Anda di halaman 1dari 37

1.

Refrigeran

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin


pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap
panas dari benda atau udara yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke
udara sekeliling di luar benda/ruangan yang didinginkan.

PENGELOMPOKAN REFRIGERAN

Refrigeran yang pertama kali digunakan (1834)adalah eter oleh Jacob Perkins pada mesin
kompresi uap [1]. Selanjutnya pada tahun 1874 digunakan sulfur dioksida (SO2), dan pada tahun
1875 mulai digunakan ethyl chloride (C2H5Cl) dan ammonia. Selanjutnya metil khlorida
(CH3Cl) mulai digunakan tahun 1878 dan karbon dioksida (CO2) tahun 1881. Nitrogen oksida
(N2O3) dan hidrokarbon (CH4, C2H6, C2H4, dan C3H8) banyak digunakan sekitar tahun 1910
sampai 1930. Dichloromethane (CH2Cl), dichloroethylene (C2H2Cl2) dan monobromomethane
(CH3Br) juga digunakan sebagai refrigeran pada mesin sentrifugal.

Pada tahun 1926, Thomas Midgely mengembangkan CFC pertama (Chlorofluorocarbon), R-12.
CFC adalah nonflammable, tidak beracun (bila dibandingkan dengan Sulfur Dioksida) dan
efisien. Produksi komersial dimulai pada 1931 dan dengan cepat dapat di temui di rumah-rumah
berpendingin. Willis Carrier mengembangkan chiller sentrifugal pertama untuk penggunaan
komersial dan era refrigerasi dan pengkondisian udara dimulai.

Penggunaan refrigeran-refrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah ditemukannya Freon


(merek dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Co pada sekitar tahun 1930an, dan menjadi
sangat populer sampai dengan tahun 1985. Refrigeran ini disebut sebagai refrigeran halokarbon
(halogenated hydrocarbon) karena adanya unsur-unsur halogen yang digunakan (Cl, Br) atau
kadangkala disebut sebagai refrigeran fluorokarbon (fluorinated hydrocarbon) karena danya
unsure fluor (F) dalam senyawanya. Berdasarkan jenis senyawanya, refrigeran dapat
dikelompokan menjadi:

1.Kelompok refrigeran senyawa halokarbon.

2.Kelompok refrigeran senyawa organik cyclic.


3.Kelompok refrigeran campuran Zeotropik.

4.Kelompok refrigeran campuran Azeotropik.

5.Kelompok refrigeran senyawa organik biasa.

6.Kelompok refrigeran senyawa anorganik.

7.Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh.

1. Kelompok Refrigeran Senyawa Halokarbon

Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon (HC) yaitu metana
(CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan mengganti atom-atom hidrogen dengan
unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl), fluor (F), atau brom (Br). Jika seluruh atom hidrogen
tergantikan oleh atom Cl dan F maka refrigeran yang dihasilkan akan terdiri dari atom khlor,
fluor dan karbon. Refrigeran ini disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC). Jika hanya
sebagian saja atom hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran yang terbentuk
disebut hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak mengandung atom
khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC).

CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai R-11 atau CFC-11.

CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-12 atau CFC-12. CHClF2


(Chlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-22 atau HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan sebagai R-
113 atau CFC-113. Metana (CH4) dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6) adalah R-170, propane
(C3H8) R-290 dan seterusnya.

Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar
senyawa menjadi stabil. Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom
F ditambahkan agar senyawa menjadi stabil.

2 Kelompok Refrigeran Senyawa Organik Cyclic

kelompok refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor refrigeran adalah sama
dengan cara penulisan refrigeran halokarbon tetapi ditambahkan huruf C sebelum nomor. Contoh
dari kelompok refrigeran ini adalah:

R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane

R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane

R-318 C4F8 octafluorocyclobutane

3 Kelompok Refrigeran Campuran Zeotropik


Kelompok refrigeran ini merupakan refrigeran campuran yang bisa terdiri dari campuran
refrigeran CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigeran yang terbentuk merupakan campuran tak
bereaksi yang masih dapat dipisahkan dengan cara destilasi.

efrigeran ini diberi nomor dimulai dengan 4 sedangkan digit selanjutnya dibuat sesuai perjanjian.
Yang termasuk refrigeran ini adalah

� R-401A campuran R-22(53%) + R-152a(13%) + R-124(34%)

� R-402B campuran R-125(38%) + R-290(2%) + R-22(60%)

� R-403B campuran R-22(56%) + R-218(39%) + R-290(5%)

Refrigeran campuran zeotropik akan menguap dan mengembun pada temperatur yang berbeda
hal ini akan menyebabkan terjadinya temperature glide baik di evaporator maupun di kondensor,
yaitu refrigeran mengalami perubahan fasa pada tekanan konstan tetapi temperaturnya terus
berubah

4 Kelompok Refrigeran Campuran Azeotropik

Kelompok refrigeran Azeotropik adalah refrigeran campuran tak bereaksi yang tidak dapat
dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigeran ini pada konsentrasi, tekanan dan temperatur
tertentu bersifat azeotropik, yaitu mengembun dan menguap pada temperatur yang sama,
sehingga mirip dengan refrigeran tunggal. Namun demikian pada kondisi (konsentrasi,
temperatur atau tekanan) yang lain refrigeran ini bisa saja menjadi bersifat zeotropik.

Kelompok refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan angka lima, sedangkan digit berikutnya
dibuat sesuai perjanjian, sebagai contoh:

� R-500: R-12 (73.8%) + R-152a (26.2%), Temperatur azeotropik: 0oC

� R-502: R-22 (48.8%) + R-115 (51.2%), Temperatur azeotropik: 19oC

5 Kelompok refrigeran organik lainnya

Kelompok refrigeran ini sebenarnya terdiri dari unsur C, H dan lainnya. Namun demikian cara
penulisan nomornya tidak dapat mengikuti cara penomoran refrigeran halokarbon karena jumlah
atom H nya jika ditambah dengan 1 lebih dari 10 sehingga angka kedua pada nomor refrigeran
menjadi dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10), jika dipaksakan dituliskan sesuai dengan
cara penomoran refrigeran halokarbon, maka refrigeran ini akan bernomor R-3110, sehingga
akan menimbulkan kerancuan.

Nomor kelompok refrigeran ini dimulai dengan angka 6 dan digit lainnya dipilih sebarang
berdasarkan kesepakatan. Contoh refrigeran dari kelompok ini adalah:
� R-600 : Butana, CH3CH2CH2CH3

� R-600a : Isobutana, CH(CH3)3

� R-610 : ethyl ether, C2H5OC2H5

� R-611 : methyl format, HCOOCH3

� R-630 : methyl amine, CH3NH2

� R-631 : ethyl amine, C2H5NH2

6 Kelompok refrigeran senyawa unorganik

Kelompok refrigeran ini diberi nomor yang dimulai dengan angka 7 dan digit selanjutnya
menyatakan berat molekul dari senyawanya. Contoh dari refrigeran ini adalah:

� R-702 : hidrogen

� R-704 : helium

� R-717 : amonia

� R-718 : air

. R-720 : Neon (Ne)

. R-729 : Udara

. R-732 : O2

. R-740 : Argon

� R-744 : CO2

.R-744A : N20

� R-764 : SO2

7 Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh


Kelompok refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan menambahkan angka kempat
yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap didepan ketiga angka yang sudah dibahas dalam
sistem penomoran refrigeran halokarbon.

Contoh dari jenis refrigeran ini adalah:

R-1130 1,2-dichloroethylene CHCl=CHCl

R-1150 Ethylene CH2=CH2

R-1270 Propylene C3H6

Refrigerant Hydrocarbon :

R- 50................Metane .......CH4

R-170...............Ethane ....... CH3CH3

R-290.............. .Propane ......CH3CH2CH3

R-600................Butane ........CH3CH2CH2CH3

R-600a.........,,,..Isobutane.....CH(CH3)3

R-1150b.............Ethylene.......CH2=CH2

R-1270b..............Prpyle..........CH3CH=CH2

PEMILIHAN JENIS REFRIGERAN

Pemilihan jenis refrigeran yang akan digunakan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa
sifat berikut:

1.Sifat termodinamika,

2.Tingkat mampu nyala,

3.Tingkat racun,
4.Kelarutan dalam air,

5.Kelarutan dalam minyak pelumas,

6.Reaksi terhadap material komponen mesin,

7.Sifat-sifat fisik,

Sifat termodinamika

Pemilihan refrigeran yang mempunyai sifat termodinamika yang tepat biasanya dilakukan
berdasakan kapasitas refrigerasi yang diperlukan (sangat kecil, kecil, sedang atau besar) dan
temperatur refrigerasi/pendinginan yang diperlukan. Misalnya untuk pengkondisian udara 5oC,
lemari es -10 s/d 2oC, cold storage -25oC, lemari pembeku daging atau ikan -40oC.

Tekanan dan temperatur jenuh

Tekanan dan temperatur jenuh akan menentukan kondisi operasi di evaporator dan kondensor.
Kondisi yang diinginkan adalah pada temperatur pendinginan yang diinginkan refrigeran masih
mempunyai tekanan di atas tekanan atmosfer sehingga tidak ada tekanan vakum dalam sistem
yang dapat menyebabkan masuknya udara dan uap air ke dalam sistem. Pada temperatur
kondensor yang sedikit di atas temperatur kamar, diharapkan refrigeran mempunyai tekanan
yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak diperlukan kompresor dengan perbandingan kompresi
yang tinggi dan berdaya rendah. Disamping itu diinginkan refrigeran yang mempunyai tekanan
kondensor dan evaporator yang tidak terlalu tinggi juga. Hal ini dimaksudkan agar tidak
diperlukan struktur komponen yang kuat dan berat.

Dengan mengetahui tekanan dan temperatur jenuh refrigeran, maka dapat diketahui apakah suatu
refrigeran beroperasi pada kisaran tekanan dan temperatur yang sama dan dapat saling
menggantikan. Berbagai kombinasi campuran refrigeran bertekanan tinggi dan rendah dapat
dilakukan untuk menggantikan refrigeran yang tekanannya berada di antara kedua tekanan
refrigeran-refrigeran yang dicampur .

Temperatur dan tekanan kritik

Tekanan dan temperatur kritik merupakan batas atas dari pemakaian refrigeran pada mesin
refrigerasi kompresi uap. Tidak ada refrigeran yang dioperasikan di atas tekanan atau temperatur
kritik dalam siklus kompresi uap. Untuk mendapatkan COP yang besar refrigeran harus
dioperasikan jauh di bawah titik kritiknya agar diperoleh efek refrigerasi yang besar.

Titik beku

Titik beku refrigeran merupakan batas bawah temperatur operasi dari refrigeran tersebut. Siklus
refrigeran harus beroperasi di atas titik bekunya.

Sifat kimia
Sifat kimia refrigeran yang harus diperhatikan antara lain adalah sifat mampu nyala, tingkat
racun, reaksinya terhadap air, minyak pelumas dan material konstruksi/komponen serta terhadap
produk yang dibekukan jika terjadi kebocoran refrigeran dari sistem.

Sifat mampu nyala dan tingkat racun

Sifat mampu nyala ditentukan oleh komposisi campuran udara � refrigeran dan titik nyala dari
refrigeran tersebut. Berdasarkan kemudahan terbakarnya refrigeran dibagi menjadi tiga kelas
yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3[2].

