Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang paling pernting dalam
agama Islam, dimana tauhid membentuk pribadi pribadi yang tangguh selain
itu juga Tauhid berperan sebagai inti Akidah Islamiyah.
Namun rupanya saat ini pembahasan masalah akidah menjadi sesuatu yang
terkesampingkan dalam kehidupan. Kecenderungan masyarakat yang hedonis
dengan persaingan hidup yang begitu ketat menjadikan urusan dunia menjadi
satu hal yang menyita perhatian manusia dalam hal-hal lainnya. Dengan
keadaan yang semakin hari semakin buruk rupanya lambat laun akan
menyadarkan kita pentingnya peranan agama islam sebagai agama paripurna
yang tidak mengatur urusan akhirat saja,namun juga mengatur urusan
duniawi.
Diharapkan dari penulisan makalah ini,menjadi pengetahuan yang lebih luas
tentang tauhid sebagai intisari peradaban kehidupan yang telah mengantarkan
umat islam menuju kejayaan yang tidak pernah tertandingi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tauhid?
2. Apa saja macam-macam tauhid?
3. Apa faedah atau keuntungan tauhid?
4. Apa pengertian golongan selamat dan Siapa saja yang termasuk golongan
selamat?
1.3 Tujuan
1. Memahami dan mempelajari pengertian tauhid.
2. Memahami dan mempelajari keutaman tauhid.
3. Memahami dan mempelajari faedah atau keutamaan tauhid.
4. Memahami dan mengetahui golongan selamat.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid
Tauhid menurut bahasa adalah meng-ESA kan.Sedangkan menurut
istilah adalah meyakini ke-ESA an Allah. Adapun yang disebut ilmu
tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang akidah atau kepercayaan
kepada Allah dengan didasarkan pada dalil-dalil yang benar agar manusia
dapat meng-ESA kan Allah .
2.2 Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyah.

Tauhid Rububiyah Adalah meng-ESA kan allah dalam segala


perbuatannya,dengan meyakini bahwa DIA sendiri yang menciptakan
seluruh makhluknya.Dan alam semesta ini diatur oleh
mudabbir(pengelola),pengendali tunggal,tak disekutui oleh siapa dan
apapun dalam pengelolaannya.Allah menciptakan semua makhluknya diatas
fitrah pengakuan terhadap rububiyahnya.Bahkan orang-orang musyrik yang
menyekutukan allah dalam ibadahnya juga mengakui ke-ESA an
rububiyahnya(tauhid rububiyah adalah tauhid yang diakui semua orang).

2. Tauhid Uluhiyah.

Tauhid Uluhiyah yaitu ibadah.Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan allah


dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang di syariatkan
seperti
doa,nazar,kurban,raja(pengharapan),takut,tawakal,raghbah(senang),rahbah(t
akut),dan inabah(kembali/taubat).Jenis tauhid ini adalah inti dakwah para
rasul.disebut demikian karena tauhid uluhiyah adalah sifat allah yang
ditunjukan oleh nama-NYA.Dan juga karena tauhid uluhiyah merupakan
pondasi dan asas tempat dibangunnya seluruh amal.Tauhid uluhiyah disebut
sebagai tauhid ibadah karena (makhluknya) wajib menyembah secara
ikhlas,karena ketergantungan mereka kepada-NYA.

2
3. Tauhid Asma’Wa Sifat

Tauhid Asma Wa’Sifat yaitu beriman kepada nama-nama allah dan sifat-sifat-nya
sebagaimana yang diterangkan dalam al-quran dan sunah Rasul-Nya

2.3 Keutamaan Tauhid


Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’alal memiliki banyak
keutamaan, antara lain:
1. Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihapus dosa-dosanya.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa sallam dalam sebuah
hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan
Mahatinggi berfirman:
َ‫ظ ْلم أُو َٰلَئِكَ لَ ُه ُم ْاْل َ ْمنُ َوهُم ُّم ْهتَد ُون‬ ُ ‫ذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْل ِب‬
ُ ‫سوا ِإي َمانَ ُهم ِب‬

“…Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa


sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit
pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.”

2. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan mendapatkan


petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman. Allah
Azza wa Jalla berfirman:

َ‫ظ ْلم أُو َٰلَئِكَ لَ ُه ُم ْاْل َ ْمنُ َوهُم ُّم ْهتَدُون‬ ُ ِ‫ذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب‬
ُ ِ‫سوا إِي َما َن ُهم ب‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan


kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan
mereka mendapat petunjuk. ” [Al-An’aam: 82]

Di antara permohonan kita yang paling banyak adalah memohon agar ditunjuki
jalan yang lurus:

‫ط الَّذِينَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم‬


َ ‫ص َرا‬ َ ‫ط ْال ُم ْست َ ِق‬
ِ ‫يم‬ َ ‫الص َرا‬
ِّ ِ ‫ا ْه ِدنَا‬

3
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka.” [Al-Faatihah: 6-7]

Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang shalih.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

ۚ َ‫صا ِل ِحين‬
َّ ‫اء َوال‬ ُّ ‫الص ِدِّيقِينَ َوال‬
ِ َ‫ش َهد‬ َّ ‫سو َل فَأُو َٰلَئِكَ َم َع الَّذِينَ أ َ ْن َع َم‬
ِّ ِ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِهم ِ ِّمنَ النَّ ِب ِيِّينَ َو‬ ُ ‫الر‬ َّ ِ‫َو َمن ي ُِطع‬
َّ ‫َّللاَ َو‬
‫َو َحسُنَ أُو َٰ َلئِكَ َر ِفي ًقا‬

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu)
para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih.
Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa’: 69]

Kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar terhindar dari jalan
orang-orang yang dimurkai Allah dan jalan orang-orang yang sesat, yaitu jalannya
kaum Yahudi dan Nasrani.

3. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dihilangkan kesulitan
dan kesedihannya di dunia dan akhirat.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

ُ ‫َّللاَ يَجْ عَل لَّهُ َم ْخ َر ًج َاويَ ْر ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬


ُ‫ْث ََل يَحْ تَسِ ب‬ َّ ‫ق‬ ِ َّ ‫َو َمن يَت‬

“…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan


baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-
sangka…” [Ath-Thalaq: 2-3]

Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah kalau dia tidak bertauhid.
Orang yang bertauhid dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai
masalah hidupnya.[3]

4
4. Orang yang mentauhidkan Allah, maka Allah akan menjadikan dalam hatinya
rasa cinta kepada iman dan Allah akan menghiasi hatinya dengannya serta Dia
menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ْ ‫َّب ِإلَ ْي ُك ُم‬


‫اْلي َمانَ َوزَ َّينَهُ ِفي‬ َّ ‫َّللاِ ۚ لَ ْو ي ُِطيعُ ُك ْم ِفي َك ِثير ِ ِّمنَ ْاْل َ ْم ِر لَ َع ِنت ُّ ْم َو َٰلَ ِك َّن‬
َ ‫َّللاَ َحب‬ ُ ‫َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن ِفي ُك ْم َر‬
َّ ‫سو َل‬
َ‫الرا ِشد ُون‬ َّ ‫صيَانَ ۚ أُو َٰلَئِكَ ُه ُم‬ ْ ‫قُلُوبِ ُك ْم َوك ََّرهَ إِلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف َر َو ْالفُسُوقَ َو ْال ِع‬

“…Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman
itu) indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan
dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.”
[Al-Hujurat: 7]

5. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah, dan


orang yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah orang yang mengatakan ُ‫ َلَ إِلَهَ إَِلَّ للا‬dengan penuh keikhlasan dari
dalam hatinya.
6. Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dijamin masuk
Surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ‫ َم ْن َماتَ َوه َُو َي ْعلَ ُم أَنَّهُ َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ للاُ دَ َخ َل ْال َجنَّة‬.

“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” [4]

َ‫ َم ْن َماتَ َلَيُ ْش ِركُ بِاهللِ َش ْيئًا دَ َخ َل ْال َجنَّة‬.

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan


sesuatu, ia masuk Surga.” [5]

5
7. Orang yang bertauhid akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ِّت أ َ ْقدَا َم ُك ْم‬


ْ ‫ص ْر ُك ْم َويُثَ ِب‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإن ت َن‬
َّ ‫ص ُروا‬
ُ ‫َّللاَ يَن‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Muhammad: 7]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

‫ف الَّ ِذينَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم َولَيُ َم ِ ِّكن ََّن‬ ِ ‫ت لَ َي ْست َْخ ِلفَنَّ ُه ْم فِي ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ض َك َما ا ْست َْخل‬ َّ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ َ‫َو َعد‬
َ‫ض َٰى لَ ُه ْم َولَيُ َب ِدِّلَنَّ ُهم ِ ِّمن َب ْع ِد خ َْو ِف ِه ْم أ َ ْمنًا ۚ َي ْعبُد ُو َن ِني ََل يُ ْش ِر ُكونَ ِبي َش ْيئًا ۚ َو َمن َكفَ َر َب ْعد‬ ْ ‫لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الَّذِي‬
َ َ ‫ارت‬
َ‫َٰذَلِكَ فَأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬

“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu
apapun. Tetapi barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]

8. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan diberi kehidupan
yang baik di dunia dan akhirat.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫س ِن َما َكانُوا‬ َ ً ‫صا ِل ًحا ِ ِّمن ذَكَر أ َ ْو أُنث َ َٰى َوه َُو ُمؤْ ِم ٌن فَلَنُحْ يِ َينَّهُ َحيَاة‬
َ ْ‫طيِِّبَةً ۖ َولَنَجْ ِز َينَّ ُه ْم أَجْ َرهُم بِأَح‬ َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
َ‫يَ ْع َملُون‬

6
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]

9. Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di Neraka.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ أ َ ْخ ِر ُج ْوا َم ْن َكانَ فِي قَ ْلبِ ِه ِمثْقَا ُل َحبَّة ِم ْن خ َْردَل‬:‫ ث ُ َّم يَقُ ْو ُل للاُ تَعَالَى‬،‫ار‬ ِ َّ‫ َوأ َ ْه ُل الن‬،َ‫يَدْ ُخ ُل أ َ ْه ُل ْال َجنَّ ِة ْال َجنَّة‬
َ َّ‫ار الن‬
ُ‫ فَ َي ْنبُت ُ ْونَ َك َما ت َ ْنبُت‬- ٌ‫ شَكَّ َما ِلك‬،ِ‫أ َ ِو ْال َحيَاة‬- ‫اء‬
ِ َ‫ فَي ُْخ َر ُج ْونَ ِم ْن َها قَد ِاس َْودُّوا فَي ُْلقَ ْونَ فِي نَ ْه ِر ْال َحي‬،‫ِم ْن إِ ْي َمان‬
‫ص ْف َرا َء ُم ْلت َ ِويَةً؟‬
َ ‫ أَلَ ْم ت ََر أَنَّ َها ت َْخ ُر ُج‬،‫س ْي ِل‬ ِ ِ‫ْال َحبَّةُ فِي َجان‬
َّ ‫ب ال‬

“Setelah penghuni Surga masuk ke Surga, dan penghuni Neraka masuk ke


Neraka, maka setelah itu Allah Azza wa Jalla pun berfirman, ‘Keluarkan (dari
Neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman!’
Maka mereka pun dikeluarkan dari Neraka, hanya saja tubuh mereka sudah hitam
legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan, maka
tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di
pinggiran sungai. Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu tumbuh berwarna
kuning dan berlipat-lipat?” [6]

10. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas, maka amal
yang sedikit itu akan menjadi banyak.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

ُ ُ‫يز ْالغَف‬
‫ور‬ ُ ‫سنُ َع َم ًًل ۚ َوه َُو ْال َع ِز‬
َ ْ‫الَّذِي َخلَقَ ْال َم ْوتَ َو ْال َحيَاة َ ِليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَح‬

“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[Al-Mulk: 2]

Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah Azza wa Jalla menyebutkan dengan “amal
yang baik”, tidak dengan “amal yang banyak”. Amal dikatakan baik atau shalih

7
bila memenuhi 2 syarat, yaitu: (1) Ikhlas, dan (2) Ittiba’ (mengikuti contoh) Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits
bahwa kalimat ُ‫ َلَ إِلَهَ إَِلَّ للا‬pada hari Kiamat lebih berat dibandingkan langit dan
bumi dengan sebab ikhlas.

11. Mendapat rasa aman. Orang yang tidak bertauhid, selalu was-was, dalam
ketakutan, tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau punya anak lebih dari
dua, takut tentang masa depan, takut hartanya lenyap dan seterusnya.
12. Tauhid merupakan penentu diterima atau ditolaknya amal kita. Sempurna
dan tidaknya amal seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal tapi
tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, niscaya amalnya akan
menjadi bumerang baginya, bukan mendatangkan kebahagiaan baik itu berupa
shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya. Syirik (besar) akan menghapus
seluruh amal.
13. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan diringankan dari
perbuatan yang tidak ia sukai dan dari penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu,
jika seorang hamba menyempurnakan tauhid dan keimanannya, niscaya
kesusahan dan kesulitan dihadapinya dengan lapang dada, sabar, jiwa tenang,
pasrah dan ridha kepada takdir-Nya.

Para ulama banyak menjelaskan bahwasanya orang sakit dan mendapati musibah
itu harus meyakini bahwa:

a. Penyakit yang diderita itu adalah suatu ketetapan dari Allah Azza wa Jalla. Dan
penyakit adalah sebagai cobaan dari Allah.

b. Hal itu disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiyat yang ia kerjakan.

c. Hendaklah ia meminta ampun dan kesembuhan kepada Allah Azza wa Jalla,


serta meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla sajalah yang dapat menyembuhkannya.

8
14. Tauhid akan memerdekakan seorang hamba dari penghambaan kepada
makhluk-Nya, agar menghamba hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja yang
menciptakan semua makhluk.

Artinya yaitu orang-orang yang bertauhid dalam ke-hidupannya hanya


menghamba, memohon pertolongan, meminta ampunan dan berbagai macam
ibadah lainnya, hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata.

15. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dimudahkan untuk
melaksanakan amal-amal kebajikan dan meninggalkan kemungkaran, serta dapat
menghibur seseorang dari musibah yang dialaminya.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan kepada


umatnya agar berdo’a kepada Allah Azza wa Jalla untuk memohon segala
kebaikan dan dijauhkan dari berbagai macam kejelekan serta dijadikan setiap
ketentuan (qadha) itu baik untuk kita. Do’a yang dibaca Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tersebut adalah:

َ َ‫اَللَّ ُه َّم … َوأ َ ْسأَلُكَ أ َ ْن تَجْ عَ َل ُك َّل ق‬.


َ َ‫ضاء ق‬
‫ض ْيتَهُ ِلي َخي ًْرا‬

“Ya Allah…, dan aku minta kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap ketetapan
(qadha) yang telah Engkau tetapkan bagiku merupakan suatu kebaikan.”[7]

Salah satu rukun iman adalah iman kepada qadha’ dan qadar, yang baik dan yang
buruk. Dengan mengimani hal ini niscaya setiap apa yang terjadi pada diri kita
akan ringan dan mendapat ganjaran dari Allah apabila kita sabar dan ridha.

16. Orang yang mewujudkan tauhid dengan ikhlas dan benar akan dilapangkan
dadanya.
17. Orang yang mewujudkan tauhid dengan ikhlas, jujur dan tawakkal kepada
Allah dengan sempurna, maka akan masuk Surga tanpa hisab dan adzab.

9
2.4 Faedah Tauhid
1. Memerdekakan Manusia Dari Perbudakan Serta Tunduk Kepada Selain
Allah, Baik Benda-Benda Atau Makhluk Lainnya.
Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan,
bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi
manfaat atau bahaya kepada dirinya sendiri. Tidak mampu mematikan,
menghidupkan atau membangkitkan.

Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali


kepada Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang
sempurna. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan menghinakan diri.
Memerdekakan hidup dari kekuasaan para Fir’aun, pendeta dan dukun yang
menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.

Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut jahiliyah


menentang keras dakwah para nabi, khususnya dakwah Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam . Sebab mereka mengetahui makna laa ilaaha illallah
sebagai suatu permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan
menggulingkan para penguasa yang zhalim dan angkuh dari singgasana dustanya,
serta meninggikan derajat orang-orang beriman yang tidak bersujud kecuali
kepada Tuhan semesta alam.

2. Membentuk Kepribadian Yang Kokoh

Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia menjadikan


hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa. Arah hidupnya jelas,
tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah. KepadaNya ia menghadap,
baik dalam kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdo’a kepadaNya
dalam keadaan sempit atau lapang.

Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan


dan sesembahan yang banyak.Orang mukmin menyembah satu Tuhan. Ia
mengetahui apa yang membuatNya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang

10
membuatNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun orang musyrik, ia
menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya ke kanan,
sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di antara
tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan keteapan.

3. Tauhid Sumber Keamanan Manusia

Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan.
Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah
kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin,
kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang mukmin yang mengesakan Allah
hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia
ketakutan, serta merasa tenang ketika mereka kalut.
Keamaan ini bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh penjaga-penjaga polisi atau
pihak keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud adalah keamanan dunia.
Adapun keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi mereka rasakan.
Yang demikian itu mereka peroleh, sebab mereka mengesakan Allah,
mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah dan tidak mencampuradukkan tauhid
mereka dengan syirik, karena mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman yang
besar.

4. Tauhid Sumber Kekuatan Jiwa

Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh


harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepadaNya, ridha atas qadar
(ketentuan)Nya, sabar atas musibahNya, serta sama sekali tak mengharap sesuatu
kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Jiwanya kokoh
seperti gunung. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar
dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati.

11
5. Tauhid Dasar Persaudaraan Dan Persamaan

Tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain


Allah di antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya
dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba
Allah, dan yang paling mulia di antara mereka adalah Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam.

2.5 Golongan Selamat


Golongan Yang Selamat ialah golongan yang setia mengikuti manhaj
Rasulullah dalam hidupnya, serta manhaj para sahabat sesudahnya.
Yaitu Al-Qur'anul Karim yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, yang beliau
jelaskan kepada para sahabatnya dalam hadits-hadits shahih. Beliau
memerintahkan umat Islam agar berpegang teguh kepa-da keduanya.

‫ت ْاليَ ُه ْود ُ َعلَى ِإحْ دَى‬


ِ َ‫)) اِ ْفت ََرق‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى للا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل للا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ي للاُ َع ْنهُ قَال‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ف ب ِْن َما ِلك َر‬ ِ ‫َع ْن َع ْو‬
‫س ْب ِعيْنَ ِف ْرقَةً فَإِحْ دَى‬
َ ‫ارى َعلَى ِث ْنتَي ِْن َو‬ َ ‫ص‬ ِ َ‫ َوا ْفت ََرق‬،‫ار‬
َ َّ‫ت الن‬ َ ‫احدَة ٌ ِفي ْال َجنَّ ِة َو‬
ِ َّ‫س ْبعُ ْونَ ِفي الن‬ ِ ‫س ْب ِعيْنَ ِف ْرقَةً فَ َو‬
َ ‫َو‬
َ ‫س ُم َح َّمد بِيَ ِد ِه لَتَ ْفت َِر َق َّن أ ُ َّمتِ ْي َعلَى ثًَلَث َو‬
،ً‫س ْب ِعيْنَ فِ ْرقَة‬ ْ ‫ َوالَّ ِذ‬،‫احدَة ٌ فِي ْال َجنَّ ِة‬
ُ ‫ي نَ ْف‬ ِ ‫ار َو َو‬ِ َّ‫س ْبعُ ْونَ فِي الن‬ َ ‫َو‬
) ُ‫ ) ا َ ْل َج َما َعة‬:َ‫ َم ْن ُه ْم ؟ قَال‬،ِ‫س ْو َل للا‬ ِ َّ‫س ْبعُ ْونَ فِ ْي الن‬
ُ ‫ار (( قِ ْي َل يَا َر‬ َ ‫َان َو‬ِ ‫احدَة ٌ فِي ْال َجنَّ ِة َوثِ ْنت‬
ِ ‫ َو‬.

Dari Sahabat ‘Auf bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, “Rasûlullâh


Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ummat Yahudi berpecah-belah menjadi
71 (tujuh puluh satu) golongan, maka hanya satu golongan yang masuk surga dan
70 (tujuh puluh) golongan masuk neraka. Ummat Nasrani berpecah-belah menjadi
72 (tujuh puluh dua) golongan dan 71 (tujuh puluh satu) golongan masuk neraka
dan hanya satu golongan yang masuk surga. Dan demi jiwa Muhammad yang
berada di tangan-Nya, sungguh akan berpecah-belah ummatku menjadi 73 (tujuh
puluh tiga) golongan, hanya satu (golongan) masuk surga dan 72 (tujuh puluh
dua) golongan masuk neraka.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya,
‘Wahai Rasûlullâh, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang selamat) itu ?’
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘al-Jamâ’ah.’

12
Berikut ciri-ciri golongan selamat :

>> Setia Berpegang Teguh Di Dalam Hidupnya Kepada ‘Manhaj’ (Jalan)


Rasulullah, Dan Para Sahabat Sesudahnya.
Manhaj mereka adalah kitab suci al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada
Rasul-Nya, yang beliau menjelaskan kepada para sahabatnya sebagaimana telah
dijelaskan di dalam hadits-hadits shahih. Beliau memerintahkan umatnya agar
berpegang teguh kepada keduanya,

َ ‫ي ْال َح ْو‬
‫ض‬ ‫ َولَ ْن يَتَفَ هرقَا َحتهى يَ ِردَا َعلَ ه‬، ‫س هنتِي‬ ‫َاب ه‬
ُ ‫َّللاِ َو‬ َ ‫ ِكت‬:‫َضلُّوا بَ ْعدَ ُه َما‬
ِ ‫ش ْيئَي ِْن لَ ْن ت‬
َ ‫ت ََر ْكتُ فِي ُك ْم‬

“Aku tinggalkan padamu dua perkara, kalian tidak akan tersesat apabila
(berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan
bercerai-berai sehingga keduanya menghantarkanku ke telaga (Surga).” (HR. al-
Hakim dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahihul Jami).

>> Senantiasa Merujuk Kepada Firman Allah Dan Sabda Rasul-Nya Terutama
Tatkala Terjadi Perselisihan Dan Pertentangan Di Antara Mereka.

Hal ini sebagai bentuk mengamalkan firman Allah, artinya, “…Kemudian


jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS. an-Nisa’: 59).
Allah juga berfirman, artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)
tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.”(QS. an-Nisa’: 65).

13
>> Tidak Mendahulukan Perkataan Seseorang Atas Firman Allah Dan Sabda
Rasul-Nya.

>> Senantiasa Menjaga Kemurnian Tauhid.

Mengesakan Allah dengan beribadah, berdoa dan memohon pertolongan (baik


dalam masa sulit maupun lapang), menyembelih kurban, bernadzar, bertawakkal,
memutuskan segala perkara dengan hukum yang diturunkan oleh Allah dan
berbagai bentuk ibadah lainnya. Menjauhi dan membasmi berbagai bentuk syirik
dan segala simbol-simbolnya seperti yang banyak ditemui di Negara-negara
Islam, sebab hal itu merupakan konsekuensi tauhid. Dan sungguh, suatu golongan
tidak mungkin mencapai kemenangan jika ia meremehkan masalah tauhid, tidak
memberantas syirik dengan segala bentuknya.

>> Senang Menghidupkan Sunnah-Sunnah Rasulullah Dalam Ibadah, Perilaku


Dan Dalam Segenap Hidupnya.

Oleh karena itu mereka menjadi orang asing di tengah kaumnya, sebagaimana
disabdakan oleh Nabi,

ِ َ‫طوبَى ِل ْلغُ َرب‬


‫اء‬ ُ َ‫ ف‬، َ ‫سيَعُودُ غ َِريبًا َك َما بَدَأ‬
َ ‫اإل ْسالَ َم بَدَأ َ غ َِريبًا َو‬
ِ ‫إِ هن‬

“Sesungguhnya Islam pada permulaannya asing dan akan kembali menjadi asing
seperti pada permulaannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR.
Muslim).

>> Tidak Fanatik Kepada Manusia Kecuali Kepada Firman Allah Dan Sabda
Rasulullah Yang Ma’shum (Terjaga Dari Dosa), Yang Berbicara Tidak
Berdasarkan Hawa Nafsu. Adapun Manusia Selainnya, Betapapun Tinggi
Derajatnya, Terkadang Ia Melakukan Kesalahan, Sebagaimana Sabda Nabi,

‫ َو َخي ُْر ْال َخ ه‬،‫طا ٌء‬


َ‫طائِينَ الت ه هوابُون‬ ‫ُك ُّل بَنِي آدَ َم َخ ه‬

14
“Setiap manusia (pernah) melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang
melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Ahmad).

>> Mereka Adalah Para Pejuang Kebenaran.


Rasulullah bersabda,

ِ ‫ى أَ ْم ُر ه‬ ْ َ ‫طائِفَةٌ ِم ْن أ ُ همتِى‬
ِ ِّ ‫ظاه ِِرينَ َعلَى ْال َح‬
‫َّللا‬ َ ِ‫ق الَ َيض ُُّر ُه ْم َم ْن َخذَلَ ُه ْم َحتهى َيأت‬ َ ‫الَ ت َزَ ا ُل‬

“Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak


membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka sehingga datang
keputusan Allah.” (HR. Muslim).

>> Menghormati Para Imam Mujtahidin, Tidak Fanatik Terhadap Salah Seorang
Di Antara Mereka. Golongan Yang Selamat Mengambil Fikih (Pemahaman
Hukum-Hukum Islam) Dari Al-Qur’an, Hadits-Hadits Yang Shahih Dan
Pendapat-Pendapat Imam Mujtahidin Yang Sejalan Dengan Hadits Shahih.

Hal ini sesuai dengan wasiat mereka, yang menganjurkan agar para pengikutnya
mengambil hadits shahih, dan meninggalkan setiap pendapat yang bertentangan
dengannya.

>> Menyeru Kepada Yang Ma’ruf Dan Mencegah Kemungkaran. Melarang


Segala Jalan ‘Bid’ah’ (Sesuatu Yang Tidak Ada Contohnya Dari Nabi) Dan
Sekte-Sekte Yang Menghancurkan Dan Memecah Belah Umat, Dan Menjauhi
Sunnah Rasul Dan Para Sahabatnya.

>> Golongan Yang Selamat Mengajak Seluruh Umat Islam Agar Berpegang
Teguh Kepada Sunnah Rasulullah Dan Para Sahabatnya.

>> Sedikit Jumlah Mereka Di Tengah Banyaknya Umat Manusia.

15
Rasulullah bersabda,

‫صي ِه ْم أَ ْكثَ ُر‬


ِ ‫ َم ْن َي ْع‬،‫ير‬ ِ ‫فِي أُن‬، َ‫صا ِلحُون‬
ٍ ِ‫َاس سُوءٍ َكث‬ ٌ ‫ أُن‬:َ‫سو َل للاِ ؟ قَال‬
َ ‫َاس‬ ُ ‫ َم ِن ْالغُ َر َبا ُء َيا َر‬:َ‫ فَ ِقيل‬، ‫اء‬
ِ ‫طو َبى ِل ْلغُ َر َب‬
ُ
‫ِم هم ْن ي ُِطيعُ ُه ْم‬

“Keuntungan besar bagi orang-orang yang asing,” lalu ada yang bertanya,
‘Siapakah orang-orang asing itu wahai Rasulullah?’ Rasulullah bersabda, “Yaitu
orang-orang shalih di lingkungan orang banyak yang berperangai buruk, orang
yang mendurhakainya lebih banyak daripada orang yang menaatinya.” (HR.
Ahmad).

Allah pun memuji mereka dengan firman-Nya, artinya, “Dan sedikit sekali dari
hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13).

>> Mereka Banyak Dimusuhi Oleh Manusia, Difitnah Dan Dilecehkan Dengan
Gelar Dan Sebutan Yang Buruk.

Keadaan mereka seperti keadaan para nabi yang dijelaskan dalam firman
Allah, artinya, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka
membisikan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah
untuk menipu (manusia).” (Qs. al-An’am: 112).

Contoh nyata terjadi pada Rasulullah ketika mengajak manusia kepada


tauhid, oleh kaumnya beliau dijuluki sebagai “tukang sihir lagi pendusta.” Padahal
sebelumnya mereka menjuluki beliau “ash-shadiqul amin”, yang jujur lagi
terpercaya.

16

Anda mungkin juga menyukai