NIM: 06091381924060
Pendidikan Biologi 2019 Palembang
ASAM AMINO
Titik isoelektrik ion zwitter adalah keadaan di mana ion zwitter bersifat netral.
Tiap-tiap asam amino mempunyai titik isoelektrik (TIE) yang berbeda-beda, dari 6,1
hingga menyentuh 10,8. Titik isoelektrik ini berguna untuk menyeimbangkan struktur
asam amino saat disintesis.
- Jika pH asam (di bawah 7), maka TIE menunjukkan ke ion kation, yaitu -NH2.
- Jika pH basa (di atas 7), maka TIE menunjukkan ke ion anion, yaitu -COO.
- Jika pH netral (sama dengan 7), maka TIE menunjukkan ion zwitter.
1. Asam amino esensial (endogen) : Asam amino yang tidak bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan.
Jenis-jenis asam amino esensial yaitu : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin,
Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
2. Asam amino non-esensial (eksogen): Asam amino yang bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam amino esensial.
3. Asam amino esensial bersyarat: Kelompok asam amino non-esensial, namun
pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam
tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga harus
didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Kolerasi antara asam amino dan protein yaitu asam amino merupakan
protein,sedangkan protein belum tentu asam amino.
Protein merupakan polimer asam amino yang berfungsi sebagai enzim,
sebagai antibodi, sebagai hormon, serta sebagai alat transpor dalam darah,
misalnya transpor zat besi dan ikut mempertahankan keseimbangan asam basa
di dalam tubuh. Protein terdiri dari: 1.
Protein Struktural: Protein yang berfungsi sebagai struktural, misalnya
kolagen, keratin, dll. 2.
Protein Fungsional: Protein yang mengerjakan fungsi tertentu, misalnya
enzim dan hormon.
Proporsi protein yaitu:
a. 50-55% karbon.
b. 6-7& hidrogen.
c. 20-23& oksigen.
d. 12-19& nitrogen, dan
e. 0,2-3& sulfur.
Di dalam tumbuhan, protein dapat disusun atau dibentuk dari unsur N yang
berasal dari bahan anorganik, misalnya nitrat, nitrit, dan amonia. Sedangkan
pada manusia dan hewan, protein tidak dapat langsung disusun dari unsur N
yang berasal dari senyawa anorganik, melainkan melalui senyawa yang disebut
Asam Amino.
Ikatan peptida adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara 2 molekul asam
amino ketika gugus karboksil asam amino bereaksi dengan gugus amino dari
asam amino yang lain dengan melepaskan molekul air. Melalui asam amino
dan gugus karboksil maka terbentuklah ikatan-ikatan peptida sehingga menjadi
di, tri, polipeptida yang disebut Protein.
Denaturasi
-> Perubahan struktur protein yang kompleks menjadi struktur yang lebih
sederhana yang diakibatkan oleh faktor-faktor fisik maupun kimia.
-> Perubahan yang besar dalam struktur alami yang tidak melibatkan
perubahan dalam urutan asam amino.
-> Biasanya dapat menimbulkan perubahan beberapa sifat fisik dan
fungsional. Misalnya kelarutan.
-> Protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul
bagian dalam yang bersifat hidrofobik akan keluar. Sedangkan bagian
hidrofilik akan terlipat ke dalam.
● Denaturasi karena asam dan basa
Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH
isoelektris yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif
yang sama. Pada saat inilah protein mengalami denaturasi yang
ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya gumpalan.
● Denaturasi karena garam logam berat
- Garam logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya
asam dan basa. Garam logam berat umumnya mengandung Hg+2,
Pb+2, Ag+1 Tl+1, Cd+2 dan logam lainnya dengan berat atom yang
besar.
- Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan
terbentuknya garam protein logam yang tidak larut.
● Denaturasi yang diawali dengan proses koagulasi
Faktor penyebab koagulasi yaitu:
1. Pemanasan -> Terjadi karena struktur protein berubah karena
pengaruh temperatur yang tinggi sehingga terjadi
perubahan struktur dari protein.
2. Asam -> Terjadi dengan ditambahkannya asam pada bahan yang
sebagian besar komposisinya didominasi oleh protein.
Misalnya susu. Pada proses pembuatan yoghurt, susu
yang didalamnya terkandung bahan protein dalam
bentuk laktosa dan kasein difermentasi dengan
penambahan bakteri dari spesies lactobacillus.
3. Enzim-enzim -> Terjadi pada proses pembuatan keju dengan
menggunakan enzim rennet. Enzim rennet
merupakan nama komersil dari enzim renin. Enzim
rennet membuat susu menjadi bertekstur kental dan
berasa asam (junket). Pada akhir proses tersebut,
susu sebagai bahan baku akan berubah menjadi
dadih yang akan diolah lebih lanjut menjadi keju.
4. Perlakuan mekanis -> Terjadi proses pengocokan yang dikenakan
pada telur akan menyebabkan telur
mengalami koagulasi parsial.
5. Penambahan garam -> Ditunjukkan pada proses koagulasi putih
telur. Untuk mengeraskan keju. Untuk
dapat menekan pertumbuhan
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA