DISUSUN OLEH
KELOMPOK
:7
1. Peri
2. Rima Asriyani
3. Sigit Maulana
(A21309064)
(A21309068)
(A21309070)
Mata Kuliah
: IDK (III)
Dosen Pengasuh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Mikosis dan
juga kami berterima kasih kepada Dosen pengasuh yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Palembang, 10 Agustus 2015
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ..........................................................................................................
ii
BAB I
Latar Belakang .........................................................................................................
BAB II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Definisi ..........................................................................................................
Ciri-ciri Fungsi ..............................................................................................
Peranan Jamur ...............................................................................................
Morpologi.......................................................................................................
Struktur Sel Jamur .........................................................................................
Reproduksi.....................................................................................................
Klasifikasi......................................................................................................
Faktor Predisposisi / pertumbuhan.................................................................
2
3
3
4
5
6
6
BAB III
...............................................................................................................................
kesimpulan.............................................................................................................
15
16
Ii
MIKOSIS
BAB.1
Pendahuluan
Latar Belakang
Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang
berarti
Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur
disebut Fungi / Fungus.
kita mengenal ada berbagai jenis spesies ragi dan jamur tetapi ada hanya ada sekitar 1000 yang
menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan (banyak yang lain menyebabkan penyakit pada
tumbuhan). Hanya dermatofita dan spesies candida yang sering ditularkan dari satu orang ke
orang lain.
Untuk lebih mudahnya, infeksi mikotik manusia dikelompokkan dalam infeksi jamur superfisial,
kutan, subkutan, dan profundan (atau sistematik).
Infeksi-infeksi jamur superfisial, kutan, atau subkutan pada kulit, rambut, dan kuku dapat
menjadi kronis dan resisten terhadap pengobatan tetapi jarang mempengaruhi kesehatan
umum si penderita. Mikosis profunda disebabkan oleh jamur patogenik atau jamur
opurunistik yang menginfeksi penderita dengan gangguan imunologi.
Mikosis kutan disebabkan oleh jamur yang hanya menginvasi jaringan superfisialis yang
terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam. Bentuk
yang paling penting adalah dermatofita, suatu kelompok jamur serumpun yang
diklasifikasika menjadi 3 genus Epidennophyton, Microsporum danTrychopyton. Pada
jaringan
keratin
yang
tidak
hidup,
artrokonidia.
Bab. 2
bentuk-bentuk
ini adalah
bila dan
substrat,
pengudaraan,
dan
kehadiran
nutriennutrien
yang
diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar
makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi
sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan
luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda
(ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua
hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah,
sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa.
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora.
Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas
adalah Saccharomyces.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang
hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama
dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi
inang / host nya.
Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi
(penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan
produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam
organik dan enzim.Infeksi yang ditimbulkan oleh fungi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : infeksi
yang ditimbulkan karena fungi sebagai individu bersarang atau menyerang tubuh kita
2
(mengakibatkan infeksi) atau produk yang dihasilkan oleh fungi yang masuk ke dalam tubuh kita
(tanpa sengaja) yang bersifat toksik dan mematikan, sebagai contoh : produk aflatoxin.
Beberapa antibiotika yang dihasilkan oleh fungi sebagai contoh penisilin dan sefalosporin sangat
bermanfaat bagi perkembangan dunia klinis. Produk ini bersifat efektif melawan bakteri gram
positif maupun gram negatif yang bersifat sangat merugikan kita.
Berdasarkan suhu, dikenal fungsi termofil, mesofil dan psikofil, berdasarkan pH lingkungan,
dikenal fungsi basofil, asidofil, dan netrofil. Berdasarkan oksigen bebas yang ada dilingkungan
fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi aerob dan fungi anaerob. Misalnya fungi yang hidup
dalam rumen ternak dan sejumlah khamir yang berperan pada permbuatan bir.
Fungi dapat hidup dalam lingkungan yang ekstrem dan dikenal sebagai fungsi termofil apabila
tumbuh baik pada suhu di atas 550C.
