Anda di halaman 1dari 6

Makalah Biokimia

Protein

Disusun oleh :
Kelompok 3
Syelvi Agustin (11/311789/KG/08814)
Kristika Maharani (11/311844/KG/08816)
Mika Cendy Permatasari (11/311871/KG/08818)
Ela Novitasari Kadoli (11/311938/KG/08820)
Nurul Imanda Syafjon (11/311942/KG/08822)
Pipit Rezita (11/311985/KG/08824)
Ratna Denita (09/280168/KG/08384)
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
2012

I. Penyusun Protein
Protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat
dalam semua jaringan hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi biologis protein
sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan
sebagai sumber energi. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu
beragam seperti protein. Oleh karena itulah kelompok senyawa ini disebut protein,
istilah yang berasal dari bahasa Yunani proteios, yang berarti peringkat satu atau
yang utama (Purba, 2006).
Meskipun protein beraneka ragam, semuanya merupakan polimer yang
tersusun dari 20 asam amino. Polimer asam amino disebut

polipeptida

(polypeptide). Protein terdiri dari satu atau lebih polipeptida, yang masing masing
terlipat dan mengumpar menjadi struktur berdimensi tiga yang spesifik.
Semua asam amino memiliki kesamaan struktur. Asam amino (amino acid)
adalah molekul organik yang memiliki gugus karboksil dan
gugus asam amino sekaligus. Ilustrasi di sebelah kanan
menunjukkan rumus umum asam amino. Di tengah asam amino
terdapat atom karbon asimetrik yang disebut karbon alfa ().
Keempat mitra karbon yang berbeda beda adalah gugus
amino, gugus karboksil, atom hidrogen, dan suatu gugus bervariasi yang
dilambangkan dengan R. Gugus R disebut juga rantai samping, berbeda beda
untuk setiap asam amino. Ketika dua asam amino terletak sedemikian rupa sehingga
gugus karboksil pada salah satu asam amino bersebelahan dengan gugus asam
amino pada asam amino yang satu lagi, keduanya dapat digabungkan oleh reaksi
dehidrasi, disertai pelepasan satu molekul air. Ikatan kovalen yang dihasilkan disebut
ikatan peptida (peptide bond) (Campbell, 2010).
Ikatan yang mengaitkan dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida
dan senyawa yang terbentuk disebut dipeptida. Suatu dipeptida juga mempunyai
gugus COOH dan gugus NH2. Oleh karena itu, dipeptida dapat pula mengikuti
asam amino yang lain membentuk tripeptida, dan seterusnya membentuk polipeptida
atau protein (Purba, 2006).
Pada salah satu ujung rantai polipeptida terdapat gugus asam amino bebas;
pada ujung yang satu lagi terdapat gugus karboksil bebas. Dengan demikian, rantai
tersebut memiliki ujung amino (N-terminus) dan ujung karboksil (C-terminus).
Panjang polipeptida berbeda beda, mulai dari beberapa monomer sampai seribu
atau bahkan lebih monomer (Campbell, 2010).

II.

Sifat Protein
Menurut Poedijadi dkk. (2006) sifat sifat protein yaitu :
1. Ionisasi
Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai
muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan
membentuk ion positif, edangkan dalam suasanan basa akan membentuk ion
negatif. Pada titik isoelektrik protein mempunyai muatan positif dan negatif
yang sama, ehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif
apabila ditempatkan di anatara kedua elektroda tersebut.
2. Denaturasi
Ion ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi
dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjaddinya koagulasi atau
penggumpalan. Protein tersebut mengalami perubahan konfirmasi serta
posisinya, sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuan menunjang
aktivitas organ tubuh tertentu hilang dan dikatakan tubuh mengalami
keracunan. Perubahan konfirmasi alamiah menjadi suatu konfirmasi yang
tidak menentu merupkan suatu proses yang disebut denaturasi. Di samping
oleh pH, suhu tinggi dan ion logam berat, denaturasi dapat pula terjadi oleh
adanya gerakan mekanik, alkohol, aseton, ester dan detergen.
3. Viskositas
Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan
yang relatif lebih besar daripada vikositas air sebagai pelarutnya.
4. Kristalisasi
Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan
garam amonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada
titik isoelektriknya.

III.

Klasifikasi protein
Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globular dan konjugasi.
1. Protein bentuk serabut
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk
spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Protein bentuk serabut memiliki daya larut yang rendah, mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan.
Contoh: elastin, dan kolagen.
2. Protein globular
Protein globular berbentuk bola, terrdapat dalam cairan jaringan tubuh.
Protein ini larut dalam garam dan asam encer, mudah berubah dibawah

pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.


Contoh: albumin, globulin dan histon.
3. Protein konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bagan
bahan non asam amino. Gugus asam amino dinamakan gugus prostetik.
Contoh: nukleoprotein dan lipoprotein.

IV.

(Almatsier, 2009)

Fungsi Protein
Protein berfungsi untuk :
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
Sebelum sel mensistesis protein baru, semua asam amino esesnsial
baru tersedia dalam waktu bersamaan. Untuk memproduksi asam amino
nonesensial, harus tersedia nitrogen dalam jumlah yang sesuai.
Banyak pula dari hasil sintesis protein baru digunakan untuk
pemeliharaan jaringan atau pengganti sel yang rusak. Ini terjadi karena
protein secara kontinu dipecah dan resintesis dan proses tersebut dinamakan
turn over protein.
2. Pembentukan komponen tubuh yang penting
Protein diperlukan dalam pembentukan enzim, hormon, hemoglobin (sel
darah merah), pembentukan darah, fotoreseptor pada mata, prekursor
vitamin niasin, neurotransmitter vital pada saraf.
3. Transport nutrient
Protein penting dalam pengaturan transpor nutrient dari usus halus ke
dinding usus halus, ke dalam darah ke jaringan tubuh dan masuk ke dalam
membran sel jaringan. Protein tersebut membawa nutrient spesifik, misalnya
retinol binding protein hanya membawa retinol. Namun, beberapa protein
dapat pula membawa nutrient yang berbeda, seperti metalothionein protein
yang membawa ion tembaga dan seng.
4. Mengatur keseimbangan air
Cairan dalam tubuh terbagi dalam dua bagian ruangan, yaitu ruang
intraseluler (dalam sel) dan ekstraseluler (luar sel). Ruang ekstraseluler
dibatasi oleh interseluler (antarsel) dan intravaskuler (dalam jaringan darah).
Ruangan tersebut dipisahkan antara satu dan lainnya oleh membran sel serta
keseimbangan cairan antaranya harus dijaga. Keseimbangan akan tercapai
oleh kerja yang kompleks dari protein dan ion Na+ dan K+.
5. Menjaga pH tubuh
Protein dalam darah berfungsi sebagai buffer, komponen yang mampu
melawan perubahan pH dan menjaga pH apabila ada tambahan asam atau
alkali.
6. Pertahanan dan detoksifikasi
Untuk melawan infeksi tubuh, tubuh harus mempunyai sistem imun
yang baik. Untuk itu, tubuh harus mampu memproduksi antibodi yang
nantinya dapat menangkap/melawan benda asing atau antigen. Sistem imun

yang baik tergantung pada suplai asam amino yang dibutuhkan untuk
mensistesis antibodi.

Kesimpulan

Protein merupakan polimer yang tersusun dari 20 asam amino dengan ikatan

peptida.
Protein terdapat dalam bentuk fbrous, globular, konjugasi.
Protein mempunyai sifat ionisasi, denaturasi, viskositas, konjugasi.
Protein berfungsi untuk pemeliharaan tubuh dan jaringan, pembentukan komponen
tubuh yang penting, transport nutrien, mengatur keseimbangan air, menjaga pH
tubuh, pertahanan ddan detoksifikasi.

Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2009. Prinsip dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Campbell, Neil A. Dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition And Food. PT Kompas Media Nusantara.
Jakarta.
Poedjiadi, A. dkk. 2006. Dasar dasar biokimia. UI Press. Jakarta.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai