Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MIKOLOGI

OLEH :

IVANKA NUR WIDYA S


NIM.PO.71.3.203.19.1.018

PRODI D.III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullai Wabarokatuh.

Alhamdulillah rabbil alamin, puji syukur atas rahmat yang Allah SWT anugerahkan
kepada kita sehingga kesehatan badan,iman dan pikiran tercurahkan kepada kita melalui
rahmat-Nya. Dan berkat kemurahan-Nya penyusunan “Laporan Lengkap MIKOLOGI” dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang ditetapkan.

Laporan ini merupakan salah satu persyaratan final Mikologi (P) di program studi
D.III Teknologi Laboratorium Medik Poltekes Kemenkes Makassar, selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah
Mikologi.

Akhirnya saya (penulis) menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan Laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan Laporan ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 26 Juni 2021

Ivanka Nur Widya S


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

LAPORAN – LAPORAN MIKOLOGI ( P )

Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Kerokan Kulit


Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Kerokan Kuku
Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Kerokan Kuku Secara Kultur
Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Tempe
Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Kerokan Kulit Kultur
LAPORAN PRAKTIKUM I

Judul : Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Kerokan Kulit

Hari / Tanggal : Rabu , 21 April 2021

Nama Dosen :

1. Widarti , S.Si , Apt , M.M.Kes

2. Hj. Syhida Djasang , SKM , M.M.Kes

3. Herdiana , S.ST , M.Kes

A. TUJUAN

Untuk menentukan adanya Hifa atau Spora pada pemeriksaan Sampel Kerokan Kulit.

B. PRINSIP

1. Larutan KOH 10% akan melisiskan kulit sehingga bila mengandungLarutan KOH
10% akan melisiskan kulit sehingga bila mengandung jamur dibawah mikroskop akan
terlihat hifa dan atau spora. jamur dibawah mikroskop akan terlihat hifa dan atau
spora.

2. Pengamatan preparat awetan (preparat kering) dilakukan pada perbesaran 10x lensa
objektif untuk mencari lapang pandang dan perbesaran 40x lensa objektif.

C. DASAR TEORI

Jamur adalah sekelompok organisme yang digabungkan dalam toksin Kngdom Fungi
berdasarkan system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai ciri khas yaitu bersifat
heterotroph yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin pada dinding selnya. Jamur
dapat bersifat saprotrop dengan mendapatkan nutrisi dari oraganisme lain yang mati,
bersifat parasit dengan mendapatkan / nutrisi dengan menghisap dari organisme hidup,
atau dengan bersimbosis dengan cara mutualisme bersama satu oraganisme. Produksi
kitin, sejenis polisakarida adalah synapomorphy (sifat yang serupa) antara fungi,
choanoflagellata, dan hewan. Adapun jamur dibagi menjadi empat devisi yaitu :
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota (jamur imperfektil).
Pada umumnya jamur bersel banyak, tetapi ada pula yang bersel satu. Berdasarkan
sifat ini pula, maka ukuran jamur sangat bervariasi dari sangat kecil / mikroskopik sampai
berukuran cukup besar / makroskopik.
Jamur atau fungi adalah organisme heterotrofik yang memerlukan senyawa organic
untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut
saprofit. Saprofit mengancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks,
menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang kemudian
dikembalikan kedalam tanah dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.

D. ALAT DAN BAHAN

~ ALAT :
1. Objek glass 5. Lampu Spritus

2. Cover glass 6. Mikroskpo

3. Cawan petri 7. Pinset

4. Ose

~ BAHAN :

1. Sampel kerokan kulit

2. Larutan KOH 10%

3. Kapas alkoho, 70%

4. Tissue
E. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2. Setelah itu, KOH 10% diteteskan pada objek glass.

3. Kemudian diujung ose dibasahi dengan larutan KOH 10%, lalu ditempelkan pada
kerokan kulit, sehingga tersebut menempel pada ujung ose.

