Anda di halaman 1dari 56

DIKTAT PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK III

PENYUSUN
AA. WIRADEWI LESTARI
DGD. DHARMA SANTHI

BAGIAN PATOLOGI KLINIK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Diktat Praktikum “Kimia Klinik III” ini tepat pada
waktunya. Buku ini dimaksudkan untuk menuntuk mahasiswa D3 Analis
serta Keperawatan dalam melakukan praktikum pemeriksaan glukosa
urine dan glukosa darah secara kualitatif dan kuantitatif.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan – rekan yang telah
membimbing dan meluangkan waktunya dalam tiap kesempatan sehingga
menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia Klinik ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia Klinik ini
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan menyelesaikan Diktat
Praktikum Kimia Klinik ini. Semoga menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia
Klinik ini dapat diterima dan bermanfaat.

Denpasar, 1 Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

ETIKA LABORATORIUM ....................................................................... 1

ATURAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KIMIA KLINIK ...................... 5

PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH METODE ION SELECTIVE

ELECTRODE (ISE) ............................................................................. 12

PEMERIKSAAN AMILASE METODE ENZIMATIK KOLORIMETRI

........................................................................................................ 15

PEMERIKSAAN LIPASE METODE ENZIMATIK KOLORIMETRI

........................................................................................................ 17

PEMERIKSAAN CHOLESTEROL TOTAL METODE CHOD-PAP

........................................................................................................ 20

PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA METODE GPO-PAP ............................... 23

PEMERIKSAAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) METODE

HOMOGENOUS ENZIMATIK KOLORIMETRI ......................................... 26

PEMERIKSAAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) METODE

HOMOGENOUS ENZIMATIK KOLORIMETRI ......................................... 29

PEMERIKSAAN CALCIUM (Ca) METODE O-CRESOPHTALEIN COMPLEX

(OCPC) ............................................................................................ 32

PEMERIKSAAN FOSFOR ANORGANIK METODE ENZIMATIK ................ 35

PEMERIKSAAN Hb-A1c METODE TURBIDIMETRIC INHIBITION

IMMUNOASSAY (TINIA) ................................................................... 38


PEMERIKSAAN TIROID T3 TOTAL METODE ECLIA ............................... 41

PEMERIKSAAN TIROID TSHs METODE ECLIA ...................................... 44

PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DARAH (Na+, K+, dan Cl-) METODE ION

SELECTIVE ELECTRODE (ISE) ............................................................ 47

PUSTAKA ......................................................................................... 49
ETIKA LABORATORIUM

Definisi etika (ethics) adalah prinsip untuk melakukan segala sesuatu


dengan tingkah laku yang baik dan benar. Dalam tatanan etika
laboratorium medic (klinik), personel profesional laboratorium medik
terikat dengan kode etik berkaitan dengan profesi. Disamping
itu, laboratorium harus tidak mengikatkan diri dalam praktek yang dilarang
oleh hukum dan hendaknya menegakkan reputasi profesinya. Pada
hakekatnya di setiap negara, etika laboratorium medik ini mempunyai
aturan atau persyaratan yang berbeda satu sama lain.
Prinsip umum etika pelayanan kesehatan adalah bahwa keselamatan
pasien adalah yang utama. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa
laboratorium hendaknya menjamin bahwa keselamatan dan kepentingan
pasien selalu menjadi pertimbangan utama dan diletakkan lebih tinggi.
Disamping itu, laboratorium hendaknya memperlakukan semua pasien
secara adil dan tanpa diskriminasi.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan didalam etika
laboratorium klinik/medik yang antara lain :
Pengumpulan Informasi
 Laboratorium hendaknya mengumpulkan informasi yang
memadai untuk identifikasi pasien secara tepat, tetapi
hendaknya tidak mengumpulkan informasi pribadi yang tidak
perlu.
 Keselamatan staf dan pasien merupakan sesuatu yang utama
bila kemungkinan terdapat penyakit menular.
Pengambilan Sampel Primer
 Semua prosedur yang dilakukan pada pasien memerlukan
persetujuan pasien.
 Dalam situasi darurat, persetujuan dapat menjadi tidak
mungkin dan dalam keadaan tersebut dapat dilakukan prosedur
yang diperlukan, asalkan merupakan yang terbaik bagi pasien.
 Privasi yang layak selama pengambilan sampel hendaknya
tersedia dan sesuai dengan jenis sampel primer yang sedang
dikumpulkan serta informasi yang diminta.
 Jika sampel primer diterima laboratorium dalam kondisi yang
tidak sesuai dengan pemeriksaan yang diminta, hendaknya
dibuang dan dokter perujuk diberitahu.
Kinerja Pemeriksaan
 Semua pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan
menurut standar yang tepat dan dengan tingkat keahlian dan
kompetensi profesi yang diharapkan.
 Segala bentuk pemalsuan hasil sama sekali tidak dapat
diterima.
 Dalam situasi dimana ahli patologi atau laboratorium dapat
menentukan volume pekerjaan untuk pemeriksaan yang
diminta (misalnya jumlah blok yang dapat dipotong dari
spesimen histologi), pemilihan hendaknya yang paling layak
untuk situasi tersebut.
Pelaporan Hasil
 Hasil pemeriksaan laboratorium yang diberikan ke pasien
adalah bersifat rahasia kecuali jika pengungkapan hal tersebut
disetujui pasien atau dipersyaratkan oleh peraturan
perundangan.
 Keputusan yang berkenaan dengan pernyataan persetujuan
mengenai pelaporan hasil ke pihak lain (misalnya: praktisi
konsultan dimana pasien tersebut dirujuk) hendaknya dilakukan
dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan tata cara
setempat.
 Laboratorium mempunyai tanggung jawab tambahan untuk
menjamin, sejauh mungkin, pemeriksaan diinterpretasikan
dengan benar dan digunakan untuk kepentingan terbaik pasien.
Penyimpanan dan Retensi Rekaman Medik
 Laboratorium hendaknya menjamin bahwa informasi disimpan
sedemikian hingga terdapat perlindungan yang layak terhadap
kehilangan, akses oleh yang tidak berwenang, dan
penyalahgunaan lainnya.
 Retensi rekaman medik dapat diatur dengan berbagai
persyaratan wajib atau perundang-undangan dalam negara
yang berbeda dan persyaratan tersebut perlu dipertimbangkan
bersama dengan lembaga profesional yang relevan.
Perhatian yang berkaitan dengan liabilitas hukum untuk jenis
prosedur tertentu (misalnya pemeriksaan histologi) dapat
mempersyaratkan retensi rekaman bahan tertentu untuk
periode yang lebih panjang daripada rekaman atau sampel
lainnya
Akses ke Rekaman Laboratorium Medik
Pada prinsipnya, tata cara akses antara satu negara dengan negara
lainnya belum tentu sama. Pada kebanyakan negara, akses pada
umumnya tersedia untuk :
a) orang yang meminta pemeriksaan
b) staf laboratorium, jika diperlukan
c) individu berwenang lainnya
 Laboratorium hendaknya mengembangkan protokol yang
ditujukan untuk menangani permintaan yang berbeda sesuai
dengan hukum dan tata cara setempat.
Penggunaan Sampel untuk Tujuan Pemeriksaan Selain yang
Diminta
 Penggunaan sampel tanpa persetujuan untuk kegunaan selain
daripada yang diminta hendaknya hanya terjadi jika residu
sampel dibuat tidak dikenal dan dengan mempertimbangkan
implikasi hukum.
 Aturan nasional, regional atau lokal yang relevan dan
persyaratan komite etika hendaknya diperhatikan.
Pengaturan Keuangan
 Laboratorium medik hendaknya tidak masuk ke dalam
pengaturan finansial dengan praktisi perujuk atau lembaga
pembiayaan dimana pengaturan tersebut berlaku sebagai
bujukan bagi pemeriksaan rujukan atau pasien atau
penghubung dengan penilaian independen dari dokter
mengenai apa yang terbaik bagi pasien.
 Bila memungkinkan, ruangan yang digunakan untuk
pengumpulan sampel primer hendaknya benar-benar bebas dan
terpisah dari ruangan praktisi perujuk, tetapi bila hal ini tidak
mungkin, pengaturan finansial dilakukan sesuai dengan praktik
umum komersial.
 Laboratorium hendaknya mencoba menghindari situasi yang
memungkinkan timbulnya konflik kepentingan.
ATURAN PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM KIMIA KLINIK

1. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


 KENALI lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas
keselamatan kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam
kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar darurat,
dsb.
 Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok,
menerima tamu serta mengobrol.
 Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai
dengan prosedur yang tertulis atau diterangkan oleh
koordinator praktikum
 WASPADA Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.
 SEGERA LAPORKAN kondisi-kondisi tak aman kepada
Koordinator Praktikum atau Asisten Praktikum.
2. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
 Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di
laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan
sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di
laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung
tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
 JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika
bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu
kacamata pelindung yang sesuai.
 Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH
digunakan di laboratorium.
 Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke
dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat
berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
 Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan
laboratorium.
3. Melakukan Percobaan
 JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau
percobaan TANPA PENGAWASAN supervisor laboratorium
(asisten atau dosen).
 Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja SEBELUM
bekerja di laboratorium. Anda harus mengacu pada Material
Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja dengan zat-zat
kimia tertentu.
 Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat
kerusakan, segera laporkan kepada petugas laboratorium untuk
segera diganti/diperbaiki.
 Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan.
Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun
harus dilakukan di dalam lemari asam.
 DISKUSIKAN selalu setiap perkembangan dalam percobaan
kepada asisten atau dosen pemimpin praktikum.
 JANGAN meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan,
terutama percobaan yang menggunakan bahan-bahan yang
mudah meledak atau mudah terbakar.
 Jika perlu, TEMPATKAN TANDA BERHATI-HATI DAN NAMA
ANDA di tempat percobaan sedang dilakukan, jika percobaan
yang dilakukan cukup beresiko dan berbahaya.
 Kenakan label nama dan NIM di jas laboratorium agar mudah
untuk dikenali dan dihubungi.
 Lakukan selalu pengecekan terhadap hal-hal yang menunjang
keselamatan kerja setiap kali selesai percobaan. PASTIKAN
semua keran gas, keran air, saluran listrik dan saluran vakum
telah dimatikan sebelum anda meninggalkan laboratorium.
4. BAHAN KIMIA
 Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia harus dianggap
beracun dan berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI
LABORATORIUM! Cucilah tangan Anda setiap akan
meninggalkan laboratorium!
 Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium.
Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa yang mudah
menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
 Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja
Anda, tutuplah selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan
zat tersebut!
 Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera
bersihkan dengan lap kering atau tissue. Buanglah tissue atau
lap kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam lemari
asam. Jangan buang sampah di dalam wasbak!!
 Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan
bilaslah dengan air yang banyak. KECUALI APABILA ANDA
TERKENA TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL ATAU ASAM
SULFAT PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN
AIR!!!
 Jika terkena brom, segeralah bilas dengan anti brom yang
disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat,
bilaslah dengan air yang banyak.
 Jika terkena fenol, segeralah bilas dengan anti fenol yang
disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat,
bilaslah dengan air yang banyak.
 Jika terkena asam sulfat pekat, laplah bagian tubuh Anda yang
terkena asam sulfat pekat dengan tissue kering atau lap kering.
Kemudian setelah beberapa saat, cucilah bagian tubuh Anda
dengan air sabun dan air yang banyak.
 Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam
konsentrasi encer: asam sulfat, asam nitrat, asam hidroklorida
(HCl), asam asetat dan larutan kalium hidroksida dan natrium
hidroksida. Berhati-hatilah!
 Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali
terserap oleh kulit. Berhati-hatilah!
5. Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
 Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan
digunakan dalam setiap percobaan.Baca dan pahami MSDS
tiap-tiap zat!
 Beri label reagen dan sampel yang digunakan.
 Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
 JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke wasbak!
 Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke
botol-botol atau jerigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang
tersedia di laboratorium.
 JANGAN PERNAH memipet sesuatu dengan mulut!.
 Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air
dengan lap kering. Laporkan setiap kejadian bila Anda ragu
cara menanggulanginya!
6. KECELAKAAN
 Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium,
beritahu segera dosen jaga praktikum. Segera hubungi pihak
medis jika lukanya cukup serius.

