Anda di halaman 1dari 14

Hemolisis dapat Disebabkan oleh Hasil Hidrolisis C-2 Glyserophospolipid

Maria Marsela Palendeng

102016066

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone: (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Email : maria.2016fk066@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Enzim merupakan protein yang menurunkan energi aktivasi reaksi kimia. Enzim
dapat bertindak sebagai katalis biologis, enzim tersebut mempercepat reaksi tanpa turut
mengalami perubahan. Protein adalah biomolekul besar, atau makromolekul, yang terdiri dari
satu atau lebih panjang rantai residu asam amino. Protein melakukan sejumlah fungsi dalam
organisme, termasuk reaksi metabolisme catalising, replikasi DNA, menanggapi rangsangan,
dan mengangkut molekul dari satu lokasi ke lokasi lain. Hidrolisis adalah jenis reaksi kimia
yang terjadi antara air dan senyawa lain. Selama reaksi, ikatan kimia akan rusak di kedua
molekul, menyebabkan mereka menjadi pecah. Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang
memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−)
melalui suatu proses kimia. Hemolisis adalah kerusakan atau penghancuran sel darah merah
karena gangguan integritas membran sel darah merah. yang menyebabkan pelepasan
hemoglobin. Sel darah merah adalah sel yang mengandung hemoglobin yang membawa
oksigen ke jaringan seluruh tubuh.

Kata Kunci : enzim, protein, hidrolisis, hemolisis, eritrosit

Abstract

Enzymes are proteins that lower the activation energy of a chemical reaction.
Enzymes can act as biological catalysts, enzymes that speed up reactions without also
changing. Proteins are large biomolecules or macromolecules, which consist of one or more
long chain of amino acid residues. Proteins perform a number of functions in the organism,
including catalysing metabolic reactions, DNA replication, response to stimuli, and the
transport of molecules from one location to another. Hydrolysis is a kind of chemical
reaction that occurs between water and other compounds. During the reaction, the chemical
bond will be broken in two molecules, causing them to rupture. Hydrolysis is a chemical
reaction that breaks down molecules of water (H2O) into hydrogen cations (H +) and
hydroxide anion (OH-) through a chemical process. Hemolysis is the destruction or the

1|Page
destruction of red blood cells due to the disruption of red blood cell membrane integrity. and
the release of hemoglobin. Red blood cells are the cells that contain hemoglobin which
carries oxygen to tissues throughout the body.

Keywords: enzymes, proteins, hydrolysis, hemolysis, erythrocyte

Pendahuluan

Lebih dari 5.000 enzim telah ditemukan pada organisme hidup dn masih akan
bertambah terus. Enzim mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau
dipengaruhi oleh reaksi tersebut. Enzim merupakan biokatalisator metabolisme karena enzim
adalah katalisator yang dihasilkan oleh sel-sel organisme. Katalisator adalah zat yang
mempercepat reaksi kimia dengan energi aktivitasi dan tanpa mengubah hasil akhir (produk)
dari reaksi kimia tersebut. Enzim akan bekerja pada suatu substrat dan mengubahnya menjadi
produk. Enzim memiliki kemampuan katalis yang sangat efisien dan kuat meskipun dalam
konsentrasi yang lemah. Enzim adalah protein spesifik yang dapat dimanfaatkan kembali
karena enzim akan selalu muncul kembali dalam keadaan utuh setelah substrat diubah
menjadi produk.1

Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
dan beberapa ada yang mengandung sulfur. Tersusun dari serangkaian asam amino dengan
berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein yang
tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Yang mengandung bahan selain
asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks.
Secara biokimiawi, 20 persen dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas
protein ditentukan oleh jumlah dan jenis asam aminonya.2

Hemolisis merupakan fenomena disintegrasi eritrosit (sel darah merah). Eritrosit tidak
memiliki nukleus dan organel, sehingga tidak dapat diperbaiki dan meninggal ketika dipakai.
Proses ini sangat dipengaruhi oleh tonisitas dari lingkungan di yang eritrosit. Dalam larutan
hipotonik terhadap eritrosit, itu melewati keadaan turgor (membengkak oleh kelebihan
cairan) maka ini semburan sel karena tekanan. Ini menghasilkan jumlah yang lebih kecil dari
sel untuk membawa oksigen ke tubuh antara unsur-unsur lain seperti antibodi. Sekitar 85
persen dari eritrosit ekstravaskular dihancurkan yaitu, tanpa melepaskannya hemoglobin
plasma. Hal ini terjadi di limpa dan pada tingkat lebih rendah dalam sumsum hati dan tulang.
Ini terjadi pada akhir eritrosit.3 Bertujuan untuk mengetahui pengertian dari enzim,

2|Page
mengetahui bentuk, struktur, dan fungsi protein, dan hemolisis yang disebabkan dari hasil
hidrolisis C-2 Glyserophospolipid.

Pembahasan

Enzim

Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-
perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan oleh organ-organ hewan dan
tanaman, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi, seperti pemecahan hidrolisis,
oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi, transfer radikal dan kadang-kadang pemutusan rantai
karbon. Kebanyakan enzim yang terdapat di dalam alat-alat atau organ-organ organisme
hidup berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung
dan cairan pankreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel.3 Seperti protein, enzim dapat
mengalami denaturasi, misalnya akibat pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik dan
radiasi ultraviolet atau pengaruh penambahan asam, basa, dan pelarut organik tertentu.
Denaturasi ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat bekerja.4

Struktur Protein

Protein merupakan polimer lebih dari 50 asam amino. Perbedaan antar protein
disebabkan oleh perbedaan urutan, variasi, dan jumlah ke 20 macam asam amino pembentuk
protein. Untuk dapat menjalankan fungsinya, asam-asam amino ini terikat dengan cara
tertentu untuk menstabilkan struktur protein. Empat tingkatan struktur tiga dimensi protein,
yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.5

Struktur Primer

Struktur primer protein adalah urutan linear asam-asam amino pembentuk protein.
Antar asam amino berikatan kovalen melalui ikatan peptida dan dapat distabilkan oleh ikatan
kovalen yang terjadi antar asam amino sistein.

3|Page
Gambar 1. Struktur Primer5

Struktur Sekunder

Penyusunan ruang atom-atom dalam satu daerah dalam rantai polipeptida atau
protein. Struktur sekunder tidak lain adalah jembatan hidrogen antara atom H pada N-H dari
satu amida dengan atom O gugus karbonil (C=O) dari amida yang lain. Struktur sekunder
distabilkan oleh jembatan disulfida.

Terdapat 2 macam struktur sekunder :

Konfirmasi α-heliks. Terbentuk dalam satu rantai peptida dimana rantai peptida memutar
searah jarum jam atau ke arah kanan membentuk spiral.

Gambar 2. Dua Macam Struktur Sekunder5

4|Page
Lembaran β. Struktur ini terbentuk apabila jembatan hidrogen dan jembatan disulfidanya
terbentuk antara 2 rantai peptida. Ikatan antara 1 rantai peptida dengan rantai peptida yang
lain dapat terjadi pada daerah arah yang sama (paralel) atau arah berlawanan (antiparalel).

Struktur Tersier

Berkaitan dengan penyusunan 3 dimensi keseluruhan rantai polipeptida. Keberadaan


struktur tersier didukung oleh fakta bahwa molekul polipeptida atau protein merupakan
molekul yang padat dengan kurang dari 5 molekul air dibagian dalam protein.

Gambar 3. Struktur Tersier5

Struktur kuartener

Agregat dari dua atau lebih rantai polipeptida. Ikatan yang menstabilkan struktur
kuartener dapat berupa jembatan hidrogen, ikatan elektrostatik, dan interaksi hidrofobic.
Contohnya, protein hemoglobin yang merupakan agregat 2 rantai peptida α-heliks dan 2
rantai peptida β.

