PENDAHULUAN
R C C
OH
H
Asam amino seperti ini disebut asam amino, karena gugus amino (-NH2)
nya terikat pada atom pertama (α) gugus karboksil. R adalah atom atau gugus
yang mengandung rantai alifatik, siklik atau aromatik. Berdasarkan R-nya di alam
terdapat lebih dari 200 lebih jenis asam amino, tetapi di dalam protein hanya 20
macam. Di samping itu, ada asam amino lain yang tidak umum terdapat dalam
protein, tetapihanya dalam protein tertentu. Contohnya hidroksiprlin dari sistin
adalah hal kondensasi dari dua sistem (Syukri, 1999).
Asam amino dalam larutan dengan pH netral hadir sebagai ion dipole
(dipolar ion) menandakan bahwa proton pada gugus karboksil telah pindah ke
gugus amino. Contoh pada glisin, asam amino yang paling sederhana. Bentuk tak
terionisasi dan ion dipole dari glisin adalah:
NH2 NH3
H C COOH H C COO-
H H
4.2 Reaksi
4. 2. 1 Ninhidrin + Alanin
O
H H
C OH
2 C
OH + H2N C C OH
C
O H CH3
O
HO C
C + H3C +CH + NH3 + CO2
H C
O
O
4. 2. 2 Ninhidrin + Serin
O
C H H O
OH
2 C
OH + HO C C C
C
O H NH2 OH
O
HO C
C + HO- CH CH + NH3 + CO2
H C
O
O
4.2.3 Semua Sampel + Ninhidrin
4.2.3.1 Putih Telur Bebek + Ninhidrin
O
H H O H H O H
C OH
C
N C C N C C N +2 OH
C
R1 R2 O
H CH3
4.2.5 Biuret + Serin
H H O
nCu (OH)2 + HO C C C
H NH2 OH
4.2.6 Semua Sampel + Biuret
4.2.6.1 Putih Telur Bebek + Biuret
H H O H H O H
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
Cu2+
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
Cu2+
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
4.2.6.3 Telur Bekicot + Biuret
H H O H H O H
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
Cu2+
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
Cu2+
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
Cu2+
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
2+
Cu
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
N C C N C C N + Cu2+
R1 R2
H H O H H O H
N C C N C C N +
R1 R2 n
Cu2+
H H O H H O H
N C C N C C N
R1 R2 n
4.2.6.8 Yoghurt + Biuret
H O
R OH
4.2.7 Semua Sampel + Asam Kuat (H2SO4)
4.2.7.1 Putih Telur + H2SO4
H H O H H O H
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
N C C N C C N + H2SO4
R1 R2
H H O H H O
H N C C OH + H N C C OH
R1 R2
4.3 pembahasan
Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersususn atas unsur karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan terkadang mengandung zat
belerang (S), dan fosfor (P). Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari
satu atau lebih polimer. Setiap polimer terdiri atas monomer yang disebut asam
amino.
Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amino
(NH2), sebuah gugus asam karboksilat (COOH),dan salah satu gugus lainnya,
terutam dari kelompok 20 senyawa yang memiliki rumus dasar NH2CHRCOOH
dan dihubungkan bersama oleh ikatan peptida untuk membentuk protein. Asam
amino sering disebut blok bangunan kehidupan. Semua proses kehidupan
tergantung pada protein yang berperan penting dalam tubuh sebagai struktur,
pengiriman pesan, enzim dan hormon.
Struktur asam amino:
Ikatan peptida adalah ikatan yang terbentuk antara atom C karboksilat asam
amino dengan atom N amina dari asam amino lainnya.