KEWAJIBAN PRAKTIKAN
PERLENGKAPAN PRAKTIKAN disiapkan sebelum memasuki laboratorium
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali akan
melakukan praktikum.
 Laporan Sementara Paktikum (lihat di petunjuk format
sementara praktikum)
 Memakai jas lab, warna putih, terbuat dari bahan sederhana,
dan disarankan yang berlengan panjang.
 Berpakaian rapi, sopan dan bersepatu (tidak boleh pakai
sandal) dan disarankan memakai kacamata untuk keselamatan
mata Anda.
 Perlengkapan lainnya yang akan banyak membantu kelancaran
kerja anda, antara lain: alat tulis, korek api, lap kain, tissue,
sabun/detergen, pisau lipat, gunting kecil.
 Pereaksi dan peralatan yang diperlukan. Pereaksi di kiri,
peralatan di kanan, dengan cara diurut dari atas ke bawah. Bila
perlu, sertai dengan gambar rangkaian peralatan.
 Diagram percobaan, untuk mempermudah urutan kerja yang
akan dilakukan, dan gambaran percobaan keseluruhannya.
 Cara kerja dan pengamatan Merupakan singkatan prosedur
kerja yang berbentuk kalimat pendek berupa poin-poin
pengerjaan.
TATA ALIRAN KERJA DAN PENGATURAN LAB
 Semua praktikan pada hari pelaksanaan praktikum, menunggu
waktu masuk lab, kemudian masuk laboratorium dengan tertib
 Tanda waktu masuk tepat sesuai jadwal. Praktikan langsung
masuk, mengumpulkan laporan praktikum sebelumnya dan
mengisi daftar hadir/absensi, kemudian menuju meja masing-
masing.
 Diwajibkan mengikuti penjelasan dari pemimpin kelompok atau
asisten yang ditunjuk (sekitar 15 menit)
 Mengajukan bon peminjaman peralatan yang diperlukan,
misalnya termometer, buret, dll., kepada petugas di lab.
 Asisten akan membantu untuk mengatur permintaan keperluan
zat/pereaksi yang diperlukan untuk percobaan pada hari
tersebut.
 Selesai menerima penjelasan praktikum, praktikan kembali ke
meja masing-masing, dilanjutkan dengan peminjaman alat dan
pengambilan bahan-bahan kimia yang diperlukan di tempat
yang disediakan secara bergiliran. Kemudian pemasangan
peralatan, yang terlebih dahulu dibersihkan atau dikeringkan.
 Bekerjalah dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
 Bilamana menghadapi kesulitan atau keraguan, janganlah
segan-segan untuk menanyakan kepada asisten kelompoknya.
 Peralatan yang dipakai bersama dan akan diletakkan oleh
petugas pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
 Baca dan pahami prosedur percobaan ketika bekerja di lab. Jika
Anda tidak mengerti, bertanyalah pada asisten atau dosen
pemimpin praktikum. Bekerja tanpa memahami akan
mengakibatkan kecelakaan fatal!!
 Setelah selesai percobaan laporkan dan seerahkan hasil
percobaan (sintesis), yang ditempatkan dalam botol kecil yang
bersih dan diberi label yang berisi nama, NIM, kelompok, nama
zat, beratnya dan data fisik.
 Buatlah laporan sementara yang di acc oleh asisen
laboratorium.
 Kembalikan semua alat yang dipinjam pada hari tersebut dalam
keadaan bersih dan kering, diperiksa petugas mengenai
keutuhan dan jumlahnya. Laporkan juga semua kerusakan alat
yang anda lakukan kepada petugas
 Campuran reaksi/zat supaya dipindahkan ke tempat/labu
kepunyaan sendiri, tutup dengan baik dan diberi
tulisan/peringatan. Jagalah dari kemungkinan tertumpah atau
terbakar.
 Waktu untuk pulang, bersihkanlah meja dan lantai tempat anda
bekerja sebelum anda pulang. Apabila ada percobaan yang
belum selesai dan perlu dilanjutkan hari berikutnya harus
mendapat persetujuan dosen.
 Setelah selesai pratikum Anda harus sudah mengecek:
- Apakah alat-alat yang dipinjam pada hari itu sudah
dikembalikan?
- Apakah tempat/meja kerja Anda (dan lantai) sudah bersih
kembali?
- Apakah laporan sementara Anda sudah di-
acc/ditandatangan oleh asisten?
- Apakah kran air dan listrik di meja Anda sudah dimatikan?
 Jika sudah selelsai, dipersilakan meninggalkan lab
PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
METODE ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Analisa Gas Darah
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Analisa Gas Darah.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Analisa Gas Darah.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat AGD analyzer SIEMENS RAPIDLab 348EX.
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Analisa Gas Darah.

PRINSIP
Potensiometri merupakan salah satu metode analitik pada ilmu kimia yang
paling sering digunakan untuk analisis kimia,dimana cara kerjanya adalah
pengukuran perubahan potensial dari elektroda untuk mengetahui
konsentrasi dari suatu larutan (bahan). Secara umum, ada 3 bagian yang
terdapat pada peralatan yang digunakan dalam sensor potensiometri.
Ketiga bagian tersebut adalah: Elektroda pembanding (Reference
electrode) , Elektroda indikator (Indikator electrode) , Alat ukur potensial
(potensiostat) (WAHAB and NAFIE, 2014). Pada dasarnya alat yang
menggunakan metode ISE untuk menghitung kadar ion sampel dengan
membandingkan kadar ion yang tidak diketahui nilainya dengan kadar ion
yang diketahui nilainya. Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi
dengan elektrolit sampel. Membran merupakan penukar ion, bereaksi
terhadap perubahan listrik ion sehingga menyebabkan perubahan
potensial membran. Perubahan potensial membran ini diukur, dihitung
menggunakan persamaan Nerst, hasilnya kemudian dihubungkan dengan
amplifier dan ditampilkan oleh alat (Yaswir and Ferawati, 2012)

ALAT DAN BAHAN


ALAT:
- AGD analyzer SIEMENS
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer
- Tourniquet
- Alkohol swab
BAHAN
- Sampel Darah dengan Antikoagulan Heparin
- Plaster

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Dihomogenkan sampel terlebih dahulu.
3. Dibuka alat secara perlahan
4. Dimasukkan sampel dan tahan hingga muncul tulisan keluarkan
sampel.
5. Setelah itu ditutup kembali alat.
6. Tunggu hingga hasil keluar kemudian enter data pasien dengan
menscn barcode pada tabung sampel.
7. Hasil yang keluar di verifikasi oleh petugas yang berwenang
INTERPRETASI HASIL
pH : 7.35- 7.45
pCO2 : 35.00 – 45.00
pO2 : 80.00 – 100.00
BEecf : -2 – 2
HCO3- : 22.00 – 26.00
SO2c : 95% - 100%
TCO2 : 24.00 – 30.00
PEMERIKSAAN AMILASE
METODE ENZIMATIK KOLORIMETRI

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Amilase
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Amilase.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Amilase.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Amilase.