5|Page
Gambar 4. Struktur Kuartener5

Bentuk Protein

Protein dapat digolongkan menurut bentuk 3 dimensinya, yaitu protein globular dan
protein serabut. Pada protein berbentuk globular, rantai polipeptida melipat secara rapat
dengan asam-asam amino hidrofilik berada di sisi luar. Struktur ini membuat protein globular
larut dalam air. Berbagai jeniz enzim dan protein pengangkut (transport) mempunyai bentuk
protein globular sehingga dapat larut dalam darah atau media cair. Hemoglobin dan myglobin
adalah dua contoh protein globular yang berperan sebagai protein penyangkut. Keduanya
merupakan protein konyugasi antara molekul protein dan gugus prostetik berupa molekul
hemik.

Pada protein serabut terbentuk dari rantai polipeptida yang disusun sepanjang satu
sumbu. Protein ini tidak larut dalam air. Protein serabut berperan dalam pembentuk struktur,
memberi kekuatan dan perlindungan pada jaringan dan sel. Yang termasuk dalam protein ini
adalah α-keratin dan kolagen. Keratin banyak ditemukan di kuku, rambut, kulit,dan wool.
Kolagen adalah protein yang paling banyak ditemukan pada vertebrata. Banyak terdapat pada
jaringan penyambung seperti tulang, tendon, gigi, dan pembuluh darah.

Fungsi Protein

Fungsi protein bermacam-macam. Protein berfungsi memindahkan berbagai senyawa


melalui aliran darah dan melintasi membran. Protein merupakan komponen yang
memungkinkan otot berkontraksi, sehingga dapat terjadi gerakan. Dalam membentuk
antibodi dan komponen lain dalam sistem kekebalan, protein melindungi kita dari infeksi

6|Page
oleh organisme asing. Protein juga mencegah kehilangan darah dengan membentuk
serangkaian proses yang diakhiri dengan pembentukan bekuan darah. Satu fungsi penting
protein adalah fungsi sebagai enzim, katalisator yang meningkatkan kecepatan reaksi
biokimia. Tanpa protein katalis ini, reaksi akan berlangsung sangat lambat. Fungsi utama
sejumlah protein adalah sebagai enzim.6

Fungsi Enzim

Enzim merupakan protein yang berikatan dengan molekul lain dan mengubah struktur
molekul itu dengan memecahnya menjadi unit yang lebih kecil atau menambahkan molekul
lain ke molekul itu. Enzim merupakan katalis yang bisa mempercepat katalis yang bisa
mempercepat reaksi hingga jutaan kali tanpa mengalami perubahan dalam prosesnya. Enzim
memecah gula yang memberi kita energi dalam bentuk ATP. Enzim juga menyediakan cara
untuk menyintesis banyak molekul dan kerja enzim menjadi dasar bagi reaksi kimia sel.
Contoh lain fungsi enzim disediakan oleh lisozim dalam air liur dan air mata kita, yang bisa
membantu mencegah infeksi bakteri.7

Sifat-sifat Enzim Sebagai Biokatalisator

Enzim adalah protein, karena enzim adalah protein, kerja enzim seperti sifat protein,
yaitu membutuhkan kondisi lingkungan (suhu,PH,konsentrasi ion) yang sesuai. Enzim
bekerja secara spesifik atau khusus. Suatu enzim hanya dapat bekerja untuk substratnya yang
cocok. Enzim berfungsi sebagai katalis. Katalis mengubah kecepatan reaksi, namun tidak
mengubah produk akhir yang dibentuk untuk mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim
hanya diperlukan dalam jumlah sedikit. Sejumlah kecil enzim dapat meningkatkan kecepatan
reaksi secara hebat. Enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Enzim dapat menguraikan suatu
senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu.8

