JIHAN F. SAIMIMA
SITI NURHAYATI
MUHAMMAD FARHAN
JAINAL LAI LAEM
CHRISTO B. EOH
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Selain
itu sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kami sebagai mahasiswa dapat
memahami tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena selalu dalam
perlindungan dan kehadirat-Nya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Serta saran dari pembaca
sangat diharapkan untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...............................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua makhluk hidup mulai dari ukuran mikro sampai
ukuran yang makro akan melakukan perkembangbiakan atau bereproduksi
untuk memperbanyak jumlah mereka. Dalam konten ini penulis akan
membahas tentang reproduksi mikroorganisme.
Klasifikasi khamir
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
a) Pertunasan Sel
tunas dapat berasal dari sel-sel khamir atau dari sel-sel hifa. Pertunasan di awali
dengan pembentukan evaginasi kecil pada beberapa titik pada permukaan sel. Ukuran
sel induk tetap, sedangkan sel anak bertambah besar, sampai pada suatu saat di
lepaskan dari sel induk.
Pada Khamir Terdapat Berbagai Bentuk Pertunasan yaitu Berdasarkan Bagaimana
Tunas Dibentuk Pertunasan dapat di katagorikan sebagai holoblastik atau heteroblastik
berdasarkan bagaimana tunas dibentuk dalam ultrastruktur dinding sel. Pertunasan
enteroblastik merupakan karakteristik dari khamir basidiomycetous dan anamorfnya.
Pada pertunasan enteroblastik, lapisan dalam dinding sel (inner layer) dari sel induk
memecah dinding sel pada tempat pembentukan tunaas. Pembentukan tunas secara
berturutan, pada suatu tempat dapat meninggalkan bekas-bekas tunas (bud scars).
Berdasarkan posisi tempat terjadinya, pertunasan yang terjadi pada satu kutub saja
disebut monopolar (Malassezia pachydermatis). Sedangkan pertunasan yang terjadi pada dua
kutub disebut bipolar (Hanseniaspora osmophila dan Wickerhamia fluorescens). Pertunasan
bipolar adalah karakteristik khamir apikulata (apiculate). Pertunasan dari beberapa tempat
pada permikaan sel disebut multilateral atau miltipolar (Saccharomyces cerevisiae). Pada
beberapa khamir basidiomycetous tunas hanya terjadi pada bagian dekat kutub sel, biasanya
pada dasar yang sempit (narrow-base), dan disebut sebagai pertunasan polar. Pertunasan
simpodial adalah proses pertunasan yang mana tunas baru muncul dibelakang dan
berdekatan dengan tempat tunas sebelumnya. Pertunasan akropetal adalah pembentukan
tunas suksesif pada suatu rantai dengan bagian termuda pada apeks. Pertunasan basipetal
adalah pembentukan tunas suksesif dengan bagian tertua pada apeks
Konidia lateral yang di hasilkan pada hifayang pada beberapa spesiesterjadi pada sel
khusus yang disebut sel conidiogenous. Konidia yang terbentuk pada denticle merupakan
karakteristik pada spesies Stephanoascus dan Pichia burtonii.
Klamidospora di definisikan sebagai spora aseksual yang tebal, dihasilkan secara interkalar
atau terminal. Klamidospora berbeda dengan teliosporadari Uredinales dan Ustilaginales dari
mana basidium dihasilkan. Klamidospora adalah karakteristik dari Candida albicans dan spesies
Metschnikowia, dan juga pada biakan yang tua pada medium agar dari taksa lainnya seperti
genera Trichosporon dan Cryptococcus.
b) Pembelahan Sel
Reproduksi vegetatif sel khamir dapat terjadi melalui pembelahan biner seperti yang
terjadi pada bakteri. Mula-mula sel khamir membengkak atau memanjang, kemudian
nukleus terbagi dua, dan terbentuk septa atau dinding penyekat tanpa mengubah dinding
sel. Setelah nukleus terbagi dua, septa terbagi menjadi dua dinding, dan kedua sel
melepaskan diri satu sama lain. Cara reproduksi semacam ini terjadi pada Endomyces dan
Schizosaccharomyces. Pada perkembangbiakan yang terjadi secara cepat, sel mungkin
membelah tetapi tidak terpisah satu sama lain sehingga semakin lama akan membentuk
rantai sel yang panjang seperti miselium.
c) Pembelahan Tunas
Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan tunas, yaitu gabungan antara
pertunasan dan pembelahan, terjadi pada beberapa jenis khamir, misalnya
Saccharomycodes, Nadsonia, dan Pityrosporium yang berbentuk botol. Pada proses ini
mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya tunas pada induk sel relatif besar,
kemudian terbentuk septa yang memisahkan tunas dari induk selnya. Pada soccharomyces
yang melakukan reproduksi dengan cara pertunasan, areal tempat melekatnya tunas pada
induk sel sedemikian kecilnya, sehingga seolah-olah tidak terbentuk septa karena septa
yang terbentuk demikian kecilnya sehingga tidak dapat terlihat oleh mikroskop biasa.
Ballistospora
Ballistospora diproduksi oleh jenis khamir yang termasuk Sporobolomycetaceae,
misalnya Sporobolamyces. Spora ini tumbuh pada ujung sel yang meruncing
(sterigmata), satu demi satu, dan dilepaskan dari sel dengan tekanan. Droplet
yang terbentuk selama pembentukan ballistospora akan dibawa oleh spora
sewaktu dilepaskan.
Khlamidospora
Khlamidospora adalah bentuk spora istirahat yang mempunyai dinding sel tebal
dan dibentuk oleh beberapa jenis khamir.
2. Reproduksi Seksual
Spesies khamir berbeda secara luas dalam strateginya menghasilkan reproduksi
seksual. Spesies khamir homotalik menghasilkan aski atau basidia tanpa melalui perkawinan
(mating), reproduksi seksual terjadi antara sel-sel dari strain tunggal, sedangkan spesies
heterotalik membutuhkan strain yang memiliki tipe mating yang berlawanan. Reproduksi
seksual pada khamir askomycetous adalah askospora yang dapat berbentuk bulat, seperti
gada, topi, helm, atau berbentuk jarum. Pada khamir basidiomycetous reproduksi seksual
adalah basidiospora yang dihasilkan oleh basidium yang tidak berseptum (holobasidium) atau
basidium yang bersepta (phragmobasidium) atau lebih umumnya Khamir yang membentuk
spora seksual yang terdiri dari basidiospora dan askospora. Khamir yang membentuk
basidiospora digolongkan ke dalam Basidiomycetes. Khamir yang membentuk askospora
digolongkan ke dalam Ascomycetes. Khamir yang tidak membentuk spora seksual disebut
Fungi Imperfecti (kelas Deuteromycetes).
3. Klasifikasi Khamir
Kamir merupakan salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan fungi yang
tergolong dalam uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan.
Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding dengan mould
yang tumbuh dengan pembentukan filamen.
Khamir sangat mudah dibedakan dengan mikroorganisme yang lain misalnya dengan
bakteri, khamir mempunyai ukuran sel yang lebih besar dan morfologi yang berbeda. Sedangkan
dengan protozoa, khamir mempunyai dinding sel yang lebih kuat serta tidak melakukan
fotosintesis bila dibandingkan dengan ganggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang dalam
pemecahan bahan komponen kimia khamir lebih efektif memecahnya dan lebih luas permukaan
serta volume hasilnya lebih banyak.
KLASIFIKASI KAMIR
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Sub : Pezizomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan