Anda di halaman 1dari 20

JAMUR (Fungi)

Pengertian jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang hampir sama dan agak
berkaitan:

1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok
fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
(“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah
ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur
merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake
(Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di
bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari
ungkapan “Rotinya sudah berjamur” yang maksudnya adalah ‘rotinya telah ditumbuhi
kapang’

Jamur (Fungi) termasuk makhluk hidup eukariot yang tidak berklorofil. Ciri khas lainnya adalah
dinding sel jamur tersusun atas zat kitin. Kitin adalah zat seperti pada kulit udang dan kepiting.
Tubuhnya terdiri dari satu sel atau berbentuk benang yang disebut hifa. Jamur tempe (Rhizopus)
atau jamur oncom (Neurospora) mempunyai hifa. Hifa jamur tempe atau oncom tampak seperti
serabut kapas. Hifa tumbuh bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
Jamur yang terdiri dari satu sel misalnya jamur ragi (Saccharomyces).

Jamur tidak dapat berfotosintesis, sehingga jamur mengambil makanan dari lingkungannya
(heterotrof). Jamur hidup secara saprofit atau parasit. Jamur saprofit banyak dijumpai di atas
tanah, kayu lapuk, atau bangkai binatang. Contoh jamur saprofit adalah jamur kayu, jamur
kuping, jamur merang, dan jamur karat. Jamur yang hidup parasit misalnya jamur panu yang
hidup pada kulit manusia. Jamur tak berklorofil, hidup secara saprofit dan parasit. Dinding sel
jamur tersusun dari zat kitin.

Perkembangbiakan jamur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu secara aseksual (vegetatif)
dan secara seksual (generatif).

1. Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk spora, bertunas, atau fragmentasi hifa.


Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.Di dalam sporangium terdapat
spora. Contoh jamur yang membentuk spora dalah Rhizopus.
2. Perkembangbiakan seksual terjadi dengan meleburnya dua hifa dari jamur berbeda untuk
membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi badan buah.

Jamur dapat diklafikasikan berdasarkan hifa dan alat reproduksinya. Jamur dibedakan menjadi 4
divisi, yaitu Zigomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Saat ini masih
terdapat jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur yang demikian
dikelompokan dalam divisi Deuteromycota yang berarti jamur tak tentu.
Pada kesempatan kali ini kelompok kami mendapat kesempatan membahas tentang Divisi
Ascomycota (Jamur Askus).

ASCOMYCOTA

Ascomycota adalah filum/divisi dari fungi. Anggota filum ini tersebar di seluruh dunia.
Ascomycota dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Sebagian besar dari jamur
yang termasuk golongan Ascomycotina mempunyai hifa bersekat-sekat dan bercabang-cabang.
Selain itu, terdapat jenis jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protopolasma dan inti
sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Struktur tubuh jamur dari golongan Ascomycotina
ada yang multiseluler atau uniseluler seperti pada ragi.

Fungi ascomycota mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang berumur pendek dan
menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah meiosporangium yang
disebut askus. Ascomycota menunjukkan kompabilitas seksual bipolar dan memiliki dinding sel
yang terdiri dari dua lapisan.

Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup parasit atau saprofit.
Jamur yang hidup sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat merugikan seperti
pada tanaman tembakau, pepaya, karet, teh, cokelat, dan padi. Sedangkan jamur saprofit hidup
pada bahan makanan atau sampah. .

Ciri-ciri umum Ascomycota:

 Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.


 memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan berinti banyak
 Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
 Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
 Reproduksi:

Ascomycota dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Ascomycota menghasilkan
spora sebagai hasil dari perkembangbiakan seksual.

 Reproduksi Aseksual:

Dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian lepas.
kadang-kadang kuncup tetap melekat pada induk selnya membentuk rantai sel yang disebut
hifasemu atau pseudohifa.

 Reproduksi Seksual :


1. Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
2. Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk
Anteridium, masing-masing berinti haploid.
3. Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan
askogonium dan anteridium.
4. Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi
plasmogami.
5. Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion.
Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap
berpasangan.
6. Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang
dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung
hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
7. Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
8. Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga
disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat
yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru. Catatan:
didalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan
meiosis menghasilkan 4 inti haploid. setiap haploid akan membelah secara mitosis
sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora.

