Anda di halaman 1dari 43

FUNGI DAN

ALGA
KELOMPOK III

• SUCI WULANDARI(23012003011)
• ZAHROTU M. MUFIDAH(2301203001)
• WIWIL AZIZAH(2301203015)
• YUSMIDARNI(2301203022)
• SISKA RAMADAN(2301203007)
FUNGI
 Khamir (Yeast)

Yeast merupakan sel tunggal (uniseluler) yang membentuk tunas dan pseudohifa. Hifanya
panjang, dapat bersepta atau tidak bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast memiliki ciri khusus
bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk.
 Kapang (mold)

Kapang adalah jenis lain dari fungi, sebagian besar memiliki tekstur yang tidak jelas dan
biasanya ditemukan pada permukaan makanan yang membusuk atau hangat, dan tempat-tempat
lembab. Sebagian besar kapang, hifanya bersepta dan bersifat uniseluler. Hifanya disebut hifa
bersepta.
 Cendawan (Mushroom)

Cendawan merupakan salah satu kelompok dalam phylum fungi yang biasa disebut dengan
mushroom. Cendawan (mushroom) adalah fungi makroskopis yang memiliki tubuh buah dan
sering digunakan untuk konsumsi. Cendawan sedikit berbeda. Cendawan memiliki bagian yang
disebut dengan tubuh buah. Tubuh buah tersebut terdiri dari holdfast atau bagian yang
menempel pada substrat, lamella, dan pileus
CIRI-CIRI UMUM FUNGI
 Eukariotik (memiliki inti sel)
 Umumnya multiseluler, ada juga yang uniseluler
 Reproduksi dengan pembentukan spora
 Tubuh disusun oleh benang-benang yang disebut hifa. Hifa-hifa bersatu membentuk miselium
 Habitat ditempat yang lembab
 Tidak berklorofil
 Bersifat: parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit dan simbiosis mutualisme.
STRUKTUR SEL FUNGI
 Hifa
 Dinding Sel
 Nukleus

Nukleus bersifat haploid, memiliki ukuran 1-3 mm, didalamnya terdapat 3-40 kromosom.

 Mitokondria

Bentuknya rata atau flat seperti krista mitokondria.

 Badan golgi

Terdiri dari elemen tunggal saluran cisternal. Pada struktur sel fungi juga memiliki ribosom,
retikulum endoplasma, vakuola, badan lipid, glikogen partikel penyimpanan, badan mikro,
mikrotubulus, dan vesikel.
MORFOLOGI FUNGI
 Mempunyai spora
 Memproduksi spora
 Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis
 Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
 Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manna
 Jamur memiliki banyak sel (multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada
juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/Saccharomyces. Jamur multiseluler
tersusun atas benang-benang yang disebut hifa
 Sel-sel jamur sudah memiliki membran inti, sehingga dikelompokkan sebagai organisme
eukariotik
 Pada hifa yang bersekat, setiap sekat terdapat satu inti sel atau beberapa inti sel, adapun pada
hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar didalam sitoplasma yang disebut dengan sinositik.
ZYGOMYCOTA
Ciri-ciri Zygomycota:
 Habitat ditanah, didarat dan hidup sebagai saprofit
 Merupakan kelompok utama dalam membentuk mikoriza
 Memiliki miselium yang bercabang banyak dan juga tidak bersekat-sekat
 Memiliki hifa yang bersifat senositik
 Dinding sel terdiri dari kitin dan tidak memiliki zoospora sehingga spora memiliki sel-sel yang
berdinding
 Bereproduksi secara aseksual dan seksual
 Reproduksi aseksual adalah dilakukan pada spora yang telah pecah yang berasal dari sporangium,
sehingga beberapa hifa akan muncul dengan ujung yang membentuk sporangium berisi spora yang jika
terhambur akan membentuk miselium baru.
 Reproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan peleburan dua hifa yaitu hifa betina dan jantan. Hifa
betina adalah hifa yang memberikan isi selnya. Sedangkan hifa jantan adalah hifa yang menerima isi
selnya.
 Hifa berfungsi dalam penyerapan makanan yang disebut dengan rizoid.
ASCOMYCOTA
Ascomycota bercirikan talus yang terdiri dari miselium yang bersekat. Reproduksi seksual pada
Ascomycota yang akan membentuk askospora didalam askus. Ada yang hidup sebagai saproba
dan ada juga yang hidup sebagai parasit, yang menimbulkan berbagai macam penyakit pada
tumbuh-tumbuhan. Bentuk askus terdiri dari macam-macam bentuk antara lain sebagai berikut.
 Askus tanpa askokarp
 Askus yang askokarpnya berbentuk seperti mangkok yang disebut apotesium
 Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum yang disebut dengan kleistotesium
 Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiolum disebut
peristesium
Hemyascomycetes

