Anda di halaman 1dari 18

Protein

Afrimon Saputra (1801195)


AliftiNursi Fitri (1801025)
Betari Okmasela ( 1801083)
Dini Andarista (1801139)
Elien Sukmawati(1801125)
Enggy Hagline (1801181)
Mei Syifa Pratiwi (1801173)
Pengertian

Protein adalah senyawa organik kompleks


berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer Asam
amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Kebanyakan Protein
merupakan enzim atau subunit enzim.
Komposisi rata-rata unsur kimia yang
terdapat dalam protein adalah karbon 55%,
hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%,
sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor
Sejarah protein

Protein ditemukan oleh Jöns Jakob


Berzelius pada tahun 1838. Namun yang
memperkenalkan istilah protein adalah
Mulder, pada tahun 1830. Protein
berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos
yang berarti “yang paling utama”.
Struktur
protein

Molekul Protein
mengandung
karbon (C),
hidrogen (H),
oksigen (O),
nitrogen (N) dan
kadang kala sulfur
(S) serta fosfor (P).
Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya
oleh:

1. Susunan kimia yang khas


Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai
bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah
sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan
tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein
tertentu (Page, D.S. 1997).
Sifat – Sifat Protein

1. Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion
negatif.
2. Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya
berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam
tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
3. Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat
cair yang mengalir.
4. Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.
5. Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya
Fungsi dan Manfaat Protein

A. Protein sebagai Zat Pembangun


bahwa protein itu merupakan bahan pembentuk berbagai jaringan
tubuh baru, antara lain:
1. Pada masa pertumbuhan
Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai menjadi dewasa muda
2. Dalam masa hamil
Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan
jaringan–jaringan baru dari janin yang sedang dikandungnya.
3. Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan dirombak
Pada waktu orang sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun
terlihat orang menjadi kurus
4. Waktu latihan–latihan dan olah raga terjadi pula pembentukan
jaringan baru, terutama jaringan otot.
Lanjutan.....
B. Protein sebagai Zat Pengatur
Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur, karena
protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung sebagai bahan pembentuk zat–zat
yang mengatur berbagai proses tubuh.
C. Protein sebagai Pemberi Tenaga
Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein
mengandung unsur karbon, dengan demikian maka jelas protein
dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan
tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk menyediakan
energi sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan
dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsung pembakaran dan
sejumlah protein lainnya digunakan memenuhi fungsi yang
sebenarnya yaitu untuk pembentukan jaringan.
·

Jenis – Jenis Protein

Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk


kulit, tulang dan ikatan tisu.
· Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan
daripada serangan penyakit.
· Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
· Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
· Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.
· Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
· Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam
darah.
· Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.
1.Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari
asam amino-asam amino pembentuk protein tersebut

2. Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang


terjadi antara gugus-gugus amina dengan atom hidrogen
pada rantai samping asam amino, sehingga membentuk
lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks.
Pembagian protein
3. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang
satu dengan struktur sekunder yang lain melalui ikatan
hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida (-S-S-
),misalnya terbentuk rantai dobell-heliks.

4. Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan


beberapa peptida sehingga membentuk suatu
protein.Pada peristiwa ini, kadang-kadang terselip
molekul atau ion lain yang bukan merupakan asam
amino, misalnya pada hemoglobin, yang pada
proteinnya terselip ion Fe3+.
1. Nukleoprotein, merupakan protein yang terikat pada asam
nukleat, terdapat pada inti sel dan kecambah biji-bijian.

P
R 2. Glikoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan
O karbohidrat, terdapat pada musin kelenjar ludah, hati dan
T tendon.
E
I
N 3. Posfoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan
K fosfat yang mengandung lesitin, terdapat pada susu atau
O kuning telur.
J
U
G 4. Lipoprotein, merupakan protein yang terikat pada lipid
A (lemak), misalnya serum darah, kuning telur atau susu.
S
I

5.Kromoprotein (metaloprotein), merupakan protein yang


mengikat pigmen atau ion logam, misalnya hemoglobin
Metabolisme protein
• 1. Transaminasi
• Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino
yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu
asam amino ke asam amino lain. Dalam reaksi
transaminasi ini, gugus amino dari suatu asam amino
dipindahkan pada salah satu dari tiga senyawa keto,
yaitu asam piruvat, beta ketoglutarat, atau oksaloasetat,
sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino,
sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam
keto. Reaksi transaminasi ini bersifat reversibel, pada
reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang karena
gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino, diterima
oleh asam keto.
• Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yang berperan sebagai katalis,
yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase.
• Alanin transaminase
• Enzim ini merupakan enzim yang mempunyai keunikan terhadap asam piruvat-
alanin sebagai satu pasang substrat, tetapi tidak terhadap asam-asam amino yang
lain. Jadi, alanin transaminase bisa mengubah berbagai jenis asam amino menjadi
alanin selama asam piruvat tersedia. Apabila alanin transaminase terdapat dalam
jumlah yang banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi transaminasi akan
diubah menjadi asam glutamat.
• Glutamat transaminase
• Enzim ini adalah enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat
sebagai satu pasang substrat, karena itu, enzim ini dapat mengubah asam-asam
amino menjadi asam glutamat.
• Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria atau dalam cairan sitoplasma.
semua enzim transaminase yang telah dijelaskan di atas dibantu
oleh pirdoksalfosfat sebagai koenzim. Piridoksalfosfat tidak hanya menjadi koenzim
dalam reaksi transaminasi, tetapi juga menjadi koenzim pada reaksi-reaksi
metabolisme lainnya.
• 2. Deaminasi Oksidatif
• Asam amino pada reaksi transaminasi dapat diubah
menjadi asam glutamat. Pada beberapa sel di bakteri
misalnya, asam glutamat bisa mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan enzim glutamat
dehidrogenase sebagai katalisnya.
• Dalam proses deaminasi oksidatif ini, asam glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+, glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan
NADP+ sebagai penerima elektron. Jadi, asam glutamat
adalah produk akhir dari proses transaminasi. Selain
glutamat dehidrogenase, dua jenis enzim dehidrogenase
lain yang penting adalah L-asam amino oksidase dan D-
asam amino oksidase.
Uji protein

2. Uji Timbal (II) asetat


Pereaksi yang digunakan adalah larutan
NaOH 40% dan kertas saring yang dibasahi
larutan Pb(CH3COO)2. Sebanyak 2 mL
1. Uji Biuret sampel yang mengandung protein
Pereaksi yang digunakan adalah larutan ditambah dengan NaOH kemudian
NaOH 40% dan larutan dipanaskan pada penangas air. Uap yang
CuSO4 1%. Sebanyak 3 mL larutan sampel terjadi diuji dengan kertas timbal (II)
ditambah dengan 0,1 mL larutan NaOH dan asetat. Jika terbentuk warna hitam pada
2 tetes CuSO4. Suatu bahan akan kertas tersebut, berarti proteinnya
menunjukan warna ungu atau merah muda mengandung belerang. Warna hitam
jika mengandung ikatan peptida (protein). menunjukan bahwa S organik dirubah
menjadi Na2S, yang kemudian bereaksi
dengan Pb(CH3COO)2 membentuk PbS
yang berwarna hitam.
3. Uji Xantoproteat
Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat
pekat atau asam asetat pekat, dan dapat juga
asam sulfat pekat. Sebanyak 3 mL larutan
sampel yang mengandung protein ditambah
dengan 2 mL HNO3 pekat dan dipanaskan pada
penangas air. Jika sudah dingin, ditambahkan
NH3 atau NaOH. Jika ditambahkan NH3 akan
berwarna kuning dan jika ditambahkan NaOH
akan berwarna jingga. Uji Xantoproteat
digunakan untuk menunjukan adanya cincin
benzen pada protein.
Akibat kekurangan dan kelebihan protein

Kekurangan protein :
1. Maramus Kelebihan protein:
2. Kwashiorkor 1. Gagal ginjal
3. Chacexia 2. Pengasaman pada darah
4. Gagal hati 3. Osteoporosis
5. Apati
6. Edema
7. Gangguan otak
8. Penyakit jantung
9. Rambut rontok
10. Kelelahan
Sumber protein

A. Protein Hewani
Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.
Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.
B. Protein Nabati
Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Contohnya : suku polong – polongan, kentang, tempe,
tahu, dll

Anda mungkin juga menyukai