Hidrolisis Asam Lemak

Semua lemak atau trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi digliserida dan
asam lemak. Lecithin ditemukan di banyak hewani dan nabati sumber, termasuk hati sapi,
steak, telur, kacang, kembang kol, dan jeruk. sumber komersial untuk lesitin dapat berasal
dari kedelai, kuning telur, atau jaringan otak. Lecithin adalah nama umum untuk serangkaian
senyawa terkait disebut fosfatidil kolina. Lecithin merupakan campuran fosfolipid dari
fosfatida terutama terdiri dari fosfatidilkolin, fosfatidilkolin etanolamin, fosfatidil serin,

7|Page
fosfatidil inositol dikombinasikan dengan berbagai zat lainnya, termasuk asam lemak dan
karbohidrat. Lecitin juga mengandung (misalnya, kolin) senyawa fosfor dan nitrogen.9

Gambar 5. Struktur Lecithin9

Phospolipid

Sel-sel kita dikelilingi oleh jenis yang sangat penting dari lipid, yang disebut
fosfolipid. Fosfolipid terdiri dari hidrofilik (atau suka air) kepala dan hidrofobik (atau takut
air) ekor. Fosfolipid suka untuk berbaris dan mengatur diri menjadi dua lapisan paralel,
disebut bilayer fosfolipid. Lapisan ini membuat membran sel dan sangat penting untuk
kemampuan sel untuk berfungsi.10

Gambar 6. Struktur Phospolipid10

8|Page
Membran Sel

Dikenal sebagai membran plasma atau biomembran adalah selaput tipis, halus, dan
elastis yang menyelubungi permukaan sel hidup. Membran sel bersifat permeabel terhdap sel-
sel yang molekulnya kecil atau berbentuk ion, tetapi bersifat impermeabel terhadap zat yang
molekulnya besar. Membran sel bersifat permeabel selektif atau semipermeabel, yang mampu
melewatkan spesi tertentu dan menahan spesi yang lain. Membran sel dibentuk oleh dua
lapisan lipida ampifatik dan protein, antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lain
dihubungkan oleh gaya-gaya non kovalen yang saling menunjang. Membran sel mengandung
polisakarida dan koleterol dalam jumlah kecil. Membran sel merupakan susunan cair
sehingga mampu berperan sebagai pelarut protein membran. Membran bersifat asimetris,
yaitu lapisan luar dan lapisan dalam mengandung komponen yang berbeda.3

Sel Eritrosit

Eritrosit berbentuk bulat bikonkaf dan tidak memiliki inti. Bikonkavitas


memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel dengan cepat, dengan adanya jarak
yang pendek antara membran dan isi sel. Eritrosit memiliki pigmen respirasi yang dinamakan
hemoglobin. Hemoglobin berperan mengikat oksigen sehingga membentuk oksihemoglobin.
Ikatan oksihemoglobin menyebabkan warna merah pada darah. Eritrosit dibentuk di dalam
sumsum tulang merah. Eritrosit dibentuk pada tulang pipa atau tulang panjang. Selama
perkembangannya, eritrosit dalam sumsum tulang memiliki ukuran sel dan inti sel yang
besar, tetapi tidak mengandung hemoglobin. Umur eritrosit dalam sistem peredaran darah
sekitar 120 hari-126 hari. Eritrosit terdiri dari membran luar, hemoglobin, protein yang
mengandung besi, karbonik anhidrase, enzim yang terlibat dalam transpor karbon dioksida.11

