Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Candida albicans secara alami terdapat pada membran mukosa


dalam tubuh kita, paling banyak terdapat dalam saluran pencernaan.
Selain itu, Candida albicans juga ditemukan dalam vagina yang sehat,
mulut dan rektum Pertumbuhan yang terlalu pesat dari jamur Candida
albicans dapat menyebabkan infeksi pada vagina yang disebut kandidiasis
vaginitis Infeksi ini sering kali terjadi akibat penggunaan air seperti toilet
yang mengandung Candida sp. setelah defekasi, tercemar dari kuku atau
air yang digunakan untuk membersihkan diri Candida albicans sering
menimbulkan vaginitis pada wanita dengan gejala utama fluor albus yang
sering disertai rasa gatal

spesies cendawan patogen dari golongan deuteromycota,spesies


cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut
kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Spesies C.
albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan
bentuk hifa. Candida albicans merupakan jamur terbanyak yang terisolasi
dalam tubuh manusia sebagai flora normal dan merupakan salah satu
penyebab infeksi oportunistik

candida albicans adalah organisme komensal rongga mulut individu


yang sehat dan hidup bersama dengan mikrobial flora normal mulut dalam
keadaan seimbang dan jika terjadi gangguan pada keseimbangan antara
Candida albicans dengan anggota mikrobial mulut lainnya, maka organisme
ini dapat berproliferasi, berkolonisasi, menginvasi jaringan dan menghasilkan
infeksi oportunistik yang dikenal dengan kandidiasis
B.Tujuan Praktikum

1.Untuk mengidentifikasi jamur secara makroskopik dan mikroskopik

2.Untuk menginterpertasikan jenis Candida yang diperoleh dibawah


mikroskop
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Candida Albicans

Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong,


kecil, berdinding tipis, bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 m yang
memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Candida membentuk pseudohifa
ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan
rantai sel-sel yang memanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi
diantara sel.Candida Albicans bersifat dimofik,selain ragi-ragi dan pseudohifa
ia juga bisa menghasilkan hifa sejati (Brooks,et.al,2007).

Proses peragian (fermentasi) pada Candida albicans dilakukan


dalam suasana aerob dan anaerob. Pada kondisi anaerob dan aerob,
Candida albicans mampu melakukan metabolisme sel. Pertumbuhan
juga lebih cepat pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal
atau alkali (Biswas dan Chaffin, 2005).

Candida albicans dapat mudah tumbuh didalam media sabauroud


dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat yang khas,yakni menonjol
dari permukaan medium,permukaan koloni halus,licin berwarna kekuning-
kuningan dan berbau ragi(siregar,2004).

B.Koloni Dan Hifa

Ada tiga bentuk koloni jamur menurut (Chandra, 2004) yaitu :

1.Koloni Ragi

Makroskopis tampak bundar,lunak atau lembek dengan permukaan halus


atau rata,mengkilat tidak bepigmen,warna kekuningan,seperti koloni
bakteri.Bila diperiksa secara mikroskopis hanya didapati sel-sel ragi yang
berupa sel yang bulat dan tampak seolah-olah mempunyai dua dinding dan
kadang-kadang ada tunas (satu bola besar dengan tunas bola yang kecil
yang disebut BUDDING) misalnya pada kandida (

2.Koloni menyerupai ragi

Secara makroskopis tampak lembek,permukan halus mengkilat,dan warnanya


putih kekuningan.secara mikroskopis tampak sebagai sel tunggal dan kadang-
kadang tampak miselium semu(sel-sel panjang,tetapi tidak khas dan tidak
bersekat).Juga ada sel yang berbentuk bulat dan kadang-kadang ada yang
bertunas

3.Koloni Filamen

Secara makroskopis tampak seperti kapas berupa benang halus,permukaan


dan pinggir tidak rata,dan menonjol diatas permukaan media.Mikroskopis
tampak sebagai hifa sejati yang , Benang-benang yang bersifat kontur ganda
sekat,misalnya:trikofiton,mikrosporon, dan epidermofiton.Kadang-kadang
tampak bentuk campuran,yaitu pembiakan pada temperatur 37 oC dapat
menghasilkan koloni ragi tetapi pada temperatur kamar akan menghasilkan
koloni filamn,misalnya sporotikosis.