Hemyascomycetes adalah jamur yang tidak membentuk askokarp dan tidak memiliki
hifa. Tubuh Hemyascomycetes terdiri dari sel yang bulat atau oval yang dapat
bertunas atau juga dapat dikatakan berkuncup, maka terbentuk rantai sel atau hifa
semu.
PLECTOMYCETES
Plectomycetes adalah takson kelas Ascomycota yang memiliki ciri dengan adanya askokarp
yang berbentuk bulat yang disebut dengan kleistotesium. Kelompok ini ada yang hidup
sebagai saproba, parasit, dan hiperparasit. Jamur yang termasuk dalam kelas Plectomycetes
adalah Aspergillus dan Penicillium. Kedua jamur tersebut bereproduksi dengan aseksual yang
dilakukan dengan pembentukan konidium dalam rantai pada konidiofor tegak. Sedangkan
pada reproduksi aseksualnya dengan spora yang dibentuk dalam askus. Askus-askus
berkumpul dalam askokarp.
PYRENOMYCETES
Ciri khas pada Pyrenomycetes adalah askoma yang memiliki bentuk khusus yang
dilengkapi dengan ostiolum (lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh yang
disebut dengan peritesium, yang berwarna cerah atau gelap. Contoh dari kelas
Pyrenomycetes yang menarik adalah Neurospora sitophila yang banyak digunakan di
Indonesia untuk membuat oncom merah dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah.
Neurospora dapat tumbuh dengan subur pada tongkol jagung yang telah direbus dan telah
diambil bijinya.
Dari berbagai kelas Ascomycota, maka dapat disimpulkan mengenai ciri-ciri Ascomycota.
Adapun ciri-ciri Ascomycota adalah sebagai berikut.
 Menghasilkan askospora (dari reproduksi seksual)
 Talus uniseluler dan multiseluler
 Hifa yang bersekat dan setiap sekat memiliki inti satu
 Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan memiliki sifat heterokarotik (inti berbeda muatan)
 Reproduksi aseksual dengan memperbanyak konidia, spora, tunas, dan fragmentasi. Adapun
reproduksi seksual dengan konjugasi yang digunakan untuk membentuk askospora didalam
askus. Umumnya askus dibentuk dalam tubuh buah yang disebut dengan askokarp (askoma).
BASIDIOMYCOTA
Ciri-ciri Basidiomycota:
 Berdaging dan bersifat saproba
 Tubuh buah seperti payung
 Pada beberapa dari spesies tangkainya asimetris, pendek, bahkan ada juga yang tidak
betangkai
 Basidiospora terdapat pada permukaan lamela atau bilah yang terbentuk dibagian bawah
tudungnya
 Makroskopis disebut dengan mushroom
 Reproduksi aseksual dengan tunas, fragmentasi dan konidia. Sedangkan reproduksi
seksual dengan membentuk basidiospora. Basidiospora menghasilkan basidium yang
memiliki bentuk seperti gada. Basidium ada yang bersekat, dan ada juga yang tidak
bersekat.
DEUTEROMYCOTA
Ciri-ciri Deuteromycota:
 Hifa bersekat dan tubuhnya berukuran mikroskopis
 Bereproduksi hanya secara aseksual yang dilakukan dengan membentuk spora dan
konidia. Adapun reproduksi secara seksual belum diketahui
 Multiseluler
 Umumnya jenis Deuteromycota besifat merusak atau menyebabkan penyakit pada
manusia, hewan dan tanaman.
INTERAKSI ANTARA FUNGI DAN
BAKTERI

 Simbiosis antara semut, fungi dan bakteri

 Dekomposer/pengurai

 Pembuatan kecap
PERANAN FUNGI
 Rhizopus oryzae yang digunakan untuk membuat tempe
 Mucor javanicus yaitu terdapat dalam ragi tape
 Rhizopus nigricans digunakan dalam menghasilkan asam fumarat.
 Saccharomyces cerevisiae digunakan dalam pembuatan roti dan alkohol.
 Saccharomyces tuac digunakan untuk mengubah air nira (legen) menjadi tuak.
 Saccharomyces ellipsoideus digunakan untuk memfermentasikan buah anggur yang menjadi
anggur minuman
 Auricularia politricha (jamur kuping) dapat dimakan, Volvariella (jamur merang)
 Ganodema applanatum digunakan sebagai obat (makanan suplemen)
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
OLEH FUNGI
 Tinea capitis
 Maduromycosis (Madura foot)
 Coccidioidomycosis
 Sporotrichosis
 Panu (Pitriyasis versikolor)
 Tinea favosa
FISIOLOGI FUNGI

 Kandungan air
 Suhu
 Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman (pH)
 Senyawa penghambat
ALGA
Karakteristik alga antara lain sebagai berikut.
 Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni
 Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran dan ada yang menyerupai tumbuhan
tinggi
 Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam
 Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut Stigma (bintik mata merah)
 Didalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil
 Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti sel alga hijau disebut
eukarion
 Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang
STRUKTUR SEL ALGA
 Membran Plasma
 Sitoplasma
 Organel sel
 Inti sel (nukleus)
CHLOROPHYTA (ALGA HIJAU)
Ciri-ciri:
 Uniseluler dan multiseluler
 Bersifat eukariotik
 Klorofil bersifat dominan
 Bentuk kloroplas: spiral, pita, jala, bintang dan gelang
 Dalam pengamatan mikroskop, pirenoid tampak sebagai butiran yang memantulkan
cahaya
 Habitat diair tawar, air laut dan tempat basah
 Reproduksi secara generatif dengan isogami, anisogami dan oogami. Secara vegetatif
dengan zoospora dan alpanospora
Chlorococcym sp Volvox globator Ulva lactuca

Oedogonium sp
CHRYSOPHYTA (ALGA KEEMASAN)

Ciri-ciri:
 Uniseluler dan multiseluler
 Pigmen dominannya yaitu karotin
 Eukariotik
 Kloroplas berbentuk cakram, pita atau oval
 Habitat diair tawar, air laut dan tempat lembab
 Reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri. Secara generatif dengan peleburan gamet

Navicula Vaucheria
PHAEOPHYTA (ALGA COKLAT)

Ciri-ciri:
 Umumnya makroskopis
 Eukariotik
 Pigmen xantofil lebih dominan
 Berbentuk lembaran atau benang
 Mempunyai gelembung-gelembung udara
 Terdapat reseptakel
 Hampir semua alga ini hidup di laut
 Reproduksi secara vegetatif dengan fragmentasi dan spora (aplanospora dan zoospora).
Secara generatif dengan isogami, oogami dan anisogami.
RHODOPHYTA (ALGA MERAH)

Ciri-ciri:
 Eukariotik
 Multiseluler
 Berukuran makroskopis
 Pigmen dominannya yaitu fikoeritrin
 Hidup di air tawar, air laut dan air payau
 Reproduksi secara vegetatif dengan spora. Secara generatif dengan oogami dan
pembuahan sel kelamin betina dan sel kelamin jantan (spermatium)
Gracilaria coronopifolia Galaxaura subfruticulosa

Eucheuma serra Amphiroa sp


CYANOPHYTA (ALGA BIRU)

Ciri-ciri:
 Tipe sel: sel prokariotik (sama dengan bakteri)
 Uniseluler dan multiseluler
 Memiliki pigmen fikosianin
 Klorofil tidak di dalam kloroplas, tetapi tersebar di seluruh sitoplasma
 Hidup di perairan (terutama perairan tawar) dan tempat-tempat lembab
PERANAN ALGA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
 Ganggang coklat (Phaeophyta)

Dimanfaatkan sebagai industri makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat
digunakan untuk pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dan krim.
 Ganggang merah (Rhodophyta)

Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Selain itu
juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
 Ganggang keemasan (Crysophyta)

Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan
alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam.
 Ganggang hijau (Clorophyta)

Beberapa spesies ganggang hijau biru dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan alternatif, misalnya
spirulina sp. Beberapa spesies ganggang hija- biru yang bersimbiosis dapat menambat (fiksasi) nitrogen
bebas, sehingga menambah kesuburan tanah, misalnya: Anabaena azollae.
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
OLEH ALGA
 Amnesic Shellfish Poisoning (ASP)
 Diarrhetic shellfish poisoning (DSP)
 Neurotoxic shellfish poisoning (NSP)
 Paralytic shellfish poisoning (PSP)
 Racun ikan Ciguatera
FISIOLOGI ALGA
 Organisme Aerobic Fotosintetik

 Suhu

 Salinitas

 Dekomposer

 Hasil fotosintesis
INTERAKSI ALGA-FUNGI DAN
REPRODUKSI PADA ALGA

Lumut kerak merupakan gabungan miselium jamur yang didalamnya terjalin sel-sel alga
sehingga membentuk simbiosis mutualisme. Pada substrat (bebatuan/pepohonan) hidup alga
uniseluler dan cendawan keduanya berinteraksi > alga berfotosintesis sedangkan jamur
membentuk kerangka tubuh untuk proteksi dan penunjang > cendawan memperoleh makanan
dari ganggang dengan bantuan tonjolan-tonjolan renik (haustorium). Aseksual (vegetatif),
pembelahan pada alga uniseluler (Chlorella). Fragmentasi terjadi pada alga multiseluler
berbentuk filamen/koloni/talus. Pembentukan spora yang disebut zoospora.
PERBEDAAN FUNGI DAN
ALGA
 HABITAT HIDUP

Habitat Hidup Ganggang atau alga pada umumnya adalah tumbuhan akuatik atau berhabitat di
dalam air baik laut, danau, rawa, maupun kolam. Sedangkan jamur adalah tumbuhan yang hidup
di habitat terrestrial atau dipermukaan tanah, pohon, dan juga organisme yang telah mati.
 JENIS SEL

Semua spesies jamur adalah organisme eukariotik. Sedangkan tidak semua ganggang
merupakan organisme eukariotik, contohnya adalah ganggang biru yang merupakan prokariotik.
 DINDING SEL

Dinding sel ganggang terbentuk dari senyawa organik selulosa seperti yang terdapat pada
tumbuhan hijau. Sedangkan dinding sel jamur terbuat dari kitin yaitu polisakarida yang juga
ditemukan pada kelompok hewan artropoda.
 TUBUH

Ganggang dan jamur memiliki struktur tubuh yang sama-sama berserabut. Dilansir dari
University California Museum of Paleontology, jamur terdiri dari filament atau pasedo parenkim
yang disebut hifa berbentuk sel-sel panjang seperti benang ang terhubung dari ujung ke ujung.
Sementara ganggang terbentuk sel berserabut yang dinamakan parenkyat. Tubuh ganggang biasa
terdiri dari sel yang tidak berinti, sedangjan jamur terdiri dari banyak inti.
 CARA MEMPEROLEH MAKANAN

Ganggang dan jamur memiliki cara memperoleh makanan yang berbeda. Ganggang bersifat
autrotrof atau bisa memasak makanannya sendiri dengan cara berfotointesis. Sehingga gangga
juga memiliki pigmen klorofil yang berbeda sesuai warna dari ganggang itu sendiri. Adapun
jamur bersifat heterotrof atau mendapatkan makannya dari lingkungan. Sehingga jamur tidak
memiliki pigmen klorofil untuk berfotosintesis. Jamur mendapatkan makanannya dengan cara
menempel, melepaskan enzim pencernaan, dan menyerap nutrisi pada inang tempatnya tinggal.
 KEBUTUHAN AKAN CAHAYA

Karena harus melakukan fotosintesis untuk bertahan hidup, ganggang sangat membutuhkan cahaya.
Tanpa adanya cahaya ganggang tidak bisa membuat makanannya dan mati. Sedangkan jamur tidak
membutuhkan cahaya, mereka seringkali ditemukan di tempat yang gelap, hangat, dan lembab.
 PENYIMPANAN MAKANAN

Ganggang menghasilkan dan menyimpan makanan hasil fotosintesis berupa pati atau karbohidrat.
Sedangkan jamur menyimpan makanan dalam glikogen (bentuk penyimpanan glukosa) serta butiran
minyak.
 CARA REPRODUKSI

Ganggang dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Namun jamur dapat bereproduksi
secara seksual, aseksual, dan spora. Spora jamur sangatlah kecil, menyimpan informasi genetik, dan
dapat mempertahankannya ketika kondisi lingkungan buruk.
 SIFAT PARASIT

Ganggang tidak bersifat parasit atau merugikan organisme lain. Sedangkan kebanyakan jamur adalah
parasit yang menempel pada inang lalu menyerap nutrisi dari inangnya.

Anda mungkin juga menyukai