Nim : 0609138194052
Tugas Resume
1. Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi
seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (kantung). Askus adalah semacam
sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan
berkeumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak
disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon. Hifa dari
ascomycota umumnya monokariotik (memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh
septa sederhana.
Jadi askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina.
Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup sebagai saprofit
dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup
gangganghijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
a. Ciri-Ciri
Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan. Tubuh jamur ini
tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup
pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak
sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
Ciri khas ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk
askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Konidium
ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium berupa hifa khusus yang
terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor.
b. Siklus Hidup
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang
(hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa
berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan
ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut
letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid. Pada askogonium tumbuh
trikogen yang menghubungkan askogonium dan anteredium. Melalui trikogin ini inti dari
anteredium pindah ke askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium.
Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti
membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa
bercabang . bagian askogonium berinti banyak, sedangkan bagian ujungnya berinti 2. Bagian
ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
c. Reproduksi
Pada jamur bersel banyak berlangsung dengan membentuk konida atau konidiospora
yang merupakan spora vegetatif. Konidia butir, misalnya Fusarium. Pada beberapa Fusarium
ada juga yang membentuk tak beraturan. Pada jamur bersel satu berlangsung dengan cara
membentuk tunas (Blastopora). Pada waktu masih muda, tunas menempel dari sel induk dan
setelah dewasa, tunas melepaskan diri dari sel induk, misalnya Saccharomyces.
Pada jamur bersel satu misalnya Saccharomyces, berlangsung dengan cara konjugasi
dan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot kemudian tumbuh menjadi askus (berbentuk
kantong panjang berisi askospora). Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis yang
menghasilkan empat sel askospora haplois (n) yang merupakan spora generatif. Pada jamur
besel banyak konidiospora/askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabang
membentuk miselium dan ujung miselium yang vegetatif berubah fungsi membentuk
askogonium (oogonium) dan ujung lain dari miselium membentuk anteridium. Askogonium
membentuk tonjolan (trikogen) yang menghubungkan askogonium dan anteridium. Plasma
dan inti anteridium berpindah ke askogonium. Askogonium yang memiliki pasangan inti
membelah secara mitosis membentuk hifa dikarion yang diploid (2n). Hifa dikarion
memanjang dan membelah menjadi miselium yang akan membentuk badan buah. Ujung-
ujung hifa dikarion membentuk askus, dua inti pada bakal askus membentuk inti diplois (2n)
dan membelah secara mieosis menghasilkan 8 spora askus (askospora) yang haploid (n).
d. Klasifikasi
1. Genus Saccharomyces
Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri atas sel
bulat atau oval. Spesies yang terkenal dari sel Saccharomyches cerevisiae. Sel-sel
saccharomyches cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai
hifa atau hifa semu saccharomyches cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan
aseksual.
2. Genus Neurospora
4. Genus Penicillium
2. Deutomycota
Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimaskkan ke dalam
Deutromycota. Kelompok jamur ini sering juga disebut sebagai jamur tidak sempurna atau
the impect jamur. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan
tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini
menyerupai Ascomycota (septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai
“keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas
statusnya.
1. Ciri-Ciri
2. Siklus Hidup
Deutromycota memiliki hifa yang bersekat. Fungi ini sering disebut fungi tak
sempurna. Hal ini disebabkan anggota fungi ini belum diketahui cara reproduksi seksualnya.
Reproduksi deutromycota dilakukan secara aseksual (secara vegetatif) dengan membentuk
konidia atau konidiospora yang merupakan spora vegetatif. Konidia terbentuk pada ujung
hifa yang tegak, bersekat dan berjumlah empat butir, misalnya Fusarium. Pada bebrapa
Fusarium ada juga yang membentuk tak beraturan.
4. Klasifikasi
Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota
antara lain jamur dari genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh ahli mikologi, nama
genus Aspergillus diubah menjadi Eurotium, Candida menjadi Pichia, dan Penicillium
menjadi Talaromyces. ontoh jamur yang tergolong Deuteromycota adalah Tinea versicolor
penyebab panu dan Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet. Berbagai
penyakit jamur pada manusia banyak diakibatkan oleh jamur Deuteromycota. Demikian pula
penyakit pada hewan. Jamur Deuteromycota juga ada yang bermanfaat, yaitu Aspergillus.
Aspergillus ada yang telah memasukkannya ke dalam Ascomycota. Akan tetapi, ada pula
yang memasukkannya ke dalam Deuteromycota. Aspergillus bersifat saprofit dan terdapat di
mana-mana, baik di negara tropika maupun subtropika. Aspergillus hidup pada makanan,
sampah, kayu, dan pakaian. Hifa Aspergillus bercabang-cabang. Pada hifa tertentu muncul
konidior (pembawa konidia) yang memiliki konidiaspora yang tumbuh radial pada
konidiofor. Coba perhatikan jamur berwarna kekuningan atau kecokelatan pada roti dan
periksalah dengan mikroskop.
3. Cytridiomycota
Filum Chtridiomycota diduga merupakan nenek moyang langsung dari kelompok
fungi tingkat tinggi. Diantara anggota fungi, hanya kelompok Chytrid yang memiliki
flagella. Menurut perkiraan Berbee dan Taylor (dalam Roosheroe,dkk:74) berdasarkan
waktu geologi dan molecular clock, divergensi kingdom Fungi terjadi sebelum tumbuhan
mengkolonisasi daratan (zaman Kambrian, sekitar 900 juta tahun yang lalu). Filum
tersebut hanya memuat satu kelas yaitu Chitridiomycetes. Kelas Chitridiomycetes terdiri
dari 5 ordo, yaitu Chytridiales, Spirallomycetes, Blastocladiales, Monoblepharidales, dan
Neacallimastigales.
Secara keseluruhan, Chytridiomycota sering disebut juga sebagai chytrids walaupun semula
istilah tersebut hanya untuk ordo Chytridiales.
Morfologi
Anatomi
Reproduksi
Proses plasmogami (gabungan dua protoplast yang membawa dua haploid secara bersama
dalam satu sel). Terdapat beberapa cara plasmogamy.