Anda di halaman 1dari 13

Nama: Zahwa Putri Aliefiah

NIM: 06091281924034
Prodi: Pendidikan Biologi 2019 Indralaya
Mata Kuliah: Botani Tumbuhan Tak Berpembuluh

RESUME
Ascomycota, Deuteromycota, dan Chytridiomycota

ASCOMYCOTA
Jamur Ascomycota merupakan salah satu fillum atau divisi dari fungi yang
reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus. Ascomycota
merupakan kelompok jamur yang terbesar. Lebih dari 60.000 spesies dari divisi ini
telah teridentifikasi. Nama Ascomycota diambil dari kata askus (menyerupai kantung).
Askus merupakan ujung hifa yang mengalami perubahan inti dan akan membentuk
tubuh buah. Anggota divisi ini ada yang hidup sebagai saprofit, terutama pada
tumbuhan. Setengah dari jumlah Ascomycota bersimbiosis dengan alga membentuk
Lichen. Beberapa lainnya lagi bersimbiosis dengan tumbuhan membentuk mikoriza.
Sebagian besar dari Ascomycota merupakan multiseluler. Namun, ada juga yang
uniseluler. Contoh dari Ascomycota uniseluler adalah Sacharomyces cereviceae.
Sedangkan contoh dari Ascomycota multiseluler adalah Penicillium. Ascomycota
dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Sebagian besar jamur yang
termasuk dalam divisi ini memiliki hifa yang bersekat-sekat dan bercabang. Namun,
ada beberapa jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protoplasma dan inti
sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya.
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk
spora di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Perkembangbiakan secara
seksual dilakukan dengan pembentukan askospora melalui beberapa tahap yaitu:
1. Perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina.
2. Bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut plasmolisis.
3. Bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut kariogami.
4. Kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi lalu
dilanjutkan dengan pembentukan askospora secara endogen menurut
pembentukan sel bebas.
Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan
konidium, fragmentasi, dan pertunasan. Kelompok jamur ini dapat di permukaan roti,
nasi, dan makanan yang sudah basi. Warnanya merah, coklat, atau hijau.
Karakteristik Ascomycota:
1. Mempunyai askus (kantung) yang mengandung askospora.
2. Tubuhnya ada yang uniseluler dan multiseluler.
3. Umumnya hifa bersekat, bercabang, dan berinti banyak.
4. Mempunyai tubuh buah (askokarp).
5. Hidup sebagai parasit atau saprofit.
6. Reproduksi secara seksual dan aseksual.
7. Dinding sel dari zat kitin.
Ascomycota sebagian besar multiseluler. Ascomycota yang multiseluler memiliki
hifa bersekat. Bentuk tubuh buah Ascomycota beragam, antara lain seperti mangkuk,
bulat, dan bulat panjang.
1. Reproduksi Aseksual Ascomycota
a. Ascomycota Uniseluler
-> Reproduksi secara aseksual berdasarkan uniseluler yang dilakukan
dengan pembelahan sel atau pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang
terlepas akan menjadi sebuah sel jamur baru. Namun, bila tidak terlepas
maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa semu).
b. Ascomycota Multiseluler
-> Reproduksi secara aseksual yang dilakukan dengan 2 cara yaitu:
- Fragmentasi Hifa
- Pembentukan Spora Aseksual Konidiospora
Hifa dewasa yang terputus akan tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru.
Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai
konidia). Pada ujung dari konidiofor akan terbentuk spora yang diterbangkan
angin yang disebut dengan konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom
yang haploid (n). Konidia pada jamur Ascomycota berwarna-warni, antara
lain berwarna oren, hitam, biru, atau kecoklatan. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid.
2. Reproduksi Seksual Ascomycota
a. Ascomycota Uniseluler
-> Reproduksi Ascomycota uniseluler diawali dengan konjugasi atau
penyatuan 2 sel haploid (n) yang berbeda jenis. Dari hasil penyatuan dengan
menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n). Zigot tumbuh
membesar menjadi askus yang diplod. Inti (nukleus) diploid di dalam askus
membelah secara miosis dengan menghasilkan 4 inti yang berkromosom
haploid (n). Di sekitar 4 inti tersebut, terbentuklah dinding sel dengan 4
askospora di dalam askus berkromosom haploid (n). Jika askus sudah masak,
maka selanjutnya askus akan pecah dengan mengeluarkan askospora.
Askospora akan tumbuh menjadi sel jamur baru yang haploid (n).
b. Ascomycota Multiseluler
-> Reproduksi seksual jamur Ascomycota multiseluler yaitu:
• Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing memiliki kromosom haploid
yang berdekatan. Hifa (+) membentuk askogonium (alat reproduksi
betina), sedangkan hifa (-) dengan membentuk anteridium (alat
reproduksi jantan).
• Askogonium akan membentuk saluran yang menuju anteridium yang
disebut dengan trikogin. Melalui trikogin, terjadi proses plasmogami
(peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima inti (nukleus) yang
berkromosom haploid dari anteridium sehingga askogonium memiliki
banyak inti (nukleus) dari keduanya (dikariotik).
• Askogonium akan tumbuh menjadi sebuah hifa dikariotik yang
bercabang-cabang dan tergabung dalam askokarp (tubuh buah).
• Ujung-ujung hifa pada askokarp akan membentuk askus dikariotik.
• Di dalam askus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga akan
terbentuk inti yang berkromosom diploid (2n).
• Inti diploid yang ada dalam askus akan membelah secara meiosis dengan
menghasilkan 4 nukleus yang haploid (n).
• Masing-masing dari nukleus haploid akan membelah secara mitosis
sehingga yang ada di dalam askus dengan terdapat 8 nukleus.
Selanjutnya, dari sekitar nukleus akan terbentuk dinding sel dan
terbentuk askospora yang berkromosom haploid (n).
• Jika askus telah matang (masak), maka askospora akan tersebar secara
serentak. Hal ini akan terjadi karena jika satu askus pecah maka akan
berakibat pada pecahnya askus lain.
• Askospora yang jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah menjadi
hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang
membentuk miselium yang haploid (n).
Berikut adalah contoh spesies Ascomycota:
A. Yang menguntungkan
No Nama Jamur Peran
.
1 Sacharomyces cereviceae Untuk pembuatan roti dan
pembuatan alkohol
2 Sacharomyces ellipsoideus Untuk pembuatan wine
dan buah anggur
3 Sacharomyces tuac Untuk pembuatan tuak
dari air nira
4 Neurospora crassa Untuk pembuatan oncom
5 Morchella esculenta Tubuh buahnya dapat
dimakan
6 Sarcoscypha coccikea Tubuh buahnya dapat
dimakan
7 Penicillium notatum Penghasil zat antibiotik
8 Penicillium commemberti Meningkatkan kualitas
keju
9 Tuber magnatum Truffle putih biasa untuk
kuliner
B. Yang merugikan
No. Nama Jamur Peran
1 Venturia inaequalis Penyebab penyakit buah
apel
2 Claviceps purpurea Penyebab penyakit ergot
pada tanaman gandum

Contoh gambar Ascomycota


Klasifikasi :
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Saccharomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : Saccharomyces cerevisiae

Klasifikasi :
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Eurotiomycetes
Kelas : Eurotiales
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Penicillum
Species : Penicillium notatum

DEUTEROMYCOTA
Jamur Deuteromycota merupakan jamur yang berkembang biak dengan konidia
dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium
sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota.
Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau tidak
sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota
merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Divisi ini disebut juga “fungi imperfecti” atau jamur tidak sempurna. Divisi ini
seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam
divisi lainnya. Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan
Ascomycota karena adanya pembentukan konidia. Sisanya kemungkinan adalah
Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi
lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukkan adanya reproduksi
seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.
Karakteristik Deuteromycota:
1. Merupakan fungi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus atau
basidium.
2. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan
sisa-sisa makanan.
3. Hifanya bersekat.
4. Tidak berklorofil.
5. Tubuhnya berukuran mikroskopis.
6. Heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri).
7. Eukariotik (memiliki membran inti).
8. Dinding sel tersusun atas zat kimia.
9. Hidup di daratan dan tempat lembab.
10. Bersifat multiseluler.
11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain
hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu
dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.
1. Reproduksi Aseksual Deuteromycota
-> Dengan cara menghasilkan konidia, blastophora (membentuk tunas), dan
arthrospora (membentuk spora dengan benang hifa).
2. Reproduksi Seksual Deuteromycota
-> Belum diketahui sehingga dinamakan fungi imperfect atau jamur tidak
sempurna. Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya. Fungi tersebut
dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi
seksualnya.
Siklus Hidup Deuteromycota:
Spora → Tuba germinasi → Hifa → Perpanjangan hifa → Miselium