Contoh ikatan peptida:
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa uji. Pertama adalah uji ninhidrin
yaitu uji untuk mengetahui kandungan asam amino dalam sampel. Jika pada
sampel terdapat asam amino maka akan terjadi perubahan warna. Kedua adalah
uji biuret yaitu untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel. Jika pada
sampel terdapat ikatan peptida maka akan terjadi perubahan warna. Ketiga adalah
denaturasi protein dengan pemanasan dan asam kuat jika terdapat banyak
gumpalan berarti terdapat banyak protein yang rusak sehingga disimpulkan
kandungan proteinnya banyak. Terakhir adalah hidrolisis protein pada suhu ruang,
pemanasan dan pendinginan. Jika banyak protein yang di hidrolisis menjadi asam
amino maka jika di uji dengan ninhidrin akan berubah warna.
Asam amino esensial:
- Arginin
- Histidin
- Leusin
- Lysin
- Methionine
- Phenylalanin
- Threonin
- Triptophan
- Valine
Kandungan dari sampel:
Susu kedelai:
- Protein
- Lemak
- Kalium
- Kalsium
- Fosfor
- Magnesium
- Vitamin A,B1,B2,B3,B5,B6, dan C
Susu biasa dan susu beruang:
- Protein
- Karbohidrat
- Lemak
- Kalsium
- Fosfor
- Zat besi
- Vitamin A,B1 dan C
Kandungan yougurt:
- Bakteri lactobacillus bulgaricus
- Bakteri streptococus
- Vitamin B-kompleks B1,B2,B3 dan B6
- Asam folat
- Biotin
- Kalsium
- Fosfor
Kandungan telur ayam biasa, ayam kampung, dan telur bebek:
- Protein
- Lemak
- Karbohidrat
- Kalsium
- Fosfor
- Zat besi
- Vitamin A,B1 dan C
Kandungan jahe:
- Zingeron
- Shogaol
- Paradol
Denaturasi protein adalah suatu proses dimana terjadi perubahan atau
modifikasi terhadap konformasi protein, lebih tepatnya terjadi pada struktur tersier
maupun kuartener dari protein. Pada struktur tersier protein misalnya, terdapat
empat jenis interaksi pada rantai samping seperti ikatan hidrogen, jembatan
garam, ikatan disulfida, interaksi non polar pada bagian non hidrofobik.
Penyebab denaturasi protein:
- Panas
Panas dapat mengacaukan ikatan hidrogen dan protein namun tidak akan
mengganggu ikatan konvalennya. Dalam hal ini dikarenakan dengan
mengikatnya suhu akan membuat energi kinetik molekul bertambah.
Bertambahnya energi kinetik molekul akan mengacaukan ikatan-ikatan
hidrogen. Dengan naiknya suhu, akan membuat perubahan entalpi sistem naik.
Selai itu bentuk protein yang terdenaturasi dan teratur juga sebagai tanda
bahwa entalpi akan bertambah. Pemanasan juga dapat mengakibatkan
kempuan protein untuk mengikat air menurun dan menyebabkan terjadinya
koagulasi.
- Asam dan Basa
Asam dan Basa dapat membuat protein terdenaturasi seperti telah diketahui
bahwa protein dapat membentuk struktur zwitter ion. Protein juga memiliki
titik isoelektrik dimana jumlah muatan positif dan muatan negatif pada protein
adalah sama. Pada saat itulah protein dapat terdenaturasi yang ditandai dengan
membentuk gumpalan dan larutannya menjadi keruh. Pada saat ini entalpi
pelarutnya akan menjadi tinggi karena jumlah kalor yang dibutuhkan
untukmelarutkan sejumlah protein akan bertambah. Mekanismenya adalah
penambahan asam dan basa dapat mengacaukan jembatan garam yang terdapat
pada protein. Ion positif dan negatif pada garam akan berganti pasangan
dengan ion positif dan negatif dari asam ataupun basa sehingga jembatan
garam pada protein yang merupakan salah satu jenis interaksi pada protein,
menjadi kacau dan protein dapat dikatakan terdenaturasi.
- Logam berat
Dengan adanya logam berat akan terbentuk kompleks garam protein logam.