Spora seksualnya askospora yang dihasilkan oleh askus dalam tubuh buah (askokarp). Spora
aseksualnya adalah konidiospora. Hifa bersekat(berseptum). Anggotanya ada yang uniseluler
contohnya saccharomyses cereviceae (khamir),penicilium chrysogenum (pembuat antibiotik),
Aspergillus Wentii (membuat kecap) ,tetapi sebagian besar anggotnya multiseluler, contohnya
morchella esculenta,sarcosypha coccinea, venturia inaequalis (merusak apel), claviceps purpurea
(penyebab penyakit ergot pada gandum),dll. Beberapa jenis jamur bersimbiosis menjadi
mikoriza, sebagian lagi bersimbiosis menjadi lumut kerak, sebagian besar sporofit pada sisa
organisme.

Ciri khas Ascomycota berkembang biak secara seksual dengan struktur pembentuk spora yang
disebut Askus. Contoh ascomycota adalah Penicilium, Aspergillus, dan Saccharomyces.

Penicillium

Ascocarp dengan ascospora

Ascomycota dibagi menjadi tiga kelas yaitu archiascomycetes, hemiascomycetes, dan


euastomycetes.

Ascomycotina, Divisi ini bercirikn talus yang terdiri dari miselium bersepta. Reproduksi seksual
membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai parasit, yang menimbulkan
panyakit pada tumbuhan. Bentuk askus ada bermacam-macam, antara lain:

1. Askus tanpa askokarp


2. Askus yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut aposetium.
3. Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut kleistotesium.
4. Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiulum disebut
peritesium.
Ada bermacam-macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas.
1) Kelas Hemiascomycetes

Karakter dari kelas ini diantaranya sebagai berikut:

1. Aski tidak terbungkus di dalam atau pada tubuh buah


2. Secara filogenetik kelas ini terdiri dari Budding yeasts dan genera yang yeasts ligt seperti
Ascoidea dan Cephaloascus
3. Kelas tersebut hanya memiliki satu ordo Saccharomycetales atau Endomycetales
4. Taksa yang termasuk ke dalam ordo Saccharomycetales memiliki dinding sel yang
umumnya terdiri dari manan dan gulkan
5. Pada saat pembentukan septa, septanya terdiri dari satu atau beberapa pori yang
mempunyai sumbat dan tidak terdapat woronin.

Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp, tidak mempunyai hifa, tubuhnya terdiri dari sel
bulat atau oval yang dapat bertunas sehingga terbentuk rantai sel atau hifa senu. Contoh anggota
Hemiascomycetes adalah khamir Saccharomyces.
Beberapa jenis Saccharomyces antara lain:

 Saccharomyces cerevisiae, khamir roti atau khamir bir, juga disebut khanir raja yang
berguna dalam pembuatan roti dan alcohol.
 tuac, bekerja mengubah air nira(legen) menjadi tuak.
 Saccharomyces ellipsoideus, mempermentasi buah anggur menjadi anggur manuman.

2) Kelas Archiascomycetes

Memiliki cirri karakter diantaranya sebagai berikut:

1. Merupakan bentuk Ascomycota primitive atau basal Ascomycetes


2. Merupakan keturunan yang mengalami reduksi dari spesies-spesies yang lebih kompleks
yang mempnyai askomata
3. Memiliki tahapan seksual ascogenos, tetapi tidak memiliki hifa ascogenos
4. Reproduksi aseksual dengan pertunasan (Budding) atau pembelahan (cleveage) kecuali
pada genus Neolekta tidak ada ascomata ataupun konidiomata

Klas ini dibagi 5 ordo yaitu.

1. Ordo Pneumocystidales

Karakter:

 Merupakan penyebab pneumonia pada pasien HIV, ex: Pnemocystis carinii


 Dahulu dianggap sebagai protozoa

1. Ordo Schizosaccharomycetales
Karakter:

 Lebih dikenal denga fission yeasts karena reproduksi vegetatifnya dengan pembelahan sel

1. Ordo Neolectales

Karakter:

 Pada genus Neolecta mempunyai apotecia berbentuk clavatus dan bertangkai

1. Ordo Promycetales

Karakter:

 Terdiri dari satu family protomycetaceae dengan 5 genera yang terdiri dari 20 spesies
 Merupakan parasit pada tumbuhan berpembuluh, khususnya family Asteraceae dan
Apiaceae
 Protomicetales jga menghasilkan pigmen pada medium buatan seperti Taphrina

1. Ordo Taprinales

Karakter:

 Terdiri dari satu family taprinaceae dengan genus tunggal kaprina yang terdiri dari
hamper 100 spesies
 Genus kaprina merupakan parasit bersifat demorfik, membentuk miselia dikariotik
 Dan askus terbuka pada fase parasitic membentuk pertunasan sel
 Membentuk pertunasan sel khamir pada fase saprobikbya pada fase haploid
 Taprina merupakan parasit pada berbagai jenis tumbuhan berpembuluh, khususnya paku-
pakuan, Rosales, dan fajales.

3) Kelas Euascomycetes

Karakter dari kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Umumnya fungi Ascomycetous memiliki filament


2. Komposisi dinding selnya didominasi oleh kitin dan glukan
3. Mempunyai lubang septum dengan woroning bodies
4. Euascomycetes dapat membentuk ascogonia dan ascomata
5. Kebanyakan menghasilkan hifa pada medium buatan

Euascomycetes ini terdiri dari 3 sub klas yaitu:

1. Sub klas Plektomycetes

Ciri-cirinya :
 tidak dapat membentuk askomaseluler dan askusnya yang prototunikata tidak mempunyai
hamathecium,
 askus terdapat bebas di atas miselium
 askokarpanya berupa cleistotecium
 askokarpanya tidak berseptum, misalnya Monascus sp. Dan Emirecela sp

Kelas ini terdiri dari 3 ordo yaitu, Ascosphaerales, Onygenales, dan Eurotyales

1. sub klas Hymenoascomycetes

dibedakan cirinya berdasarkan anatomi dan morfologi Dari asal askusnya, yaitu Ascohymenial
atau Ascolocular dari Ascomata dan Ascus yang unitunikata pada hypemenoas comycetes atau
bitunikata.

1. Sub klas Loculoascomycetes

Terdiri dari ordo-ordo Apothe chioid: Arthoneales, Patellariales, Lahmiales; ordo-ordo


Perithecioid: Melanommatales, Pleosporales, Verrucariales, Chaetothyriales

Beberapa Ascomycota penting yang berperan dalam kehidupan sehari-hari :

1. khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman
beralkohol salah satunya berguna untuk membuat bir, maupun alkohol. mampu
mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi
2. khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, dan media lain yang sejenis, dapat
membahayakan lever dan mengandung karsinogenik.
3. Tuber magnatum atau Truffle putih digunakan dalam kuliner.
4. ragi anggur Saccharomyces ellipsoideus, untuk pembuatan wine dari anggur.
5. ragi tuak Saccharomyces tuac, untuk pemuatan tuak dari air nira.
6. kapang oncom Neurospora sitophila, untuk pembuatan oncom
7. Neurospora crassa, kapang yang dipakai sebagai organisme model dalam biologi.
8. Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinae, yang tubuh buahnya dapat dimakan.
9. Venturia inaequalis penyebab penyakit yang merusak buah apel.
10. Clavisceps purpurea hidup sebagai parasit pada bakal buah graminae,penyebab penyakit
ergot pada tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan menimbulkan
ergotisma pada hewan atau manusia yang memakannya.
11. Saccharomyces sp, Ciri umum Saccharomyces sp (ragi) tidak mempunyai hifa dan tubuh
buah. Jenis ragi yang dimanfaatkan untuk pem-buatan tape atau pengembang adonan roti
adalah Saccharo-myces cerevisiae. Jamur ini dapat memfermentasi glukosa menjadi
alkohol dan karbon dioksida.
12. Saccharomyces cerevisiae sebagai pengembang roti atau kue akan berhenti tumbuh jika
kadar alkohol mencapai 4-5%, sedangkan CO2 yang dihasilkan akan mengembangkan
adonan roti. Alkohol akan menguap habis ketika roti dibakar. Saccharomyces cerevisiae
yang dimanfaatkan dalam minuman beralkohol baru berhenti tumbuh (berkembang biak)
pada kadar alkohol mencapai 14-17%.
13. Penecillium notatum dan P. chrysogenum penghasil zat antibiotik (penisilin) yang
ditemukan tahun 1929 oleh Alexander Fleming.
14. Penecillium cammemberti dan P. requefort dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
keju.