B. Ciri-ciri Fungi :
- Merupakan
sel
- Berkembang
biak
Eukariotik
dengan
(mempunyai
spora
secara
Inti
asexual
yang
maupun
- Tidak
- Dinding
jelas)
sexual
berklorofil
sel
terdiri
dari
khitin
dan
selulosa
manusia
dll.
Yang merugikan diantaranya :
-yang
bersifat
pathogen
3
D. Morfologi
Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :
a. Yeast
pada
manusia
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3 15 mikron,
berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas atau budding cell.
Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk
pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk
pseudohifa. Contoh
berwarna
merah
4
E. Struktur Sel Jamur
Jamur merupakan sel Eukariotik oleh karena itu struktur sel jamur dapat kita ketahui adanya :
o Dinding sel
o Membrane sel
o
o
o
o
o
o
o
o
Inti
Sitoplasma
Retikulum endoplasma
Badan golgi
Vakuola
Ribosom
Mitokondria
Organel yang lain
Dinding sel : Dinding sel jamur terdiri dari selulosa , chitin atau campuran keduanya yang
merupakan karbohidrat ( 90 % ) dan protein 10 % ( enzim ). Ada beberapa golongan fungi yang
mempunyai dinding sel yang berbeda diantaranya :
FUNGI
1. Fungi Aquatik
Selulosa
2. Klas Zygomycetes
Chitin, Chitosan
3 Klas Ascomycetes(Yeast)
Chitin, Mannan
Protein pada dinding sel jamur berfungsi membantu dalam metabolisme yaitu membentuk
enzim baik enzim ektraseluler maupun intraselluler. Struktur tambahan pada jamur juga ditemui
adanya Kapsul, atau lendir pada jamur yang merupakan struktur tambahan pada bagian luar
dinding sel merupakan Polisakarida yang berfungsi sebagai menjaga dari kekeringan dan
meningkatkan daya patogenitas. Jamur yang berkapsul secara makroskopik koloninya tampak
basah / Mucoid . Contoh jamur yang berkapsul adalah Cryptococcus neoformans
5
F. Reproduksi
Perkembang biakan jamur dengan membentuk spora, spora dibentuk dengan dua cara yaitu :
Asexual dan Sexual Asexual, Spora asexual dibentuk oleh hifa fertile yang mengalami pemutusan
atau fragmentasi.
Macam- macam spora asexual :
Blastospora, spora asexual yang dibentuk oleh jamur yang berbentuk oval (jamur
interkalar. Spora/ Konidia yang dibentuk pada hifa yang fertile secara asexual atau sexual
Mikrokonidia, spora asexual pada hifa yang ukurannya kecil berbentuk seperti tetes air,
cerutu.
Makrokonidia, spora asexual pada hifa yang ukurannya besar dan bentuknya seperti
gada, bulan sabit.
Pada beberapa jamur pada bagian ujung menggelembung membentuk suatu wadah
(sporangium), dimana protoplasmanya membagi diri membentuk spora (sporangiospora), hifa
dari jamur tersebut disebut sporangiospore.
Macam- macam Sexual :
Spora jamur yang dibentuk melalui percampuran sitoplasma dan inti dari 2 hifa atau 2 sel
jamur. Perkembang biakan secara sexual ada dua cara yaitu : Plasmogami dan Karyogami.
Plasmogami, persatuan antara dua sel jamur yang didahului dengan protoplasma kemudian
persatuan inti. Karyogami, Persatuan antara dua sel jamur atau hifa pada bagian inti.
G. Klasifikasi
Klasifikasi jamur Sejati (Eumycetes)terbagi menjadi empat berdasarkan cara perkembang
biakannya yaitu :
1. Golongan Zygomycetes, Jamur yang berkembang biak secara sexual dengan membentuk
zigot dari penggabungan ujung-ujung hifa. Contoh : Mucor, Absidia
2. Golongan Basidiomycetes, Jamur yang berkembang biak secara sexual, spora dibentuk
diluar tubuhnya pada sel berbentuk seperti pemukul yang disebut basidia
6
3. Golongan Ascomycetes, Jamur yang berkembang biak secara sexual dengan membentuk
spora didalam askus (wadah).
