Anda di halaman 1dari 8

Denaturasi protein adalah kondisi di mana struktur sekunder, tersier maupun kuartener dari suatu protein mengalami modifikasi

tanpa ada pemecahan ikatan peptida. Denaturasi dapat berupa rusaknya struktur tiga matra dari suatu protein. Denaturasi protein ada dua macam, yaitu pengembangan rantai peptide (terjadi pada polipeptida) dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul (terjadi pada ikatan sekunder).

Denaturasi protein sangat berpengaruh sekali pada sifat fungsionalnya. Terutama enzim dan protein pembawa. Pada enzim, rusaknya struktur tiga matra menjadikan enzim inaktif. Hal ini karena konformasi bentuk molekulnya berubah sehingga substrat tidak cocok lagi dengan bentuk enzim. Pada protein pembawa seperti haemoglobin, denaturasi protein mampu menghilangkan kemampuan mengikat oksigen oleh darah.

Hal-hal yang dapat menyebabkan denaturasi di antaranya pemanasan, pH ekstrem, perlakuan mekanis, logam berat, dan pelarut organik. Pemanasan mampu memecah ikatan intramolekuler protein seperti ikatan disulfida pada metionin, sistein, sistin. Padahal ikatan disulfida ini cukup berpengaruh dalam pembentukan struktur tiga matra. Pemanasan dapat menyebabkan protein terkoagulasi, contohnya pada telur rebus maupun goreng.

Zwitter ion adalah molekul yang memiliki dua muatan (positif dan negatif) sekaligus,

Pada protein, gugus karboksilnya cenderung membentuk ion negatif. Sedang pada gugus aminanya akan membentuk ion positif.

Amphoter adalah larutan yang dapat bersifat asam atau basa. Sebagai contoh adalah air. Dalam air, ion H+ dan OH- dalam keadaan seimbang. Sehingga air dapat bersifat asam ataupun basa.

Titik isoelektris adalah nilai pH di mana jumlah ion positif dan negative dalam protein terdapat dalam jumlah yang seimbang. Pada titik ini, protein akan mengalami koagulasi karena gaya untuk mengikat air lebih lemah daripada gaya untuk mengikat antar molekul protein.

Biasanya dalam air murni, protein sukar larut. Dengan adanya penambahan garam, kelarutan protein akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh ion anorganik yang terhidrasi sempurna akan mengikat permukaan protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul protein. Hal ini disebut salting in. pada konsentrasi garam yang tinggi, garam akan lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasiSehingga molekul protein mengalami presipitasi. Peristiwa ini disebut salting out.

Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. Denaturisasi dalam pengertian ini tidak digunakan dalam penyusunan bahan kimia industri alkohol didenaturasi.Daftar isi [sembunyikan] 1 Contoh umum 2 Denaturasi protein 3 Denaturasi asam nukleat 4 Pranala luar

[sunting] Contoh umum

Ketika makanan dimasak, beberapa protein akan ter denaturasi. Inilah sebabnya mengapa telur rebus menjadi keras dan daging dimasak menjadi lebih padat.

Sebuah contoh klasik, denaturasi protein putih telur. Saat baru dari telur, putih telur berwujud transparan dan cair. Memasak putih telur membuatnya menjadi buram, membentuk sebuah massa padat yang saling berhubungan. Transformasi yang sama dapat dilakukan dengan suatu bahan kimia yang bersifat men-denaturasi. Menuangkan putih telur ke dalam gelas kimia aseton juga akan mengubah putih telur buram dan padat. Kulit, yang terbentuk pada susu beku adalah contoh lain protein didenaturasi umum. [sunting] Denaturasi protein

Protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. agregasi Komunal adalah fenomena agregasi protein hidrofobik untuk datang mendekat dan membentuk ikatan antara mereka, sehingga mengurangi luas areal terkena air.

Kebanyakan protein biologis kehilangan fungsi biologisnya ketika didenaturasi. Sebagai contoh, enzim kehilangan sifatnya, karena mengikat substrat tidak bisa lagi ke situs aktif, dan karena residu

asam amino yang terlibat dalam menstabilkan keadaan transisi substrat 'tidak lagi diposisikan untuk dapat melakukannya.

Dalam banyak protein (tidak seperti putih telur), denaturasi adalah reversibel (protein bisa mendapatkan kembali bentuk asal mereka ketika pemicu denaturasi dihapus). Ini penting, karena menyebabkan gagasan bahwa semua informasi yang dibutuhkan bagi protein untuk menganggap bentuk asli mereka dikodekan dalam struktur primer protein, dan karenanya di dalam DNA kode tersebut untuk protein. [sunting] Denaturasi asam nukleat

Denaturasi asam nukleat seperti DNA disebabkan oleh suhu tinggi, adalah pemisahan untai ganda menjadi dua alur tunggal, yang terjadi saat ikatan hidrogen antara untaian rusak. Hal ini mungkin terjadi selama polymerase chain reaction. Helaian asam nukleat kembali ketika kondisi "normal" dikembalikan selama annealing. Jika kondisi ini terlalu cepat dikembalikan, untaian asam nukleat dapat terbentuk kembali dengan tidak sempurna. FUNGSI PROTEIN

Juli 1, 2011 7:57 am

Protein mempunyai fungsi sebagai:

Enzim Protein Transpor: Hemoglobin dan Mioglobin Protein Pengatur: Hormon Protein Kontraktil Protein Struktural Protein Pertahanan

Protein Nutrien dan Penyimpan

1. Enzim

Semua enzim yang teah diamati sampai saat ini adalah protein dan aktivitas katalitiknya bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein. Enzim mempunyai berat molekul 12.000-lebih dari 1.000.000, karena itu enzim berukuran amat besar dibanding dengan substrat atau gugus fungsional targetnya, seperti diperlihatkan pada gambar 1 :

Gambar 1. Ikatan substrat pada enzim

Bagaimana enzim bekerja?

Secara sederhana kerja enzim dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Pertama-tama enzim (E) bergabung dengan substrat (S) dalam reaksi dapat balik, membentuk kompleks enzim-substrat (ES). Reaksi ini berlangsung relative cepat. Kompleks ES kemudian terurai dalam reaksi dapat balik kedua, yang lebih lambat, menghasilkan produk (P) dan enzim bebas (E)

2. Protein Transpor: Hemoglobin dan Mioglobin

Protein heme yang terdapat pada hemoglobin dan mioglobin berfungsi dalam pengikatan oksigen, pengangkutan oksigen dan fotosintesis.

Gambar 3. Kurva Pengikatan oksigen hemoglobin dan mioglobin

Hemoglobin juga mengangkut H+ dan CO2

Selain membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan, hemoglobin juga membawa H+ dan CO2 dari jaringan ke paru-paru dan ginjal untuk dieksresikan. Dalam sel, bahan bakar organic dioksidasi oleh mitokondria membentuk CO2 , air dan zat- lain. Pembentukan CO2 meningkatkan kadar H+ di dalam jaringan karena hidrasi CO2 menghasilkan H2CO3, suatu asam lemah yang terdisosiasi membentuk H+dan HCO3-.

3. Protein Pengatur: Hormon

Hormon adalah hasil sekresi kelenjar-kelenjar spesifik yang akan bekerja pada sel-sel di dekatnya dalam suatu jaringan tertentu, di samping pada sel di mana dia disintesis. Growth Hormon (Hormon Pertumbuhan)

Merupakan hormon esensial bagi pertumbuhan post natal dan untuk metabolism normal karbohidrat, lipid, dan mineral. Kekurangan hormone ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi. Insulin

Insulin berfungsi dalam pengaturan kadar glukosa dalam tubuh.

Pankreas manusia mensekresikan 40-50 unit insulin perhari oleh sel-sel B pada pulau langerhans. Peningkatan konsentrasi glukosa dlam plasma merupakan factor fisiologik yang penting yang megatur sekresi insulin. Kadar ambang sekresi insulin adalah kadar glukosa puasa plasma (80-100 mg/dl) dan respons max: 300-500 mg/dl.

Gambar 4 Metabolisme Glukosa

Segera setelah mengkonsumsi makanan kaya kalori, glukosa, asam lemak dan amino menuju ke hati. Insulin dilepaskan untuk merespons konsentrasi glukosa darah yang tinggi. Sebagian glukosa dibawa ke otak dan sebagian lagi ke jaringan otot dan jaringan lemak. Dalam hati, kelebihan glukosa dioksidasi menjadi asetil-koA yang digunakan untuk mensintesa asam lemak untuk dibawa sebagai triasilgliserol menuju jaringan otot dan jaringan lemak. NADPH yang penting untuk sintesa lemak juga dihasilkan melalui oksidasi glukosa . Kelebihan asam amino diubah menjadi piruvat dan asetil koA, yang juga digunakan dalam sintesa lemak. Lemak dari makanan bergerak melalui system limfatik, dari usus ke jaringan otot dan jaringan lemak

Paratiroid Hormon (PTH)

PTH memulihkan konsentrasi kalsium ECF dengan bekerja langsung pada tulang dan ginjal dan secara tidak langsung pada mukosa intestinal.