4. Kerokan kulit diletakan paada tetesan larutan KOH 10%, kemudian ditutup dengan
penutup.

5. Kemudian dilewatkan beberapa kali diatas nyala lampu spritus. Dan dibiarkan
selama 10 menit.

6. Setelah itu diperiksa dibawah mikroskop dengan kondersor rendah, mula – mula
objektif pembesaran objektif 10 X untuk mencari lapang padang bagian kulit yang
akan diperiksa, kemudian pembesaran objektif 40 X untuk mencari adanya Hifa dan
Spora.
F. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR KETERANGAN

Pada pemeriksaan sampel kerokan kulit


secara langsung ditemukan hifa

G. PEMBAHASAN

Fungi (jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengaN
tidak memiliki klorofil. Jamur dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, baik
penyakit dalam maupun penyakit luar. Penyakit-penyakit tersebut dapat diketahui
jenisnya dengan cara melakukan diagnosis laboratorium. Cara untuk menegakkan
diagnosis dari infeksi jamur dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah
dengan pembuatan sediaan langsung. Pembuatan sediaan langsung dapat dilakukan
dengan menggunakan sampel kulit, kuku, dan rambut.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan langsung dari kerokan kulit.
Tujuan dari pemeriksaan pembuatan sediaan langsung kali ini adalah untuk mengetahui
jenis jamur yang menginfeksi kulit dari pasien. Bagian kulit yang akan dijadikan sampel
harus dipastikan telah mengalami tanda-tanda terinfeksi oleh jamur.

Dalam pembuatan preparat langsung kali ini, dapat digunakan larutan KOH10% ini
diteteskan pada objek glass kemudian diambil sampel kerokan kulit yang didapatkan tadi
dan diletakkan pada tetesan larutan KOH 10% tersebut. Kemudian sampel ditutup dengan
cover glass. Objeck glass kemudian difiksasi di atas nyala lampu spiritus dan kemudian
dibiarkan selama kurang lebih 10 menit. Larutan KOH 10% ini berfungsi untuk
melisiskan bagian keratin kulit yang ada dalam sampel dan yang tersisa adalah hifa atau
spora jamur (fungi) saja sehingga memudahkan dalam proses pengamatan di bawah
mikroskop.

Setelah preparat dibiarkan selama 10 menit maka selanjutnya diamati di bawah


mikroskop dengan pembesaran objektif 10 kali. Hal ini bertujuan untuk mencari lapang
pandang, setelah didapatkan lapang pandangnya, selanjutnya dilanjutkan dengan
pengamatan pembesaran objektif 40x.
H. KESIMPULAN

Pada hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada sampel kerokan kulit
ditemukan hifa
DAFTAR PUSTAKA

1. http://bandemarista.blogspot.com/2015/01/identifikasi-jamur.html?m=1
2. https://id.scribd.com/doc/250846709/LAPORAN-Kerokan-Kulit
LAPORAN PRAKTIKUM II

Judul Praktikum : Pemeriksaan Jamur Pada Sampel Kerokan Kuku

Hari / Tanggal : Rabu , 28 April 2021

Nama Dosen :

1. Widarti , S.Si , Apt , M.M.Kes

2. Hj. Syhida Djasang , SKM , M.M.Kes

3. Herdiana , S.ST , M.Kes

A. TUJUAN

Untuk menentukan adanya Hifa atau Spora pada pemeriksaan Sampel Kerokan Kuku.

B. PRINSIP

1. Larutan KOH 40% akan melisiskan kulit sehingga bila mengandungLarutan KOH
40% akan melisiskan kulit sehingga bila mengandung jamur dibawah mikroskop akan
terlihat hifa dan atau spora. jamur dibawah mikroskop akan terlihat hifa dan atau spora.

2. Pengamatan preparat awetan (preparat kering) dilakukan pada perbesaran 10x lensa
objektif untuk mencari lapang pandang dan perbesaran 40x lensa objektif.

C. DASAR TEORI
Jamur adalah sekelompok organisme yang digabungkan dalam toksin Kngdom Fungi
berdasarkan system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai ciri khas yaitu bersifat
heterotroph yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin pada dinding selnya. Jamur
dapat bersifat saprotrop dengan mendapatkan nutrisi dari oraganisme lain yang mati,
bersifat parasit dengan mendapatkan / nutrisi dengan menghisap dari organisme hidup,
atau dengan bersimbosis dengan cara mutualisme bersama satu oraganisme. Produksi
kitin, sejenis polisakarida adalah synapomorphy (sifat yang serupa) antara fungi,
choanoflagellata, dan hewan. Adapun jamur dibagi menjadi empat devisi yaitu :
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota (jamur imperfektil).

Pada umumnya jamur bersel banyak, tetapi ada pula yang bersel satu. Berdasarkan
sifat ini pula, maka ukuran jamur sangat bervariasi dari sangat kecil / mikroskopik sampai
berukuran cukup besar / makroskopik.

Jamur atau fungi adalah organisme heterotrofik yang memerlukan senyawa organic
untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut
saprofit. Saprofit mengancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks,
menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang kemudian
dikembalikan kedalam tanah dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.

D. ALAT DAN BAHAN

~ ALAT :

1. Objek glass 5. Lampu Spritus

2. Cover glass 6. Mikroskop

3. Cawan petri 7. Piset

4. Ose

~ BAHAN :
1. Sampel kerokan kuku

2. Larutan KOH 40%

3. Kapas alkoho, 70%

4. Tissue

E. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2. Dipilih kuku yang terindikasi jamur dengan ciri memiliki perubahan warna coklat –
hitam dan tidak rata.

3. Kemudian kuku pada daerah bernoda (Coklat – hitam) dikerik menggunakan


scaipel.

4. Setalah itu kuku dikerik, hasil kerikan diletakkan diatas objek glass.

5. Lalu diteteskan 1 – 2 tetes KOH 40%, karena lapisan kitin pada kuku lebih tebal
dibandingkan kulit dan rambut.

6. Setelah itu hasil kerikan diatas objek glass diteteskan 1 – 2 tetes KOH 40%,
kemudian ditutup dengan cover glass.

7. Lalu diamati dibawah mikroskpo dengan perbesaran 10 X lensa objektif , untuk


mencari lapang pandang dan perbesaran 40 X lensa objektif untuk pengamatan.
F. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR KETERANGAN

Pada pemeriksaan sampel kerokan


kuku tidak didapatkan spora maupun
hifa (hasilnya negative )

G. PEMBAHASAN

Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak
dengan tidak memiliki klorofil. Fungi dapat menyebabkan macam-macam penyakit.
Penyakit-penyakit tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan pemeriksaan
laboratorium. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang di gunakangunakan yaitu
pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 40%.

Pada pratikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan langsung dari kerokan kulit
tangan. Tujuan dari pemeriksaan pembuatan sediaan langsung kali ini adalah untuk
mengetahui apakah kulit terinfeksi oleh jamur atau tidak. Pada pemeriksaan yang
dilakukan didapatkan hasil negatif. Hasil negatif disebabkan karena sampel yang
digunakan merupakan kulit yang tidak terinfeksi atau kulit yang normal. Oleh sebab itu
sampel tidak terlihat tanda-tanda yang menunjukkan adanya infeksi jamur. Adapun tanda-
tanda jika terinfeksi jamur adalah bila ditemukan adanya hifa dan atau spora.

H. KESIMPULAN

Pada hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada sampel kerokan kuku didapat
hasil negatif dimana tidak terlihat adanya Hifa atau Spora.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/document/405047096/hasil-dan-pembahasan-KOH-docx

2. https://id.scribd.com/document/368577359/Praktikum-5

Anda mungkin juga menyukai