4. 4.
Golongan Deuteromycetes, Jamur yang brekembang biak secara asexual atau jamur
tidak
sempurna
(Fungi
Imperfekti),
dijumpai
pada
jamur
penyebab
menyebabkan
penyakit
pada
Mikosis
Subcutan. Contoh
: Cladosporium
Mikosis
Superfisial(Jamur
Kulit). Contoh
: Malazezia
furfur /
Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui kontak kulit dengan hewan,
menyebabkan Mikosis Superfisial. Contoh : Microsporum, Trychophyton, Epidermophyton
3.
Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui mulut, luka kontak dengan kulit,
menyebabkan Mikosis Sub cutan. Contoh : Cladosporium, Phialospora verucosa, Candida
4.
Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui kontak kulit, menyebabkan penyakit
Mikosis Superfisial. Contoh : Malazezia furfur / panu, Epidermophyton, Candida
secara Eksogen
secara Endogen
Faktor Eksogen
Cuaca (kelembaban, suhu yang tinggi, pH asam), Pakaian, Penggunaan emolin yang berminyak
dan Kebiasaan / pekerjaan.
Faktor Endogen :
Bab. 3
Beberapa Penyakit Yang disebabkan Oleh Jamur
Mikosis Subkutan
Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah kulit meliputi
otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.
1.
Sporotrichosis : Akibat infeksi Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur degan habitat
pada tumbuh-tumbuhan atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit melalui trauma, kemudian
menyebar melalui aliran getah bening. Klinis : Terbentuk abses atau tukak pada lokasi yang
terinfeksi, Getah bening menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit, terkadang penyebaran
infeksi terjadi juga pada persendian dan paru-paru. Akibat secara histologi adalah terjadinya
peradangan menahun, dan nekrosis.
Pengobatan : Pada kasus infeksi dapat sembuh dengan sendirinya walaupun menahun, meskipun
demikian dapat juga diberikan Kalium iodida secara oral selama beberapa minggu.
2.
Mycetoma (madura foot) : Infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur
Eumycotic mycetoma dan atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang disebut
Actinomycotic mycetoma.
9
-
Klinis : ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang bernanah.
Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses yang dapat
meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat terlihat sebagai granula padat dalam nanah.
Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan meluas ke dalam dan ke perifer
Blastomikosis : infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-
paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetes
dermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi Klinis : Kasusnya bervariasi dari ringan hinga berat,
pada kasus ringan .
Biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Berbagai gejala umum akibat mikosis ini tidak dapat
dibedakan dengan infeksi pernafasan bawah akut lain ( demam, batuk, berkeringat malam). Jika
terjadi penyebaran maka dapat mengakibatkan timbulnya lesi-lesi pada kulit di permukaan
terbuka (leher,muka, lengan dan kaki).
Pengobatan : melalui pemberian ketokonazol dan intrakonazol.
10
Mikosis Fungoides
Mikosis Fungoides adalah suatu jenis limfoma non-Hodgkin yang jarang terjadi, sifatnya
menetap dan berkembang dengan lambat, berasal dari sel limfosit T yang matang dan menyerang
kulit; bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan organ dalam.
Gejalanya : Mikosis fingoides dimulai sangat ringan dan berkembang lambat sehingga pada
mulanya tidak diperhatikan. Kemudian akan menjadi ruam kulit gatal yang menetap, kadang
merupakan penebalan kulit yang kecil dan gatal, yang kemudian menjadi benjolan dan menyebar
secara perlahan.
Pada beberapa penderita, mikosis fungoides berkembang menjadi leukemia (sindroma S?zary),
dimana
limfosit
yang
abnormal
ditemukan
dalam
aliran
darah.
Kulit terasa makin gatal dan menjadi kering, kemerahan dan mengelupas.
Diagnosis : penyakit ini pada stadium awal agak sulit, walaupun telah dilakukan biopsi.
Tetapi pada stadium lanjut, biopsi bisa menunjukkan adanya sel limfoma di dalam kulit.
Sebagian besar penderita telah berusia diatas 50 tahun ketika penyakitnya terdiagnosis.
Bahkan tanpa pengobatan sekalipun, harapan hidup penderita mencapai 7-10 tahun.
Pengobatan : Penebalan pada kulit diobati dengan suatu bentuk penyinaran yang disebut sinar
beta atau dengan sinar matahari dan obat steroid yang menyerupai kortison.
Nitrogen mustard bisa dioleskan langsung ke kulit untuk mengurangi gatal dan ukuran daerah
yang
terkena.
bisa
mengurangi
gejalanya.
Jika penyakit telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lainnya, maka diperlukan
kemoterapi.
Mikosis Superfisial
Mikosis Superfisial merupakan penyakit kulit yany disebabkan oleh jamur yang menyerang kulit
pada bagian epidermis yang mengandung keratin yaitu Stratum korneum basale misalnya : kulit,
rambut, kuku. Penyakit ini banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan penyakit
rakyat. Berdasarkan topografinya ( bentuk klinis ) Mikosis Superfisial ada 2 yaitu :
1. Dermatofitosis
2. Non dermatofitosis
11
DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin kulit
( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum
sampaim
stratum
basalis.
Penyebabnya adalah
GENUS TRICHOPHYTON
Secara Mikroskopik ditemukan hifa bersepta / bersekat, hifa spiral, ditemukan makrokonidia
berbentuk gada berdinding tipis terdiri dari 6 12 sel juga ditemukan
mikrokonidia
yang bentuknya
yang
seperti
tetes
air. Secara
makroskopik
ditemukan
koloni
kasar
12
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita
( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi
-
Tinea
Tinea
Capitis
jamur
Barbae
(
(
Tinea
Fasei
Tinea
Cruris
yang
menyerang
menyerang
menyerang
menyerang
daerah
daerah
kepala
jenggot
pada
muka
daerah
pantat
Tinea
Pedis
Tinea
unguium
Tinea
Corporis
menyerang
kaki
menyerang
kuku
menyerang
badan
jamur
non
dermatofitosis
antara
lain
: Pitiriasis
versicolor, Tinea
nigra
palmaris, Piedra.
PITIRIASIS VERSICOLOR
Disebut juga Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea versicolor atau Panu
disebabkan oleh jamur Malazzezia furfur. Penyakit ini bersifat kronik , ditandai dengan adanya
bercak putih sampai coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher, tungkai
dan kulit kepala. Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat pada kulit. Penderita mengalami
kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih maka jamur akan tampak bercak-bercak coklat
atau merah ( hiperpigmentasi ) sedangkan pada penderita berkulit sawo matang / hitam maka
jamur akan tampak bercak-bercak lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian warna kulit
tampak bermacam-macam ( versicolor).Penderita mengeluh merasa gatal jika berkeringat atau
tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita merasa malu karena adanya bercak-bercak pada
kulit. Penyebaran jamur ini melalui kontak atau alat- alat pribadi yang terkontaminasi kulit
penderita dan predisposisi kebersihan pribadi.
13
Diagnosa : Dengan pemeriksaan bahan pemeriksaan kerokan kulit yang mengalami kelainan.
a. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan
dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada
cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose
diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah
mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa pendek pendek dan spora bergerombol.
b. Pemeriksaan sinar wood.
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna
emas atau orange.
c.
Kultur.
14
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi di atas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,
subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian
tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut,
dipengunungan, maupun di udara.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gudangmateri.com/2010/06/mikologi-fungi-pada-manusia.html
http://medicastore.com/penyakit/310/Mikosis_Fungoides.html
http://sodiycxacun.blogspot.com/2010/05/sekilas-tentang-mikologi-jamur.html
http://sodiycxacun.blogspot.com/2010/05/dermatomikosis-mikosis-superfisial.html
16