Fungsi:

1. Meningkatkan laju disolusi tulang yang menggerakkan Ca2+ ke dalam cairan ekstrasel

2. Mengurangi bersihan/eksresi Ca lewat ginjal

3. Meningkatkan efisiensi absorpsi Ca dalam intestinum.

4. Protein Kontraktil

Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, lembaran penyanggah untuk memberikan struktur biologi atau kekuatan. Massa serat otot yang segar disusun 75% dari air dan lebih dari 20% protein. Dua protein utama otot adalah aktin dan miosin.

Aktin (G-aktin) monomerik (globuler) merupakan protein dengan BM 43.000 yang menyusun 25% berat protein otot. Pada kekuatan ion yang fisiologik dan dengan adanya magnesium, G-aktin melakukan polimerisasi non kovalen hingga terbentuk filament heliks ganda tak larut yang dinamakan F-aktin. Serabut F-aktin mempunyai tebal 67 nm dengan lereng atau struktur berulang setiap 35,5 nm.

Miosin turut menyusun 55% berat protein otot dan membentuk filamen tebal. Miosin merupakan molekul heksamer asimetrik dengan berat molekul 460.000. Miosin mempunyai bagian fibrosa yang terdiri atas 2 buah heliks yang saling terpilin dan masing-masing heliks tersebut memiliki regio globuler yang terikat dengan salah satu ujung heliks. Molekul heksamer terdiri atas satu pasang rantai berat dan dua pasang rantai ringan.

Bagaimana hidrolisis ATP dapat menghasilkan gerakan yang makroskopik?

Kontraksi otot terdiri atas pengikatan dan pelepasan secara siklus bagian region globuler myosin dengan filament F-aktin. Interaksi ini menyebabkan filament aktin dan miosin saling bergeser satu sama lain. Energi dipasok oleh ATP yang terhidrolisis. Siklus biokimiawi kontraksi otot terdiri atas 5 tahap, seperti tampak pada gambar 4, yaitu: Miosin sendiri dapat menghidrolisis ATP dan Pi, namun tidak dapat melepaskan produk hasil hidrolisis ini Miosin yang mengandung ADP dan Pi dapat berputar bebas dengan sudut yang besar untuk menentukan lokasi dan mengikat F-aktin sehingga membentuk sudut sekitar 900 dengan sumbu serabut otot. Interaksi di atas menggalakkan pelepasan ADP dan Pi dari kompleks aktin-miosin. Karena bentuk energy yang paling rendah untuk ikatan aktomiosin adalah 450, myosin mengubah sudutnya dengan menarik aktin (10-15 nm) kea rah pusat sarkomer. Molekul ATP yang baru akan terikat dengan kompleks miosin-F-aktin. Miosin-ATP punya afinitas yang jelek terhadap aktin sehingga kaput miosin (ATP) dilepaskan dari Faktin. Tahap terakhir ini merupakan tahap relaksasi yaitu proses yang sangat bergantung pada pengikatan ATP dengan kompleks aktin-miosin.

5. Protein Struktural

-Keratin adalah protein serat utama yang dibuat oleh sel epidermis. -Keratin memberikan perlindungan eksternal bagi vertebrata. Protein ini menyusun hampir seluruh berat kering dari rambut, wol, sayap, kuku, cakar, duri, sisik, tanduk, kuku kuda, kulit penyu.

Fibrinogen dan Trombin adalah protein yang terlibat dalam proses hemostatis. Hemostatis adalah peristiwa penghentian perdarahan yang terjadi setelah terputusnya keutuhan vaskuler.

7. Protein Nutrien dan Penyimpan

Protein nutrien dan penyimpan terdapat pada: Biji tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Contohnya: protein biji gandum, jagung, dan beras Ovalbumin, protein nutrient pada putih telur

Kasein, protein utama pada susu

Anda mungkin juga menyukai