Kompleks inilah yang akan membuata protein akan sulit untuk larut. Dan
sama dengan ketika protein terdenaturasi akibat asam dan basa, entalpi
pelarutnya akan naik. Protein dengan muatan negatif dan protein dengan pH
larutan diatas titik isoelektrik akan diendapkan oleh ion positif atau logam
lebih mudah. Sebaliknya protein bermuatan positif dengan pH larutan dibawah
titik isoelektrik membutuhkan ion-ion negatif. Contoh ion-ion positif yang
dapat mengendapkan protein misalnya Ag+, Ca+, Zn+, Cu+, dan Pb+. Dan
contoh-contoh ion negatif yang dapat mengendapakan protein misalnya ion
salisilat, frikloroasetat, piktrat, dan sulfosalisilat.
- Alkohol
Alkohol dapat mendenaturasi protein. Alkohol seperti yang kita ketahui
umumnya terdapat kadar 70% dan 95%. Alkohol 70% bisa masuk dinding sel
dan dapat mendenaturasi protein di dalam sel. Sedangkan alkohol 95%
mendenaturasi protein di luar dinding sel dan mencegah alkohol lain masuk ke
dalam sel melalui dinding sel. Alkohol mendenaturasi prtein dengan
memutuskan ikatan hidrogen intramolekul pada rantai samping protein. Ikatan
hidrogen baru dapat terbentuk antara alkohol dan rantai samping protein
tersebut.
Protein adalah anggota dari kelompok yang sangat besar enzim yang
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh yang utama adalah sebagai enzim
pencernaan untuk memproses protein. Protease adalah jenis protein yang
mempercepat degradasi lain. Mereka berbeda dalam cara dimana mereka
melaksanakan kegiatan ini. Exopeptidases memecah lepas terminal asam amino
dan menjepit menggerogoti protein. Mereka memecah ikatan peptida untuk
melepaskan asam amino.
Lipase adalah kelas turunan dari enzim esterase enzim yang mengkatalis
pemecahan lemak menjasi asam lemak dan gliserol. Enzim larut dalam air dan
hidrolisis dilakukan pada ikatan kimia ester. Substansi yang diperlukan untuk
tindakan lipase substrat lipid tidak larut air.
Hasil percobaan:
Percobaan pertama yang dilakukan adalah uji ninhidrin yaitu menguji
apakah ada kandungan asam amino dalam sampel atau tidak ada. Pertama
kesepuluh sampel yaitu telur ayam kampung, telur ayam biasa, telur bebek, telur
bekicot, susu biasa, susu beruang, susu kedelai, yougurt, larutan serin dan larutan
alanin dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. Setelah itu setiap
sampel di tetesi dengan larutan ninhidrin sebanyak 10 tetes. Kemudian setelah di
tetesi ninhidrin kesepuluh sampel tersebut dipanaskan. Mengapa harus dipanaskan
karena untuk mempercepat lajunya reaksi ninhidrin dengan sampel. Jika tidak di
panaskan maka membutuhkan waktu sekitar satu hari satu malam untuk
mereaksikan ninhidrin dengan sampel. Setelah di panaskan diamati perubahan
warna yang terjadi. Pada serin dan alnin terjadi perubahan warna yang lebih besar
di bandingkan sampel yang lainnya. Ini membuktikan bahwa alanin dan juga serin
banyak mengandung asam amino di bandingkan dengan sampel yang lain.
Selanjutnya setelah semua sampel di bandingkan didapatkan setelah serin dan
alanin ada telur bekicot yang perubahan warnanya lebih banyak di susul dengan
telur bebek, susu biasa, susu beruang, telur ayam kampung dan telur ayam biasa.
Selain terjadi perubahan warna pada telur-teluran terjadi penggumpalan karena
adaya denaturasi protein. Dari kesepulu sampel, 8 sampel berubah warna dan dua
sampel tidak mengalami perubahan warna ini berarti dapat di simpulkan bahwa 8
sampel mengandung asam amino dan dua sampel tidak mengandung asam amino
yaitu yougurt dan juga susu kedelai karena keduanya tidak mengalami perubahan
warna ketika di reaksikan dengan ninhidrin. Alat yang digunakan pada percobaan
ini adalah tabung reaksi sebagai tempat sampel yang akan di reaksikan, pipet tetes
untuk mengambil sampel dan larutan, gelas sampel tempat sampel sebelum di
masukkan ke dalam tabung reaksi lumpang sebagai tempat telur bekicot, spatula
untuk menghancurkan telur bekicot, hot plate untuk memanaskan sampel, gelas
kimia sebagai tempat memanaskan air, rak tabung untuk menempatkan tabung
reaksi, botol reagen untuk menyimpan larutan, penjepit tabung untuk mengambil
tabung reaksi setelah di panaskan dan sikat tabung untuk membersihkan tabung
reaksi. Bahan yang digunakan adalah telur ayam biasa, telur ayam kampung, telur
bebek, telur bekicot, serin, alanin, susu biasa, susu beruang, susu kedelaidan
yougurt sebagai sampel yang akan di uji dengan ninhidrin, aquadest untuk
memanaskan sampel, tissue untuk mengeringkan alat kimia, dan ninhidrin sebagai
larutan yang akan menguji sampel. Perlakuan pada percobaan ini adalah harus
hati-hati meneskan ninhidrin dan sesuai yaitu 10 tetes. Karena jika berlebihan
perubahan tidak dapat diamati.
Percobaan yang kedua adalah uji biuret. Pertama kesepuluh sampel di
masukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi. Kemudian di tetesi dengan
biuret. Kesepuluh sampel tersebut adalah telur ayam kampung, telur ayam biasa,
telur bebek, telur bekicot, susu biasa, susu beruang, susu kedelai, yougurt, serin
dan alanin. Setelah ditetesi dengan biuret 8 larutan berubah warna menjdi ungu
dan dua larutan tidak berubah warna. Dua sampel yang tidak berubah warna
adalah alanin dan juga serin ini dikarenakan alanin dan serin merupakan asam
amino sehingga tidak ada ikatan peptidanya karena pada uji biuret ini untuk
mendeteksi ikatan peptida. Sedangkan pada delapan sampel yang lainterjadi
perubahan wrna menjadi ungu ini membuktikan bahwa kedelapan sampel tersebut
yaitu telur ayam kampung, telur ayam biasa, telur bebek, telur bekicot, susu biasa,
susu beruang, susu kedelai dan yougurt terdapat ikatan peptidanya maka ada
proteinnya. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi tempat
sampel yang akan di uji, rak tabung tempat meletakkan tabung reaksi, gelas
sampel tempat sampel sebelum diletakkan di dalam tabung reaksi, lumpang
tempat telur bekicot, spatula untuk menghancurkan telur bekicot, pipet tetes untuk
mengambil larutan dan sampel, bootol reagen digunakan sebagai tempat
penyimpanan larutan, dan sikat tabung untuk membersihkan tabung reaksi. Bahan
yang di gunakan adalah telur ayam kampung, telur ayam biasa, telur bebek, telur
bekicot, susu biasa, susu beruang, susu kedelai, yougurt, serin dan alanin sebagai
sampel yang akan diuji, biuret di gunakan untuk menguji sampel, tissue untuk
mengeringkan alat-alat kimia, dan kertas label untuk menamai larutan. Perlakuan
pada percobaan ini adalah harus sesuai meneteskan larutan biuretnya ke dalam
sampel karena jika berlebih perubahannya sulit diamati.
Percobaan yang ketiga adalah denaturasi protein dimana terjadinya
kerusakan strukturnya karena beberapa penyebab salah satunya karena
pemanasan. Pada percobaan ini denaturasi protein karena pemanasan, pertama
kesepuluh sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dari kesepuluh
sampel tersebut dipanaskan di dalam gelas kimia yang berisi air dan di atas
hotplate kemudian di diamkan beberapa menit. Setelah dipanaskan kesepuluh
sampel di angkat dan diamati. Setelah diamati dari kesepuluh sampel, sembilan
sampel mengalami perubahan dan satu sampel tidak mengalami perubahan setelah
di bandingkan pada jenis telur-teluran yakni telur ayam biasa, trlur ayam
kampung, telur bebek, dan telur bekicot mengalami banyak perubahan yakni dari
warna maupun gumpalannya. Pertama telur ayam biasa dan telur ayam kampung
sebelumnya berwarna kekuning-kuningan berubah warna menjadi putih tulang
dan menggumpal memadat. Kemudian telur bebek yang sebelumnya berwarna
putih keruh menjadi putih tulang dan menggumpal memadat. Kemudian telur
bebek yang sebelumnya berwarna putih keruh menjadi putih susu dan
menggumpal dan telur bekicot yang sebelumnya pink menjadi berwarna jingga
menggumpal ini membuktikan bahwa pada telur-teluran ini terjadi banyak
denaturasi protein dan jika banyak yang terdenaturasi berarti pada telur-telur ini
terdapat banyak proteinnya. Selanjutnya alanin berubah menjadi ada endapan ini
termasuk faktor kesalahan seharusnya di alanin tidak ada endapan karena alanin
termasuk asam amino bukan protein sehingga tidak terdenaturasi. Selanjutnya
pada jenis susu yaitu susu beruang, susu kedelai, dan susu biasa serta yougurt
terjadi perubahan warna namun tidak ada gumpalan. Hal ini berarti pada jenis
susu dan yougurt mengandung protein namun tidak banyak sehingga tidak
menggumpal. Yang terakhir adalah serin. Serin tidak mengalami perubahan jelas
karena serin merupakan asam amino dan tidak ada proteinnya sehingga tidak ada
yang di denaturasi. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah rak tabung
untuk meletakkan tabung reaksi, tabung reaksi sebagai tempat sampel, hot plate
untuk memanaskan sampel, gelas kimia tempat meletakkan sampel yang
dipanaskan, gelas sampel sebagai tempat sampel sebelum di tuang ke tabung
reaksi, lumpang untuk tempat telur bekicot, spatula untuk menghancurkan telur
bekicot, pipet tetes untuk mengambil larutan dan sampel, botol reagen untuk
menyimpan larutan, penjepit tabung untuk mengambil tabung reaksi setelah di
panaskan, sikat tabung untuk membersihkan tabung reaksi. Bahan yang digunakan
adalah telur ayam kampung, telur ayam biasa, telur bebek, telur bekicot, susu
biasa, susu beruang, susu kedelai, yougurt, serin dan alanin sebagai sampel, tissue
untuk mengeringkan alat-alat kimia, aquadest untuk memanaskan sampel dalam
gelas kimia, dan kertas label untuk memberi nama larutan. Perlakuannya adalah
harus berhati-hati saat mengambil sampel yang sudah di panaskan agar sampel
tidak tumpah.
Pada percobaan keempat adalah denaturasi protein denganasam kuat.
Asam kuat yang digunakan adalah asam sulfat. Pertama kedelapan sampel yaitu
telur ayam kampung, telur ayam biasa, telur bebek, telur bekicot, susu biasa, susu
beruang, susu kedelai dan yougurt. Asam yang digunakan adalah asam sulfat
karena jika yang digunakan asam yang lain seperti HCL akan menghasilkan gas
klorin yang berbahaya. Kemudian kedelapan sampel tersebut di tetesi dengan
asam sulfat, diamati dan dibandingkan. Setelah dibandingkan pada telur bekicot
dan telur ayam kampung terdapat banyak perubahan yakni telur ayam kampung
menjadi lebih kental dan telur bekicot berubah menjadi putih keorenan dan lebih
kental, selanjutnya telur bebek berubah menjadi putih keruh dan terdapat warna
ungu di dasar tabung dan menggumpal. Selanjutnya telur ayam biasa menjadi
putih susu dan ada gumpalan. Kemudian susu biasa dan susu beruang terdapat
gumpalan dan susu beruang menjadi coklat muda. Terakhir adalah susu kedelai
dan yougurt terdapat gumpalan dan berubah warna. Susu kedelai menjadi putih
kekuningan dan yougurt menjadi pink memudar. Setelah semua dibandingkan
didapatkan pada telur bekicot dan telur ayam kampung lebih banyak yang
terdenaturasi berarti kandungan proteinnya lebih banyak. Sedangkan pada yougurt
paling sedikit yang terdenaturasi ini berarti kandungan protein pada yougurt tidak
terlalu banyak. Alat yang digunakan adalah rak tabung untuk menempatkan
tabung reaksi, tabung reaksi untuk tempat sampel yang akan terdenaturasi, gelas
sampel untuk menempatkan sampel sebelum diletakkan di dalam tabung reaksi,
lumpang sebagai tempat telur bekicot, spatula untuk menghancurkan telur bekicot,
pipet tetes untuk mengambil sampel dan larutan, botol reagen untuk menyimpan
larutan, sikat tabung untuk membersihkan tabung reaksi. Bahan telur ayam
kampung, telur ayam biasa, telur bebek, telur bekicot, susu biasa, susu beruang,
susu kedelai dan yougurt sebagai sampel yang akan didenaturasi, tissue untuk
mengeringkan alat-alat kimia, aquadest untuk mencuci alat kimia, larutan H2SO4
yang akan mendenaturasi sampel, dan kertas label untuk memberi nama larutan.
Perlakuan dalam percobaan ini adalah saat menesteskan H2SO4 harus sesuai
karena jika berlebihan susah di lihat reaksinya.
Percobaan yang kelima adalh hidrolisis protein dengan tiga perlakuan
yakni dengan suhu ruang, pemanasan dan pendinginan. Pada suhu ruang, pertama
sampel yaitu susu biasa, susu kedelai, susu beruang dan yougurt di masukkan
maing-masing kedalam tabung reaksi kemudian di tetesi masing-masing satu pipet
dengan ekstrak jahe yang suhu ruang. Ekstrak jahe berwarna hijau. Setelah
diamati terjadi perubahan pada susu biasa berubah warna menjadi putih kehijauan,
susu kedelai menjadi hijau keruh, susu beruang menjadi krem, dan yougurt
berubah warna menjadi orange. Setelah itu sampel ditetesi masing-masing dengan
larutan ninhidrin dan didapatkan perubahan pada susu biasa menjadi kehijauan
dan endapannya hilang, pada susu kedelai berubah menjadi kehijauan dan ada
endapan, pada susu beruang menjadi krem kehijauan dan ada endapan, serta
yougurt berubah menjadi lebih encer dan ada endapan. Dari semua sampel terjadi
perubahan ini menandakan bahwa terdapat asam amino vsetelah reaksi sampel
dengan ekstrak jahe. Ini berati protein pada susu terhidrolisis dan menghasilkan
asam amino. Protein dihidrolisis oleh ekstrak jahe karena jahe mengandung enzim
yang dapat menghidrolisis protein yaitu enzim protease dan enzim lipase.
Sehingga ketika ditetesi ninhidrin terjadi reaksi. Yang kedua adalah hidrolisis
dengan pemanasan. Pertama, sampel yaitu susu biasa, susu kedelai, suu beruang,
dan yoghurt dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditetesi masing-
masing dengan ekstrak jahe dan terjadi perubahan warna susu biasa menjadi
berwarna putih pekat kehijauan, susu kedelai menjadi kehijauan, susu beruang
menjadi krem dan banyak endapan, dan yoghurt menjadi krem. Ekstrak jahe yang
di gunakan sudah di panaskan diatas hot plate. Setelah itu semua sampel ditetesi
ninhidrin dan terjadi perubahan pada susu biasa menjadi lebih encer dan tidak ada
endapan, pada susu kedelai menjadi putih kehijauan dan tidak ada endapan, susu
beruang menjadi krem pekat dan sedikit endapan dan yougurt tetap krem dan
tidak ada endapan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada susu biasa, susu
kedelai dan susu beruang mengalami hidrolisis protein namun tidak sempurna
karena hanya terjadi perubahan warna dan tidak ada endapan saat ditetesi dan
pada yogurt tidak terjadi hidrolisis protein karena tidak terjadi perubahan warna
dan dan tidak ada endapan. Protein tidak terhidrolisis dan hanya terhidrolisis
dikarenakan ekstrk jahe yang digunakan untuk menghidrolisis sudah dipanaskan
sehingga enzim yang ada di ekstrak jahe yaitu enzim protease dan enzim lipase
yang akan menghidrolisis mengalami kerusakan. Sehingga tidak bisa
menghidrolisis protein. Yang ketinganya adalah hidrolisis dengan pendinginan.
Pertama, semua sampel yaitu susu biasa, susu kedelai, susu beruang dan yougurt
masing-masing di masukkan kedalam tabung reaksi lalu ditetesi dengan ekstrak
jahe dan terjadi perubahan yaitu pada susu biasa berubah menjadi ada endapan,
pada susu kedelai menjadi ada endapan, pada susu beruang menjadi krem
kehijauan dan pada yougurt berubah menjadi orange dan ada endapan. Ekstrak
jahe yang di gunakan dengan suhu dingin di rendam di dalam es batu. Kemudian
semua sampel ditetesi dengan ninhidrin, dan setelah diamati semua sampel tetap
tidak ada perubahan ini berarti protein pada susu tidak terhidrolisis ini di
karenakan enzim pada ekstrak jahe yaitu enzim protease dan enzim lipase tidak
aktif karena suhunya yang rendah. Alat yang di gunakan pada percobaan ini
adalah rak tabung untuk tempat tabung reaksi, tabung reaksi sebagai tempat
sampel, hot plate untuk memanaskan ekstrak jahe, gelas kimia tempat ekstrak
jahe, pipet tete untuk mengambil larutan, botol reagen untuk menyimpan larutan,
sikat tabung untuk membersihkan tabung reaksi. Bahan yang digunaka adalah
susu biasa, susu beruang, susu kedelai dan yougurt sebagai sampel yang akan
direaksikan dengan ekstrak jahe, es batu untuk mendinginkan ekstrak jahe, tissue
untuk mengeringkan alat-alat kimia, kertas label untuk menamai larutan dan
garam untuk di campur dengan ekstrak es untuk menurunkan suhu. Perlakuannya
adalah hati-hati meneteskan ekstrak jahe yang panas ke dalam tabung reaksinya.
Percobaan yang keenam adalah hidrolisis protein dengan uji biuret.
Pertama, dengan suhu ruang. Yang pertama adalah dimasukkan sampel susu
biasa, susu kedelai, susu beruang, dan yoghurt dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan kemudian ditetesi dengan ekstrak jahe yang bersuhu ruang terjadi
perubahan warna yaitu pada susu beruang beruang menjadi putih kehijauan, susu
biasa menjadi putih kehujanan, susu kedelai menjadi hijau encer dan yoghurt
menjadi tetap atau tidak berubah. Setelah itu larutan ditetesi dengan biuret dan
setelah diamati didapatkan perubahan yaitu pada semua sampel berubah menjadi
berwarna hijau kecoklatan. Dari sini dapat di ketahui bahwa pada sampel yang
terhidrolisi proteinnya tidak banyak karena ditandai dengan beraksinya sampel
dengan biuret. Sedangkan biuret untuk mengetahui adanya ikatan peptida dan
ikatan peptida merupakan ikatan antara protein sehingga dapat disimpulkan pada
sampel masih terdapat protein. Yang kedua adalah hidrolisis protein dengan
pemanasan. Pertama, keempat sampel yaitu susu biasa, susu kedelai, susu
beruang, dan yoghurt masing-masing ke dalam tabung reaksi kemudian sampel
ditetesi dengan ekstrak jahe yang sudah dipanaskan diatas hot plate dan diamati
terjadi perubahan yaitu susu beruang berubah menjadi putih keruh, susu biasa
menjadi putih kehijauan, susu kedelai menjadi putih kehijauan dan yoghurt
menjadi krem. Setelah semua sampel ditetesi ekstrak jahe kemudian ditetesi
dengan biuret dan terjadi perubahan pada semua sampel, menjadi hijau
kecoklatan. Ini berarti pada sampel terdapat ikatan peptida karena biuret
mendeteksi keberadaan ikatan peptida. Jika pada sampel terdapat ikatan peptida
maka pada sampel proteinnya tidak terhidrolisis ini di karenakan ekstrak jahe
tidak bisa menghidrolisis susu di karenakan enzim protease dan enzim lipase
mengalami kerusakan karena panas. Sehingga tidak dapat menghidrolissis protein.
Yang ketiga adalah hidrolisiss protein dengan pendinginan. Pertama, keempat
sampel yaitu susu biasa, susu kedelai, susu beruang, dan yoghurt dimasukkan
dalam tabung reaksi kemudian ditetesi dengan ekkstrak jahe dan terjadi perubahan
warna yaitu pada susu beruang berubah menjadi lebih putih, susu biasa menjadi
putih kehijauan, susu kedelai menjadi putih kehijauan dan yoghurt menjadi lebih
putih. Setelah itu ditetesi sampel dengan biuret dan diamati, semua sampel
menjadi hijau kecoklatan. Ini berarti protein pada susu tidak terhidrolisis karena
setelah ditetesi biuret terjadi perubahan warna. Sedangkan biuret untuk
mendeteksi ikatan peptida. Bila ikatan peptidanya ada maka proteinnya pun ada.
Protein pada susu tidak bisa terhidrolisis karena ekstrak jahe tidak bisa
menghidrolisis protein pada susu dikarenakan proses pendinginan. Alat yang
digunakan pada percobaan ini dalah rak tabung untuk menempatkan tabung
reaksi, tabung reaksi sebagai media penempatan sampel, hot plate untuk
memanaskan ekstrak jahe, gelas kimia tempat ekstrak jahe, pipet tetes untuk
mengambil larutan, botol reagen untuk menyimpan larutan, sikat tabunguntuk
membersihkan tabung reaksi. Bahan yang di gunakan adalah susu kedelai, susu
biasa, susu beruang dan yoghurt sebagai sampel, ekstrak jahe yang akan
menghidrolisis protein pada susu, es batu untuk mendinginkan ekstrak jahe, tissue
untuk mengeringkan alat-alat kimia, kertas label untuk menamai larutan, garam
untuk di campur pada es batu, dan biuret untuk menguji larutan peptidanya.
Mengapa digunakan sampel itu putih telur bukan kuning telur di
karenakan pada kuning telur kandungan proteinnya sedikit dan banyak
mengandung vitamin.
Faktor kesalahan pada praktikum ini :
- Kelebihan meneteskan ekstrak ke sampel membuat susu membuat
hidrolisisnya
- Terdapat endapan pada alanin pada saat denaturasi dikarenakan tercampur
sampel
- Kesalahan meletakkan tabung reaksi saat di panaskan membuat sampel
tumpah
- Kekurangan meneteskan ekstrak jahe membuat protein tidak terhidrolisis
atau hanya sedikit yang terhidrolisis
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dapat diketahui :
a. Reaksi asam amino dan alanin dapat bereaksi dengan ninhidrin
membuktikan adanya asam amino
b. Reaksi asam amino serin dan alanin tidak bereaksi dengan biuret
Hal-hal yang dapat mendenaturasi protein adalah
a. Ketika adanya penambahan asam kuat
b. Protein putih telur menjadi rusak
c. Ketika dilakukan pemanasan protein menjadi rusak karena ikatan peptida
terputus
Ketika potein ditambahkan dengan ekstrak jahe terjadi perubahan struktu
menjadi asam amino karena jahe memiliki enzim protease yaitu enzim yang
dapat memecah protein menjadi asam amino
5.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan selanjutnya untuk mendeteksi adanya asam
amino menggunakan sampel yang lain seperti fenil alanin dan firolesin
DAFTAR PUSTAKA