PENGERTIAN PROTEIN : Merupakan polimer asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida dengan unsur Carbon(C), Hydrogen(H), Oxygen(O),Nitrogen(N) dan Sulfur. Perbandingan proporsi dari tiap unsur adalalah 50-55% : 6-7% : 20-23% : 12-19% : 0,2- 3.0%. SUMBER PROTEIN : Protein didapat dari 54% daging, 19% roti,17% produk olahan susu, 6% sayuran 3% makanan berlemak dan makanan manis, dan juga 2% buah-buahan. FUNGSI PROTEIN DALAM TUBUH : 1. Enzim yang merupakan katalis biokimia 2. Alat pengangkut (serum albumin, transferrin, hemoglobin) 3. Hormon (insulin, pertumbuhan hormon) 4. Pertahanan tubuh (immunoPag, globulins) PERBEDAAN PENYUSUNAN PROTEIN TUMBUHAN,MANUSIA DAN HEWAN Tumbuhan : protein dapat disusun dan dibentuk dari unsur N dari bahan anorganik seperti nitrat,nitrit,amonia. Manusia dan Hewan : protein tidak dapat langsung disusun dari unsur N yang berasal dari senyawa anorganik melainkan melalui senyawa yang disebut asam amino. Pengertian Asam Amino : merupakan senyawa organik yang mengandung gugus amino (- NH2) dan gugus karbosil. Ciri-ciri Asam Amino : Tiga tangan atom C mengikat gugus yang sama oleh semua asam amino, tangan lain mengikat R, asam amino dibedakan antara satu dengan lainya oleh jenis R. Macam Asam Amino : ada 2 yaitu Endogen dan Eksogen Asam amino endogen : dibuat dan disusun oleh tubuh selama proses metabolisme berlangsung, yaitu sebagai hasil reaksi antara sisa dari senyawa karbohidrat dan gugus NH2 yg dikeluarkan oleh glutamin. Contohnya arginine, Alanine, Asparagine, aspartic acid, Cysteine glutamine, glutamic acid, glycine, proline, serine, dan tyrosine. Asam amino Eksogen : golongan asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. ⚫Sehingga harus didapatkan dari asupan makanan sehari-hari. Contohnya isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan, dan valine. IKATAN PEPTIDA : terbentuk dari reaksi antara gugus amine dan gugus karboksil yang kemudian menjadi di,tri, polipeda atau protein. Struktur protein terbagi 4 bentuk yaitu primer,sekunder, tersier dan kuartener. Susunan linier asam amino disebut struktur primer, susunan tersebut akan menentukan sifat dasar protein dan bentuk sekunder tersier protein. Protein yang mengandung banyak asam amino dengan gugus hidrofobik memiliki daya larut lebih kecil dibanding protein yang mengandung asam amino gugus hidrofil. PERUBAHAN SELAMA PENGOLAHAN: Denaturasi : perubahan struktur protein yang kompleks menjadi struktur yang lebih sederhana karena faktor-faktor fisik maupun kimia namun tidak melibatkan perubahan urutan asam amino. Ciri-ciri Denaturasi menimbulkan perubahan sifat fisik dan fungsional seperti kelarutan. Protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya karena molekul hidrofobik akan keluar dan bagian hidrofilik akan terlipat kedalam. Viskositas akan bertambah karena molekul mengembang menjadi asimetrik Macam Denaturasi : Karena panas : Panas dapat mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Contohnya : Protein pada putih telur mengalami denaturasi oleh panas dan akibat gaya mekanis ketika dibuat menjadi busa/foam dan juga Protein daging yang mengalami denaturasi pada suhu 57 to 75 derajat Celcius, yang berdampak pada teksture, water holding capacity, dan kekenyalan. Karena asam dan basa : Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isoelektris yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saat inilah protein mengalami denaturasi yang ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya gumpalan. Karena garam logam berat : Garam logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa. Garam logam berat umumnya mengandung Hg+2, Pb+2, Ag+1 Tl+1, Cd+2dan logam lainnya dengan berat atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut. FAKTOR PENYEBAB DENATURASI YANG DIAWALI OLEH KOAGULASI Pemanasan : terjadi karena struktur protein berubah karena pengaruh temperatur yang tinggi sehingga terjadi perubahan struktur dari protein. Sifat protein yang terkoagulasi pada suhu tinggi dimanfaatkan dalam pembuatan puding telur dan cake spon. Asam :terjadi dengan ditambahkannya asam pada bahan yang sebagian besar komposisinya didominasi oleh protein, misalnya susu. Contohnya dalam pembuatan yogurt yang difermentasi bersama bakteri spesien lactobacillus akan mengakibatkan susu terkoagulasi yang menjadikan teksturnya kental dan menjadi masam. Enzim-enzim : terjadi karena kerja enzim. Proses ini misalnya terjadi pada proses pembuatan keju dengan menggunakan enzim rennet. Enzim rennet membuat susu menjadi bertekstur kental dan berasa asam yang kemudian disebut keju. Perlakuan mekanis: proses pengocokan dapat menyebabkan koalgulasi. Misalnya adalah proses pengocokan yang dikenakan pada telur akan menyebabkan telur mengalami koagulasi parsial. Penambahan garam : penambahan garam ditunjukkan pada proses koagulasi putih telur dengan menggunakan garam. Selain itu digunakan pula garam untuk mengeraskan curd menjadi keju. Selain untuk mengeraskan keju, penambahan garam diharapkan pula untuk dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme. APLIKASI DALAM INDUSTRI Sebagai pengikat air : sifat protein yang digunakan dalam pembuatan gelatin dan susu bubuk tanpa lemak. Pembantu proses pencoklatan atau browning : sifat protein diharapkan membantu proses browning secara non enzimatis yang melibatkan reaksi Maillard Sebagai agen perbaikan struktur : Sifat protein sebagai agen perbaikan struktur diterapkan pada penambahan gluten pada roti yang berguna menambah elastisitas adonan dan penggunaan putih telur untuk membuat meringue. pada pembuatan meringue, terjadi pengocokan pada putih telur sehingga protein pada putih telur membentuk buih. Pemanis : aspartame adalah bentuk protein yang dapat berperan sebagai pemanis Pengganti lemak : pengganti lemak dari protein berupa protein telur berukuran mikro atau (micro sized egg protein). DAFTAR PUSTAKA Poedjiadi, A., 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.