Beberapa Ascomycota yang merugikan dalam kehidupan sehari-hari :

Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup parasit atau saprofit.
Jamur yang hidup sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat merugikan seperti
pada tanaman tembakau, pepaya, karet, teh, cokelat, dan padi. Sedangkan jamur saprofit hidup
pada bahan makanan atau sampah.

1. Aspergillus

Aspergillus hidup sebagai saproba pada bermacam-macam bahan organik, seperti pada roti,
daging yang sudah diolah, butiran padi, kacang-kacangan dan lain-lain. Koloninya berwarna abu-
abu, hitam, kuning atau cokelat.

Jenis-jenis Aspergillus antara lain:

1. Aspergillus fumigates, bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran


pernapasan unggas
2. Aspergillus flavus, penghasil flatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker
hati. Kapang ini benyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang terbuat darinya.
3. Aspergillus nidulan, parasit pada telinga menyebabkan outomikosis.

Jamur ini dapat menimbulkan penyakit yang lain yang disebut dengan istilah ”Aspergillogis”.

Identifikasi ”Aspergillogis”

Penyakit jamur yang muncul dengan berbagai sindroma klinis yang disebabkan oleh spesies
Aspergillus. Penderita dengan penyakit paru kronis (terutama asthma, juga penyakit gangguan
paru kronis atau “cystic fibrosis”) dan penderita yang alergi terhadap jamur ini dapat
menyebabkan kerusakan bronchus dan penyumbatan bronchus intermiten. Keadaan ini disebut
sebagai allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA). Kolonisasi saprophytic
endobronchial pada penderita dengan pelebaran bronchus atau bronkiektasi dapat menimbulkan
gumpalan hyphae, dan massa hyphae yang besar mengisi rongga-rongga yang sebelumnya sudah
ada (berupa bola jamur atau aspergilloma). Suatu spesies Aspergillus dapat muncul bercampur
dengan organisme lain dalam abses bakteriil paru-paru atau pada empiema.

Aspergillosis yang invasif dapat terjadi, terutama pada pasien yang menerima terapi
imunosupresif atau sitotoksik; ia dapat menyebar ke otak, ginjal dan organ lain dan seringkali
fatal. Invasi kedalam pembuluh darah berupa trombosis dan menyebabkan infark adalah ciri dari
infeksi jamur ini pada pasien dengan kekebalan rendah.
Organisme ini dapat menginfeksi tempat dipasangnya katup jantung prostetik. Spesies
Aspergillosis adalah penyebab paling umum dari otomikosis; jamur membuat koloni atau
menyebabkan infeksi invasif pada sinus paranasal. Jamur ini tumbuh pada jenis makanan
tertentu, isolat dari A. flavus (kadang juga spesies lain) bisa memproduksi aflatoksin atau
mikotoksin lain; toksin ini dapat menyebabkan penyakit pada ikan dan hewan dan sangat
karsinogenik pada hewan percobaan.

Hubungan antara kadar aflatoksin yang tinggi pada makanan dan timbulnya kanker hepatoseluler
ditemukan di Afrika dan Asia Tenggara. Diagnosis ABPA ditegakkan antara lain adanya reaksi
benjolan merah di kulit jika dilakukan skarifikasi atau suntikan intradermal dengan antigen
Aspergillus, adanya sumbatan bronchus yang menahun, eosinofilia, terbentuknya antibodi
presipitasi serum terhadap Aspergillus, peningkatan kadar IgE dalam serum dan adanya infiltrat
paru yang bersifat transien (dengan atau tanpa bronkiektasis sentral). Kolonisasi endobronkial
saprofitik didiagnosa dengan kultur atau ditemukannya Aspergillus mycelia pada sputum atau
pada dahak ditemukan hyphae. Serum precipitin terhadap antigen spesies Aspergillus biasanya
juga muncul. Bola jamur dari paru biasanya dapat didiagnosa dengan foto toraks dan dari catatan
medis. Diagnosa aspergillosis invasif ditegakkan dengan ditemukannya Mycelia Aspergillus
dengan mikroskop dari jaringan yang terinfeksi; konfirmasi diagnosa dilakukan dengan kultur
untuk membedakan dengan penyakit jamur lain yang gambaran histologinya mirip.

Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus adalah penyebab paling umum dari aspergillosis
pada manusia, walau spesies lain dapat juga sebagai penyebab. Aspergillus fumigatus
menyebabkan banyak kasus bola jamur; Aspergillus niger penyebab umum otomikosis.

Distribusi Penyakit

Tersebar diseluruh dunia, jarang dan bersifat sporadis, tidak ada perbedaan insidens berdasarkan
ras atau jenis kelamin.

Reservoir.

Spesies Aspergillus secara alamiah ada dimana-mana, terutama pada makanan, sayuran basi,
pada sampah daun atau tumpukan kompos. Konidia biasanya terdapat di udara baik di dalam
maupun di luar ruangan dan sepanjang tahun.

Cara Penularan.

Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.

Masa Inkubasi.

Hitungan hari hingga minggu.

Masa Penularan.

Tidak disebarkan dari satu orang ke orang lain.


Kerentanan dan Kekebalan.

Spesies Aspergillus ditemukan dimana-mana, dan Aspergillosis biasanya muncul sebagai infeksi
sekunder dan hal ini membuktikan bahwa orang yang sehat kebal terhadap penyakit ini.
Kerentanan akan meningkat dengan pemberian terapi imunosupresif dan sitotoksik dan serangan
invasif terlihat terutama pada pasien dengan netropenia yang berkepanjangan. Penderita
HIV/AIDS atau penderita penyakit granulomatous kronik pada masa kanak-kanak juga peka
terhadap infeksi jamur ini.

Cara Cara Pemberantasan

A. Cara Cara Pencegahan :

Udara ruangan yang disaring dengan High Efficiency Particulate Air (HEPA) dapat menurunkan
infeksi aspergillosis invasive pada penderita yang dirawat di RS terutama penderita dengan
netropenia.

B. Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan Sekitarnya :

1. Laporan pada instansi kesehatan setempat : laporan resmi biasanya tidak dilakukan, Kelas
5 (lihat tentang pelaporan penyakit menular).
2. Isolasi : tidak perlu.
3. Disinfeksi serentak : menjaga kebersihan, pembersihan terminal.
4. Karantina : tidak dilakukan.
5. Imunisasi : tidak ada.
6. Investigasi kontak dan sumber infeksi : tidak diindikasikan.
7. Pengobatan spesifik : ABPA diobati dengan corticosteroid suppression dan biasanya
membutuhkan terapi yang lama. Reseksi bedah, jika memungkinkan, adalah pengobatan
paling tepat untuk aspergilloma. Amphotericin B (Fungizone® atau formasi lipid) IV
dapat digunakan untuk infeksi jaringan bentuk invasif. Pemberian Itraconazole
bermanfaat bagi penderita yang perkembangannya lebih lambat dan untuk penderita yang
mempunyai masalah kekebalan. Terapi imunosupresif harus dihentikan atau dikurangi
sebisa mungkin. Kolonisasi endobronkial harus diobati sedemikian rupa untuk
memperbaiki drainase bronkopulmoner.

b. Penicillium

Kapang multiseluler ini mempunyai miselium bersekat-sekat. Ujung konidiofornya tidak melebar
melainkan bercabang-cabang tadi. Penicillium, banyak terdapat pada bahan-bahan organik dan
sebagai saprofit, misalnya sebgai berikut:

1. Penecillium italicum dan P. digitatum perusak buah jeruk masing-masing dinamai juga
kapang biru dan kapang hijau.
2. Penecillium axpansup, menyebabkan buah apel membusuk ditempat penyimpanan.
3. Penecillium islandicum merusak beras sehingga menjadi kuning, maka disebut “Yellow
rice”.
4. Basidiomycota sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering disebut jamur
pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual
dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh
buah yang disebut basidioma atau basidiokarp, seperti gambar dibawah ini:
5.
6. Ciri-Ciri Basidiomycota
7. Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Basidium tersebut bisa
berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa
dari Basiomycota umumnya dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang memiliki
hubungan yang sa ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks.
Anggota nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium
yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa lembaran-
lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup saprofit dan parasit,
umumnya berkembang biak secara aseksual dengan konidium.
8. Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh
menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh
membentuk miselium.
9. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing
ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti
sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel
(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan
selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).
10. Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat
basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing basidium memiliki 2 inti
(2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid.
Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh
menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk
siklus hidup Basidiomycotina. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dibawah ini:
11.
12. Siklus hidup basidiomycota
13. Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah
atau substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti
payung, bola atau papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh
buah berbentuk payung. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai
tubuh buah (stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu
massa miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe.
14. Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang
akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar
tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan tersusun
atas lembaran. Tubuh buahnya disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan
dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-
ujung hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua
inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang
menghasilkan 4 inti haploid.
15. Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi
protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan
terbentuk empat buah basidiospora haploid.
16.
17. Reproduksi Jamur Basidiomycota
18. Perkembangbiakan aseksual Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan
konidia dan secara seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+) dan
hifa (–), terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat tumbuh
menjadi tubuh buah (basidiokarp). Perkembangan basidiokarp terjadi di atas permukaan
tanah sampai dengan dihasilkannya basidiospora. Pembentukan basidiospora terjadi di
dalam basidium yang terletak di permukaan bawah tudung basidiokarp.
19.
20. Jenis-Jenis Jamur Basidiomycota
21. Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah
anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis Jamur Basidiomycota tersebut antara lain:
22. 1) Volvariella volvacea (jamur merang)
23. Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-
lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-
merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar
kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak
dibudidayakan.
24. 2) Auricularia polythrica (jamur kuping)
25. Jamur kuping merupakan jamur saprofit pada kayu yang mati. Tubuh buahnya
berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya
enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak
dibudidayakan.

26.
27. (a) Amanita merupakan jamurberacun. (b) Jamur kuping(Auricularia polytricha) yang dapat dimakan
28. 3) Amanita phalloides
29. Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae. Amanita,
merupakan cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota daftar cendawan yang
mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya
dengan sepotong tubuhnya. Jamur ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan ternak,
memiliki tubuh buah berbentuk seperti payung.
30. 4) Puccinia graminis (jamur karat)
31.
32. Koloni jamur karat(Puccinia graminis) pada permukaan daun
33. Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya
makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah kecoklatan
seperti warna karat.

Bryophyta (Lumut) : Pengertian, Ciri,


Struktur, Klasifikasi
AHA BlogWeb Biologi
A. PENGERTIAN BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta berasal dari dua kata “bryon” dan “phyta”. Bryon berarti lumut dan phyta berarti

tumbuhan. Jadi bryophyte dapat diartikan sebagai tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut merupakan

divisi tumbuhan yang hidup didarat , tidak berpembuluh, umumnya berukuran kecil (dapat

berukuran mikroskopik atau tidak terlihat jika tanpa bantuan mikroskop) dan berwarna

hijau. Divisi bryophyta ini termasuk kedalam anggota kingdom plantae (tumbuhan). Lumut

mempunyai sel-sel plastid yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga dapat melakukan

melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, lumut bersifat autrotrof karena dapat membuat makanan

sendiri.
Lumut merupakan peralihan anatara tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang dan daun

sejati) dengan tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang dan daun sejati). Lumut tudak

berpembuluh dan tidak berakar, namun memiliki rizoid (bulu-bulu akar) sebagai pengganti

akar. Melalui rizoid lumut dapat menempel dan menyerap air dan mineral. Setelah air masuk

ketubuh lumut kemudian didistribusikan keseluruh bagian tubuh dengan cara difusi, dengan daya

kapilaritas maupun aliran sitoplasma. Hal inilah yang menyebabkan lumut hanya dapat hidup

ditempat yang teduh dan dirawa. Lumut tidak dapat tumbuh tinggi dan besar seperti tumbuhan

lain, pada umumnya ukurannya tidak lebih 20 cm.

PENGERTIAN, STRUKTUR DAN KLASIFIKASI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)


B. CIRI – CIRI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Bersel banyak dan berbentuk pipih, melekat pada sunbstrat dengan ketinggian 1-2cm
namun ada pula yang mencapai 20cm.
 Bersifat autotroph.
 Dinding selnya terbentuk dari selulosa dan tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh
lignin seperti jaringan penguat pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Pada semua tumbuhan lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya
(anteredium maupun arkegonium) terutama susuna arkegoniumnya.
 Sudah mempunyai rizoid dan daun tapi belum mempunyai akar, batang dan daun sejati.
Fungsi rizoid adalah untuk melekatkan ke substratnya (tempat tumbuhnya) dan menyarap
air dan garam-garam mineral (makanan).
 Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut sehingga proses pengangkutan dalam
tubuhnya menggunakan sel-sel parenkim.
 Habitatnya ditempat lembab dan basah, kecuali sphaginum yang hidup didalam air.
 Lumut tersebar dimana saja, dari daerah tropik sampai daerah tundra/kutub.
 Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak tumbuh
membesar.
 Hidup secara berkoloni

C. STRUKTUR TUBUH BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:

1. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susuna yang berbeda-beda. Jika

batang dilihat dari penampang melintang maka akan tampak bagian-bagian berikut:

 Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang dan membentuk rhizoid-rhizoid
epidermis
 Lapisan kulit dalam tersusun atas beberapa lapisan sel yang dinamakan korteks.
 Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang untuk mengangkut makanan

2. Daun lumut umunya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun. Sel-sel daun kecil, sempit,

panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Diantaranya sel-sel mati yang besar

dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel mati ini berfungsi untuk tempat

persediaan air dan cadangan makanan.

3. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh titik tumbuh dengan sel pemula dipuncaknya. Sel

pemula tersebut umumnya bebertuk bidang empat (tetrader: kerucet terbalik) dan membentuk sel-
sel baru ketiga arah menurut sisinya. Ukuran terbatas mungkin disebabkan karena tidak adanya

sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.

4. Rhizoid (bulu-bulu akar), berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan

menyerap makanan. Rhizoid terdiri dari deret sel yang memanjang kadang-kadang dengan sekat

yang tidak sempurna.

STRUKTUR SPOROFIT TUBUH BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)


Struktur sporofit tubuh lumut terdiri dari:

 Vaginula yaitu akar yang diselubungi oleh sisa dinding arkegonium.


 Seta (tangkai)
 Apofisis yaitu ujung seta yang melebar dan merupakan peralihan seta dengan kotak spora.
 Kaliptra (tudung) berasal dari dinding arkegonium seebelah atas menjadi tudung kotak
spora.
 Kolumera, yaitu jaringan yang tidak ikut serta dalam pembentukan spora.

D. KLASIFIKASI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)


Bryophyta dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:

KLASIFIKASI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)


1. Lumut daun (Musci)

Lumut yang paling banyak dikenal adalah lumut daun yang habitatnya ditempat yang lembab.

Lumut jenis ini mempunyai rizoid (struktur seperti akar) dan struktur seperti daun. Siklus hidupnya

mengalami pergantian masa antara haploid dan diploid. Ukuran sporofitnya lebih kecil, hidup

bergantung pada gametofitnya dan berumur pendek. Contoh lumut ini yaitu: Firaria, Poginatum

cirratum,Polytrichum juniperium, Aerobrysis longissimi, dan lumut gambut Spagnun.

Ciri-ciri Lumut Daun adalah sebagai beikut:

 Memiliki struktur tubuh yang mirip batang, daun dan akar (Rhizoid) tapi tak memiliki
sel/jaringan seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endospore dan eksospora.
 Kumpulannya membentuk hamparan hijau yang luasdan memiliki sifat seperti karet busa
sehingga mampu menyerap dan menahan air.
 Mudah ditemukan (permukaan tanah, batu-batuan, kulit pohon dan ditembok).
 Gametofitnya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu protonema (bertalus, berbentuk benang)
dan gametofora (berupa tumbuhan lumut).

2. Lumut Hati (Hepaticeae)

Lumut hati tubunya terbagi menjadi dua lobus, sehingga tampak seperti lobus pada hati. lumut hati

mencakup sekitar 6.500 spesies. Bentuk gametofit pada lumut tersusun dari struktur yang

membentuk hati pipih yang disebut dengan talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang

dan daun. Dalam sporangium tumbuhan lumut hati terdapat elatera (sel yang berbentuk gulungan)

yang akan terlepas saat kapsul terbuka dan membantu memancarkan spora.

Ciru-ciri lumut hati adalah sebagai berikut:

 Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.


 Gametofit berbentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung.
 Tidak memiliki jaringan meristematic sehingga sporofitnya terbatas.
 Berkembang secara generative dengan oogami, dan secara vegetative dengan
fragmentasi,tunas dan kuncup eram (gemma atau struktur seperti mangkok dipermukaan
gametofit).
 Lumut hati sering ditemui ditanah yang lembab, seperti hutan hujan tropis.

3. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

Lumut tanduk ini berbentuk seperti tanduk. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang

seperti tanduk. Masing-masing mempunyai kloroplas tunggal berukuran besar, lebih besar dari

kebanyakan tumbuhan lumut. Contohnya: Anthocerros leavis.

Ciri-ciri lumut Tanduk adalah:

 Tubuhnya mirip lumut hati namun sporofitnya membentuk kapsul yang memanjang
(seperti tanduk).
 Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi berlekuk.
 Rhizoid berada pada bagian ventral
 Berhabitat didaerah yang mempunyai kelembaban yang tinggi.

E. REPRODUKSI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)


Reproduksi tumbuhan lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya

dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan

membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Terdapat 2 macam gametangium, yaitu sebagai beerikut:

1. Arkegonium

Arkegonium adalah gametangium betina, berbentuk seperti botol terdiri dari dua bagian, bagian

lebar yang disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang

tersusun atas selapis sel. Diatas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar, sel ini

akan megalami pembelahan dan menghasilkan sel telur.

2. Anteredium

Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium

terdiri dari selapis sel-sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah besar sel induk

spermatozoid. Sel induk ini membelah secara miosis dan menghasilkan spermatozoid yang

bentuknya seperti spiral pendek, sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua

bulu cambuk.

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan

disebut metagenesis.Jika anteredium dan arkegonium terdapat dalam satu individu maka

tumbuhan lumut tersebut berumah satu (monoesis). Sedangkan jika dalam individu hanya terdapat

anteredium atau arkrgonium saja maka tumbuhan tersebut berumah dua (diesis).

Siklus metagenesis tumbuhan lumut:


Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Protonema kemudian tumbuh

menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut menghasilkan anteredium dan arkegonium.

Anteredium menghasilkan spermatozoid (sel kelamin jantan), sedangkan arkegonium

menghasilkan ovum (sel kelamin betina),. Spermatozoid kemudian membuahi sel telur dan

menghasilkan zigot. Zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi sporangium. Sporangium

menghasilkan spora. Spora terkumpul pada kotak spora (sporangium). Apabila kotak spora pecah,

maka spora akan bertebaran. Jika spora jatuh pada tempat yang lembab maka akan terjadi siklus

berikut

Anda mungkin juga menyukai