Anda di halaman 1dari 21

TUTORIAL BLOK 5

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Tugas Tutorial ke-2

Oleh:

AISYA PUTRI UTAMI (2010070110084)

ARIVI LATHIFAH MAHARANI (2010070110079)

ATTHAHIRA NABILA MORYKA (2010070110080)

AUFA GALUH CHIKALIKA (2010070110077)

AYU WULANDARI (2010070110082)

IRENY MARIANA (2010070110081)

ISMATUL IFFA (2010070110087)

MIA NUR AZIZA (2010070110088)

MUHAMMAD HABIB (2010070110085)

SILVY MEILINDA PUTRI (2010070110086)

TIARA NUGGRAHMI (2010070110078)

UTARI MERIA NADA (2010070110083)

Dosen Fasilitator:

Dr.drg. Yenita Alamsyah, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikologi adalah ilmu yang mempelajari jamur, berasal, dari kata Yunani Mykes
berarti jamur dan logos berarti ilmu. Mikologi Kedokteran adalah ilmu yang mempelajari
jamur penyebab penyakit pada manusia. Jamur merupakan organisme yang memiliki ciri-ciri
khusus, yakni berbentuk talus, tubuh somatik berbentuk benang, dan bijinya berbentuk spora,
dan tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara
fotosintesis seperti pada tanaman lainnya oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan
dari organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Jamur tumbuh optimal di tempat yang tidak
memerlukan penetrasi cahaya matahari atau teduh. Jamur dapat tumbuh pada media limbah
karena jamur mampu mendegradasi limbah organik. Dengan kemampuannya tersebut, jamur
dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai guna limbah Berikut ini kita akan membahas sifat
umum jamur, morfologi jamur dan beberapa penyakit manusia akibat jamur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Selain terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, apa saja struktur dari jamur?
2. Mengapa jamur dapat menimbulkan penyakit?
3. Apa yang menyebabkan adanya candida albican pada rongga mulut?
4. Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh jamur pada rongga mulut ?
5. Bagaimana manifestasi penyakit di rongga mulut yang disebabkan oleh jamur?
6. Bagaimana cara jamur bereproduksi?
7. Apa saja sifat dan jenis jamur?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami sifat dan jenis dari jamur
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan morfologi dari jamur
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi penyakit infeksi jamur di
rongga mulut
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan respon imun tubuh terhadap jamur
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami mengenai pemeriksaan mikroskopis
terhadap jamur
6. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis, morfologi dan sifat jamur yang ada pada
skenario
7. Mahasiswa mampu menjelaskan ayat dan hadits yang berkaitan dengan skenario
BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO 4

Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil dan bersifat
heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang benang
yang disebut hifa. Jamur dapat dikonsumsi oleh manusia, namun jamur dapat pula
menimbulkan penyakit. Candida albicans merupakan salah satu jamur yang dapat
menginfeksi membran mukosa rongga mulut, dapat menimbulkan bercak putih pada
permukaan lidah, mukosa pipi dan gusi serta bagian lainnya di rongga mulut. pemeriksaan
mikroskopis terlihat pseudohifa yang berangkai membentuk blastospora yang bercabang.

2.1 Klasifikasi Istilah


1. Pseudohifa
Jamur yang membentuk sel ragi bertunas,hifa atau benang-benang
pada tubuh jamur yang bersifat semu, satu filamen atau benang yang
membentuk miselium fungi.
2. Blastospora
Spora aseksual yang ditemukan pada sel sel ragi, berbentuk tunas pada
permukaan sel, anak sel yang dihasilkan dibentuk dari sel induk,
3. Heterotrof
Organisme yang bergantung pada organisme lain untuk mendapatkan
nutrien dan energi,tidak dapat membuat makanan sendiri, membutuhkan
senyawa organik dimana karbon diekstrak untuk pertumbuhannya

2.2 Rumusan Masalah


1. Selain terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, apa saja struktur dari
jamur?
2. Mengapa jamur dapat menimbulkan penyakit?
3. Apa yang menyebabkan adanya candida albican pada rongga mulut?
4. Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh jamur pada rongga mulut ?
5. Bagaimana manifestasi penyakit di rongga mulut yang disebabkan oleh
jamur?
6. Bagaimana cara jamur bereproduksi?
7. Apa saja sifat dan jenis jamur?

2.3 Curah Pendapat

1. Selain terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, apa saja struktur dari jamur?

Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel
yang mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada
kerangka luar arthropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat
dan fleksibel. Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan
hifa.Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk
jaringan yang disebut miselium.Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga
terbentuknya tubuh buah seperti pada jamur merang.

2. Mengapa jamur dapat menimbulkan penyakit?

Pada kondisi normal, jamur dapat hidup secara alami di permukaan kulit.
Namun bila perkembangannya tidak terkendali, jamur tersebut akan menyebabkan
infeksi.penyebab tumbuh suburnya jamur ini adalah kebersihan diri, mengenakan
pakaian ketat, iklim yang hangat, serta kondisi kulit yang lembab atau tidak
dikeringkan dengan benar,serta karena lemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang
atau sedang.

3. Apa yang menyebabkan adanya candida albican pada rongga mulut?

Candida albicans sebenarnya merupakan flora normal rongga mulut. Artinya,


ia memang selalu berada di area tersebut tanpa menimbulkan masalah apapun. Namun
saat pertumbuhannya berlebih, jamur ini bisa menyebar hingga ke langit-langit mulut
bahkan hingga tenggorokan dan menyebabkan infeksi candidiasis. Adanya candida
albicans pada rongga mulut juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh hormon seperti
stres, begitu pula dengan sejumlah kondisi medis lainnya seperti infeksi HIV, kanker,
dan diabetes yang tak terkontrol. Selain itu mengonsumsi obat-obatan tertentu,
merokok, memakai gigi tiruan yang tidak pas, atau kondisi mulut kurang terjaga
kebersihannya, kondisi tubuh yang lemah atau keadaan imun yang buruk, serta
kondisi Ph di rongga mulut yang rendah

4. Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh jamur pada rongga mulut?

1. Candidiasis oral

Candida albicans yang tumbuh berlebihan di mulut akan menimbulkan infeksi


berupa plak putih. Kondisi ini dikenal juga sebagai Candidiasis oral atau infeksi
candidiasis pada mulut. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar hingga ke
kerongkongan.

2. Angular cheilitis

Angular cheilitis adalah suatu peradangan pada sudut mulut yang tampak
sebagai bercak berwarna pucat keputihan. Selain itu, pada sudut mulut juga akan
tampak adanya garis kemerahan disertai rasa nyeri.

3. Erythematous candidiasis

Pada penyakit erythematous candidiasis ini, tidak ditemukan adanya plak


putih, melainkan adanya daerah yang eritema atau kemerahan yang disertai sedikit
perdarahan di sekitar lesi. penyakit ini dapat terjadi di mana saja pada rongga mulut,
tetapi sering kali menyerang daerah lidah, jaringan lunak pipi, dan langit-langit mulut.

4. Denture stomatitis

Denture stomatitis adalah peradangan pada jaringan lunak mulut yang


tertutupi oleh bagian gigi tiruan atau gigi palsu. Sering kali, gambaran klinis dari
denture stomatitis berupa bentukan kemerahan, dapat atau tanpa disertai adanya nodul
pada daerah yang berkontak dengan gigi tiruan, seperti pada langit-langit mulut.
5. Kandidiasis hiperplastik atau leukoplakia kandida

Kandidiasis hiperplastik atau leukoplakia kandida memiliki tampilan adanya


plak putih pada bagian tepi pinggir lidah. Tepi dari lesi ini juga tampak tegas dan bisa
disertai beberapa daerah yang mengalami kemerahan. Selain itu, lesi ini tidak dapat
dibersihkan. Kondisi ini paling sering menyerang perokok.

5. Bagaimana manifestasi penyakit di Rongga Mulut yang disebabkan oleh jamur?

Manifestasi penyakit di rongga mulut yang disebabkan oleh jamur antara lain,
muncul benjolan berwarna putih di lidah, pipi bagian dalam, atau pada gusi yang
terinfeksi jamur,kulit pecah-pecah di sudut mulut,kemerahan yang cukup parah yang
menyebabkan sulit makan dan menelan. Ketika tergores makanan atau sikat gigi,
benjolan bisa berdarah. Rasa sakit yang muncul membuat pengidapnya sulit menelan
dan berbicara. Pada sebagian kasus, infeksi jamur menimbulkan luka pada sudut bibir
serta rongga mulut akan terasa kebas dan tidak nyaman saat mengonsumsi makanan

6. Bagaimana cara jamur bereproduksi?

Jamur memiliki 2 cara berproduksi yaitu secara aseksual dan seksual,

1. Aseksual.

Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas untuk


menghasilkan keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan dapat
melakukan proses fragmentasi dan menghasilkan spora aseksual atau
sporangiospora atau konidiospora. Kedua spora aseksual tersebut memiliki
sifat haploid.

2. Seksual.

Reproduksi jamur secara seksual dimulai dengan cara penyatuan hifa atau
singgami yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses
tersebut akan menghasilkan spora seksual yaitu zigospora, askospora, dan
basidiospora.
7. Apa saja sifat dan jenis jamur?

● Sifat- sifat jamur


1. Eukariotik. Jamur merupakan suatu organisme yang lebih maju dibandingkan
dengan Monera. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya membran inti sel
atau dikenal dengan sebutan organisme eukariotik.
2. Uniseluler dan multiseluler. Spesies jamur sangat banyak. Jamur ada yang
tersusun dari satu sel atau dikenal dengan uniseluler. Namun, ada pula yang
tersusun atas banyak sel atau yang dikenal dengan multiseluler.
3. Tidak berklorofil. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga jamur memperoleh
makanan dari makhluk hidup yang lain.
4. Heterotrof. Pada umumnya, jamur memiliki sifat saprofit. Artinya
memperoleh makanan dari sisa organisme yang telah mati.
5. Hifa. Hanya terdapat pada jamur yang bersifat multiseluler dengan bentuk
yang memanjang menyerupai benang- benang. Hifa terdiri dari bagian yang
memiliki sekat dan yang tidak memiliki sekat.
6. Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembab, dan kurang cahaya.
7. Reproduksi secara aseksual melalui pembelahan dan secara seksual dengan
cara peleburan inti sel dari dua sel induk. Terakhir, tidak mempunyai akar,
batang, dan daun sejati.

● Jenis-jenis jamur
1. Ascomycotina

Ascomycotina merupakan suatu divisi jamur yang sebagian besar


bersifat parasit dan saprofit. Meskipun demikian, ada juga jamur yang
bersimbiosis dengan ganggang hijau – biru dan ganggang hijau bersel satu.
Reproduksinya dilakukan dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Secara
seksual dilakukan dengan membentuk tunas yang terjadi pada jamur
uniseluler. Sedangkan, reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk
spora yang terbentuk dari konidiofor, contoh jamur ini antara lain, aspergillus,
claviceps, purpurea, penicillium, saccharomyces dan trichoderma.
2. Basidiomycotina

Basidiomycota merupakan suatu jamur yang hidup sebagai saprofit dan


parasit. Selain itu, memiliki tubuh buah atau basidiokarp. Pada umumnya,
divisi ini berkembang biak dengan seksual. Sedangkan perkembang biakan
secara aseksual jarang terjadi pada jamur jenis basidiomycota. contoh
jamurnya yaitu aspergillus, clavicep purpurea, penicillium, saccharomyces,
dan trichoderma.

3. Deuteromycotina

Deuteromycota merupakan suatu kelompok jamur yang berkembang


biak dengan cara aseksual. Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat –
sekat. Selain itu, hidupnya secara saprofit pada sisa makanan. Meskipun
demikian, ada juga yang bersifat parasit. Sebagai parasit, jamur ini dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, ternak, dan juga tanaman. Adapun
contoh jamur dari kelompok divisi ini yaitu sebagai berikut. Contoh dari jamur
ini antara lain , coccidioides immitis, Paracoccidioides brasiliensis, Candida
albicans.

4. Zygomycota

Reproduksi seksual dengan cara konjugasi yang melibatkan fusi dua


gamet menghasilkan zigospora sedangkan reproduksi aseksualnya dengan
menghasilkan spora yang terkandung dalam konidium atau sporangium. Hifa
dari fungi ini sama halnya dengan Oomycota, tidak bersepta (non-septa). Hifa
relatif besar dan berkembang baik dengan miselium yang bercabang-cabang.
Kelompok jamur zygomycotina hampir semua anggotanya dapat ditemui di
daratan. Jenis jamur kelompok zygomycotina ini bersifat saprofit dan
multiseluler atau bersel banyak yang berbentuk benang atau hifa yang tidak
bersekat. Contoh dari jamur ini yaitu rhizopus, absidia, mukor, dan pilobolus.
2.4 Menganalisis Masalah

2.5 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami sifat dan jenis dari jamur
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan morfologi dari jamur
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi penyakit infeksi jamur di
rongga mulut
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan respon imun tubuh terhadap jamur
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami mengenai pemeriksaan mikroskopis
terhadap jamur
6. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis, morfologi dan sifat jamur yang ada pada
skenario
7. Mahasiswa mampu menjelaskan ayat dan hadits yang berkaitan dengan skenario

2.6 Belajar Mandiri

Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari berbagai
literatur yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari internet, buku, maupun
dari pakarnya langsung.
2.7 Hasil Belajar Mandiri

2.7.1 Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami sifat dan jenis dari jamur

Sifat Jamur :
- Tidak mempunyai klorofil
- Memerlukan sumber organik untuk hidupnya
- Dinding sel kebanyakan mengandung zat kitin
- Hidup di tempat yang lembab
- Memiliki dinding nukleus (eukariotik)
- Alat perkembangbiakannya berupa spora
- Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
- Jamur bersifat heterotrof,
- Tidak berplastida,
- Tidak bersifat fagotrof,
- Memperoleh nutrisi dengan cara absorpsi

Sifat Hidup Jamur :


1. Saprofit sebagai organisme fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan
organik mati.
2. Parasit, fungsi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih
hidup yang disebut inang.
3. Simbion, jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain.

Jenis Jamur :
1. Kelompok yeast-like fungi, Kelompok ini tumbuh terutama sebagai ragi yang
membentuk tunas, juga dapat membentuk rantai sel filamentosa memanjang
yang disebut pseudohifa. Contohnya yaitu Candida albicans
2. Kelompok jamur dimorfik, Jamur kelompok ini memiliki dua bentuk
pertumbuhan yaitu filamentosa pada suhu 22°C (fase sporofit) dan seperti ragi
pada suhu 37°C (fase parasit). Contoh jamur dari kelompok ini yaitu
Blastomyces, Coccidioides, dan Histoplasma capsulatum. Ketiga jenis jamur
ini dapat menyebabkan infeksi pada paru – paru.
3. Candida auris. Berbeda dari jamur Candida lain, Candida auris kebal terhadap
obat anti jamur yang biasa digunakan untuk mengobati kandidiasis. Di
samping itu, jenis jamur ini juga dapat menyebabkan kematian pada sebagian
besar penderitanya. Candida auris menyebar dari orang ke orang, melalui
pemakaian bersama pada peralatan yang terkontaminasi.
4. PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui
udara. PCP menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti
penderita HIV/AIDS, atau pada pasien pasca menjalani transplantasi organ
dan obat imunosupresif.
5. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur
tersebut dapat terhirup secara tidak sengaja, namun tidak menyebabkan
infeksi. Hanya saja, individu dengan kekebalan tubuh lemah berisiko tinggi
terinfeksi jamur ini.
6. Kelompok ragi (yeast / khamir), Contoh jamur kelompok ragi (yeast) yaitu
Cryptococcus neoformans. Cryptococcus neoformans adalah ragi berkapsul
yang dapat ditemui di seluruh dunia. Habitat alaminya adalah tanah,
khususnya tanah yang tercemar oleh kotoran burung.

2.7.2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan morfologi dan struktur dari
jamur
a. Morfologi jamur :

● Khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong atau memanjang
yang berkembang biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah
atau berlendir.
● Kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa.
Anyaman dari hifa, baik yang multiseluler atau senositik, disebut miselium.
● Haustoria adalah bentuk hifa modifikasi yang dimiliki oleh jamur yang sifat
hidupnya parasit. Haustoria merupakan organ yang berfungsi untuk menyerap
makanan dari substrat atau inang tempat hidup jamur, dan organ ini memiliki
kemampuan untuk menembus jaringan substrat.
● Badan buah (sporofor) merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam
tanah atau kayu yang lapuk. Badan buah dijumpai pada kelompok jamur
tertentu. Sporofor ini merupakan bagian jamur yang tampak sehari-hari.
Sporofil memiliki variasi dalam hal ukuran, bentuk, warna dan ketahanan
hidupnya.

b. Struktur pada jamur :

● Struktur tubuh jamur(fungi) terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh
dinding sel yang mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip
dengan zat kitin pada kerangka luar arthropoda sobat. Zat kitin ini tersusun
atas polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.
● Benang - benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
● Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium ini yang akan membentuk jalinan
hingga terbentuknya tubuh buah seperti pada jamur merang.
● Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang
disebut septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga
organel sel dapat mengalir dari sel ke sel lainnya.
● Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa
asepta. Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung
ratusan hingga ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang
jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel yang berulang tanpa
disertai pembelahan sitoplasma.
● Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium
memungkinkan jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
● Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang
dinamakan dengan haustorium.
● Haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan
mengabsorbsi nutrisi dari host.
● Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat
reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan
dengan miselium generatif. Hifa terbagi tiga :
1. Hifa sejati : bersekat,tumbuh memanjang.
2. Hifa Semu : tak bersekat,pertumbuhan diujung diantara hifa
3. Hifa senositik : tanpa sekat
2.7.3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi penyakit infeksi
jamur di rongga mulut
1. Oral thrush
Oral thrush adalah infeksi jamur pada mulut yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans yang terakumulasi pada lapisan mulut. Kondisi ini tidak menular
dan biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan anti jamur. Manifestasi yang terdapat
pada rongga mulut sebagai berikut :

● Lesi berwarna putih pada lidah, pipi bagian dalam, gusi, atau tonsil
● Sedikit pendarahan apabila lesi mengalami luka
● Nyeri terkadang dapat dirasakan pada lokasi terjadinya lesi

2. Kandidiasis Pseudomembranosa
Kandidiasis pseudomembranosa secara umum diketahui sebagai thrush, yang
merupakan bentuk yang sering terdapat pada neonatus. Ini juga dapat terlihat pada
pasien yang menggunakan terapi kortikosteroid atau pada pasien dengan
imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih
yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari
hifa. Mukosa dapat terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis kandidiasis
ini pasien akan mengeluhkan adanya sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan
dalam pengecapan.

3. Kandidiasis Atrofik
Kandidiasis atrofik ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering dengan
mukosa yang relatif kering. Area kemerahan biasanya terdapat pada mukosa yang
berada dibawah pemakaian seperti gigi palsu.

4. Kandidiasis Hiperplastik
Kandidiasis hiperplastik dikenal juga dengan leukoplakia kandida. Kandidiasis
hiperplastik ditandai dengan adanya plak putih yang tidak dapat dibersihkan. Lesi
harus disembuhkan dengan terapi antifungal secara rutin.
5. Kandidiasis Eritematosa
Kandidiasis Eritematosa tampilan klinis yang terlihat pada kandidiasis ini
yaitu daerah yang eritema atau kemerahan dengan adanya sedikit perdarahan di
daerah sekitar dasar lesi. Hal ini sering dikaitkan terjadinya keluhan mulut kering
pada pasien. Lesi ini dapat terjadi dimana saja dalam rongga mulut, tetapi daerah yang
paling sering terkena adalah lidah, mukosa bukal, dan palatum.

6. Denture stomatitis
Denture stomatitis adalah peradangan pada jaringan lunak mulut yang
tertutupi oleh bagian gigi tiruan atau gigi palsu. Sering kali, gambaran klinis dari
denture stomatitis berupa bentukan kemerahan, dapat atau tanpa disertai adanya nodul
pada daerah yang berkontak dengan gigi tiruan, seperti pada langit-langit mulut.

2.7.4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan respon imun tubuh terhadap
jamur
Seperti pada umumnya infeksi oleh mikroorganisme lain seperti bakteri dan
parasit, respon imun tubuh terhadap jamur terdiri atas respon alamiah dan juga
adaptif. Respon imun alamiah berperan sebagai barier pertahanan pertama yang
melawan masuknya patogen ke dalam tubuh. Respon imun adaptif merupakan
mekanisme lanjutan dari respon imun alamiah untuk dapat meng eradikasi patogen di
dalam tubuh. Produk akhirnya pada respon imun adaptif adalah terbentuknya sel
memori terhadap antigen spesifik.

Sistem (respon) imun yang sehat mencegah organisme yeast ini berubah
menjadi jamur yang berbahaya. Tubuh manusia yang kehilangan sistem imun
menyebabkan organisme ini berubah dari yeast from menjadi fungal form.
Pembentukan parasitic fungal bergerak memasuki mukosa gastrointestinal dengan
merusak batas pertahanan antara intestinal tract dan keseluruhan sirkulasi dalam
tubuh. Keadaan ini menyebabkan sebagian digested dietary proteins masuk ke dalam
aliran darah mempunyai kekuatan antigenik/antibody-stimulating) berusaha
menyerang pertahanan sistem imun tubuh.
Tahap yang paling pertama dari respon sistem imun terhadap jamur
adalah tahap pengenalan molekul permukaan yang khas antara sel imun
(makrofag) dengan jamur. Jamur yang masuk ke dalam jaringan tubuh host dapat
dikenali melalui struktur Pathogen Associated Molecular Patterns (PAMPS) khas
yang tidak dimiliki oleh organisme lain. Makrofag akan mengenali struktur
PAPMS jamur melalui Pattern Recognition Receptor (PRRs) yang spesifik.prRs
yang spesifik akan mengenali struktur yang terdapat pada permukaan dinding sel
jamur. TLR merupakan kelas mayor PRRs yang berperan penting dalam respon
imun terhadap jamur.

2.7.5 Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami mengenai pemeriksaan


mikroskopis terhadap jamur
1. Pemeriksaan Langsung Candida albicans dengan Pewarnaan Gram
Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Gram sedikit membutuhkan waktu
dibandingkan pemeriksaan dengan KOH. Pemeriksaan ini dapat melihat jamur C.
albicans berdasarkan morfologinya, tetapi tidak dapat mengidentifikasi spesiesnya.
Pemulasan dengan pewarnaan Gram dapat disimpan untuk penilaian ulangan.
Pewarnaan Gram memperlihatkan gambaran seperti sekumpulan jamur dalam bentuk
blastospora, hifa atau pseudohifa, atau campuran keduanya. Sel jaringan seperti epitel,
leukosit, eritrosit, dan mikroba lain seperti bakteri atau parasit juga dapat terlihat
dalam sediaan. Jamur muncul dalam bentukan budding yeast cells dan
pseudomycelium juga terlihat pada sebagian besar sediaan.

2. Pemeriksaan Langsung Candida albicans dengan Larutan KOH


Pemeriksaan langsung dengan Larutan KOH dapat berhasil bila jumlah jamur
cukup banyak. Keuntungan pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara sederhana,
dan terlihat hubungan antara jumlah dan bentuk jamur dengan reaksi jaringan.
Pemeriksaan langsung harus segera dilakukan setelah bahan klinis diperoleh sebab C.
Albicans berkembang cepat dalam suhu kamar sehingga dapat memberikan gambaran
yang tidak sesuai dengan keadaan klinis. Gambaran pseudohifa pada sediaan
langsung/apus dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan kultur, merupakan pilihan
untuk menegakkan diagnosis kandidiasis superfisial.
2.7.6 Mahasiswa mampu menjelaskan jenis, morfologi dan sifat jamur yang ada pada
skenario

Candida albicans penyebab kandidiasis yang merupakan infeksi jamur dengan


insiden tertinggi disebabkan oleh infeksi oportunistik. Respons imun cell-mediated
terutama sel CD4 penting dalam mengendalikan kandidiasis (seperti pada
kandidiasis), seringkali muncul beberapa bulan sebelum munculnya infeksi
oportunistik yang lebih berat. Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram
positif, tidak memiliki kapsul, bersifat dimorfik, selain ragi dan pseudohifa Candida
albicans juga dapat menghasilkan hifa sejati yang berkembang biak dengan cara
memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas yang disebut dengan
blastospora. Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan pseudohyphae
dengan cluster di sekitar blastoconidia bulat bersepta panjang berukuran 3-7 x 3-14
µm.

2.7.7 Mahasiswa mampu menjelaskan ayat dan hadits yang berkaitan dengan skenario

● QS Ali-Imran 191
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa semua yang diciptakan Allah merupakan


tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang yang selalu mengingat Allah
dalam keadaan apapun. Salah satu ciptaan Allah yang merupakan tanda-tanda
kebesaran dan kekuasaan Allah ialah kandungan serta manfaat jamur tiram bagi
kesehatan. Hal itu menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk yang benar
bagi orang-orang yang mau berpikir mendalam tentang ciptaan Allah yang tiada sia-
sia sedikitpun.
● Q.S An- Nahl 8
“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan
(menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa makhluk hidup terkecil yang disebut


mikroorganisme yg terdiri atas; bakteri, virus, jamur yg dpt dilihat melalui
mikroskop. mereka termasuk unsur penting dalam kesinambungan kehidupan di bumi.
Misalnya dapat diambil contoh pada jamur yang memiliki peran sebagai siklus
nitrogen yang merupakan salah satu komponen dasar pembentukan kehidupan di bumi

● Q.S Az-zumar 21

“lalu tumbuhan itu menjadi kering lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan,


kemudian dia menjadikannya hancur. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi Ulil Albab.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam ekologi, jamur merupakan organisme


yang sifat hidupnya parasit atau saprofit yang berperan sebagai pengurai/dekomposer
bahan organik.

● QS al baqarah 222
“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang
orang yang membersihkan diri”

Dalam ayat ini kita dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri termasuk mulut
sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit termasuk jamur di tubuh maupun di
dalam rongga mulut.

● Q.S Al- Baqarah 29


“ Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian
Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Ayat ini menjelaskan tentang alam semesta beserta isinya yang sangat
kompleks diciptakan allah swt untuk manusia . Makhluk ciptaannya terdiri dari
berbagai jenis tumbuhan , hewan maupun mikroorganisme

● HR. Muslim dari Said bin Zaid


Rasulullah bersabda “kamat (jenis jamur) adalah bagian dari dunia jamur artinya
adalah obat penyakit mata”

Hadits ini menyebutkan tentang sebuah jamur yang merupakan bagian dari
berbagai macam jenis jamur.
BAB III
KESIMPULAN

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat


heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari beang beang
yang disebut hifa.hifa yang berbentuk anyaman disebut miselium. Reproduksi jamur ada
yang vegetatif ada juga yang generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui
hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya.Setelah itu, menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat
yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu
diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
DAFTAR PUSTAKA

Ahsani, D. 2014. Jurnal kedokteran. Respon imun pada infeksi jamur. Vol 6. No 2.
Hakim, L & Ramadhian, M.R. 2015. Kandidiasis Oral. Vol 4. No 8
Sastrahidayat, Ika Rochjatun. 2011. Mikrologi Ilmu Jamur. Malang
Mitchell, T.G.2017 . Buku mikologi kedokteran
Mutiawati, V.K. 2016. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Pemeriksaan mikrobiologi pada
candida albicans Vol. 16 No. 1
Ningsih, R.W. 2020. Pendahuluan mikologi : biologi dan morfologi jamur,
departemen parasitologi FK UKI.
Padoli. 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan
Patrick,F. 2012. Textbook Dermatology in General Medicine Eight Edition.
Praptiningsih, Yhulia . 2017. Jurnal Agroteknologi, Vol. 11 No.01
Safitri, D. 2014. Jurnal ums morfologi candida albicans.
Willy, T. 2018. artikel alodokter infeksi jamur
2004. Jurnal Pemeriksaan Mikrobiologi pada Candida Albicans
2017. Artikel Dosen Pendidikan “ Kingdom Fungi(jamur) ”
2020. Jurnal Prodia “ Pemeriksaan Laboratorium Jamur Mikroskopis ”.

Anda mungkin juga menyukai