Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOMEDIK

MIKOLOGI

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Biomedik

Oleh:

Novia Puspa Andini (201604062)


Luthfiana Nurhida Lailin (201604077)
Maulana Ikhsan Dwi Saputra (201604081)

PRODI D3 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini walau
masih sangat sederhana dan banyak kekurangan.

Walaupun Penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi


terselesainya makalah ini, Penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis
jauh dari kata sempurna, dan pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tak lupa Penulis ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ita Ainun, selaku dosen pembimbing mata kuliah Biomedik

2. Teman-teman, yang sudah membantu menyelesaikan makalah ini

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat

balasan dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mojokerto, 20 Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Rumusan Masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikologi...........................................................................................3

2.2 Ciri-Ciri Fungi....................................................................................................3

2.3 Struktur Tubuh Fungi.........................................................................................4

2.4 Karakteristk Reproduksi Fungi..........................................................................5

2.4.1 Secara Aseksual.....................................................................................5

2.4.2 Secara Seksual......................................................................................6

2.5 Klasifikasi Fungi................................................................................................7

2.5.1 Ascomycota...............................................................................................7

2.5.2 Zygomycota............................................................................................12

2.5.3 Deuteromycota........................................................................................14

2.5.4 Jamur Gada (Basidiomycota)..................................................................17

ii
BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .........................................................................................................22

3.2 Saran ................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian
dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur,
bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi berasal
dari kata mykes yang berarti Myceane yaitu salah satu kelompok
mushroom (jamur mikro) dan dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi bisa
dikatakan mikologi adalah ilmu yang mepelajari tentang jamur dan
pemanfaatnya dalam kehidupan sehari hari oleh manusia. Karakteristik
Taksonomi jamur ; Morfologi hifa ( Ukuran, warna, bentuk permukaan),
morfologi spora/Konidia (Ukuran, warna, bentuk permukaan).
Karakteristik Reproduksi (Spora jantan, Spora betina), karakteristik
Fisiologi (Bentuk pertumbuhan pada medium khusus dan sifat
pertumbuhan pada suhu, pH, dan kelembaban tertentu), karakteristik
selular (bentuk dinding sel, komposisi dinding sel, pola pembelahan sel,
karakteristik organel sel dan karakteristik sekuen asam amino dari protein
dan sekuen nuleotida DNA). Organisme yang tergolong fungi adalah
kapang, khamir, dan jamur (mushroom). Kapang merupakan golongan
fungi yang multiseluler dan memilki filamen . kapang memliki beberapa
pengelompokkan. Antara jenis kapang yang satu dengan yang lain
tentunnya memiliki perbedaan ciri dan sifat .

1.2 RumusanMasalah

1. Apa yang dimaksud mikologi?

2. Bagaimana ciri-ciri dari fungi/jamur?

3. Bagaimana struktur tubuh fungi/jamur?

4. Bagaimana karakteristik reproduksi jamur?

5. Bagaimana klasifiksi jamur?

1
1.3 Tujuan Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian mikologi.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari fungi/jamur.

3. Untuk mengetahui struktur tubuh fungi/jamur.

4. Untuk mengetahui karakteristik reproduksi jamur.

5. Untuk mengetahui klasifiksi jamur.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikologi

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian
dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur,
bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi berasal
dari kata mykes yang berarti Myceane yaitu salah satu kelompok
mushroom (jamur mikro) dan dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi bisa
dikatakan mikologi adalah ilmu yang mepelajari tentang jamur dan
pemanfaatnya dalam kehidupan sehari hari oleh manusia.

Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena


banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur; sehingga pernah
fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan (applied mycology).

2.2 Ciri-Ciri Dari Fungi/Jamur.

Ciri-ciri umum fungi (jamur) antara lain:

1. Organisme eukariotik, karena mempunyai membran inti.

2. Dinding selnya terdiri dari zat kitin.

3. Tidak memiliki klorofil.

4. Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, atau simbiotik).

5. Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler.

Fungi multiseluler tersusun atas benang-benang hifa membentuk anyaman


yang disebut miselium. Hifa ada yang bersekat (septum) ada yang tidak
bersekat (aseptum) sehingga mempunyai banyak inti yang disebut
senositik.

6. Habitat fungi, yaitu di darat (terestrial), di tempat lembab, agak asam,


pada bahan makanan, pada bahan organik, serta hidup sebagai saprofit
dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia

3
2.3 Struktur Tubuh Fungi/Jamur.

Struktur vegetatif jamur berbentuk filamen panjang bercabang


mirip seperti benang yang disebut hifa. Hifa jamur memanjang bercabang-
cabang & berjalinan membentuk miselium. Pada jenis jamur tertentu
hifanya terpisah oleh sekat/ruang antarsel yang disebut septum.

Berikut beberapa tipe struktur hifa pada jamur yaitu sebagai berikut:

1. Hifa bersekat berinti banyak (hifa septat multinukleus), yaitu hifa dengan
sel berinti banyak. Sekat membagi hifa menjadi ruang2 dengan sel berinti
banyak.

2. Hifa bersekat inti tunggal (hifa septat uninukleus), yaitu hifa dengan sel
yang berinti tunggal. Sekat membagi hifa menjadi ruang2 dengan setiap
ruang memiliki satu inti.

3. Hifa yang tidak bersekat (hifa aseptat), yaitu hifa yang tidak memiliki
sekat sehingga antara inti satu & yang lain tidak dilapisi sekat maupun
membran. Hifa sejenis itu disebut soenositik.

4
2.4 Karakteristik Reproduksi Jamur

Jamur berkembang biak secara aseksual (vegetatif) & seksual (generatif).

2.4.1 Secara aseksual.

Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri,


yaitu menghasilkan dua sel anak yang serupa, pembentukan spora, &
pembentukan kuncup. Spora aseksual dihasilkan dari pembelahan sel
secara mitosis. Adapun macam- macam spora aseksual pada jamur antara
lain Blastospora, Kamidospora, konidiospora,Oidium/Artrospora, &
sporangiospora.

a. Spora

Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-


beda bentuk serta ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang
multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri
dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat
terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora
akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

b. Pembentukan Tunas

Reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan


tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi
(Saccharomyces cerevisiae).

5
Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk semacam sel
berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran
sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru.
Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan
fragmentasi dan spora aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-
bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru.
Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan
hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan
sendirinya menjadi miselium baru.

2.4.2 Secara seksual.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak


gametangium & konjugasi. Kontak gametangium terjadi secara singami
yaitu penyatuan sel maupun hifa yang berbeda jenis. Singami terdiri dari
dua tahap yaitu tahap plasmogami (penyatuan plasma sel) & tahap
kariogami (penyatuan inti sel). Macam-macam spora seksual pada jamur
antara lain Askospora, Basidispora, Oospora, & Zigospora. Spora seksual
diperoleh & pembelahan meiosis.

6
2.5 Klasifikasi Jamur

Berdasarkan cara reproduksi & struktur tubuhnya, jamur terbagi menjadi


empat divisi sebagai berikut:

2.5.1 Ascomycota

Ascomycota merupakan filum terbesar dari kingdom Fungi dengan


lebih dari 64.000 spesies. Filum ini juga mengandung 75% dari spesies
Fungi yang telah diketahui. Namun demikian, tidak semua anggota filum
ini membentuk askus atau askospora. Terdapat anggota yang bereproduksi
dengan aseksual (reproduksi seksualnya belum diketahui) yang
sebelumnya dikelompokkan ke dalam Deuteromycota, tetapi dalam
perkembangannya dikelompokkan ke dalam Ascomycota karena
filogenetik DNA-nya. Sehingga, filum ini adalah filum
yang monofiletik yang semua anggotanya berasal dari leluhur (common
ancestor) yang sama. Saat ini Ascomycota merupakan salah satu dari tujuh
filum utama kingdom Fungi, dan bersama dengan Basidiomycota, mereka
tergabung dalam subkingdom Dikarya.

Pengelompokkan yang berdasarkan DNA tersebut membuat jamur


Ascomycota beragam dalam struktur morfologinya, Jamur kantung ini ada
yang bersel tunggal seperti ragi Candida dan Saccharomyces, berfilamen
(hifa) multiseluler seperti cendawan Neurospora, Aspergillus,
dan Penicillium. Ukurannya juga bervariasi mulai dari mikroskopis sampai
dengan makroskopis.

a. Reproduksi Jamur Kantung (Ascomycota)

Reproduksi vegetatif (aseksual) adalah bagian yang dominan pada


Ascomycota. Pada kelompok ragi, perkembangbiakan vegetatif dilakukan
dengan bertunas (budding) atau membelah diri. Pada jamur Ascomycota
lain, ujung hifa bersekat dan berkembang menjadi struktur yang disebut
konidiofor. Pada konidiofor inilah terbentuk spora yang disebut dengan
konidia atau konidiospora. Kadang spora yang dihasilkan dapat memiliki
dinding tebal, spora ini disebut denganklamidospora atau klamidokonidia.

7
Reproduksi generatif (seksual) pada Ascomycota dilakukan dengan
membentuk askus, yang merupakan struktur unik dari jamur Ascomycota.
Proses reproduksi seksualnya adalah:

1. Ketika dua tipe hifa (haploid) yang berbeda jenis kelamin (+) dan (-)
berdekatan. Ujung hifa-hifa tersebut akan berkembang menjadi
gametangia. Gametangium (+) atau betina disebut askogonium, dan
gametangium (-) atau jantan disebut anteridium.

2. Akan muncul struktur hifa dari askogonium yang seperti jembatan ke


anteridium (disebut trikogin). Terjadilah plasmogami (penyatuan
sitoplasma), lalu inti-inti dari anteridium akan berpindah ke askogonium.

8
3. Tidak seperti tumbuhan dan hewan, plasmogami pada Ascomycota tidak
langsung diikuti dengan kariogami (peleburan inti), sehingga terbentuklah
fasedikariotik (n+n) pada hifa fertil (askogen). Fase dikariotik ini membuat
Ascomycota tergolong subkingdom Dikarya.

4. Mulailah proses pembentukan askus muda, kariogami menyatukan inti


menjadi diploid, kemudian diikuti dengan meiosis, lalu mitosis, sehingga
askospora yang dihasilkan berjumlah empat sampai delapan buah
(haploid).

b. Peranan Ascomycota bagi Lingkungan

Jamur Ascomycota memiliki peranan penting pada ekosistem darat.


Mereka merupakan dekomposer penting yang memecahkan materi organik
seperti tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Jamur Ascomycota (dengan
Fungi lain) dapat memecahkan molekul besar seperti selulosa dan lignin,
sehingga mereka memiliki peranan penting dalam siklus karbon. Tubuh
buah jamur kantong juga merupakan sumber makanan bagi berbagai
makhluk hidup. Organisme ini juga dapat hidup bersimbiosis dengan
organisme lain, khususnya alga hijau (Chlorophyta) dan alga hijau biru
(Cyanobacteria). Simbiosis ini akan membentuk lumut kerak (lichen).

Lichen adalah organisme gabungan yang muncul dari alga yang


hidup pada filamen (hifa) jamur dalam hubungan simbiosis yang saling
menguntungkan. Jamur mendapatkan keuntungan dari alga karena mereka
menghasilkan makanan dari fotosintesis. Sementara alga mendapatkan
perlindungan dari lingkungan karena filamen-filamen dari jamur. Filamen
ini juga mengumpulkan kelembaban dan nutrisi dari lingkungan, dan
(biasanya) memberikan dukungan untuk alga.

9
Lumut kerak (lichen) | Photo by Norbert Nagel, Mrfelden-Walldorf,

Germany is licensed under CC-BY-SA-3.0

Selain itu jamur Ascomycota juga membentuk mikoriza. Mikoriza adalah


simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan, yang penting untuk pertumbuhan
dan daya tahan tanaman. Ascomcota dapat memasuki korteks dari akar tetapi tidak
memasuki sitoplasma akar tumbuhan. Ektomikoriza membentuk mantel pada
bagian luar akar dan tumbuh diantara dinding sel, sedangkan endomikoriza dapat
menembus dinding sel. Keberadaan jamur ini membuat akar tumbuhan memiliki
area penyerapan yang lebih luas untuk mengambil mineral dari tanah. Jamur juga
diutungkan dengan energi yang dihasilkan dari produk fotosintesis tumbuhan.

Ascomycota memiliki peranan penting dalam kehidupan, selain menghasilkan


antibiotik seperti Penicillium (tadinya termasuk Deuteromycota), Jamur kantung
ini juga bermanfaat untuk aneka industri makanan, terutama ragi Saccharomyces.
Berikut ini adalah contoh jamur Ascomycota yang menguntungkan:

ASCOMYCOTA DALAM INDUSTRI MAKANAN

Spesies Produk yang Dihasilkan

Aspergillus niger awamori (sejenis minuman beralkohol)

Aspergillus oryzae miso, sake, kecap

Aspergillus sojae miso, kecap

Candida milleri Roti

Penicillium camemberti Keju

Penicillium caseifulvum Keju

Penicillium chrysogenum keju, sosis

Penicillium nalgiovense keju, sosis, ham

Penicillium roqueforti Keju

Saccharomyces bayanus bir, minuman apel (cider), minuman anggur


(wine)

Saccharomyces bir lager


carlsbergensis

Saccharomyces cerevisiae bir ale, bir lager, minuman apel (cider),


minuman anggur (wine), roti, keju, coklat
10
Saccharomyces pastorianus bir lager

Saccharomyces uvarum bir lager


Meskipun demikian beberapa spesies di atas juga dapat merugikan apabila
penggunaanya tidak tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh Ascomycota yang
merugikan:

ASCOMYCOTA YANG MERUGIKAN

Spesies Kerugian yang Ditimbulkan

Aspergillus niger penyebab penyakit "black mould" pada beberapa


buah dan sayur, serta mengontaminasi makanan.

Aspergillus fumigatus penyebab penyakit-penyakit aspergillosis pada


hewan dan manusia

Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin yang berbahaya

Candida albicans penyebab berbakai penyakit infeksi jamur


(candidiasis)

Fusarium graminearum mengontaminasi jelai dan gandum

Trichophyton rubrum penyebab penyakit kaki atlit (tinea pedis)

Trichophyton penyebab penyakit kaki atlit (tinea pedis)


interdigitale

2.5.2 Zygomycota

Jamur Zigot atau Zygomycetes (filum Zygomycota) merupakan


kelompok jamur yang memiliki struktur dorman sementara yang
bernama zigosporangium (tunggal). Di dalam zigosporangia (jamak) ini
terbentuk spora bulat yang disebut zigospora, yang terbentuk sewaktu
reproduksi seksual. Secara sederhana, Jamur Zigot adalah jamur yang
menghasilkan zigot.

Hanya terdapat 1050 spesies yang telah dinamai pada filum


Zygomycota, tetapi spesies-spesies tersebut sangat beragam. Jamur Zigot
tidak termasuk dalam tujuh filum modern Fungi karena tidak monofiletik,
namun demikian masih dipelajari dalam literatur biologi modern.

11
Zygomycetes sebagian besar ada di habitat darat, tinggal di tanah
atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Beberapa diantaranya
merupakan parasit pada tumbuhan, serangga, dan hewan kecil, sementara
yang lain membentuk hubungan simbiosis dengan tumbuhan. Hifa Jamur
Zygomycota dapat tidak bersekat yang memiliki banyak inti (senositik),
atau membentuk septa hanya ketika gamet terbentuk atau untuk memberi
batas pada hifa yang mati. [2] Beberapa dari jamur ini adalah cendawan
yang biasa kita jumpai pada roti (Rhizopus stolonifer).

a. Reproduksi Jamur Zigot (Zygomycota)

Seperti pada kebanyakan jamur sejati, Jamur Zigot selain


berkembang biak dengan aseksual, juga dapat berkembang biak dengan
seksual. Pada fase aseksual, hifa pada jamur ini berkembang
menjadi sporangium dan menghasilkan sporangiospora. Spora (haploid)
ini kemudian tersebar dan tumbuh menjadi hifa-hifa (miselium) baru
apabila jatuh pada sumber makanan. Pada Zygomycotes reproduksi
aseksual ini dapat terjadi berulang kali dan biasanya terjadi jauh lebih
sering dibandingkan reproduksi seksualnya.

Siklus hidup Zygomycota | Photo by M. Piepenbring is licensed under CC-BY-SA-3.0

Ketika dua tipe hifa (haploid) yang berbeda jenis kelamin (+)
dan (-) berdekatan. Ujung hifa-hifa tersebut akan tumbuh dan bersentuhan,
lalu berkembang menjadi gametangia. Gametangia ini akan mulai bersatu,
sitoplasma akan menyatu (plasmogami) dan inti haploid akan melebur

12
menjadi inti diploid (kariogami), dan terbentuklah struktur dorman
zigosporangium. Di dalam zigosporangium inilah terdapat spora
seksual bernama zigospora yang memiliki satu atau lebih inti diploid.

Zigosporangium ini biasanya berkulit tebal dan tahan terhadap


kondisi lingkungan buruk. Ketika kondisi membaik, zigosporangium yang
dorman menjadi berkecambah dan tumbuh menjadi
sporangium. Meiosis terjadi pada saat perkecambahan, sehingga spora
pada sporangium adalah haploid. Spora kemudian dilepaskan dan dapat
tumbuh menjadi hifa-hifa (miselium) baru.

b. Contoh dan Kegunaan Jamur Zigot (Zygomycota)

Jamur ini sangat populer di kawasan Asia karena berguna untuk


membuat makanan yang sangat amat populer, yaitu tempe. Berikut ini
adalah beberapa contoh Jamur Zygomycota yang berguna:

JAMUR ZYGOMYCOTA DALAM INDUSTRI MAKANAN

Spesies Produk yang Dihasilkan

Mucor hiemalis tahu

Mucor plumbeus keju

Mucor racemosus keju, cokelat

Rhizopus oncom, tempe


microsporus ssp. Oligosporus

Rhizopus oryzae tempe

2.5.3 Deuteromycota

Jamur tidak sempurna (Fungi imperfecti) atau Jamur


Deuteromycota adalah jamur yang cara reproduksi seksualnya belum dapat

13
diamati atau belum diketahui. Sebagian besar dari organisme ini sepertinya
berhubungan dengan Ascomycota, akan tetapi beberapa memiliki
kedekatan dengan filum yang lain.

Jamur diklasifikasikan berdasarkan fitur pada reproduksi


seksualnya, sehingga ini menjadi masalah pada Fungi yang belum
diketahui reproduksi seksualnya. Jamur memang dapat diklasifikasikan
berdasarkan hifa dan reproduksi aseksualnya, tetapi apabila nanti
reproduksi seksualnya diketahui, jamur tersebut mungkin akan memiliki
dua nama yang disematkan pada fase yang berbeda dalam siklus
hidupnya. Sebagai contoh Aspergillus nidulans memiliki nama lain,
yaituEmericella nidulans.

Terdapat 25.000 spesies yang diketahui dari jamur tidak sempurna.


Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetik
masih dapat terjadi yang disebut dengan paraseksualitas. Siklus
paraseksual adalah mekanisme dari paraseksualitas untuk mengirim materi
genetik tanpa melalui meiosis dan perkembangan dari struktur seksual.

Deuteromycota tadinya merupakan filum resmi


dari kingdom Fungi, tetapi sekarang filum ini sudah usang dan hanya
merupakan istilah yang tidak resmi dari anggota
filum Ascomycota dan Basidiomycota yang bereproduksi secara aseksual.

14
a. Contoh dan Kegunaan Jamur Tidak Sempurna (Deuteromycota)

Jamur tidak sempurna memiliki peranan yang sangat penting bagi


manusia, walaupun ada juga yang merugikan. Beberapa Jamur
Deuteromycota yang berguna adalah genus Aspergillus dan Penicillium.

Aspergillus berguna untuk fermentasi berbagai makanan


dan Penicillium berguna untuk membuat antibiotik penicillin.

Berikut ini adalah beberapa contoh Jamur Deuteromycota yang


menguntungkan:

JAMUR DEUTEROMYCOTA DALAM INDUSTRI MAKANAN

Spesies Produk yang Dihasilkan

Aspergillus niger awamori (sejenis minuman beralkohol)

Aspergillus oryzae miso, sake, kecap

Aspergillus sojae miso, kecap

Penicillium camemberti keju

Penicillium caseifulvum keju

Penicillium chrysogenum keju, sosis

Penicillium nalgiovense keju, sosis, ham

Penicillium roqueforti keju

Aspergillus niger | Photo by Y tambe is licensed under CC-BY-SA-3.0

15
Penicillium | Photo by Dr. Sahay is licensed under CC-BY-SA-3.0

Meskipun demikian beberapa spesies di atas juga dapat merugikan


apabila penggunaanya tidak tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh Jamur
Deuteromycota yang merugikan:

JAMUR DEUTEROMYCOTA YANG MERUGIKAN

Spesies Kerugian yang Ditimbulkan

Aspergillus penyebab penyakit "black mould" pada beberapa


niger buah dan sayur, serta mengontaminasi makanan.

Aspergillus penyebab penyakit-penyakit aspergillosis pada


fumigatus hewan dan manusia

Aspergillus menghasilkan racun aflatoksin yang berbahaya


flavus

Fusarium mengontaminasi jelai dan gandum


graminearum

Trichophyton penyebab penyakit kaki atlit (tinea pedis)


rubrum

Trichophyton penyebab penyakit kaki atlit (tinea pedis)


interdigitale

16
2.5.4 Jamur Gada (Basidiomycota)

Jamur gada atau Basidiomycetes (filum Basidiomycota) adalah


kelompok jamur yang memiliki struktur seksual mikroskopis berbentuk
gada atau pentungan yang disebut basidium. Kata basidio berarti
landasan kecil, yang merujuk pada cara basidium menahan spora. Spora
yang dilandasi oleh basidium ini disebutbasidiospora yang terbentuk
selama reproduksi seksual.

Sebanyak 30.000 spesies jamur Basidiomycota telah


dikenali, [1] spesies ini diantaranya merupakan jamur yang biasa kita
temui sehari-hari, seperti jamur merang dan jamur kuping. Filum ini juga
menyertakan dua kelompok parasit yang merusak tanaman, yaitu jamur
karat (rust) dan jamur api (smust). Infeksi jamur karat menyerupai logam
yang berkarat; infeksi jamur api nampak hitam dan berserbuk karena
sporanya. Banyak basidiomycetes yang digunakan sebagai makanan, tetapi
beberapa juga ada yang menyebabkan halusinasi dan memiliki racun yang
mematikan.

Jamur Basidiomycota merupakan jamur berfilamen yang tersusun


dari miselium yang merupakan hifa-hifa bersekat (septa). [3] Namun, tidak
semua anggota filum ini membentuk basidium atau basidiospora. Terdapat
anggota yang hanya bereproduksi dengan aseksual (reproduksi seksualnya
belum diketahui) yang dikelompokkan ke dalam Basidiomycota karena
filogenetik DNA-nya. Sehingga, filum ini adalah filum yang monofiletik
yang semua anggotanya berasal dari nenek moyang (common ancestor)
yang sama. Saat ini jamur Basidiomycota merupakan salah satu dari tujuh
filum utama kingdom Fungi, dan bersama denganAscomycota, mereka
tergabung dalam subkingdom Dikarya.

a. Reproduksi Jamur Gada (Basidiomycota)

Jamur gada kadang-kadang melakukan reproduksi aseksual,


walaupun biasanya mereka melakukan reproduksi seksual. Reproduksi
vegetatif (aseksual) dilakukan dengan konidia, ujung hifa bersekat dan
berkembang menjadi struktur yang disebut konidiofor. Pada konidiofor
inilah terbentuk spora yang disebut dengan konidiaatau konidiospora.

Reproduksi generatif (seksual) pada jamur Basidiomycota


dilakukan dengan membentuk basidium, yang merupakan struktur unik
dari basidiomycetes.

17
Proses reproduksi seksualnya adalah:

Reproduksi seksual Basidiomycota | Photo by Tentorku (source: M. Piepenbring) is licensed under CC-BY-SA-3.0

Basidiokarp-basidium | Photo by Debivort is licensed under CC-BY-SA-3.0

Ketika dua tipe hifa monokariotik (n) yang berbeda jenis


kelamin (+) dan (-) berdekatan. Hifa-hifa tersebut akan melebur (fusi),
akan tetapi peleburan plasma (plasmogami) tidak langsung diikuti dengan
kariogami, sehingga terbentuklah fase dikariotik (n+n). Fase dikariotik ini
membuat jamur Basidiomycota tergolong subkingdom Dikarya. Hifa-hifa

18
(miselium) yang dikariotik ini akan tumbuh lebih cepat dari hifa
induknya yang monokariotik dan membentuk basidiokarp.

Pada basidiokarp, ujang hifa dikariotik mulai membentuk basidium


muda, lalu mengalami peleburan inti (kariogami) sehingga intinya menjadi
diploid.

Inti yang diploid tersebut lalu membelah dengan meiosis, sehingga


terbentuk empat buah basidiospora yang dilandasi (ditopang) oleh
basidium.

Spora tersebut lama kelamaan akan matang dan disebarkan, dan


apabila jatuh di area yang tepat akan berkecambah menjadi hifa-hifa
(miselium) baru.

b. Contoh-Contoh Basidiomycota

Basidiomycota merupakan filum yang memiliki anggota-anggota


jamur yang memiliki tubuh buah yang sering digunakan untuk berbagai
jenis masakan. Berikut ini adalah contoh jamur gada yang
menguntungkan:

BASIDIOMYCOTA UNTUK MAKANAN

Spesies Nama populer

Agaricus bisporus Jamur kancing

Auricularia polytricha Jamur kuping

Flammulina velutipes Enokitake

Grifola frondosa Maitake

Lentinula edodes Shiitake

Pleurotus ostreatus Jamur tiram

Tricholoma matsutake Matsutake

Volvariella volvacea Jamur merang

Jamur gada yang merugikan merupakan jamur dari kelas


Ustilaginomycetes (jamur karat), dan ordo Pucciniales (jamur api). Berikut
ini adalah beberapa contoh spesies yang merugikan:

19
BASIDIOMYCOTA YANG MERUGIKAN

Spesies Tanaman yang Diserang

Puccinia coronata Oat

Puccinia graminis Jelai dan gandum

Puccinia melanocephala Tebu

Puccinia kuehnii Tebu

Ustilago maydis Jagung

Ustilago scitaminea Tebu

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas penyusun dapat menarik simpulan bahwa :

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup


eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memperbanyak diri
secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara : dua hifa
dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara
membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak
spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Jamur
juga berperan dalam kehidupan yaitu sebagai pengurai atau dekompuser
jasad yang sudah mati dan membebaskan zat zat kimia kea lam selain itu
jamur juga berperan dalam kehidupan manusia seperti pembuatan temped an
sebagainya.

3.2 Saran

Bagi seluruh Civitas Akademik untuk terus menambah wawasan


pengetahuan mengenai fungi/jamur.

Sebagai manusia, kita perlu membudidayakan jamur yang bermanfaat


untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca


dapat memahami akan pentingnya jamur dalam kehiduan sehari-hari.

Apa bila pembaca menemukan kata-kata yang kuran berkenan, penyusun


mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fhatoni, A. (2015, 11 14). http://www.zonasiswa.com/2014/09/klasifikasi-jamur.html.


Retrieved from Klasifikasi Jamur:
http://www.zonasiswa.com/2014/09/klasifikasi-jamur.html

wikipedia. (2016, 9 3). https://id.wikipedia.org/wiki/Mikologi. Retrieved from mikologi:


https://id.wikipedia.org/wiki/Mikologi

Kusuma, R. (2015). Fungi. In I. Pariwara, Biologi (p. 75). Klaten: PT. Mancanan Jaya
Cemerlang.

22

Anda mungkin juga menyukai