PRINSIP
Substrat(4,6-ethylidene-p-nitrophenyl-α-D-maltoheptaoside) akan
diuraikan oleh enzim α-amylase dimana hasilnya berupa oligosakarida
akan dihidrolisa oleh α-glukosidase menghasilkan glukosa dan p-
nitrophenol. Peningkatan p–nitrophenol sebanding dengan aktivitas α-
amylase dalam sampel

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : 25.00 – 120.00 U/L
PEMERIKSAAN LIPASE
METODE ENZIMATIK KOLORIMETRI

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Lipase
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Lipase.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Lipase.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Lipase.

PRINSIP
1-2-o-dilauryl-rac-glycero-3-glutamic acid (6-methylresorufin) ester
ditambahkan pada suatu micro-emulsion yang akan dipecah oleh lipase
menjadi co-lipase dan bile acid. Kombinasi colipase, bile acid dan substrat
akan mengalami penguraian oleh enzim lipolitik dan esterase sehingga
menghasilkan methylresorufin ester yang dengan cepat terdegradasi
menjadi methylresorufin yang berwarna. Intensitas warna ini sebanding
dengan aktivitas lipase dalam sampel

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas
INTERPRETASI HASIL
Normal : 13 – 60 U/L
PEMERIKSAAN CHOLESTEROL TOTAL
METODE CHOD-PAP

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Cholesterol Total
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Cholesterol Total.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Cholesterol Total.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Cholesterol Total.

PRINSIP
Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase diubah menjadi
kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi
dengan bantuan enzimkolesterol oksidase membentuk kolestenon dan
hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi
dengan DSBmT (disulphobutyl-m-toluidin disodium) dan 4-
amino antipyrin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk
quinonimin yang berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan konsentrasi kolesterol total.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : 140.00 – 199.00 mg/dL
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
METODE GPO-PAP

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Trigliserida
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Trigliserida.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Trigliserida.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Trigliserida.

PRINSIP
Trigliserida oleh enzim lipoprotein lipase dirubah menjadi gliserol dan
asam amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan
ATP dengan bantuan enzim gliserol kinase membentuk gliserol-3-phospat
dan ADP. Gliserol-3-phospat dioksidasi dengan bantun enzim gliserol
phospat oksidase menjadi dihidroksi aseton phospat dan hydrogen
peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi
klorophenolmembentuk quinonimin yang berwarna merah muda.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar trigliserida
dalam sampel.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : < 150 mg/dL
PEMERIKSAAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL)
METODE HOMOGENOUS ENZIMATIK KOLORIMETRI

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan HDL
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan HDL.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan HDL.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan HDL.

PRINSIP
Magnesium sulfat, dekstran sulfat membentuk kompleks water-soluble
dengan LDL, VLDL, dan kilomikron yang tahan terhadap enzim PEG-
modifield. Kadar kolesterol pada HDL kolesterol ditentukan secara
enzimatis oleh kolesterol esterase dan kolesterol oksidase yang bergabung
dengan PEG menjadi kelompok amino (sekiar 40%).
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : 40.00 -65.00 mg/dL
PEMERIKSAAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)
METODE HOMOGENOUS ENZIMATIK KOLORIMETRI

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan LDL
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan LDL.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan LDL.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan LDL.

PRINSIP
Kolesterol ester oleh enzim kolesterol esterase menjadi kolesterol bebas
dan asam lemak bebas. Dengan adanya oksigen, kolesterol pada LDL
kolesterol dioksidasi oleh enzim kolesterol oksidase menjadi kolesteron
dan hydrogen peroksida. Dengan adanya enzim peroksidase, H2O2
bereaksi dengan 4-amino antipirin dan HSDA membentuk pewarna purple-
blue. Intensitas warna dari pewarna ini diukur degan fotometer pada 585
nm untuk mengetahui kadar kolesterol LDL.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : < 130 mg/dL
PEMERIKSAAN CALCIUM (Ca)
METODE O-CRESOPHTALEIN COMPLEX (OCPC)

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Calcium dalam
darah
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Calcium dalam darah.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Calcium dalam darah.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Calcium dalam darah.

PRINSIP
Ion Kalsium akan bereaksi dengan O – Cresolphthalein - Complexone
membentuk warna ungu kompleks dalam suasana alkalis. Intensitas
warna ungu tua yang terbentuk berbanding langsung dengan kadar
kalsium dan dapat diukur dengan spektrof otometris dengan panjang
gelombang antara 550 nm – 580 nm dengan absorbance max pada 570
nm (Nurpalah and Hariyanti, 2015a).