A. Peranan Deuteromycota yang menguntungkan


No Nama Spesies Peranan
.
1 Aspergillus oryzae Untuk melunakkan
adonan roti
2 Aspergillus wentii Untuk pembuatan kecap,
tauco, sake, dan asam
oksalat
3 Monilia sitophyla Untuk pembuatan oncom
4 Tolypocladium inflatum Obat untuk menekan
reaksi kekebalan
5 Volvariella volvacea Sebagai bahan pangan
(Jamur Merang) berprotein tinggi
6 Rhizopus oryzae
Rhizopus olygosporus Untuk pembuatan tempe
Rhizopus stolonifer
7 Neurospora sitophila Untuk pembuatan oncom
Neurospora intermedia merah
8 Pleurotus sp Sebagai bahan pangan
(Jamur Tiram)
9 Aspergillus niger Untuk fermentasi asam
sitrat
10 Penicillium camemberti Untuk pembuatan keju
Penicillium roqueforti

B. Peranan Deuteromycota yang merugikan


No. Nama Spesies Peranan
1 Culvularia Saprofit atau parasit pada
tumbuhan
2 Epidermophyton microsporum Menyebabkan penyakit
kurap
3 Epidermophyton floocossum Menyebabkan kutu air
4 Fusarium oxysporum Menyebabkan penyakit
Altenaria sp layu pada tanaman
kentang, tomat, dan cabai
5 Melazasia fur-fur Menyebabkan penyakit
Tinea versicolor panu
6 Trychophyton tonsurans Menimbulkan ketombe
di kepala
7 Candida albicans Menyebabkan infeksi
pada vagina
8 Chaclosporium sp Parasit pada buah-buahan
dan sayuran
9 Diplodia sp Parasit pada tanaman
jagung
10 Verticillium sp Banyak menyerang bibit
tanaman

Contoh gambar Deuteromycota


Klasifikasi:
Kingdom: Myceteae
Divisi: Amastygomycotae
Class: Deuteromycetes
Ordo: Monitiales
Famili: Dematiaceae
Genus: Helminthosporium
Spesies: Helminthosporium oryzae

Klasifikasi:
Kingdom: Myceteae
Divisi: Amastygomycotae
Class: Deuteromycetes
Ordo: Agronomycetales
Famili: Agronomycetacceae
Genus: Sclerotium
Spesies: Sclerotium rolfsii

CHYTRIDIOMYCOTA
Chytridiomycota adalah jamur yang paling primitif dan merupakan organisme
peralihan atau penghubung antara jamur (fungi) dan protista. Chytridiomycota sering
disebut Khitrid. Kata Chytridiomycota berasal dari bahasa Yunani chytridion yang
berarti “panci kecil”. Asal nama ini menggambarkan struktur jamur yang belum
mengandung spora. Sebagian besar Chytridiomycota hidup di air (organisme akuatik).
Beberapa diantaranya adalah saproba, yang lain hidup sebagai parasit pada protista,
tumbuhan, dan invertebrata akuatik.
Chytridiomycota membentuk spora berflagek tunggal yang disebut zoospora.
Flagel merupakan salah satu ciri kingsom protista, Chytridiomycota adalah satu-
satunya anggota kingdom fungi yang memiliki flagel (bulu cambuk) seperti pada
filum Flagellata pada kingdom protista yaitu filum Protozoa (protista mirip hewan).
Karakteristik Chytridiomycota:
1. Memiliki hifa senositik (berinti banyak).
2. Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yang bersifat parasit pada
tumbuhan dan hewan.
3. Kebanyakan bersifat uniseluler namun beberapa jenis multiseluler.
4. Dinding sel tersusun atas senyawa kitin dan glukan.
5. Sebagian besar merupakan organisme akuatik (perairan).
6. Chytridiomycota melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan
membentuk zoospora berinti satu dan berflagel yang muncul di ujung
belakang.
7. Merupakan jamur yang paling primitif, organisme peralihan dari protista ke
jamur, serta satu-satunya anggota kingdom fungi yang memiliki flagel.
8. Reproduksi secara seksual dengan peleburan planogamet, peleburan
gametangium, dan persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yang bersesuaian.
Morfologi Chytridiomycota
Chytrids bersifat uniseluler, berkoloni, atau merupakan organisme yang
berfilamen yang mengambil nutrient dengan cara absorbs dan mempunyai sebuah
alat gerak yang terletak di bagian posterior, chytrid demikian disebut zoospora
berflagel tunggal. Beberapa spesies memiliki flagella 2 atau lebih.
Secara tradisional, Chytridiomycota disebut fungi akuatik, tetapi pernyataan
tersebut adalah anggapan yang salah. Sebagian besar spesies Chytridiomycota
terdapat di tanah sebagai saprofit yang hidup pada bahan organik.
Chytridiomycota merupakan pengurai awal bahan-bahan organik di alam, seperti
kitin, keratin, selulosa, dan hemiselulosa. Beberapa diantaranya hidup sebagai
halofil yang ditemukan di estuaria. Banyak chytrid hidup di dalam alat
pencernaan rumen hewan. Banyak juga yang bersifat parasit pada mikroflora dan
mikrofauna, seperti algae dan rotifer, dan beberapa parasit pada tumbuhan
berpembuluh.
Anatomi Chytridiomycota
Chytridiomycota merupakan fungi yang paling primitif. Anggotanya akuatik
dengan dinding sel mengandung chitin tanpa selulosa dan sporanya berflagel.
Reproduksi Chytridiomycota
Hifa kapang Chytridiomycota adalah soenositik, septum baru dibentuk apabila
fungi akan membuat alat reproduksi sporangium. Mula-mula sporangium
mengandung protoplasma berinti banyak yang kemudian membelah menjadi bagian-
bagian kecil berinti tunggal yang selanjutnya memperoleh flagella posterior dan
disebut zoospora. Zoospora keluar dari sporangium melalui papillae atau melalui
lubang di dinding sporangium dan berenang sebelum menjadi kista. Kista tersebut
akan berkecambah menjadi hifa baru.
1. Reproduksi Seksual
-> Biasanya dengan fusi antara gamet jantan motil dan gamet betina motil,
tetapi kadang-kadang hanya jantan yang motil. Hasil fusi (zigot) dapat
menjadi spora istirahat, alternatif lainnya yaitu zigot tumbuh menjadi sebuah
generasi somatik diploid yang akhirnya juga menjadi sporangia istirahat.
2. Reproduksi Aseksual
-> Dengan zoospora dengan flagella posterior bertipe whiplash. Zoospora
terbentuk melalui pembelahan sitoplasma dalam sporangium.
Peran Ekologis Chytridiomycota
Kebanyakan merupakan saprotrofik pada lingkungan air tawar atau tanah lembab
dan untuk pergerakannya mereka sangat tergantung pada daya kemotaksis dari
zoospora dalam memilih substrat yang cocok. Biasanya mereka berkumpul pada
sebuah “perantara” yang berupa polen, eksoskeleton serangga, dll.

Chytridiomycota meliputi sekitar 1.000 spesies yang sering dimasukkan ke dalam


kingdom Protista karena menghasilkan zoospora berflagella. Hal ini sesuai dengan
habitat utamanya di perairan dan tempat yang lembab. Namun, Chytridiomycota
mempunyai struktur dan cara memperoleh makanan yang menyerupai jamur sehingga
para ahli biologi menganggap Chytridiomycota sebagai penghubung antara Protista
dan Fungi. Adapun beberapa contoh spesies Chytridiomycota dan peranannya yaitu:
No Nama Spesies Peranan
.
1 Synchytrium endobioticum Patogen pada umbi
kentang yang
menyebabkan umbi
berbintil-bintil
2 Hyzopydium couchii Parasit pada ganggang
Spirogyra
3 Olpidium viciae Parasit pada tanaman
Vicia unijuga (kacang-
kacangan sebangsa kara)
4 Physoderma zeamaydis Menyebabkan noda pirang
pada jagung
5 Phytopthora infestans Parasit pada tanaman
kentang
6 Batrachochytrium dendrobatidis Menyebabkan
Chytidiomycosis pada
amphibi sehingga dapat
menurunkan jumlah
populasi bahkan
kepunahan

Contoh gambar Chytridiomycota


Klasifikasi
Kingdom: Fungi
Divisi: Chytridiomycota
Class: Chytridiomycetes
Ordo: Rhizophydiales
Genus: Batrachochytrium
Spesies: Batrachochytrium dendrobatidis

Klasifikasi:
Kingdom: Fungi
Divisi: Chytridiomycota
Class: Chytridiomycetes
Ordo: Synchytriales
Famili: Synchytriceae
Genus: Synchytrium
Spesies: Synchytrium endobioticum

Anda mungkin juga menyukai