Lipid Bilayers

Lapisan ganda lipid adalah komponen universal dari semua membran sel. Struktur ini
disebut "lipid bilayer" karena terdiri dari dua lapisan sel-sel lemak yang diselenggarakan di
dua lembar. Lapisan ganda lipid biasanya sekitar lima nanometer tebal dan mengelilingi
semua sel menyediakan struktur membran sel. Lipid dan fosfolipid. Struktur lapisan ganda
lipid menjelaskan fungsinya sebagai penghalang. Lipid adalah lemak, seperti minyak, yang
tidak larut dalam air. Ada dua daerah penting dari lipid yang menyediakan struktur lapisan
ganda lipid. Setiap molekul lipid mengandung daerah hidrofilik, juga disebut kepala daerah
kutub, dan hidrofobik, atau wilayah ekor nonpolar. Wilayah hidrofilik tertarik dengan kondisi

9|Page
air berair sementara wilayah hidrofobik ditolak dari kondisi seperti itu. Sejak molekul lipid
mengandung daerah yang baik polar dan nonpolar, mereka disebut molekul amphipathic.
Fosfolipid mengorganisir diri dalam bilayer untuk menyembunyikan daerah ekor hidrofobik
mereka dan mengekspos daerah hidrofilik air. organisasi ini adalah spontan, ini adalah proses
alami dan tidak membutuhkan energi.12

Gambar 7. Lipid bilayer12

Glycerophospolipid

Dalam gliserofosfolipid, asam lemak dihubungkan melalui oksigen ester untuk karbon
1 dan 2 dari gliserol, tulang punggung molekul. Fosfat ester-terkait dengan karbon 3,
sementara salah satu dari beberapa substituen mungkin juga terkait dengan bagian fosfat.
Gliserofosfolipid adalah amphipathic-gliserol dan fosfat membentuk akhir polar dari molekul,
sementara rantai hidrokarbon membentuk ujung nonpolar. Berbagai kombinasi dari dua asam
lemak menimbulkan banyak molekul yang berbeda bantalan kelompok substituen yang sama.
Residu enil yang glycerophospholipid jangka menandakan setiap turunan asam
glycerophosphoric yang mengandung setidaknya satu O-asil, atau O-alkil, atau O-alk-1'-
melekat pada bagian gliserol. Alkohol di sini adalah gliserol, yang dua asam lemak dan asam
fosfat yang dilampirkan sebagai ester. Struktur dasar ini phosphatidate. Phosphatidate adalah
perantara penting dalam sintesis banyak phosphoglycerides.13

Lipid

Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang
larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida,
10 | P a g e
fosfolipid, dll. Fungsi biologis utama lipid termasuk menyimpan energi, pensinyalan, dan
bertindak sebagai komponen pembangun membran sel. Lipid memiliki aplikasi dalam
industri kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi. Lipid didefinisikan sebagai
molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik beberapa lipid memungkinkan mereka
untuk membentuk struktur seperti vesikel.10

Lemak jenuh adalah lemak yang terdiri dari trigliserida dengan hanya asam lemak
jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rantai ganda di antara atom-atom karbonnya
sehingga disebut penuh dengan hidrogen. Asam lemak jenuh memiliki jumlah atom karbon
yang bervariasi mulai dari tiga (asam propionat) hingga 36 (asam heksatriakontanoat). Lemak
tak jenuh atau sering juga disebut dengan lemak baik adalah lemak yang bisa membuat kita
sehat. Lemak yang berbentuk cair bisa menurunkan kolesterol dalam darah ini dibagi menjadi
2, yaitu lemak tunggal dan lemak ganda. Lemak tak jenuh tunggal contoh nyatanya adalah
minyak zaitun dan almond. Lemak tak jenuh ganda bisa anda lihat dari daftar makanan yang
banyak mengandung omega 3 dan omega 6, misalnya; kedelai, ikan salmon, margarine, dan
minyak jagung.14

Fosfat

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Fosfat merupakan sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut
dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.
kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime
(TPL). Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam
mineral apatit yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan
sienit.6

Gliserol

Gliserol disebut gliserin atau gliserin adalah senyawa poliol sederhana. Ini adalah
tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental yang manis-mencicipi dan tidak beracun. Gliserol
backbone ditemukan di semua lipid dikenal sebagai trigliserida. Banyak digunakan dalam
industri makanan sebagai pemanis dalam formulasi farmasi. Gliserol memiliki tiga gugus
hidroksil yang bertanggung jawab untuk kelarutannya dalam air dan alam higroskopis nya.
Gliserol adalah prokiral sehubungan dengan reaksi dari salah satu dari dua alkohol primer.