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas
INTERPRETASI HASIL
Normal : 9.20 – 11.00 mg/ dL
PEMERIKSAAN FOSFOR ANORGANIK
METODE ENZIMATIK

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Fosfor Anorganik
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Fosfor Anorganik
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Fosfor Anorganik
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Fosfor Anorganik

PRINSIP

Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) disinari dengan


panjang gelombang 340 nm.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : 2.5 - 4.5 mg/dL
PEMERIKSAAN Hb-A1c
METODE TURBIDIMETRIC INHIBITION IMMUNOASSAY (TINIA)

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan Hb-A1c
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan Hb-A1c.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan Hb-A1c.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan Hb-
A1c.

PRINSIP
Prinsip dari metode ini adalah ikatan yang terjadi antara antibodi dengan
glukosa dan antara asam amino-4 dengan 10 N-terminal rantai β.
Menggunakan poliklonal atau monoklonal antibodi yang spesifik terhadap
N-terminal valin pada rantai beta HbA1c. Antibodi HbA1c ini terikat pada
enzim, kemudian ditambahkan substrat sehingga reaksi enzim ini dapat
diukur. Alat ukur yang ada pada umumnya berdasarkan micro titer plates
(Wahyudie, 2011).

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas
INTERPRETASI HASIL
Normal : 4.8 - 5.9%
PEMERIKSAAN TIROID T3 TOTAL
METODE ECLIA

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan T3 Total
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan T3 Total.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan T3 Total.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan T3
Total.

PRINSIP
Pada metode ECLIA yang menggunakan metode kompetitif dipakai untuk
menganalisis substrat yang mempunyai berat molekul yang kecil.
Sedangkan prinsip sandwich digunakan untuk substrat dengan berat
molekul yang besar. Metode Electrochemiluminescence Immunoassay
menggunakan ruthenium (II) tris(bipyridyl) [Ru(bpy)3 2+] sebagai
labelnya dan bereaksi dengan tripropilamine (TPA) pada permukaan
elektroda pada panjang gelombang 620nm. Dengan menggunakan label
Mi, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan,flowcytometry
dengan menggunakan butiran magnet pada fase padat. Butiran magnet
akan tertangkap permukaan elektroda dan label yang tidak terikat dibuang
dengan cairan dasar. Reaksi electrochemiluminescent terjadi pada saat
label telah terikat dan emisi cahaya akan dihitung melalul tabung
fotomultiplier.

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : 1.2 – 3.1 nmoll/L
PEMERIKSAAN TIROID TSHs
METODE ECLIA

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan TSHs
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan TSHs.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan TSHs.
3. Mahasiswa mampu mengetahui metode, prinsip, serta cara kerja dari
alat Analyzer Cobas 6000(C510+ E610).
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
TSHs.

PRINSIP
Pada metode ECLIA yang menggunakan metode kompetitif dipakai untuk
menganalisis substrat yang mempunyai berat molekul yang kecil.
Sedangkan prinsip sandwich digunakan untuk substrat dengan berat
molekul yang besar. Metode Electrochemiluminescence Immunoassay
menggunakan ruthenium (II) tris(bipyridyl) [Ru(bpy)3 2+] sebagai
labelnya dan bereaksi dengan tripropilamine (TPA) pada permukaan
elektroda pada panjang gelombang 620nM. Dengan menggunakan label
Mi, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan,flowcytometry
dengan menggunakan butiran magnet pada fase padat. Butiran magnet
akan tertangkap permukaan elektroda dan label yang tidak terikat dibuang
dengan cairan dasar. Reaksi electrochemiluminescent terjadi pada saat
label telah terikat dan emisi cahaya akan dihitung melalul tabung
fotomultiplier

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Kimia Alayzer Cobas 6000 (C510+E610)
- Rak tabung Cobas
- Scanner
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Sampel yang datang ke laboratorium di handling terlebih dahulu
dengan menscan barcode pada sampel.
3. Kemudian sampel di scan kembali namun pada aplikasi Cobas
Invinity Result hingga muncul order received.
4. Sampel yang telah di scan akan memberikan kode pada alat
mengenai pemeriksaan apa saja yang akan diperiksa.
5. Setelah itu masukkan sampel kedalam rak sampel dengan posisi
barcode menghadap kedepan. Pastikan barcode tidak rusak.
6. Masukkan rak sampel kedalam alat dengan posisi yang tepat.
7. Kemudian di tekan start untuk memulai pemeriksaan.
8. Akan terdengar suara alarm apabila barcode pada sampel rusak,
volume sampel sedikit serta ketika reagen telah habis.
9. Sisa sampel yang telah diperiksa akan keluar dari alat dan tertutup
secara otomatis.
10. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Normal : 0.27 – 4.20 µIU/mL
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DARAH (Na+, K+, dan Cl-)
METODE ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemeriksaan elektrolit darah
(Na+, K+, Cl-)
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengambilan sampel
pemeriksaan elektrolit darah (Na+, K+, Cl-).
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan sampel
pemeriksaan elektrolit darah (Na+, K+, Cl-).
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
elektrolit darah (Na+, K+, Cl-).

PRINSIP
Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE untuk menghitung
kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak diketahui
nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya. Membran ion selektif
pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit sampel. Membran
merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik ion sehingga
menyebabkan perubahan potensial membran

ALAT DAN BAHAN


ALAT
- Electrolite Analyzer
- Rak tabung
- Sentrifuge
- Vacutainer SST
- Tourniquet
- Alkohol swab
- Plester
BAHAN
- Sampel darah vena

CARA KERJA
1. Darah dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
2. Serum dimasukkan kea lat elektrolit analyzer jika sudah ada tulisan
“Life sampel to analyze” lalu tekan “yes”
3. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis dan di verifikasi oleh
petugas

INTERPRETASI HASIL
Parameter Natrium:
 Serum bayi : 134-150 mmol/L
 Serum anak dan dewasa :135-145 mmol/L

Parameter Kalium:
 Serum bayi : 3,6 -5,8 mmol/L
 Serum anak : 3,5-5,5 mmo/L
 Serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L

Parameter Klorida:
 Serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L
 Serum anak : 98-105 mmol/L
 Serum dewasa : 95-105 mmol/L
PUSTAKA

Afifah, E. (2009) „PEMERIKSAAN ASTRUP / ANALISA GAS DARAH‟.

Ariostaa, Indranilab and Indrayani (2012) „PREDIKSI NILAI ANALISA GAS


DARAH ARTERI MELALUI ANALISA GAS DARAH VENA PADA PASIEN
JANTUNG DENGAN CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT (POST-CABG) DI
RSUP DR. KARIADI SEMARANG‟, JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PATTIMURA.

Arisandi, R. (2017) „HUBUNGAN KADAR HbA1C DENGAN ANGKA KEJADIAN


RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG
MENGIKUTI PROLANIS DI PUSKESMAS KEDATON KOTA BANDAR
LAMPUNG‟.

Beny, A. (2013) „Profil Lipid‟, (1), pp. 6–23.

Efy Afifah, M. K. (2008) „PEMERIKSAAN ASTRUP (ANALISA GAS DARAH)‟.

Gillard, B. K., Markman, H. C. and Feig, S. A. (1977) „Direct


Spectrophotometric Determinationof a-Amylase Activity in Saliva, with p-
Nitrophenyla-Maltoside as Substrate‟, CLINICAL CHEMISTRY, 23(12), pp.
2279–2282.

Hardisari, R. (2016) „Gambaran Kadar Trigliserida ( Metode Gpo-Pap )


Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA‟, 5.

Hardisari, R. and Koiriyah, B. (2016) „Gambaran Kadar Trigliserida (


Metode Gpo-Pap ) Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA‟, 5.

Hartiningsih and Wasito, R. (2013) „Diet Fosfor Tinggi Penyebab


Osteodistrofia Fibrosa pada Tikus‟, 14(1), pp. 12–18.

Herawati, F. and Umar, F. (2011) „Pedoman Interpretasi Data Klinik‟,


(January).

Irama, A. (2009) „PROFIL TRIGLISERIDA, KOLESTEROL DARAH DAN


RESPON FISIOLOGIS TIKUS WISTAR YANG DIBERI RANSUM
MENGANDUNG GULAI DAGING SAPI DAN JEROAN‟.
Iswani and Tuning, S. (2006) „JAMINAN MUTU ELEKTRODE SELEKTIF ION
( ISE ) UNTUK MENDUKUNG AKREDITASI PENGUJIAN SESUAI SNI 17025‟.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011) „Pedoman Interpretasi
Data Klinik‟, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (January), pp. 52–
56.

Listiana, L. (2000) „KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA USIA 25-60


TAHUN‟, pp. 36–40.

Mexitalia, M. dkk (2011) „Energy expenditure‟, Nutrition, 12(5), pp. 323–


327.

Moca, A. (2012) „PEMERIKSAAN Kimia Klinik Darah‟, pp. 17–18.

Nangin, D., Sutrisno, A., Korespondensi, P. and Enzim, P. (2015) „ENZIM


AMILASE PEMECAH PATI MENTAH DARI MIKROBA: KAJIAN PUSTAKA Raw
Starch Degrading Amylase Enzyme from Microbes: A Review‟, 3(3), pp.
1032–1039.

