Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAKSONOMI TUMBUHAN
(ASCOMYCOTA)



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:
ARBAI KARTINI NUSHASANAH (G1A011003)
DEVI SANDRILIANA (G1A011010)
DEWI ANGGRAINI (G1A011011)
ISMIATI (G1A011023)
RUYATIN (G1A011032)

PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur adalah sebutan lain untuk kapang/khamir/fungi/yeast. Makna ini
misalnya dapat disimak dari ungkapan Rotinya sudah berjamur maksudnya
disini adalah rotinya telah ditumbuhi fungi. Jamur (Fungi) termasuk makhluk
hidup eukariotik yang tidak berklorofil. Ciri khas lainnya adalah dinding sel
jamur tersusun atas zat kitin. Tubuhnya terdiri dari satu sel atau berbentuk
benang yang disebut hifa. Hifa tumbuh bercabang-cabang membentuk anyaman
yang disebut miselium. Jamur tidak dapat berfotosintesis, sehingga jamur
mengambil makanan dari lingkungannya (heterotrof). Jamur hidup secara
saprofit atau parasit. Jamur saprofit banyak dijumpai di atas tanah, kayu lapuk,
atau bangkai binatang. Contoh jamur saprofit adalah jamur kayu, jamur kuping,
jamur merang, dan jamur karat. Jamur yang hidup parasit misalnya jamur panu
yang hidup pada kulit manusia. Jamur tak berklorofil, hidup secara saprofit dan
parasit. Jamur dapat diklafikasikan berdasarkan hifa dan alat reproduksinya.
Jamur dibedakan menjadi 4 divisi, yaitu Zigomycota, Ascomycota,
Basidiomycota, dan Deuteromycota. Saat ini masih terdapat jamur yang belum
diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur yang demikian dikelompokan
dalam divisi Deuteromycota yang berarti jamur tak tentu.
Salah satu divisi dari fungi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
ascomycota, karena sebagian besar dari jamur yang termasuk filum ascomycota
mempunyai hifa yang bersekat-sekat dan bercabang-cabang. Selain itu, terdapat
jenis jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protopolasma dan inti sel
dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Struktur tubuh jamur dari golongan
ascomycota ada yang multiseluler atau uniseluler seperti pada ragi. Ascomycota
mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang berumur pendek dan
menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah
meiosporangium yang disebut askus. Ascomycota menunjukkan kompabilitas
seksual bipolar dan memiliki dinding sel yang terdiri dari dua
lapisan.Perkembangbiakan fungi ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual (generatif).

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui ascomycota sebagai salah satu divisi dari fungi.
2. Dapat mengklasifikasikan ascomycota berdasarkan ciri-cirinya.
3. Dapat mengetahui cara reproduksi pada ascomycota.
4. Dapat mengetahui manfaat dan kerugian dari ascomycota dalam kehidupan
sehari-hari.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengenal lebih jauh tentang ascomycota.
2. Mahasiswa dapat mengkalsifikasikan ascomycota sebagai salah satu dari
divisi fungi.
3. Mahasiswa dapat membuat laporan ilmiah.







BAB II
ISI
Ascomycota merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup parasit
atau saprofit. Jamur yang hidup sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang
sangat merugikan seperti pada tanaman tembakau, pepaya, karet, teh, cokelat, dan padi.
Sedangkan jamur saprofit hidup pada bahan makanan atau sampah. .
1. Ciri-ciri umum Ascomycota:
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan berinti banyak
Hidupnya ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).

Gambar 1. Lichenes
2. Reproduksi:
Ascomycota dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Ascomycota
menghasilkan spora sebagai hasil dari perkembangbiakan seksual.


Reproduksi Aseksual:
Dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup terbentuk pada sel induk
yang kemudian lepas. kadang-kadang kuncup tetap melekat pada induk
selnya membentuk rantai sel yang disebut hifasemu atau pseudohifa.
Reproduksi Seksual :
1. Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
2. Hifa betina akan membentuk Arkogonium dan hifa jantan akan
membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.
3. Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang
menghubungkan askogonium dan anteridium.
4. Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga
terjadi plasmogami.
5. Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang
dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-
inti tetapi tetap berpasangan.
6. Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa
askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang
disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus
dengan inti haploid dikariotik.
7. Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
8. Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus
sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin.
Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi
benang hifa yang baru.