11 | P a g e
Gliserol umumnya diperoleh dari sumber tanaman dan hewan di mana itu terjadi sebagai
trigliserida. Trigliserida adalah ester dari gliserol dengan rantai panjang asam karboksilat.
Hidrolisis, saponifikasi, atau transesterifikasi trigliserida ini menghasilkan gliserol serta
turunan asam lemak.15

Pembahasan

Seperti yang kita ketahui racun/bisa dari ular (venom) terdiri dari 20 atau lebih
komponen sehingga pengaruhnya tidak dapat diinterpretasikan sebagai akibat dari satu jenis
toksin saja. Venom yang sebagian besar (90%) adalah protein, terdiri dari berbagai macam
enzim, polipeptida non-enzimatik dan protein non-toksik. Berbagai logam seperti zink
berhubungan dengan beberapa enzim seperti ecarin (suatu enzim prokoagulan dari
E.carinatus venom yang mengaktivasi protombin). Karbohidrat dalam bentuk glikoprotein
seperti serine protease ancord merupakan prokoagulan dari C.rhodostoma venom (menekan
fibrinopeptida-A dari fibrinogen dan dipakai untuk mengobati kelainan trombosis). Amin
biogenik seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin, yang ditemukan dalam jumlah dan variasi
yang besar pada Viperidae, mungkin bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri pada
gigitan ular.

Sebagian besar bisa ular mengandung fosfolipase A yang bertanggung jawab pada
aktivitas neurotoksik presinaptik, rabdomiolisis dan kerusakan endotel vaskular. Enzim
venom lain seperti fosfoesterase, hialuronidase, ATP-ase, 5-nuklotidase, kolinesterase,
protease, RNA-ase, dan DNA-ase perannya belum jelas. Bisa ular terdiri dari beberapa
polipeptida yaitu fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase, kolin esterase,
protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase. Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan
lokal, bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis atau pelepasan histamin
sehingga timbul reaksi anafilaksis. Hialuronidase merusak bahan dasar sel sehingga
memudahkan penyebaran racun. Selain itu ular juga merangsang jaringan untuk menghasikan
zat – zat peradangan lain seperti kinin, histamin dan substansi cepat lambat sehingga hal
tersebut lah dapat memperlambat peredaran darah dan bisa mengakibatkan kematian apabila
terkena bisa ular.

Berdasarkan penjelasan dari racun/bisa ular (venom) di atas, kita juga dapat
mengetahui bahwa skenario dijelaskan bahwa racun ular indian cobra mengandung
phospholipase A2 sehingga ia dapat mengkatalis hidrolisis asam-asam lemak yang ada pada
manusia atau makhluk hidup dan hasil hidrolisis dari racun ular tersebut akan menghasilkan