Nur, S., Yusmiati, H. and Wulandari, R. E. (2017) „PEMERIKSAAN KADAR


KALSIUM PADA MASYARAKAT DENGAN POLA MAKAN VEGETARIAN Siti‟,
1(1).

Nurcahyadi (2006) „Tinjauan Pustaka Pencernaan dan Penyerapan‟, pp. 4–


21.

Nurpalah, R. (2015) „GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA


PEROKOK‟, 13, pp. 95–99.

Nurpalah, R. and Hariyanti, R. (2015a) „GAMBARAN KADAR KALSIUM


DARAH PADA PEROKOK‟, 13, pp. 95–99.

Nurpalah, R. and Hariyanti, R. (2015b) „GAMBARAN KADAR KALSIUM


DARAH PADA PEROKOK‟, Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 13, pp.
95–99.

Permadi, P. S. (2010) „PENILAIAN KADAR SERUM THYROID STIMULATING


HORMONE SENSITIVE SEBAGAI DETEKSI DINI PADA KANKER TIROID‟,
pp. 1–8.

Putri, A. Z. E. (2014) HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL DENGAN


SINDROM KORONER AKUT DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN
2011-2012. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Rahadisiswi, S. (2016) „PENGARUH PENINGKATAN KADAR TRIGLISERIDA
TERHADAP HASIL PENGUKURAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN
CHOLESTEROL (LDL-C) MENGGUNAKAN RUMUS FRIEDEWALD DAN
RUMUS HOPKINS DENGAN DIRECT HOMOGENOUS METHOD SEBAGAI
METODE PEMBANDING‟, (45).

Rahmadani, S. (2011) „PENENTUAN KADAR KALSIUM DENGAN METODE


PERMANGANOMETRI TERHADAP TEMPE YANG DIBUNGKUS PLASTIK DAN
DAUN DI PASAR ARENGKA PEKANBARU‟.

Riyantini (2011) „HbA1c (hemoglobin terglikasi


/glikohemoglobin/hemoglobin terglikosilasi/ Hb glikat/GHb)‟, pp. 6–15.

Rossi (2008) „Produksi Enzim Lipase Ekstraseluler dari Aspergillus niger


untuk Menghasilkan Monoasilgliserol‟, 1, pp. 1–22.

ROVIATI, E. (2009) PEMERIKSAAN (ANALISIS DAR AKHO)M PONEN


DARAH. Universitas Negeri Semarang.

Safitri, R. (2014) „HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM DAN AKTIVITAS


OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI
SMA NEGERI 2 PALU‟.

Sari, I. (2009) „Tinjauan Pustaka Lipid Dan Kolesterol‟, (Ldl), pp. 8–30.
Sari, M. I. (2007) „Hormon tiroid‟.

Supriyatna, A., Amalia, D., Jauhari, A. A. and Holydaziah, D. (2015)


„AKTIVITAS ENZIM AMILASE, LIPASE, DAN PROTEASE DARI LARVA
Hermetia illucens yang diberi pakan jerami padi‟, Jurnal ISTEK, IX(2), pp.
18–32.

Tiari (2008) „Cara Pemeriksaan Kolesterol Total, kolesterol-HDL,


Kolesterol-LDL dan Trigliserida‟, pp. 125–171.

Unsoed, P. (2007) „Analisa gas darah dan injeksi‟, pp. 1–8.

Valentina, N. K., Assa, Y. A. and Paruntu, M. E. (2015) „GAMBARAN


KADAR FOSFOR DARAH PADA LANJUT USIA 60-74 TAHUN‟, Jurnal e-
Biomedik (eBm), 3, pp. 1–4.

WAHAB, A. W. and NAFIE, N. LA (2014) „METODE PEMISAHAN DAN


PENGUKURAN 2 (ELEKTROMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI)‟, p. 53.
WAHYUDHIE, A. A. (2011) „PEMERIKSAAN HbA1c‟, p. 7.
Warsi, A., Ganda, I. J. and Angriani, H. (2014) „GAMBARAN GAS DARAH
PADA ANAK DENGAN KESADARAN MENURUN‟, pp. 1–11.
Wicaksono, A. G. (2014) „HUBUNGAN ANTARA RASIO KADAR
KOLESTEROL TOTAL TERHADAP HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL)
DENGAN INSIDENSI STROKE ISKEMIK DI RSUD SUKOHARJO‟, pp. 1–20.

Widada, S. T., Martsiningsik, M. A. and Carolina, S. C. (2016) „Gambaran


Perbedaan Kadar Kolesterol Total Metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase
– Peroxsidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Sampel Plasma EDTA‟,
JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM, 5(1), pp. 1–4.

Wirawan, R. (2012) „Faal pankreas‟. Jakarta: Bio Medika.

Yaswir, R. and Ferawati, I. (2012) „Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan


Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium‟, 1(2), pp.
80–85.

Anda mungkin juga menyukai