Gambar 2. Reproduksi ascomycota
Divisi ascomycota dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu protoascomycetes,
euascomycetes, ascoloculares dan ascohymeniales yang dibahas sesuai dengan ciri-ciri,
alat perkembangbiakan, morfologi dan fisiologinya.
1. Protoascomycetes
Kelas protoascomycetes mempunyai miselium yang berbentuk benang atau
tidak. Hifa askogen dan tubuh buah belum ada, juga himenium (suatu lapisan dalam
tubuh buah, askus/basidium tersusun tegak dan berjajar seperti jaringan
tiang/palisade) yang belum ditemukan. Fungi ini banyak yang bersifat haploid dan
tidak memperlihatkan metagenesis. Setelah terjadi fertilisasi zigot langsung
berubah menjadi askus. Plasmogami dan kariogami berlangsung berurutan dan
terjadi dalam tempat yang sama. Pada genus dipodascaeae memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Hifa bersekat
Memiliki banyak inti
Memiliki cabang kopulasi bentuk paruh
Protoascomycetes termasuk ke dalam ascomycetes yang digolongkan ke dalam satu
ordo yaitu:
Ordo endomycetales
Dalam bangsa endomycetales termasuk beberapa family, diantarnya:
Dipodascaceae, memiliki hifa yang bersekat dan mengandung banyak inti.
Untuk pembiakanya, dua hifa yang berdekatan membemtuk cabang-cabang
untuk kopulasi (gametangium) yang berbentuk seperti paruh. Ujungnya yang
bersentuhan lalu bersatu karena dinding disitu terlarut. Setelah terjadi kopulasi,
bagian belakangnya lalu terpisah dari hifa yang mendukungnya dengan suatu
dinding pemisah. Baru setelah terjadi kopulasi dapat kita lihat perbedaan jenis
kelamin antara kedua jenis gametangium tersebut.dari gametagium yang jantan
beberapa inti jantan lalu masuk kedalam gametongium betina. Dari banyak inti
itu, akhirnya satu inti jantan dan satu inti betina yang bersatu. Gametangium
betina lalu menonjol dan membentuk askus yang berbentuk kerucut yang
panjang. Inti yang diploid itu lalu masuk kedalam askus tadi, sedang inti-inti
yang lainnya tidak mengalami perkawinan. Inti diploid tadi lalu mengadakan
perkawinan lalu mengalami degenerasi. Inti diploid tadi lalu mengadakan
pembelahan reduksi dan membentuk sel bebas terjadilah askospora, masing-
masing dengan satu inti. Contoh dari suku ini adalah Dipodascusalbidus.
Klasifikasi:
Kingdom: Fungi
Phylum: Ascomycota
Subphylum: Saccharomycotina
Class: Saccharomycetes
Order: Saccharomycetales
Family: Dipodascaceae
Genus: Dipodascus
Spesies: Dipodascusalbidus

Endomycetaceae, sel-selnya pada waktu muda mengandung banyak inti,
kemudian tiap-tiap sel haya mengandung satu inti saja. Cara pembentukan spora
seperti pada dipodascaceae, tetapi pada endomyceraceae gametangiumnya
berinti satu saja. Hasil kopulasi tidak memanjang, melainkan membulat dan
berisi sejumlah spora yang konstan, yaitu seperti pada ascomycetes yang tinggi
tingkatnya, dalam askus terdapat 8 askospora. Contoh suku ini adalah
Eramascus fertilis, Eramascusalbus.

Gambar 3. Eramascusalbus

Genus Sacharomyces (khamir), jamur ini dianggap sebagai penjelmaan
Endomycetes. Biasanya bersifat unuseluler dan membiak dengan pertunasan.
Dalam keadaan makanan tertentu dapat memperlihatkan hifa, tetapi hifa itu tidak
tetapdan dapat terputus-putus menjadi sel-sel yang terpisah. Contoh spesiesnya
adalah Saccharomyces cerevisiae.
Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae




2. Euascomycetes
Cendawan yang termasuk golongan ini mempunyai askus dengan
didalamnya sejumlah askospora yang tetap, yaitu selalu 8. Pada euascomycetes
askus tidak langsung terbentuk dari zigot yang berasal dari peleburan daur
gametangium. Dalam calon-calon tubuh buah dan sel-sel ujung hifa pada
gametofit membesar menjadi sebuah badan yang mengandung bnayak inti, yaitu
gametangium betina, yang pada Euascomycetes ini disebut askogonium. Pada
ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang
bengkok dengan didalamnya banyak inti. Tonjolan dengan bentuk istimewa ini
dinamakan trikogin. Dari ujung hifa yang berdekatan ada yang sel-sel ujungnya
lalu berubah menjadi anteridium yang bersentuhan dengan ujung trikogin. Alat-
alat kelamin ini terdapat bergelombol-gerombol. Ujung trikogin ini kemudian
lalu membuka dan intinya mengalami degenerasi. Inti jantan dari anteridium lalu
masuk melalui trikogin kedalam askogonium. Dalam askogonium inti-inti betina
dan jantan tidak mengadakan perkawinan, melainkan hanya berpasang-pasangan
saja. Dari arkogonium ini terbentuk hifa dan inti berpasngan tersebut lalu masuk
kedalamya. Hifa askogen inilah yang dapat kita pandang sebagai sporofitnya
Euascomycetes, karna hifa inilah yang akhirnya akn menghasilkan askospora.
Euascomycetes memiliki beberapa ordo sebagai berikut:
a. Ordo Perisporiales
Pada ordo ini, perkembangbiakannya dengan kopulasi antara
askogonium dan anteridium yang pada akhirnya menghasilkan badan buah
yang diselubungi oleh suatu dinding yang dinamakan peridium. Peridium
berbentuk bulat atau bangun perisai, tertutup atau dengan sebuah lubang
pada bagian atasnya. Dalam bangsa ini termasuk:
Erysiphaceae, kebanyakna parasit pada tumbuhan tinggi. Miselium
yang keudara melapisi epidermis organ tumbuhan inang yang diserang
dan kelihatan keputih-putihan seperti tepung, oleh sebab itu juga
dinamakan embun tepung. Miselium menghasilkan konidium, selain
konidium terdapat pula tubuh buah berupa peritesium.Dari genus ini
yang hidup sebagai parasitdan menimbulkan penyakit pada tanaman
budidaya antara lain:
- Oidiumheveae, menyerang daun para.
- Oidiumtuckeri, menyerang buah dan daun anggur .
- Erysiphepolygoni, menyerang kacang kapri.
- E. Graminis, pada rumput.

Gambar 4. Erysiphepolygoni
Perisporiaceae, spesies yang tergolong genus ini hidup sebagai epifit
pada tumbuh-tumbuhan. Gens ini mempunyai miselium di udara yang
berwarna pirang atau hitam.
Genus Microthyriaceae, warganya mempunyai tubuh buah berbentuk
perisai.



b. Ordo Plectascales
Pada jamur ini, gametangium terbentuk secara bebas dengan kopulasi antara
askogonium dan anteridium. Jamur ini membentuk tubuh buah, baik diluar maupun
didalam substratnya. Tubuh buah berbentuk bulat, mempunyai dinding terdiri atas
lapisan miselium steril yang disebut peridium. Askus terdapat didalamnya dan
susunannya tidak beaturan. Askus ini keluar dari hifa askogen, dan mengandung 2-
8 spora. Cara membukanya tubuh buah juga tidak beraturan. Pada beberapa jenis,
selain tubuh buah terdapat pula pembentukan konidium dengan konidiofora yang
sering kali lebih banyak dari tubuh buahnya.
Dari bangsa ini terdapat beberapa genus diantaranya:
GenusGymnoascus, pada suku ini gametangium masih sangat sederhana.
Askus bulat merupakan suatunberkas disamping askogonium yang
memanjang. Hifa sakogen belum sempurna, hifa pembalut dan tubuh buah
belum terdapat.
Klasifikasi:
Kingdom: Fungi
Phylum: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Onygenales
Family: Gymnoascaceae
Genus: Gymnoascus

Genus Aspergillaceae, alat kelamin jantan telah mempunyai trikogen dan
dehabis perkawinan zigot membentuk hifa askogen, tetapi gametangium itu
sering kali mengalami reduksi jadi belu terdapat keseragaman mengenai alat
kelaminnya. Tubuh buah berupa kleistoteseium yang kadang hanya berupa
setukal hifa yang tidak beraturan, tetapi paling sedikit dapat dibedakan dalam
suatu jaringan dasar yang tidak dapat dan selubng yang bersifat sebagai
plektenkim. Askus bulat, tersebar tidak beraturan dalam badan buah tadi dan
sporanya baru dapat terpencar, jika tubuh buah telah pecah.
Dari suku ini yang terkenal ialah marga Asperigillus, konidiofora pada
ujungnya membesar, dan pada ujung itu terdapat sterigma dengan konodium
berderet-deret.
- A. Oryzae, digunakan dalam pembuatan minuman alkohol.
- A. Wenti, mempunyai daya untuk memecah zat putih telut dan mengubah
karbohidrat menjadi gula. Dipergunakan untuk pembuatan kecap atau
taoco.
Klasifikasi:
Filum: Ascomycota
Kelas: Eurotiomycetes
Ordo: Eurotiales
Famili: Trichocomaceae
Genus: Aspergillus
Spesies: A. Wenti

Gambar 5. A. Wenti
- Penicillium, konodiofora pada ujung tidak melebar melainkan bercabang-
cabang, dengan deretan konodium pada cabang-cabang tadi. Jamur ini
banyak terdapat sebagai saprofit pada bahan-bahan organik misalnya; P.
notatum yang menghasilkan antibiotika penisilin, P. glaucum.

Gambar 6. Penicillium sp

3. Ascoloculares
Ascoloculares mempunyai tubuh buah yang terbentuk sebelum terjadinya
alat-alat kelamin. Tubuh buah itu dinamakan pseudotesium. Pseudetesium ini
terdiri atas plektenkim yang tidak rapat dan pada pembentukan akan terbentuk
ruang-ruang (lokulus), yang terisi dengan askus tadi. Askus berbentuk gada,dan
secara aktif melempar keluar spora yang ada di dalamnya. Diantara jamur-jamur
yang tergolong dalam Ascoloculares ada beberapa yang menyebabkan penyakit
tumbuhan, diantaranya Fuusicaldium yang menimbulkan scabies (kubis) pada
bermacam-macam buah-buahan.
Pada kelas ini, terdiri dari 3 genus, yaitu:
Genus Myrangiales
Genus Pseudospheriales
Genus Hemisphaeriales


4. Ascohymeniales
Pada ascohymeniales juga membentuk tubuh buah, setelah membuat
alat-alat kelamin lebih dulu. Tubuh buahterdiri atas suatu selubung hifa steril. Di
dalamnya terdapat sebuah ruangan dengan parafsis serta askus yang tersusun
seperti jaringan tiang (palisade) dan merupakan suatu lapisan yang disebut
himenium. Pada puncak tubuh buah terdapat suatu lubang sebagai jalan keluar
spora yang secara aktif dilemparkan oleh askus.
Ordo Pyreniscomycetesomycetales
Pada ordo ini, sebagian hidup sebagai parasit, dan sebagian saprofit pada
kayu yang lapuk, kotoran hewan, dan lain-lain. Tubuh-tubuh buah berupa
peritesium yang berbentuk bulat atau botol. Peritesium yang paling
sederhana terdapat pada ujung suatu hifa, berwarna hitam sebesar kepala
jarum. Pada jenis lain, peristesium terkumpul pada suatu badan seperti
plektenkim yang dinamakan stroma. Ada pula yang menghasilkan konidium
yang terkumpul dalam suatu badan yang berbentuk bulat yang dinamakan
piknidium. Beberapa genus diantaranya adalah:
Hypocreaceae
Biasanya jamur ini hidup sebagai parasit dalam bakal buah Graminae,
terutama pada secale cereale. Pada awal musim panas, badan buah
diinfeksi oleh aksospora yang kemudian tumbuh dan merusak bakal
buah tersebut. Miselium jamur ini segera menghasilkan konidium dan
mengeluarkan suatu zat suatu zat yang manis yang merupakan tetes-
tetes yang disebut embun madu. Akospora pada jamur ini biasanya tipis
panjang dan tersebar oleh angin dan menginfeksi bung secale cereale.
Discomycetes
Bentuknya seperti piala yang dangkal atau cawan, dan dinamakan
apotesium, karena ujungnya mengadakan pembentangan ke samping
apabila tubuh buahnya sudah masak. Hidup sebagai parasit atau saprofit
terutama pada kayu yang lapuk, kadang-kadang juga dalam tanah yang
mengandung banyak sisa-sisa tumbuhan. Askus pada genus ini akan
membuka dengan suatu katup atau pecah pada ujungnya. Contonya
adalah Botrytis cinerea yang jika menyerang buah anggur akan
mempertinggi kadar gula buah itu.
Tuberales
Tubuh buah pada genus ini selalu terdapat dalam tanah yang berbentuk
cawan atau seperti umbi yang di dalamnya mengandung ruangan-
ruangan dan saluran-saluran yang dibatasi oleh himenium. Miselium
sebagai saprofit dalm tanah-tanah hutan an seringkali bersimbiosis
dengan pohon-pohon hutan sebagai mikoriza. Beberapa jenis
diantaranya menghasilkan tubuh buah yang dapat dimakan, misalnya
Tuber melansoporum.
Klasifikasi:
Filum: Pezizomycotina
Kelas: Pezizomyycetes
Ordo: Pezizales
Famili: Tuberaceae
Genus: Tuber
Spesies: Tuber melansoporum

Gambar 7. Tuber melansoporum




BAB III
PENUTUP

Ascomycota merupakan kelompok jamur yang terbesar. Hidupnya ada yang
parasit, saprofit dan ada juga yang bersimbiosis. Ascomycota memiliki ciri yang paling
utama yakni hifanya yang bersekat dan mempunyai inti yang banyak. Cara
perkembangbiakanya ada yang aseksual dengan membentuk kuncup, dan dengan
seksual dyang membentuk gamet jantan (anteridium) dan gamet betina (arkegonium).
Filum ini memiliki 4 kelas, yakniprotoascomycetes, euascomycetes, ascoloculares dan
ascohymeniales. Kelas protoascomycetes hanya terdapat satu ordo yakni ordo
endomycetales. Kelas euascomycetes, terbagi menjadi ordo Perisporiales, ordo
plectascales. Pada kelas ascoloculares, kelasnya belum dketahui, dan kelas
ascohymeniales memiliki ordo pyreniscomycetesomycetales.













DAFTAR PUSTAKA
Gembong, Tjitrosoepomo.2011.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta.UGM Press.
Campbell, Niel A.2003.Biologi Edisi Kelima.Jakarta.Erlangga.
http://livebiologi.blogspot.com/2011/11/jamur-ascomycotina.html
https://www.google.com/search?q=jamur+ascomycotina&hl=en&client=firefox-
a&hs=uC4&rls=org.mozilla:en-
US:official&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=19ROUeDpIs3IrQezjY
HoCA&ved=0CEIQsAQ&biw=1024&bih=497
http://rhanothari.blogspot.com/
http://www.4shared.com/get/GIE9VDhV/JAMUR_ASCOMYCOTINA.html;jse
ssionid=5C6137A9533AB732C6F89AF7A3065CF1.dc516

Anda mungkin juga menyukai