Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................2
A.    Latar belakang....................................................................................................2
B.     Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Anak kelas Ascomycetes.....................................................................................3
1. Protoascomycetes...........................................................................................4
2. Euascomycetes................................................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
1. Kesimpulan.......................................................................................................12
2. Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB 1

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun


tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya
tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama
hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan
di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini
segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur
dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur
kuping. Di dalam kehirupan kita sehari-sehari sering kita menjupai jamur di
sekitar tempat tinggal kita karena jamur dapat dikenali dengan ciri-ciri yang
dimilikinya diantara ciri-cirinya adalah Jamur merupakan kelompok
organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur
pada umumnya multiseluler (berselbanyak). Ciri ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan,struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.

B.     TUJUAN
a.     Menerangkan adanya variasi pada jamur benar.
b.     Menerangkan susunan tubuh jamur berbagai jenis jamur yang tergolong dalam
jamur benar.
c.     Menyebutkan ciri-ciri kelas pada jamur benar.
d.     Membedakan antara jenis jamur yang satu dengan jamur lainnya.
e.     Menjelaskan cara reproduksi beberapa jenis jamur yang tergolong dalam
jamur benar.
BAB II

PEMBAHASAN

KELAS EUMYCETES
Miselium barcabang-cabang dan bersekat, dinding selnya terdiri dari
khitin. Pembiakan vegetatif dengan spora yang terbentuk endogen di dalam
ascus, atau eksogen pada basidium. Pembentukan ascus dan basidium
merupakan sifat-sifat yang spesifik dan menjadi dasar dalam membagi-bagi
eumycetes ke dalam takson yang lebih kecil.
Ascus bagi ascomycetes merupakan alat reproduksi yang spesifik,
yang sebenarnya adalah sporangium yang berbentuk pembuluh berjumlah 8
spora, yang terjadina endogen. Sedangkan basidia adalah alat reproduksi yang
berbentuk ganda, dengan penonjolan terbentuk 4 basidiospora yang eksogen.
Ascus dan basidium terkumpul dalam suatu badan buah yang terdiri
dari plektenchym. Dalam badan buah ascus atau basidium itu tersusun tegak
dan berjajar seperti jaringan tiang (palissade) bersama-sama dengan parafisa
dan merupakan suatu lapisan yang disebut himenium.
Berdasarkan alat perkembangbiakannya, eumycetes dibagi dalam 3
sub kelas yaitu;
1. Ascomycetes; berkembang biak dengan ascospora, di samping itu juga
kadang-kadang dengan konidium.
2. Basidiomycetes; berkembangbiak dengan basidiospora, kadang-kadang
juga konidium.
3. Deuteromycetes; tidak mempunyai ascus atau basidium dan hanya
berbiak dengan konidium.

A. Anak kelas Ascomycetes


Tanda utama untuk mengenal Ascomycetes ialah askusnya. Askus
merupakan suatu sporangium yang menghasilkan askospora, yang terjadinya
didahului oleh peristiwa perkawinan, plasmogami, kariogami dan pembelahan
reduksi setelah kariogami.
Reproduksi vegetatif pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.Hifa yang bercabang-
cabang ada yang terdiferensiasi membentuk alat reproduksi betina yang
ukurannya lebih besar, yang disebut arkegonium. Didekatnya dari ujung hifa
yang lain terbentuk alat reproduksi jantan yang ukurannya membentuk kecil
disebut anteridium. Baik arkegonium maupun anteridium berinti haploid atau
kromosom dari arkegonium tumbuh saluran yang akan menghubungkan
antara arkegoniun dan anteridium yang disebut trikogin.
Spora aseksual yang dihasilkan melalui reproduksi vegetatif dalam
jumlah yang sangat besar, yang sering kali tersebar oleh angin. Spora aseksul
ini dihasilkan pada ujung hifa, sering kali dalam rantai yang panjang atau
dalam kelompok. Spora tesebut tidak dibentuk di dalam sporangium, seperti
halnya pada zigomycota. Hal itu disebut konidium.
Karena besarnya keanekaragama, biasanya ascomycetes dibagi dalam
dua bagian yaitu Protoascomycetes dan Euscomietes.
1. Protoascomycetes
Warga protoascoycetes mempunyai miseliumyang berbentuk benang
atau tidak.Hifa askogen dan tubuh buah belum ada, juga himenium belum
ditemukan.Jamur-jamur ini banyak yang bersifat haploid, tidak
memperlihatkan pergiliran keturunan.Setelah terjadi perkawinan, zigot
langsung berubah menjadi askus.
Yang termasuk kedalam protoascomycetes adalah jenis-jenis
ascomycetes yang dijadian satu bangsa yaitu;
Bangsa Endomycetales
Dalam bangsa Endomycetales termasuk beberapa suku diantarnya:
1. Suku Dipodascaceae, memiliki hifa yang bersekat dan mengandung
banyak inti. Untuk pembiakanya, dua hifa yang berdekatan
membemtuk cabang-cabang untuk kopulasi (gametangium) yang
berbentuk seperti paruh. Ujungnya yang bersentuhan lalu bersatu
karena dinding disitu terlarut. Setelah terjadi kopulasi, bagian
belakangnya lalu terpisah dari hifa yang mendukungnya dengan suatu
dinding pemisah. Baru setelah terjadi kopulasi dapat kita lihat
perbedaan jenis kelamin antara kedua jenis gametangium tersebut.dari
gametagium yang jantan beberapa inti jantan lalu masuk kedalam
gametongium betina. Dari banyak inti itu, akhirnya satu inti jantan dan
satu inti betina yang bersatu. Gametangium betina lalu menonjol dan
membentuk askus yang berbentuk kerucut yang panjang. Inti yang
diploid itu lalu masuk kedalam askus tadi, sedang inti-inti yang
lainnya tidak mengalami perkawinan. Inti diploid tadi lalu
mengadakan perkawinan lalu mengalami degenerasi. Inti diploid tadi
lalu mengadakan pembelahan reduksi dan membentuk sel bebas
terjadilah askospora, masing-masing dengan satu inti. Contoh dari
suku ini adalah Dipodascusalbidus.
2. Suku Endomycetaceae, sel-selnya pada waktu muda mengandung
banyak inti, kemudian tiap-tiap sel haya mengandung satu inti saja.
Cara pembentukan spora seperti pada dipodascaceae, tetapi pada
endomyceraceae gametangiumnya berinti satu saja. Hasil kopulasi
tidak memanjang, melainkan membulat dan berisi sejumlah spora yang
konstan, yaitu seperti pada ascomycetes yang tinggi tingkatnya, dalam
askus terdapat 8 askospora. Contoh suku ini adalah Eramascus fertilis,
Eramascusalbus.
3. Suku Sacharomycetaceae (khamir), jamur ini dianggap sebagai
penjelmaan Endomycetaceae. Biasanya bersifat unuseluler dan
membiak dengan pertunasan.
Pada beberapa jenis terdapat pembiakan generatif. Dua sel dapat
berkopulasi dan merupakan suatu zigot, yang selanjutnya menjadi askus
dengan inti yang diploid. Dengan pembelahan reduksi umumnya terbentuk
4 askospora, tetapi ada pula yang 8. Askospora akan tumbuh menjadi sel-
sel vegetatif yang haploid. Pada beberapa jenis Saccaharomyces
askosporanya pada waktu perkecambahan dapat berkopulasi menjadi sel-
sel vegetatif yang diploid dan tidak membentuk askus.Sel-sel vegetatif
yang diploid itu membiak dengan pertunasan. Sel-sel akhirnya dapat
bersipat sebagai askus, mengadakan pembelahan reduksi  dan membentuk
askospora. Jadi disini terdapat suatu sporofit, akan tetapi gametofitnya
tidak ada, karena spora langsung mengadakan kopulasi. Adakalanya
skospora  berubah dulu menjadi sel vegetatif yang haploid, dan baru
kemudian sel-sel mengadakan kopulasi. Jadi dalam hal ini ada gametofit
dan sporofit, dengan kata lain disini pergiliran keturunan.
Dinding khamir tidak memperlihatkan reaksi selulosa maupun
kitin, tetapi antara lain mengandung fosfot glikoprotein. Khamir terdapat
pada buah-buahan, lendir dan lain-lain. Dalam cairan yang mengandung
gula menyebabkan pengkhamiran, yaitu perubahan gula menjadi alkohol.
Dari suku ini jenis-jenis yang penting adalah: sacharomyces ellipsideus
(untuk mengkhamirkan cairan buah anggur), S. tuac (merubah air nira atu
tuak), S. cerviseae (khamir roti atau bir juga disebut khamir raja yang
berguna dalam pembuatan roti atau alkohol).

2. Euascomycetes
Yang termasuk golongan ini mempunyai askus dengan didalamnya
sejumlah askospora yang tetap, yaitu selalu 8. Pada euascomycetes askus
tidak langsung terbentuk dari zigot yang berasal dari peleburan dau
gametangium, akan tetapi seperti berikut. Dalam calon-calon tubuh buah
dan sel-sel ujung hifa pada gametofit membesar menjadi sebuah badan
yang mengandung bnayak inti, yaitu gametangium betina, yang pada
Euascomycetes ini disebut askogonium. Pada ujung askogonium terdapat
suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang bengkok  dengan
didalamnya banyak inti. Tonjolan dengan bentuk istimewa ini dinamakan
trikogin. Dari ujung hifa yang berdekatan ada yang sel-sel ujungnya lalu
berubah menjadi anteridium yang bersentuhan dengan ujung trikogin.
Alat-alat kelamin ini terdapat bergelombol-gerombol. Ujung trikogin ini
kemudian lalu membuka dan intinya mengalami degenerasi. Inti jantan
dari anteridium lalu masuk melalui trikogin kedalam askogonium. Dalam
askogonium inti-inti betina dan jantan tidak mengadakan perkawinan,
melainkan hanya berpasang-pasangan saja. Dari arkogonium ini terbentuk
hifa dan inti berpasngan tersebut lalu masuk kedalamya.Hifa askogen
inilah yang dapat kita pandang sebagai sporofitnya Euascomycetes, karna
hifa inilah yang akhirnya akan menghasilkan askospora.

Klasifikasi Euascomycetes kedalam takson yang lebih kecil masih


berbeda-beda diantaranya yaitu:
Bangsa Endomycetales
Kopulasi antara askogonium dan anteridium akhirnya
menghasilkan badan buah yang diselubungi oleh suatu dinding yang
dinamakan peridium.Peridium bulat atau bangun perisai, tertutup atau
dengan sebuah lubang pada bagian atasnya. Dalam bangsa ini termasuk:
1. Suku Erysiphaceae, kebanyakna parasit pada tumbuhan tinggi.
Miselium yang keudara melapisi epidermis organ tumbuhan inang
yang diserang dan kelihatan keputih-putihan seperti tepung, oleh sebab
itu juga dinamakan embun tepung. Miselium menghasilkan konidium.
Dari suku ini yang hidup sebagai parasi tdan menimbulkan
penyakit pada tanaman budidaya antara lain;
– Oidium heveae, menyerang daun para.
– Oidium tuckeri, menyerang buah dan daun anggur .
– Erysiphe polygoni, menyerang kacang kapri.
– E. Graminis, pada rumput.
2. Suku Perisporiaceae, warga suku ini hidup sebagai epifit pada
tumbuh-tumbuhan. Miselium di udara berwarna pirang atau hitam.
3. Suku Microthyriaceae, warganya mempunyai tubuh buah berbentuk
perisai.
Bangsa Plectascales
pada jamur ini gametangium terbentuk secara bebas. Kopulasi
antara askogonium dan anteridium. Jamur ini membentuk tubuh buah,
baik diluar maupun didalam substratnya. Tubuh buah berbentuk bulat,
mempunyai dinding terdiri atas lapisan miselium steril yang disebut
peridium. Askus terdapat didalamnya dan susunannya tidak beaturan.
Askus ini keluar dari hifa askogen, dan mengandung 2-8 spora. Cara
membukanya tubuh buah juga tidak beraturan. Pada beberapa jenis,
selain tubuh buah terdapat pula pembentukan konidium dengan
konidiofora yang sering kali lebih banyak dari tubuh buahnya.

Dari bangsa ini terdapat beberapa suku diantaranya:


1. Suku Gymnoascaceae, pada suku ini gametangium masih sangat
sederhana. Askus bulat merupakan suatunberkas disamping
askogonium yang memanjang. Hifa sakogen  belum sempurna, hifa
pembalut dan tubuh buah belum terdapat.
2. Suku Aspergillaceae, alat kelamin jantan telah mempunyai trikogen
dan dehabis perkawinan zigot membentuk hifa askogen, tetapi
gametangium itu sering kali mengalami reduksi jadi belu terdapat
keseragaman mengenai alat kelaminnya. Tubuh buah berupa
kleistoteseium yang kadang hanya berupa setukal hifa yang tidak
beraturan, tetapi paling sedikit dapat dibedakan dalam suatu jaringan
dasar yang tidak dapat dan selubng yang bersifat sebagai plektenkim.
Askus bulat, tersebar tidak beraturan dalam badan buah tadi dan
sporanya baru dapat terpencar, jika tubuh buah telah pecah.
Dari suku ini yang terkenal ialah marga Asperigillus,
konidiofora pada ujungnya membesar, dan pada ujung itu terdapat
sterigma dengan konodium berderet-deret.
 Oryzae, digunakan dalam pembuatan minuman alkohol.
 A. Wenti, mempunyai daya untuk memecah zat putih telut dan
mengubah karbohidrat menjadi gula. Dipergunakan untuk
pembuatan kecap atau taoco.
 Penicillium, konodiofora pada ujung tidak melebar melainkan 
bercabang-cabang, dengan deretan konodium pada cabang-cabang
tadi. Jamur ini banyak terdapat sebagai saprofit pada bahan-bahan
organik misalnya; P. notatum yang menghasilkan  antibiotika
penisili.

Ascomycetes lebih tingkatan perkembangannya dibedakan


dalam dua golongan yaitu:
1. Ascoloculares
Mempunyai tubuh buah yang terbentuk sebelum terjadinya
alat-alat kelamin.Tubuh buah itu dinamakan
pseudotesium.Pseudotesium terdiri atas plektenkim tidak rapat dan
pada pembentukan ruang-ruang (lokulus), yang terisi dengan
askus.Askus berbentuk ganda, dan secara secara aktif melempar
spora yang ada di dalammnya diantara jamur-jamur yang tergolong
dalam ascoluculares ada beberapa yang menyebabkan penyakit
tumbuhan, diantarnya fusicladium yang
menimbulkan scabies (kudis) pada macam-macam buah-
buahan. Ascoloculares memuat 3 bangsa yaitu :
1). Bangsa Myrangiales,
2). Bangsa Pseudospheriales
3). Bangsa Hemisphaeriales.
2.      Ascohymeniales

 Jamur-jamur ini membentuk tubuh buah, setelah membuat


alat-alat kelamin lebih dulu.Tubuh buah terdiri atas suatu selubung
hifa steril yang teranyam sebagai plektenkim.Di dalanya terdapat
sebuah ruangan dengan parafisis serta askus yang tersusun sepserti
jaringan tiang (palisade), dan merupakan suatu lapisan yang
disebut hymenium. Dalam golongan ini termasuk:
Bangsa Pyrenomycetales, Ciri-cirinya:
  Hidup sebagai parasit,
 Sebagian sebagai saprofit pada kayu yang lapuk, kotoran
hewan, dan lain-lain
 Tubuh buah berupa peritesium yang berbentuk botol atau
bulat.

Dalam bangsa ini termasuk:


Suku  Hypocreaceae
Hidup sebagai parasit dalam bakal buah gramineae. Miselium jamur
ini menghasilkan konidium dan bersama itu dikeluarkan suatu zat yang
manis bersama dengan konidium merupakan tetes-tetes embun madu.
Jika ada kunjungan serangga (semut), tetes-tetes yang mengandung
konidium itu akandipindahkan oleh serangga tadi ke lain-lain tanaman.
Setalah bakal buah rusak, miselium lalu membentuk sklerotium, suatu
badan serupa plektenkim yang lebih padat. Sklerotium ini berwarna
ungu kehitam-hitaman merupakan alat-alat untuk mengahadapi kala
yang buruk (musim rontok dan  musim dingin)
 Bangsa Discomycetales
  Tubuh buah jika sudah masak, ujungnya mengadakan
pembentangan kesamping, hingga bentuknya menjadi seperti piala
yang dangkal atau cawan dan dinamakan
apotesium.Warga  discomycetales hidup sebagai parasite maupun
sebagai saprofit terutama pda kayu yang lapuk, kadang-kadang dalam
tanah yang mengandung sisa-sisa tumbuhan. Bdan buah bernula-mula
berbentuk piala, kadnag-kadang bertangkai dan mencapai lebar 1 dm.
badan buah yang telah tua kehilangan bentuk sebagai piala karena
lapisan luar. Suatu jenis dari bangsa ini adalah botrytis cinerea ( suku
Helotiaceae), jika menyerang buah anggur akan mempertinggi kadar
gula buah yang diserang itu.
Bangsa Tubelares
  Tubuh buah selalu terdapat didalam tanah, terbentuk cawan
atau seperti umbi yang didalamnya mengandung ruangan-ruangan dan
saluran-saluran.Ruangan-ruangan itu berbatasan dengan
hymenium.Miselium sebagai saprofit dalam tanah-tanah hutan dan
sering kali bersimbiosi dengan pohon-pohon hutan sebagai mikoriza.
Beberapa jenis diantaranya tubuh buah yang dapat dimakan,
misalnya:Tuber melanosforum, Tuber rufum.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

EUMYCETES atau jamur benar memiliki bentuk tubuh yang terdiri


dari hifa, sprangium, spora dan rhizoid. Berdasarkan alat
perkembangbiakannya, eumycetes dibagi dalam 3 sub kelas yaitu;
Ascomycetes; berkembang biak dengan ascospora, di samping itu juga
kadang-kadang dengan konidium. Karena besarnya keanekaragama, biasanya
ascomycetes dibagi dalam dua bagian yaitu Protoascomycetes dan
Euscomietes . kemudian di bagi lagi kedalam beberapa bangsa yaitu Bangsa
Endomycetales, Bangsa Endomycetales, Bangsa Endomycetales
,Bangsa Discomycetales, dan Bangsa Tubelares. sedangkan Basidiomycetes;
berkembangbiak dengan basidiospora, kadang-kadang juga dengan konidium.
Dan terakhir Deuteromycetes; tidak mempunyai ascus atau basidium dan
hanya berbiak dengan konidium.

2. Saran

Diselesaikannya penyususnan makalah ini, penyusun mengharapkan


makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya kepada diri penyusun
sendiri. Penyusun menyadari jikalau dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekeliruan, kekurangan, dan kesalahan.oleh sebab itu, penyususn
mengharapkan kepada para pembaca agar mau memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangung demi tercapainya penyususnan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta : Erlangga

Tjitrosoepomo, gembong.2005.TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH (Schizophyta.


Thallophyta, Bryophyta. Pteridophyta).Yogyakarta : Gajah mada university press.

Pelczar, dkk. 1993. Microbiology: Concepts andApplications. McGraw Hill,


Inc.NewYork.

“http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ascomycota&oldid=5449819”
MAKALAH BOTANI TUMBUHAN RENDAH

“KELAS EUMYCETES”

OLEH :
ADINDA MAHARANI (A1J119010)

EKO BUDIONO (A1J119001)

FITRIANI (A1J119002)

NABILAH NUR SYAHIRA (A1J119047)

SRI MEGANSARI PUTRIASRI (A1J119052)

AMRIN (A1J119035)

ASPAR LINDO URI (A1J119038)

HALMA ALI (A1J119043)

SITI NURJANA (A1J119026)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

Anda mungkin juga menyukai