Refrigeran yang mempunyai titik nyala di atas 750oC dianggap tidak mudah terbakar karena
temperatur nyalanya sudah melebihi temepartur leleh material komponen refrigerasi. refrigeran
kelompok ini termasuk

Refrigeran dengan titik nyala di bawah 750o dan batas bawah penyalaan (LFL = Lower
Flammability Limit, atau LEL = Lower Explotion Limit) adalah lebih besar dari 3,5% volume
(campuran dalam udara), maka refrigeran ini termasuk refrigeran kelas 2. Sedangkan jika batas
bawah penyalaan kurang dari 3,5% maka refrigeran tersebut masuk kelas 3. Tingkat racun dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yaitu refrigeran tak beracun dan kelompok B
refrigeran beracun[2]. Refrigeran dikatakan tidak beracun jika mempunyai LC50 (Lethal
Concentration 50%) lebih besar dari 10.000 ppm, sedangkan refrigeran dianggap beracun jika
LC50 lebih kecil dari 10.000 ppm.

Berdasarkan tingkat mampu nayala dan racun maka refrigeran dapat diklasifikasikan sebagai

� refrigeran kelas A1: tidak beracun tidak mudah terbakar. Semua refrigeran halokarbon masuk
kedalam kelas refrigeran ini.

� Refrigeran kelas A2: tidak beracun, tetapi tingkat nayala masuk kelas 2. Refrigeran campuran
zeotropik antara kelas A1 dan A3 bisa masuk kelas refrigeran ini. R-32, R-141b, dan R-152a
juga masuk dalam kelas refrigeran ini.

� Refrigeran kelas A3: tidak beracun, tetapi mudah terbakar. Refrigeran hidrokarbon, masuk ke
dalam kelas ini.

� Refrigeran kelas B1: beracun tetapi tidak mudah terbakar. Tidak ada refrigeran masuk kelas
ini.

� Refrigeran kelas B2: beracun dan bisa terbakar. Amoniak termasuk kelas refrigeran ini.

� Refrigeran kelas B3: beracun dan mudah terbakar. Kelas refrigeran ini tidak pernah
digunakan.
Kelarutan dalam air

Adanya air atau uap air dalam sistem tidak diinginkan, karena dapat menyebabkan penyumbatan
pada alat ekspansi (moisture choking), korosi, rusaknya isolasi dak kumparan motor listrik dalam
kompresor hermetik, dan terbentuk kerak dalam pipa tembaga.

Uap air dapat berada dalam sistem apabila proses evakuasi (vakum) tidak dilakukan dengan baik,
atau terjadi kebocoran pada sisi tekanan rendah (untuk sistem yang bekerja pada tekanan
vakum), kebocoran pada penukar kalor berpendingin air, pelumas yang basah karena bersifat
higroskopik, atau kebocoran melalui sekat poros untuk kompresor tak hermetik. (Open type)

Pembentuk air dan es dapat terjadi apabila air atau uap air tidak larut atau terlepas dari larutan
refigeran � pelumas. Dengan demikian semakin tinggi kelarutan air dalam refrigeran atau
pelumas semakin baik. Namun tingkat kelarutan air dalam refrigeran biasanya menurun dengan
menurunnya temperatur, sehingga keberadaan air dalam refrigeran selalu dicegah dengan
memasang pengering silica gel atau molecular sieve.

Namun demikian semakin rendah temperatur semakin kecil kelarutannya. Hal ini dapat
menyebabkan terpisahnya air dari refrigeran dan akan menimbulkan persoalan, Oleh sebab itu
keberadaan air dalam sistem tetap harus dicegah.

Kelarutan dalam minyak pelumas

Refrigeran dan pelumas dapat bercampur atau tidak bercampur dengan pelumas bergantung pada
jenis dan ukuran kompresor. Pada kompresor sentrifugal pelumas mempunyai sistem tersendiri
yang terpisah dari saluran refrigeran, sehingga pada sistem ini, tidak perlu dikhawatirkan
pengaruh kelarutan refrigeran dalam minyak pelumas atau sebaliknya. Namun demikian pada
jenis kompresor torak dan ulir refrigeran bercampur dengan minyak pelumasnya. Untuk jenis
kompresor ini maka diperlukan pasangan refrigeran � minyak pelumas yang saling tidak larut,
dengan demikian minyak pelumas dan refrigeran dapat dipisahkan dengan memasang pemisah
oli pada sisi keluaran kompresor.

Pada kompresor torak kapasitas kecil dimana tidak memungkinkan untuk dipasang pemisah oli,
maka diperlukan pasangan refrigeran oli� refrigeran yang larut dengan baik satu sama lain agar
pelumas tidak tertinggal di kondensor, katup ekspansi atau evaporator.

Pada sistem kompresor yang memungkinkan terjadinya pencampuran refrigeran � oli, maka
perlu diperhatikan adanya penuruan kerapatan dan viskositas minyak pelumas tersebut agar tidak
terjadi kegagalan pelumasan.

Pelumas refrigeran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu oli mineral yang
berasal dari minyak bumi dan oli sintetik. Terdapat dua jenis oli mineral yaitu oli mineral
Napthenic dan Paraffinic, keduanya merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, tetapi oli mineral
napthenic mempunyai ikatan cyclic yang menyebabkan oli jenis ini viskositas dan temperatur
curahnya lebih rendah dibandingkan oli mineral Paraffinic yang banyak mengandung lilin
parafin. Dalam praktek keduanya terdapat dalam mineral oli dengan komposisi yang berbeda-
beda[3]. Refrigeran sintetik yang banyak digunakan adalah Alkyl-benzene, Polyo ester (POE),
dan polyalkyl glycol (PAG).