12 | P a g e
lechitin (lemak) yang biasanya terdapat pada membran (yang seharusnya membran tidak
boleh ada lemak tetapi karena racun ular cobra tersebut maka terdapatnya lemak dan juga
adanya sifat amfifatik (ada daerah yang hydrophobic dan hydrophilic). Seperti yang kita tahu
bahwa Membran plasma selain memiliki lapisan ganda lipid, juga terdiri dari membrane yang
miliki lapisan lemak atau disebut sebagai Lipid Bilayer. Phospolipid tersebut adalah molekul
lipid yang bersifat suka terhadap air atau yang disebut sebagai hidrophilic dan memiliki dua
ekor yang bersifat tidak suka terhadap air atau disebut sebagai hydrophobic.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada konsentrasi yang tinggi, lechitin(lemak) yang
ada akibat dari racun ular cobra tersebut dan juga phospholipid (molekul lipid yang
hydrophobic dan hydrophilic) tersebut apabila berada dalam konsentrasi tinggi maka akan
merusak membran sel, padahal membran sel merupakan salah satu fungsi yang berperan
sangat penting untuk makluk hidup terutama manusia, karena dengan adanya membran sel,
sel dapat terus beraktifitas dan manusia bisa tetap hidup karena sel yang selalu hidup.
Ditambah lagi dengan apabila sudah terkena konsentrasi tinggi maka sel eritrosit (sel darah
merah) akan terhambat dan tidak dapat melakukan aktifitasnya padahal manusia 100% dari
tubuhnya terdiri dari sel darah merah (eritrosit) dan apabila manusia kekurangan sel darah
merah maka itu bisa menyebabkan kematian. Ditambah lagi dengan adanya hemolysis
apabila racun ular telah memasuki tubuh manusia akan memperburuk kondisi dari manusia
itu sendiri, karena hemolysis adalah proses pemecahan sel darah merah sehingga akan
membebaskan isi dari sel darah merah tersebut sehingga hal tersebut lah akan mengakibatkan
penyakit-penyakit bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Oleh sebab itu, racun ular sangat berbahaya apabila masuk kedalam tubuh manusia
karena akan mengkatalis (mempercepat) proses hidrolisis asam-asam lemak yang ada di
dalam tubuh menghambat peredaran sel darah marah (eritrosit) ditambah lagi racun dari ular
kobra tersebut dapat menghasilkan lemak (lechitin) dimana seharusnya sel darah merah tidak
boleh ada lemak karena akan makin memperhambat peredarannya. Dengan adanya begitu
racun ular yang apabila dalam konsentrasi yang tinggi, lechitin (lemak) dan juga
phospholipid akan merusak membran sel eritrosit (sel darah merah) dan dari racun ular
tersebut itulah akan mengakibatkan hemolysis (pemecahan sel darah merah dari isinya)
sehingga hal tersebut akan mengakibatkan kematian pada manusia yang telah terkena racun
dari ular cobra tersebut.

13 | P a g e
Daftar Pustaka

1. Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif. Jakarta: AZKA; 2007 p.22-24


2. Devi N. Nutrition and food. Jakarta: Buku Kompas; 2010 p.33-35
3. Harr RR. Resensi ilmu laboratorium klinis. Jakarta: EGC; 2006 p.47-49
4. Sumardjo D. Pengantar kimia. Jakarta: EGC; 2009 p.389-391
5. Ophardt CE. Denaturation of proteins. Virtual Chembook. 2003
6. Kotz JC, Treichel PM, Weaver GC. Chemistry and chemical reactivity. Thomson
Brooks Cole 2006
7. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2000
p.34-36
8. Wolpert L. The miracle of cells. Bandung: Qanita PT Mizan Pustaka; 2011 p.54-57
9. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi 3. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama; 2007 p.15-17
10. Lechitin. Di unduh dari [https://www.drugs.com/npc/lecithin.html] Di akses pada
tanggal 24 Desember 2016.
11. Phospolipid. Di unduh dari [http://study.com/academy/lesson/what-is-a-phospholipid-
structure-functions-composition.html] Di akses pada tanggal 24 Desember 2016.
12. Karmana O. Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama; 2008 p.132-134
13. Marsh D. Handbook of lipid bilayers. Jakarta: CRC Press; 2013 p.3-5
14. Bondy SC, Campbell A. Inflammation,aging and oxidative stress. Jakarta: Humana
Press; 2006 p.19-21
15. Gunstone FD, Padley FB. Lipid technologies and applications. Jakarta: Marcel
Dekker; 2007 p.5-7
16. Uliyah M, Hidayat AAA. Keterampilan dasar praktik klinik. Jakarta: Salemba
Medika; 2008 p.66-68

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai