+korek api)
2. Erlenmeyer 11. Spatula
3. Gelas arloji 12. Akuades
4. Gelas ukur 13. Media MSA
5. Cawan petri 14. NaOH 0,1N
6. Pipet tetes 15. HCl 0,1N
7. Neraca TTB 16. pH media
8. Kaki 3 17. Kapas, Kasa
9. Kasa asbes 18. Petridisk

Prosedur Kerja Pembuatan Salmonella Shigella Agar (SSA)


Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan
digunakan (sehari sebelum digunakan)

Lakukan perhitungan media SSA untuk jumlah dan volume plate atau
petri yang dibutuhkan

Lakukan penimbangan gelas arloji kosong, media SSA dan catat


hasilnya

Pindahkan bahan dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan


menggunakan aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur
dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai bener-bener homogen dan


larut sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Tuang media dari Erlenmeyer ke cawan petri dengan teknik aseptic


(melalui mulut Erlenmeyer ke api, tanpa menggunakan autoklaf)

Ratakan perlahan memutari petri searah angka delapan

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada
pada suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

3. Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi mikroorganisme. Medium ini dapat
ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme tapi salah satu diantaranya dapat
memberikan salah satu ciri yang khas sehingga dapat dibedakan dari yang lain
dan dapat dipisahkan.

 Contoh : Mac Conkey Agar (MC), Eosin Methylen Blue (EMB), Blood Agar
Plate (BAP)
Mac Conkey Agar (MC)

Fungsi  untuk mengidentifikasi kuman yang meragi laktosa dan tidak meragi
laktosa.

Konsep  Kuman-kuman yang meragi laktosa akan menghasilkan asam dan


merubah pH media menjadi asam dengan adanya indicator Neutral red maka
media akan berwarna merah muda. Kuman-kuman yang tidak meragi laktosa
tidak menghasilkan asam melainkan senyawa yang bersifat basa/alkali sehingga
pH media menjadi basa dengan adanya indicator Neutral red maka media akan
berwarna kuning. MC juga dipakai untuk mengisolasi kuman Gram negatif
karena menghambat pertumbuhan kuman Gram positif.

Tabel Prosedur Kerja Pembuatan Media Mac Conkey Agar (MC)

Mac Conkey Agar (MC)


Alat dan Bahan
a. Gelas ukur k. Korek Api
b. Gelas arloji l. Wadah spirtus
c. Erlenmeyer m. Media Mac Conkey
d. Cawan Petri n. Akuades
e. Neraca Triple Beam Balance o. Spirtus
f. Kasa Asbes p. Larutan NaOH 0,1N
g. Pipet tetes q. Larutan HCl 0,1 N
h. Pengaduk kaca/spatula
i. Bunsen / kaki tiga
j. pH meter/kertas pH
Prosedur Kerja Pembuatan Mac Conkey Agar (MC)
Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan
digunakan

Lakukan perhitungan media Mac Conkey sesuai jumlah Petri yang


akan dibuat

Lakukan penimbangan media dengan neraca TBB


Pindahkan media dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan
menggunakan aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur
dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai bener-bener homogen dan


larut sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri
label

Lakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5


lb pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60
menit

Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila
segera digunakan, tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan
volume 15-20 mL, ratakan membentuk pola angka delapan secara
perlahan.

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada
pada suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

Eosin Methylen Blue (EMB)


Fungsi  membedakan golongan Enterobacteriaceae terutama Eecherichia
coli dengan Enterobacter aerogenes.
Konsep  Pada media EMB Eecherichia coli akan menunjukkan pertumbuhan
dengan warna hijau metalik. EMB juga dipakai untuk mengisolasi kuman Gram
negatif karena menghambat pertumbuhan kuman Gram positif.

Tabel Prosedur Kerja Pembuatan Media Eosin Methylen Blue (EMB)

Eosin Methylen Blue (EMB)


Alat dan Bahan
a. Gelas ukur k. Korek Api
b. Gelas arloji l. Wadah spirtus
c. Erlenmeyer m. Media EMB
d. Cawan Petri n. Akuades
e. Neraca Triple Beam Balance o. Spirtus
f. Kasa Asbes p. Larutan NaOH 0,1N
g. Pipet tetes q. Larutan HCl 0,1 N
h. Pengaduk kaca/spatula
i. Bunsen / kaki tiga
j. pH meter/kertas pH
Prosedur Kerja Pembuatan Eosin Methylen Blue (EMB)
Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan
digunakan

Lakukan perhitungan media EMB sesuai jumlah Petri yang akan dibuat

Lakukan penimbangan media dengan neraca TBB

Pindahkan media dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan


menggunakan aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur
dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai bener-bener homogen dan


larut sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri
label

Lakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5


lb pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60
menit

Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila
segera digunakan, tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan
volume 15-20 mL, ratakan membentuk pola angka delapan secara
perlahan.

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada
pada suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.
Blood Agar Plate (BAP)  (menggunakan darah domba atau darah O manusia)

Fungsi  membedakan kuman coccus atau Staphylococcus golongan hemolitik


dan non hemolitik yang dilihat dari kemampuan mereka dalam melisiskan darah.

Konsep  Kemampuan hemolitik khususnya untuk kuman Staphylococcus


dapat dibedakan menjadi hemolisis beta, hemolisis alfa, dan hemolisis
gamma. Pada media BAP hemolisis ini ditandai dengan pembentukan zona
bening yang berada disekeliling koloni kuman.

Kegiatan 3 : Media Agar

Bentuk Media Padat dan Fungsinya


Bentuk Media Padat Fungsi
 Agar slant (agar miring) dirancang untuk
memungkinkan lebih banyak
pertumbuhan, karena kemiringan
meningkatkan luas permukaan media
 Permukaan agar-agar yang miring
memberi bakteri area permukaan yang
Agar Slants lebih besar untuk tumbuh dalam tabung
reaksi.
 Kemiringan dibuat dalam tabung reaksi
yang dapat ditutup, yang meminimalkan
kehilangan air.
 Tabung dapat ditutup rapat untuk
penyimpanan isolat dalam jangka waktu
yang relatif lama dengan risiko
kontaminasi atau pengeringan yang rendah
dari kultur.
Agar Deep Tube
Agar Plate

Kegiatan 4 : Skema transfer bakteri secara aseptic

Skema
Panaskan jarum ose hingga memijar di atas
A bunsen, kemudian beri jarak dari bunsen dan
diamkan hingga dingin.
Lepaskan penyumbat tabung (kapas+kasa
jangan diletakkan di meja/tempat lain agar tidak
B
terkontaminasi) kemudian panaskan mulut tabung
dengan api
Setelah jarum ose cukup dingin, ambil satu loop
C suspensi mikroorganisme (usahakan loop tidak
menyentuh dinding tabung reaksi)
D Panaskan kembali mulut tabung
Tabung reaksi (culture tube) ditutup kembali
E dengan penyumbatnya, lalu letakkan di rak
tabung
Pijarkan kembali loop (jarum ose) sebelum
F digunakan lagi atau sebelum disimpan di tempat
semula

Kegiatan 5 : Metode Isolasi Bakteri


a. Streak Plate Method (Metode cawan gores)
Teknik penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk
mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke
dalam medium baru. Metode ini pada dasarnya adalah menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium-agar yang sesuai
pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh
koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat
dikultur lebih lanjut (Jutono dkk, 1980).
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar
terutama bila digunakan medium yang basah. Pencegahan terjadinya
penhyebaran koloni harus digunakan lempengan agar yang benar-benar kering
permukaannya (Lay, 1994).

Prosedur Kerja Streak Plate Method (Metode Cawan Gores) :

1) Perhatikan teknik transfer aseptis / memindahkan biakan mikroba


secara aseptis (Gambar ...). Panaskan jarum ose hingga memijar di atas
bunsen, kemudian beri jarak dari bunsen dan diamkan hingga dingin.
2) Gunakan ose yang telah dingin untuk mengambil kultur murni bakteri
(ambil sebanyak 1 ose).
3) Goreskan pada permukaan medium-agar dimulai dari satu ujung
(Perhatikan teknik / tipe penggoresan). Hati-hati saat menggores,
jangan sampai medium rusak. Ose yang disentuhkan pada permukaan
medium sebaiknya tidak ditekan terlalu dalam.
4) Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose
terlebih dahulu dan biarkan dingin.
5) Inkubasikan cawan petri berisi mikroba dengan posisi terbalik pada suhu
ruang atau pada suhu tertentu dalam incubator selama 24-48 jam dan
amati pertumbuhannya.
Metode cawan gores dibagi menjadi beberapa tipe, diantaranya :

i. Goresan T
Fungsi
Tipe goresan T digunakan untuk mendapatkan koloni tunggal
dengan membagi wilayah goresan menjadi 3
Cara Kerja :
1) Tandai bagian luar-bawah cawan petri dengan membagi cawan
menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker.
2) Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag.
3) Panaskan jarum ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan
streak zig-zag pada daerah 2, Cawan diputar untuk memperoleh
goresan yang sempurna.
4) Lakukan hal yang sama pada daerah 3 (Gambar.

ii. Goresan Kuadran


Fungsi
Tipe goresan kuadran digunakan untuk mendapatkan koloni tunggal
dengan membagi wilayah goresan menjadi 4. Metode ini diharapkan
dapat memisahkan koloni bakteri dengan lebih baik sehingga
diperoleh koloni tunggal bakteri. Tipe goresan kuadran dapat
dilakukan dengan menggores secara zig-zag maupun secara terputus
Cara Kerja :
1) Tandai bagian luar-bawah cawan petri dengan membagi
cawan menjadi 4 bagian menggunakan spidol marker.
2) Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag/terputus.
3) Panaskan jarum ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan
streak pada daerah 2. Cawan diputar untuk memperoleh
goresan yang sempurna.
4) Lakukan hal yang sama pada daerah 3 dan 4

Gambar . Model penggoresan secara terputus (Metode A) dan zig-zag


(Metode B) pada teknik goresan kuadran
Gambar . Tipe goresan kuadran

iii. Goresan Sinambung


Fungsi
Umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal,
melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
Cara Kerja :
1) Sentuhkan ujung ose pada koloni dan gores secara kontinyu
sampai setengah permukaan agar.
2) Putar cawan 180o lanjutkan goresan sampai habis (Gambar ).
3) Tipe goresan sinambung/kontinyu juga dilakukan pada
media agar miring dalam tabung reaksi.

Gambar. Tipe goresan sinambung

b. Spread Plate Method (Metode cawan tebar/sebar)


Spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar
yang telah memadat.
 Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran
perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari
pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni
mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung(Jutono
dkk, 1980).

Prosedur Kerja Spread Plate Method (Metode cawan tebar/sebar) :


1) Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan
media yang telah memadat dalam cawan petri menggunakan pipet.
2) Sterilisasi spreader/batang bengkok/batang Drigalsky dengan cara
dicelupkan dalam alkohol 70% kemudian dibakar dengan dilewatkan
diatas api, biarkan spreader dingin.
3) Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar mengering (Gambar ).
4) Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar ataupun inkubator dan amati
pertumbuhannya.

Gambar . Teknik Spread Plate

c. Pour Plate Method (Metode cawan tuang)


Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyebarkan sel-sel bakteri tidak
hanya pada permukaan medium agar saja melainkan sel terendam dalam
medium (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar
yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan kandungan oksigen
sedikit. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang
bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan
dan dibiarkan memadat.

Prosedur Kerja Spread Plate Method (Metode cawan tebar/sebar) :


1) Teteskan 1 ml suspensi sel kedalam cawan petri kosong yang telah
steril secara aseptis
2) Tuangkan media agar yang hangat (suhu 45 – 50 oC) ke cawan yang
telah berisi suspensi bakteri tersebut dan tutup.
3) Homogenkan campuran media dan suspensi dengan cara goyangkan
atau putar cawan petri secara perlahan membentuk angka delapan (8)
di atas meja yang rata dalam kondisi aseptis (Gambar ).
4) Setelah agar memadat cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik
pada suhu kamar ataupun inkubator selama 24 jam. Amati
pertumbuhannya.

Gambar. Teknik Pour Plate

G. KESIMPULAN
H. SARAN
I. DAFTAR PUSTAKA
Andrews, A. H., R. W. Blowey, H. Boyd, dan R. G. Eddy. 2004. Bovine Medicine
Diseases and Husbandry of Cattle Second Edition. Blackwell Science. UK.
Atlas, R.M., A.E. Brown, K.W.Debra, and L.Miller. 1984. Experimental
Microbiology: fundamental and applications. Macmillan publishing company,
New York
Barrow, G.I., and R. K. A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Manual for the
Identification of Medical Bacteria Third Edition. Syndicate of the University
of Cambridge. United Kingdom.
Benson, H.J. 1998. Microbiogical applications: laboratory manual in general
Microbiology, 7th edition, WCB McGraw-Hill, Boston USA
Claus, G.W. 1989. Understanding microbes, a laboratory textbook for Microbiology,
W.H. Freeman and Company, USA
Cappucino, J.E and N. Sherman. 1987. Microbiology, a Laboratory Manual. The
Benjamin Cummings Publishing company, Inc, California, USA
Deby, N. 2011. Sterilisasi dan Pembuatan Media. https://www.academia.edu
Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta : Gramedia
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia
Hudson, B.K. and L.Sherwood. 1997. Explorations in Microbiology, a
discoverybased approach, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey,
USA
Indan, E. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Jawetz, and Melnick. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Jawet, Melnick, and Adelberg, 2001, Medical Microbiology, ed. 22, California
Appleton and Lange.
Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D., 1980, Pedoman
Praktikum Mikrobiologi Umum, Departemen Mikrobiologi, Fakultas
Pertanian UGM, Yogyakarta. UGM Press. Yogyakarta.
Kuswiyanto. 2014. Buku Ajar Bakteriologi 1, 2, dan 3 analis kesehatan. Jakarta:
Penerbit buku Kedokteran (EGC).
Lay, B., 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lorian V, Antibiotics in Laboratory Medicine, ed 4, William & Wikins, New York.
Madigan MT, Martinko JM, Parker J. 2000.Brock Biology of Microorganisms. Ninth
Ed. Prentice Hall International, Inc. New Jersey. 991pp.
Perry JJ, Staley JT, Lory S. 2002. Microbial Life. Sinauer Associates, Inc.
Sunderland, MA.811 pp.
Prescott, L.M. 2002. Prescott-Harley-Klein’s: Microbiology, 5th ed., 553. The
McGraw-Hill Companies .New York.
Staf Pengajar Mikrobiologi FKUI, 2005, Penuntun Praktik Mikrobiologi Kedokteran,
Medical Multimedia Indonesia, Jakarta
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Volk, W.A. dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jilid 1. Edisi Kelima. 396
pp. Penerbit Erlangga. Jakarta.
https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANDUAN
PRAKTIKUM-MIKROBIOLOGI-AKUAKULTUR-2019.pdf // di akses 10
Maret 2021 Pukul 13.21 WIB
http://repository.ut.ac.id/4486/1/BIOL4445-M1.pdf. // di akses 10 Maret 2021 Pukul
13.27 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Dokumen%20Mutu
Instruksi%20Kerja/a/01300%2006114%20IK%20Pemakaian%20Inkubator.p
f // di akses 10 Maret 2021 Pukul 13.32 WIB
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR
ISI-DAN-MIKROBIOLOGI-PARASITOLOGI.pdf // di akses 10 Maret 2021
Pukul 14.09 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Dokumen%20Mutu

Instruksi%20Kerja/a/01300%2006115%20IK%20Pemakaian%20Colony%2

Counter.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul 14.11 WIB

https://downloads.sommer.eu/files/GIGAcontrol-A_46819V001.pdf // di akses 10
Maret 2021 Pukul 14.12 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2011/06/Dokumen%20MutuInstruksi%20Ker
a/b/01300%2006145%20IK%20Lemari%20Es.pdf // di akses 10 Maret 2021
Pukul 14.23 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2011/06/Dokumen%20MutuInstruksi%20Ker

a/01300%2006138%20IK%20Penggunaan%20Waterbath%0Memmert.pdf //

di akses 10 Maret 2021 Pukul 15.19 WIB

http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi

752draftSEMINARAwalfont12.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul 15.22

WIB

https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/PANDUAN-PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI-2019-Peternakan-Baru.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul
15.34 WIB
http://repository.ut.ac.id/4486/1/BIOL4445-M1.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul
15.37 WIB
https://bio.libretexts.org/Learning_Objects/Laboratory_Experiments/Microbiologyab
/Microbiology_Labs_I/01%3A_Media_Preparation // di akses 10 Maret
2021 Pukul 15.42 WIB
https://sciencing.com/agarslants8538817.html#:~:text=Slanting%20the%20surface%
of%20the,moisture%20content%20of%20agar%20media. // di akses 10
Maret 2021 Pukul 15.44 WIB
https://www.ruf.rice.edu/~bioslabs/bios318/318manual.htm // di akses 10 Maret 2021
Pukul 15.49 WIB
https://askinglot.com/what-is-the-use-of-agar-slant-and-agar-deep // di akses 10 Maret
2021 Pukul 15.52 WIB
http://pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/ik/51
IKpenggunaanspektrophotometer.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul 15.56
WIB
Evaluasi :
Masih kurang abstrak, sumber dilengkapi, judul gambar dilengkapi, tabel
dirapihin, cari perbedaan fungsi bentuk agar, kesimpulan, hayukkk bisa yukkk
semangattt... biar bisa ngbucin exo lagi yukk..

Anda mungkin juga menyukai