Hifa berkembang baik atau tumbuh menurut arah panjangnya dengan


membentuk spora.Spora adalah suatu alat reproduksi yang bisa dibentuk
dalam hifa sendiri atau alat-alat khusus dari jamur sebagai alat
reproduksi.Besarnya 1-3,dengan bentuknya bisa bulat,segiempat, kerucut atau
lonjong.Spora-spora ini dalam pertumbuhannya makin lama makin besar dan
memanjang sehingga membentuk suatu hifa (Anisa, 2013)

Hifa umumnya mempunyai bersekat,tetapi ada kalanya spora


membentuk suatu hifa semu.Hifa semu dibentuk dari sel ragi.Pad salah satu
sisinya membentuk tonjolan yang lebih besar sehingga tampak menyerupai hifa
dan tidak mempunyai sekat.Anyaman dari hifa semu ini disebut miselium semu
(Rippon, 1988).
C.Pemeriksaan mikroskopis

Pada koloni sampel kuku diamati di bawah mikroskop dimulai


dengan pembesaran 10 kali dan maka akan terlihat elemen-elemen
jamur seperti hifa dan spora. Gambaran jamur dapat diperjelas
menggunakan tinta parker biru, Chlorazol black E. Tinta parker paling
sering digunakan karena mudah didapatkan. Spesimen diperiksa untuk
identifikasi elemen-elemen jamur, yakni hifa atau arthospora jamur.
Terdapatnya sejumlah besar filamen dalam lempeng kuku, terutama bila
berupa arthospora memiliki arti diagnostik untuk dermatofita. Adanya
pseudofilamen dan filamen disertai ragi di dalam dasar kuku memberi
petunjuk onikomikosis disebabkan oleh Candida sp. Terdapatnya
filamen-filamen tipis dan tebal, dengan bermacam-macam ukuran,
bentuk dan arah di dalam dasar kuku yang sama memberi kesan infeksi
campuran beberapa jamur patogen(Tosti, 2014)

D.Candidiasais Vaginalis dan kuku

Vulvovaginitis terjadi menyerupai sariawan tetapi menimbulkan


iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran secret. Hilangnya Ph asam
merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis kandida. Dalam keadaan
normal Ph yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina. Diabetes,
kehamilan, progesterone, atau pengobatan antibiotika merupakan
predisposisi penyakit ini ( Jawets et al, 2005 )

Kuku yang terinfeksi tampak tidak mengkilat, berwarna seperti


susu, kehijauan atau kecoklatan. Kadang-kadang permukaan kuku
menimbul dan tidak rata.Dibawah permukaan yang keras terdapat bahan
rapuh yang mengandung jamur,kelainan ini dapat mengenai satu beberapa
atau seluruh jari tangan dan kaki(Jawetz et al,2005).
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A.Waktu dan Tempat

Pada percobaan II Identifikasi Jamur Candida ini dilaksanakan pada


hari Selasa April 2017.Bertempat di Laboratorium Klinik Terpadu Analis
Kesehatan STIKES Mandala Waluya.

B.Alat dan Bahan

Tabel.1.adapun alat yang digunakan pada percobaan permeriksaan jamur


candida adalah:

N Alat Fungsi
O
1. Lampu Spiritus Untuk mencegah kontaminasi terhadap
bakteri lain
2. Jarum Ose Untuk memindahkan biakan atau koloni
3. Mikroskop Untuk mengamati objek yang sangat
kecil
4. Kaca Objek Untuk meletakkan objek yang akan
diamati
5. Laminan Untuk tempat sebagai kultur media
Tabel.2.adapun bahan yang digunakan pada percobaan permeriksaan
jamur candida adalah :

No. Alat Fungsi


1. Giemsa Untuk mewarnai koloni
2. Koloni media Sebagai sampel yang akan di periksa
3. NaCL Untuk membantu pewarnaan
4. Alkohol Untuk membersihkan preparat
5. Tissue Untuk membersihkan preparat

C.Prosedur Kerja

A.Pembuatan Preparat
1.Dibuat preparat dengan cara mengambil koloni yang telah tumbuh pda
media dengan menggunakan ose steril kemudian goreskan diatas kaca
objek

2.Diteteskan NaCL 085% sebanyak 1tetes pada preparat yang telah dibuat
selanjutnya dikeringkan dengan angin agar cepat mengering

3.Dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop dengan tingkat pembesaran


40xdan objektif 100x

4.Dibuat preparat kedua untuk ditambahkan zat warna giemsa dan


gram,kemudian dilakukan pengamatan dibawah mikroskop.

5.Dicatat dan digambar hasil pengamatan dengan melihat adanya


Chlamydospore, Chlamydospore membentk grem tube baru hingga Germ
tu.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan

N Sampel Gambar Keterangan


O
1. Kuku Nenek Hifanya terlihat
bersekat,berbentuk
budding.dan selnya
berbentuk bulat

2. Kuku Kakek Hifanya terlihat tidak


bersepta dam tidak
berbentuk budding dan
selnya berbentuk
lonjong

4.2.Pembahasan

Pada praktikum percobaan yang kedua ini dilakukan identifikasi jamur


candida. Yang dimana diambil koloni sampel dari kuku kakek dan kuku nenek.
Candida albicans adalah jamur yang secara normal bermukim di rongga mulut, di
saluran pencernaan dan di wilayah vagina manusia. Sifat Candida dapat berubah
menjadi patogen dan menimbulkan infeksi atau kelainan bila pada tubuh pejamu
terdapat faktor predisposisi. Faktor ini dapat meningkatkan pertumbuhan jamur
dan memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan sehingga timbul kolonisasi
setempat.

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk


mengidentifikasi jamur secara makroskopik dan mikroskopik , dan untuk
menginterpertasikan jenis Candida yang diperoleh dibawah mikroskop.
Candida albicans merupakan anggota flora normal selaput lendir, saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan genetalia wanita. Candida albicans dapat
menimbulkan invasi dalam aliran darah, trombofiebitis, endokarditas atau
infeksi pada mata dan organ lain.

Pada Percobaan identifikasi candida albicans bersinambung dengan


percobaan sebelumnya yaitu pemeriksaan candida albicans,kemudiaan
dilanjutkan dengan identifikasi dibawah mikroskop,dimana koloni dari samel
diambil sedikit kemudian ditambahkan setetes giemsa,dilewat-lewatkan
diatass spiritus,selanjutnya diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran
40Xdigunakan media tersebut karena mudah membedakan jamur yang
tumbuh,ditegaskan

Pada hasil pengamatan yang kami dapatkan pada sampel pertama


yaitu kuku nenek bahwa Hifanya terlihat bersekat,berbentuk budding.dan
selnya berbentuk bulat Hasil yang didapatkan sesuai dengan teori Siregar
Rs,2004 dikatakan bahwa diperiksa secara mikroskopis hanya didapati sel-sel
ragi yang berupa sel yang bulat dan tampak seolah-olah mempunyai dua
dinding dan kadang-kadang ada tunas (satu bola besar dengan tunas bola yang
kecil yang disebut BUDDING) .

Hasil pengamatan sampel kedua yaitu kuku kakek bahwa Hifanya


terlihat tidak bersepta dam tidak berbentuk budding dan selnya berbentuk
lonjong.Menurut teori dari Rippon,1988 dikatakan bahwa Hifa umumnya
mempunyai bersekat,tetapi ada kalanya spora membentuk suatu hifa
semu.Hifa semu dibentuk dari sel ragi.Pad salah satu sisinya membentuk
tonjolan yang lebih besar sehingga tampak menyerupai hifa dan tidak
mempunyai sekat.Anyaman dari hifa semu ini disebut miselium semu.

Pada sampel kakek hifa yang didapatkan tidak bersepta


Merupakan benang yang di dalamnya tidak dipisahkan oleh dinding (septa)
sehingga tampak adanya sel-sel yang memanjang seperti pipa. Semua jenis
jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur
tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof,
jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Didapatkan hasil seperti diatas artinya terdapat jamur Trichophyton


rubrum. Trichophyton rubrum merupakan jamur yang paling umum menjadi
menyebabkan infeksi jamur kronis pada kulit dan kuku manusia.
Pertumbuhan koloninya dari lambat hingga bisa menjadi cepat. Teksturnya
yang lunak, dari depan warnanya putih kekuning-kuningan (agak terang) atau
bisa juga merah violet. Kalau dilihat dari belakang tampak pucat, kekuning-
kuningan, coklat, atau cokelat kemerahan. Meskipun Trichophyton
rubrum merupakan jamur yang paling umum terdeteksi menjadi
dermatophytes (jamur parasit mycosis yang menginfeksi kulit) dan
menyebabkan infeksi jamur kuku tangan, ada juga jenis jamur yang lain yang
menjadi sebab infeksi serupa
BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu didapatkannya hifa


yang berseekat dan ada juga pada sampel hifa yang tidak bersepta yang
artinya terdapat jamur Trichophyton rubrum pada sampel kuku
kaki pada manusia

B.Saran

Sebaiknya pembimbing praktikum melengkapi alat-alat dalam


laboratorium agar kami praktikum dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Penuntun Praktikum Mikologi. Denpasar : Analis Kesehatan


Poltekkes Denpasar.
Dewi, Anisa. 2013. Parasitologi Laporan Pemeriksaan Jamur Pada Manusia.
Online.http://blogdewianisa.blogspot.com/2013/06/parasitologi-
laporan-pemeriksaan-jamur.html (diakses 10 Desember 2014)
Jawetz,Melnick,&Adelberg/GeoF.Brooks.(2012). Mikrobiologi
Kedokteran EGC. Jakarta.
Kinanti.2014.dentifikasiJamurpadaKukudanKaki.Online.http://neverlandlufi.blogs
pot.com/2014/01/identifikasi-jamur-pada-kuku-kaki.html.(diakses
pada 10 Desember 2014)
Pereira-CencidanTatiana,etal.(2008).DevelopmentofCandida-associated
dentureStomatitis new insights.J Appl Oral Sci.; 16(2): 86-94.
LAPORAN PRAKTIKUM

MIKOLOGI II

IDENTIFIKASI JAMUR CANDIDA

OLEH:

NAMA : SUHARTINA

NIM : A201401015

KELOMPOK : I(SATU)

PROGRAM STUDY D-IV ANALIS KESEHATAN

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2017

Anda mungkin juga menyukai