Hampir semua refrigeran halokarbon larut dengan baik dalam oli mineral, kecuali R-22, R-114,
R-502 yang hanya larut sebagian. Oleh sebab itu penggunaan refrigeran yang hanya terlarut
sebagian ini pada sistem refrigerasi yang kecil dan refrigeran tercampur dengan minyak pelumas
memerlukan perhatian pada sistem pemipaan yang memungkin minyak pelumas kembali ke
kompresor secara gravitasi. Sebagai contoh R-22 dengan 10% mineral oil merupakan larutan
yang baik pada kondensor temperatur, tetapi akan terpisah pada temperatur evaporator � 5oC.
Jika kandungan oli mencapai 18% pemisahan akan terjadi pada temperatur 0,5oC[1]. Amonia
dan CO2 tidak larut dalam oli mineral oleh sebab itu pemakaian refrigeran ini pada mesin
refrigerasi besar tidak menjadi masalah karena pencampuran dapat diatasi dengan memasang
pemisah oli. R-134a tidak bercampur dengan oli mineral, sehingga pasangan refrigeran-minyak
pelumas ini tidak digunakan pada mesin refrigerasi kapasitas kecil yang tidak memungkinkan
dipasangnya pemisah oli.

Pada umumnya viskositas dan massa jenis oli pelumas akan menurun jika bercampur dengan
refrigeran. Besarnya penurunan viskositas dan massa jenis ini meningkat dengan meningkatnya
jumlah refrigeran yang terlarut, temperatur dan tekanan[3]. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
agar penurunan viskositas dan massa jenis ini tidak sampai menyebabkan kegagalan pelumasan.

Reaksi terhadap material komponen mesin

Material komponen mesin terdiri dari logam, elastomer dan material pengering seperti silika gel
dan molecular sieves. Refrigeran halokarbon, dan hidrokarbon mempunyai kestabilan kimia dan
kompatibel terhadap hampir semua logam. Namun demikian material yang paling baik
digunakan adalah tembaga. Alumunium akan sedikit bereaksi dengan refrigeran yang
mempunyai kandungan fluor yang tinggi[1]. R-12 dan R-11 menunjukkan reaksi terhadap
alumunium. Namun karena harganya murah maka alumunium dengan lapisan oksida banyak
digunakan sebagai komponen mesin refrigerasi.

Sifat fisika

Kekuatan Dielektrik

Kekuatan dielektrik menentukan apakah refrigeran tersebut menghantarkan listrik atau tidak.
Refrigeran yang baik adalah refrigeran yang mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi atau
tidak menghantarkan listrik. Refrigeran yang mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi aman
digunakan pada kompresor hermetik.
Refrigerant ( cairan Pendingin )

Refrigerant adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi
cair, ataupun sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis
bahan pendingin memiliki karakteristik yang berbeda. Bahan pendingin
diantaranya yang dewasa ini banyak dan secara umum digunakan Refrigerant-
11 (R-11), R-12, R-13, R-22, freon R12 dan R134A.
1. Syarat Refrigerant (bahan pendingin)
Suatu bahan pendingin mempunyai syarat–syarat untuk keperluan proses pendinginan antara lain
:
1) Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.
2) Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak pelumas dan
sebagainya
3) Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
4) Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat–alat yang sederhana maupun dengan alat
detector kobocoran
5) Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah
6) Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator sebesar–
besarnya.
7) Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar aliran refrigeran dalam pipa sekecil
mungkin.
8) Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
9) Konduktifitas thermal yang tinggi.
10) Konstanta dieletrika dari refrigeran yang kecil, tahanan lisrtrik yan besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
11) Tidak merusak tubuh manusia.

2. Jenis-Jenis Refrigerant
1. Refrigeran Primer
Refrigeran adalah zat yang berfungsi sebagai media pendingin dengan menyerap kalor dari
benda atau bahan lain seperti air atau udara ruangan, sehingga refrigeran tersebut dapat dengan
mudah merubah phasanya dari cair menjadi gas. Sedangkan pada saat terjadinya pelepasan kalor
oleh refrigeran terjadi perubahan phasa dari gas bertekanan tinggi jenuh menjadi cair.
Refrigeran primer yang biasa digunakan dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Senyawa Halokarbon
Refrigeran yang memiliki satu atau lebih atom dari salah satu halogen yang tiga (klirin, fluorin,
bromin). Ketentuan bilangan, nama kimia, dan rumus kimia sejumlah anggota kelompok ini yang
ditemukan diperdagangan

Tabel Beberapa Senyawa Halokarbon

Ketentuan Nama Kimia Rumus Kimia


Panorama

R-11 Trikloromonofluorometana CCl3F


R-12 Diklorodifluorometana CCl2F2
R-13 Monoklorotrifluorometana CClF3
R-22 Monoklorodifluorometana CHClF2
R-40 Meniklorida CCH3Cl
R-113 Triklorotrifluoroetan CCl2FCClF2
R-114 Diklorotetrafluoroetana CClF2CClF2

a) Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik sering digunakan pada masa awal perkembangan bidang refrigerasi dan
pengkondisian udara.

TabelBeberapa Senyawa Anorganik

Ketentuan Nama Kimia Rumus Kimia


Panorama

717 Amoniak NH3


718 Air H2O
729 Udara O2
744 Karbondioksida CO2
764 Sulfur dioksida SO2
a) Senyawa Hidrokarbon
Banyak senyawa hidrokarbon yang cocok digunakan sebagai refrigeran, khususnya dipakai
untuk industri perminyakan dan petrokimia.
b) Azeotrop
Campuran Azeotrop dua substansi adalah campuran yang tidakdapat dipisahkan menjadi
komponen-komponennya dengan caradestilasi. Azeotrop menguap dan mengembun sebagai
substansitunggal yang sifatnya berbeda dengan sifat pembentukannya. Azeotrop yang paling
banyak dikenal adalah R-502 yang merupakan campuran 48,8% R-22 dan 51,2% R-115.
1. Refrigeran Sekunder
Refrigeran sekunder adalah fluida yang mengangkut kalor dari bahan yang sedang didinginkan
ke evaporator pada sistem refrigerasi. Refrigeran sekunder mengalami perubahan temperatur bila
menyerap kalor dan membebaskannya pada evaporator, tetapi tidak mengalami perubahan phasa.
Anti beku yang banyak digunakan adalah larutan air dan glikol etalin, glikol propelin, ataupun
kalsium kloida. Salah satu sifat larutan anti beku yang penting adalah titik pembekuannya.

Berikut ini adalah jenis-jenis refrigran dan penggunaannya.


1. Udara
Penggunaan umum refrigran udara sebagai refrigran adalah di pesawat terbang,
sistem udara yang ringan menjadi kompensasi bagi COP-nya yang rendah.
2. Ammonia
Jenis ini digunakan pada instalasi suhu rendah pada industri besar. Banyak sistem
ammonia yang baru, mulai yang digunakan pada setiap tahun.
3. Karbondioksida
Refrigran ini kadang-kadang digunakan untuk pembekuan dengan cara sentuhan
langsung dengan bahan makanan. Tekanan pengembunannya yang tinggi biasanya
membatasi penggunaannya hanya pada bagian suhu yang rendah dalam sistem
kaskada (Cascade), yang untuk bagian suhu tingginya digunakan refrigran lain.
4. Refrigran 11
Bersama dengan refrigran 113, refrigran ini populer untuk sistem-sistem
kompresor tunggal.
5. Refrigran 12
Refrigran ini terutama digunakan dengan kompressor torak untuk melayani
refrigerasi rumah tangga dan didalam pengkondisian udara kendaraan otomotif.
6. Refrigran 22
Karena biaya kompressor dapat lebih murah jika menggunakan refrigran 22
dibandingkan dengan refrigran 12, maka refrigran ini telah banyak mengambil
peranan refrigran 12 untuk keperluan pengkondisian udara.
7. Refrigran 502
Refrigran ini adalah jenis refrigran yang terbaru, dengan sejumlah keuntungan
seperti yang dimiliki refrigran 22, tetapi mempunyai kelebihan dari sifatnya
terhadap minyak, dan suhu buang (discharge temperature) yang lebih rendah
diban ding refrigran 22.

Macam-Macam Refrigerant

Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk menyerap panas
melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas melalui perubahan fase
dari gas ke cair (kondensasi), sehingga refrigeran dapat dikatakan sebagai pemindah panas dalam
sistem pendingin. Adapun pengertian lainnya adalah Refrigerasi atau pendinginan merupakan
proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan dan mempertahankan
keadaannya sedemikian rupa sehingga temperaturnya lebih rendah dari pada lingkungan
sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi adalah terapan dari mata kuliah Perpindahan Panas dan
Thermodinamika, dimana kalor akan mengalir atau berpindah dari suatu keadaan yang
mempunyai temperatur tinggi ke suatu keadaan yang bertemperatur rendah.

Berikut ini adalah macam-macam dari refrigeran :

1. Refrigerant fluorocarbon terhidrogenasi (HFC)

HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi freon. Hal ini
disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor (Cl) yang dapat merusak lapisan ozon.
Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hidrogen, fluorine dan karbon tanpa adanya zat chlor
(Cl).
Macam-macam HFC dan pemakaiannya :

 HFC 125 (CHF2CF3)


Sebagai pengganti freon–115 / R115 untuk pendingin air.

 HFC 134a (CH3CH2F)

Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan tingkat kandungan
racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari es dan pendingin air.

 HFC 152a (CH3CHF2)

Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara, pendingin air.

2. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)

Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem pendingin. Bahan
dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor dalam komposisinya. Karena
mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini mempunyai dampak penipisan ozon dimana akan
berpengaruh negatif terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak
negatif terhadap iklim, yaitu meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta
pencemaran udara.
Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan :
Nama –Rumus- Kimia- Titik Didih (˚C)

 Freon – 11 CCl3F 23,8 (˚C)


 Freon – 12 CCl3F2 – 29,8 (˚C)
 Freon – 13 CClF3 – 81,4 (˚C)
 Freon – 21 CHCL2F 8,9 (˚C)
 Freon – 22 CHClF2 – 40,8 (˚C)

3. Terhidrogenasi klorofluorokarbon refrigeran (HCFC)

Terdiri dari hidrogen, klorin, fluorin, dan karbon. Refrigeran ini mengandung jumlah minimal
klorin, yg tidak merusak lingkungan karena berbeda dari refrigeran lain.

4. Carbon Dioksida (CO2)

Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik didihnya -78,5˚C,
berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan tinggi sehingga pemakaiannya
terbatas dan biasanya dipakai pada proses refrigerasi dengan tekanan per ton yang besar.

5. Azetropes

Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda. Jenis yang banyak
dipakai :

 Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.
 Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115

6. Methil Clorida (CH3Cl)

Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya – 23,7 0F.

7. Uap Air

Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk pendingin suhu
tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0˚C. pemakaian utamanya untuk comfort
air cionditioning dan water cooling.

8. Hidrocarbon

Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana, propana, propylana,
etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan meledak.
Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :

Ketentuan penomoran+ Nama kimia Rumus kimia

 50 Metana CH4
 170 Etana C2H6
 290 Propana C3H8

9. Amonia (NH3)

Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi kapasitas besar.
Titik didihnya kurang lebih – 33˚C. zat ini mempunyai karakteristik bau meskipun pada
konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar, tetapi meledak jika bereaksi dengan udara
dengan prosentase 13,28 %. Oleh karena itu efek korosi amonia, tembaga atau campuran
tembaga tidak boleh digunakan pada mesin dengan refrigeran ammonia

10. Larutan Garam (brine)

Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk pendinginan lokasi
lapangan es (ice skating rinks).

1. MACAM – MACAM REFRIGERAN MENGANDUNG CFC


Ada tiga susunan utama refrigeran yang digunakan pada saat ini yaitu :
1. Refrigerant fluorocarbon terhidrogenasi (HFC), yang terdiri dari hidrogen, fluorin, dan
karbon.Karena mereka tidak menggunakan atom klor (yang digunakan dalam
sebagian besar refrigerant) mereka dikenal sebagai salah satu yang paling merusak
lapisan ozon kita.
2. Terhidrogenasi klorofluorokarbon refrigeran (HCFC), yang terdiri dari hidrogen,
klorin, fluorin, dan karbon. Refrigeran ini mengandung jumlah minimal klorin, yg tidak
merusak lingkungan karena berbeda dari refrigeran lain.
3. Refrigerant chlorofluorocarbon (CFC), yang mengandung klorin, fluorin dan karbon.
Refrigerant ini membawa jumlah kaporit yang tinggi sehingga dikenal sebagai
refrigerant yang paling berbahaya untuk merusak lapisan ozon.
2. MACAM – MACAM REFRIGERAN NON CFC
1. MUSICOOL
Sifat fisika refrigeran hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium
Pertamina, menunjukkan bahwa hidrokarbon MUSICOOL (MC) mampu menggantikan
refrigeran sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara langsung tanpa penggantian komponen sistem
refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, MC-22 menggantikan R-22 dan MC-134
Refrigeran ini sangat murah, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Koefisien prestasi
rendah. Biasanya digunakan pada pesawat terbang.
3. Carbon Dioksida (CO2)
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik didihnya -78,5˚C,
berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan tinggi sehingga
pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada proses refrigerasi dengan tekanan per
ton yang besar.
4. Methil Clorida (CH3Cl)
Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya – 23,7 0F.
5. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)
Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem pendingin.
Bahan dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor dalam komposisinya.
Karena mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini mempunyai dampak penipisan ozon
dimana akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu,
juga berdampak negatif terhadap iklim, yaitu meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan
iklim global serta pencemaran udara.
Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan
Nama Rumus Kimia Titik Didih (˚C)
Freon – 11 CCl3F 23,8
Ketentuan penomoran+ Nama kimia Rumus kimia
50 Metana CH4
170 Etana C2H6
290 Propana C3H8
8. Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi
kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih - 33˚C. zat ini mempunyai karakteristik bau
meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar, tetapi meledak jika
bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh karena itu efek korosi amonia,
tembaga atau campuran tembaga tidak boleh digunakan pada mesin dengan refrigeran
amonia.
9. Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda. Jenis
yang banyak dipakai :
• Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.
• Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115
10. Larutan Garam (brine)
Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk pendinginan
lokasi lapangan es (ice skating rinks).
11. Sulfur Dioksida (SO2)
Berupa gas atau cairan yang tidak berwarna, sangat beracun dan berbau
merangsang. Senyawa ini tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Dengan titik
didih – 10,1˚C.
12. Hydro Fluoro Carbon (HFC)
HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi freon.
Hal ini disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor (Cl) yang dapat merusak
lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hidrogen, fluorine dan karbon tanpa
adanya zat chlor (Cl).
Macam-macam HFC dan pemakaiannya :
• HFC 125 (CHF2CF
Sebagai pengganti freon–115 / R115 untuk pendingin air.
• HFC 134a (CH3CH2F)
Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan tingkat
kandungan racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari es dan pendingin
air.
• HFC 152a (CH3CHF2)
Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara, pendingin ai

Refrigerant gas merupakan bahan kimia produk yang digunakan dalam lemari es, freezer, AC
dan pemanas, ventilasi dan unit penyejuk udara ( HVAC ). Gas-gas ini, yang memiliki titik penguapan
sangat rendah, yang diringkas di bawah tekanan untuk mendinginkan udara. Melalui proses berulang
kali menguap dan kondensasi gas-gas, panas ditarik keluar dari udara dan suhu di dalam ruangan atau
unit berkurang. Berbagai jenis gas refrigeran termasuk chlorofluorocarbon (CFC),
hydrochlorofluorocarbon (HCFC), hydrofluorocarbon ( HFC ), perfluorocarbon (PFC), dan campuran yang
terbuat dari amonia dan karbon dioksida.

Pada 1970-an, para ilmuwan menemukan bahwa ketika CFC bocor ke atmosfer, perubahan
kimia terjadi sebagai akibat dari paparan sinar ultraviolet dari Matahari, sehingga efek rumah kaca dan
penipisan ozon . Sejak saat itu, Freon ® telah dilarang di banyak negara di seluruh Amerika Utara dan Uni
Eropa Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan ( EPA ) dan Clean Air Act menyusun panduan
ketat untuk, instalasi, pemulihan perbaikan dan daur ulang gas refrigeran. Uni Eropa (UE) juga berlaku
kontrol ketat melalui peraturan F-gas Uni Eropa.
Beberapa aplikasi telah mengganti CFC dengan HCFC, yang merupakan campuran dari hidrogen,
fluorin klorin, dan karbon. Ini memiliki kehidupan yang lebih pendek bila terkena atmosfer, sehingga
potensi kerusakan lebih sedikit ozon. Lain gas refrigeran populer adalah HFC, yang tidak mengandung
klorin dan dianggap sama sekali tidak berpengaruh negatif terhadap ozon. PFC adalah buatan manusia
terdiri dari bahan kimia hanya fluor dan ion karbon, dan juga dianggap ozon-aman. penggantian gas
refrigerant ini masih menimbulkan masalah lingkungan jika mereka bocor ke atmosfer karena mereka
dianggap gas rumah kaca dan dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Banyak aplikasi industri telah pindah kembali ke gas refrigeran alami seperti campuran amonia
dan karbon dioksida, dan penelitian terus untuk mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan pendinginan. unit pendingin juga harus dibangun dengan standar tertentu dan
aplikasi komersial dikenakan pemantauan ketat. Banyak negara, seperti Kanada, Inggris, anggota Uni
Eropa, Australia, Selandia Baru, Jepang dan Amerika Serikat mengharuskan teknisi yang bekerja pada
setiap unit yang mengandung gas refrigeran untuk dilisensikan dan disertifikasi.

Pendinginan memiliki dampak positif yang signifikan pada kehidupan dan masyarakat di bidang
gizi, kedokteran, dan kenyamanan fisik. Gas beracun dari hari-hari awal telah digantikan dengan gas
refrigeran yang bekerja secara efektif dan tidak menimbulkan bahaya kesehatan. Lingkungan memang
ada kekhawatiran mengenai penggunaan senyawa ini, namun banyak yang percaya bahwa standar yang
ketat untuk peralatan dan pemeliharaan telah memitigasi dampak lingkungan yang negatif.

Persyaratan Refrigeran

Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :

1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki temperature penguapan pada
tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator,
dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.

2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekananpengembunannya rendah, maka
perbandingan kompresinya menjadi lebih rendahsehingga penurunan prestasi kompresor dapat
dihindarkan. Selain itu, dengan tekanankerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena
kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan menjadi lebih kecil.

3. Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapanyang tinggi lebih
menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sam,jumlah refrigeran yang bersirkulasi
menjadi lebih kecil.

4. Volume spsifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil. Refrigeran dengan kalorlaten penguapan yang
besar dan volume spesifik gas yang kecil akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume
torak yang lebih kecil.

5. Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran,koefisien prestasi
merupakan parameter yang terpenting untuk menekan biaya operasi.

6. Konduktifitas termal yang tinggi . konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik
perpindahan kalor.

7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran
dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.

8. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang keci, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi
pada material isolator listrik (utamanya untuk kompresor hermatik).

9. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, sehingga tidak
menyebabkan korosi

10. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang

11. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan meledak

12. Refrigeran harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran

13. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh

14. Ramah lingkungan.

REFRIGERANT
Bahan Pendingin ( refigerant ) adalah suatau zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai
penghantar panas dalam sirkulasi pada instalasi sistem pendingin.
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah diubah wujud dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Dapat
mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di condensor.
Macam - macam gas yang telah ditemukan dan digunakan:

1. Gas amoniak
2. Gas SO2
3. Gas Methyl Chloride
4. Gas freon 12
5. Gas freon 22
6. gas freon 114

Hydrocarbon Refrigerant - Bahan Pendingin Hidrokarbon


Synthetic Refrigerant, seperti :

 Chloro Fluoro Carbon, dikenal dengan CFC


 Hydro Chloro Fluoro Carbon, dikenal dengan HCFC
 Hydro Fluoro Carbon, dikenal dengan HFC

yang di Indonesia lebih familiar dengan nama Freon. Freon adalah gas yang banyak digunakan untuk
pendingin, misalnya dalam piloks (cat dalam botol) kalau kita pegang akan terasa dingin karena ada
freonnya, Freon juga dipakai dalam kulkas untuk pendingin, agar suhu dalam ruangan kulkas bisa
serendah mungkin. Freon dipakai dalam mesin pendingin (Air Cnditioner = AC). freon dipakai dalan
hairspray (pewangi rambut). Freon dipakai dalam obat nyamuk kalengan yang bisa disemprotkan. Kalau
rumus kimianya CFC (Chlor Fuoro Carbon ), yaitu senyawa yang mengadung atom Cl yang sangat
berbahaya jika terlepas diudara Apabila piloks dipakai otomatis freon terlepas keudara, apabila AC atau
kulkas dipakai dan freon bocor, maka freon terlepas diudara, jika freon terlalu banyak terlepas diudara
maka akan menuju keangkasa dan bereaksi dengan ozon (rumus kimianya O3) karena atom Cl tadi yang
menyebabkan bereaksi dengan ozon, sehingga ozon yang mestinya untuk menghalangi panas matahari
akan berkurang sehingga panas matahari masuk kebumi terlalu banyak.. Sebenarnya ozon selalu
terbentuk sewaktu terjadi halilintar (bledek dalam bahasa jawa) sehingga secara alami ozon akan
terbentuk lagi, hanya karena perusakan ozon oleh CFC semakin lama semakin hebat maka pembentukan
ozon oleh halilintar tidak bisa mengimbangi penggunaan freon oleh manusia.
Freon sudah diaplikasikan di Indonesia selama lebih dari 70 tahun. Yang ternyata kemudian
ditemukan bahwa dari ketiga jenis gas ini yaitu Chloro Fluoro Carbon, dikenal dengan CFC, Hydro Chloro
Fluoro Carbon, dikenal dengan HCFC, Hydro Fluoro Carbon, dikenal dengan HFC mempunyai kelemahan,
baik secara teknik, lingkungan dan ekonomi, dan yang paling penting dari semua itu, refrigeran sintetic
sangat membahayakan mahluk hidup baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pemerintah
Indonesia telah melarang dan membatasi penggunaan ketiga jenis refrigeran ini, yang, yang secara
praktek dimulai dari tahun 2007. Akibat adanya peraturan baru ini, maka harus ada alternatif pengganti
refrigeran yang ramah lingkungan, maka dibuatlah refrigeran alami yang ramah lingkungan, yaitu

Hydrocarbon Refrigerant.

Hydrocarbon Refrigerant dibuat untuk menggantikan refrigeran-refrigeran lain yang sangat merusak
lingkungan.

 HC-12® - diproduksi sebagai pengganti refrigerant CFC R12 yang merusak ozon dan
refrigeran HFC R134a yang meagakibatkan pemanasan global.
 MC-134® - diproduksi sebagai penganti bahan pendingin HFC R134a yang masih menimbulkan
Pemanasan Global
 HC-22® - diproduksi sebagai pengganti refrigerant HCFC R22 yang merusak ozon.
 HC-600® - diproduksi sebagai pengganti refrigerant CFC R600yang merusak ozon.

MENGAPA HARUS HYDROCARBON REFRIGERANT

Harga energi yang berasal dari BBM dan Listrik, akan terus meningkat sejalan dengan semakin
langkanya sumber energi yang berasal dari minyak bumi (tak terbarukan).

Selain mengupayakan mencari sumber energi baru (diversifikasi) maka sumber energi yang ada perlu
dihemat melalui program penghematan energi (konservasi energi).

Perubahan iklim global yang berdampak pada tatanan kehidupan dipermukaan bumi yang
dipengaruhi oleh perubahan struktur lapisan ozon & efek rumah kaca di atmosfir yang disebabkan oleh
bahan-bahan yang dilepas dari bumi.

Kepedulian Lingkungan & Energi telah menjadi perhatian global dalam perumusan berbagai kebijakan
pembangunan di setiap Negara, termasuk di Indonesia.

Dan salah satu bahan-bahan yang meyebababkan hal tersebut adalah terlalu banyaknya
penggunaan meningkatnya syntetic refrigerant atau bahan pendingin buatan, yaitu bahan
pendingin/refrigerant yang mengandung H (Hidro), C (Chloro), F (Fluoro) dan C (Carbon) atau lebih
dikenal dengan HCFC dan CFC dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Freon (R-12, R22, R134a).

Bahan Pendingin yang mengandung Fluor (Freon)

1. R-12, CFC (Chloro Fluoro Carbon)

 Refrigerator (Kulkas)
 Water Dispenser
 AC Mobil (<>

2. R-22, HCFC (Hidro Chloro Fluoro Carbon)

 AC Ruangan/Gedung (AC Split, AC Window)


 AC Sentral/Chiller

3. R-134a, HFC (Hidro Fluoro Carbon)

 Refrigerator (Kulkas)
 Water Dispenser
 AC Mobil (<>
 AC Central/Chiller

Kelemahan bahan Pendingin Sintetis (CFC, HFC, HCFC)

1. CFC – R12 dan HCFC – R22

 Merusak Lapisan Ozon


 Menimbulkan Pemanasan Global
 Beracun

2. HFC – R134a

 Menimbulkan Pemanasan Global


 Beracun

Apa yang Dilakukan Untuk Mengurangi Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca

1. Tidak menggunakan bahan pendingin sintetis pada peralatan pendingin (AC, Kulkas, dll) di
rumah tangga.
2. Menggunakan bahan pendingin alternative pengganti yang ramah lingkungan, dan di pasaran
sudah tersedia bhan pendingin hydrocarbon, baik produk dalam negeri (Pertamina) ataupun
import.

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Di Bidang Energi

 Inpres No. 10 / 2005 tentang penghematan energi


 Peraturan Menteri ESDM No. 031 / 2005 tentang tata cara pelaksanaan penghematan energi.

2. Penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO) & Gas Rumah Kaca (GRK)

 Keppres RI No. 23 / 1992 (mengenai perlindungan lapisan ozon)


 UU No. 17 / 2004 (mengenai Pemanasan Global)

3. Pengutamaan penggunaan produk dalam negeri

 Nota Nesepakatan antara Menteri Perindustrian & Menteri Negara BUMN No. 581/MBU/2005
 Surat edaran Meneg BUMN kepada Direksi BUMN hal penggunaan produk lokal

DIBIDANG ENERGI

 Inpres No. 10 / 10 Juli 2005 & Inpres No. 02 Tahun 2008,Tentang Penghematan Energi
 Penghematan pendingin ruangan (AC) di gedung perkantoran dan/atau bangunan yang dikelola
pemerintah, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD,
 Peraturan Menteri ESDM No. 0031/ 22 Juli 2005 → Tentang Tata Cara Penghematan Energi
yang terkait dengan AC a.l :
 Pengaturan setting temperatur AC dan waktu pengoperasian
 Penggunaan produk dan teknologi hemat energi
 Peraturan pemerintah No. 36 tahun 2005, tentang pengaturan pelaksanaan UU No. 28 tahun
2002, tentang “Bangunan Gedung”, tgl 10 September 2005.

DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP

 Keputusan Presiden RI No. 23 tahun 1992, ditindaklanjuti dengan


 SK Memperindag RI No. 110/MPP/Kep/1/1998
 SK Memperindag RI No. 111/MPP/Kep/1/1998, tentang Batas penggunaan CFC/Freon : 2007
 UU RI No. 17 / 2004, tentang perubahan iklim termasuk pembatasan Emisi gas rumah kaca.
 Peraturan Presiden RI No. 33 tahun 2005, Beijing Amandment, pengendalian produksi dan
perdagangan HCFC
DIBIDANG PENGUTAMAAN PRODUK DALAM NEGERI

 Surat Edaran Menteri Negara BUMN kepada Direksi BUMN No. SE-02/BBU/2006 tgl 23 Januari
2006, Perusahaan BUMN & Anak perusahaan dilingkungan BUMN mengutamakan produk
dalam negeri
 Nota kesepakatan antara Menteri Perindustrian dan Menteri Negara BUMN No. 522/M-
IND/12/2005 dan No. 581/MBU/2005 tanggal 28 Desember 2005, Pengutamaan penggunaan
produk dalam negeri

SEKILAS TENTANG FREON

Pendingin (Freon)

Siklus Pendingin (freon) kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang
bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang. Jika
perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber
dingin diluar (contoh udara diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu
dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu
rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi.

Siklus pendingin kompresi uap memiliki dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar energi panas
diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap, dan oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang
dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan panas
tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa laju
perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin dekat suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya
akan semakin rendah laju perpindahan panasnya.

· . Cairan Pendingin (freon) dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau
cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran
evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/ superheated gas.

· . Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan
meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
· . Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondenser. Bagian awal proses
refrigerasi (3-3a) menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk
cairan (3a-3b). Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air.
Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan (3b – 4), sehingga cairan
refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.

· Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan
mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran menuju

Kondenser harus mampu membuang panas gabungan yang masuk evaporator dan kondenser.
Dengan kata lain: (1 – 2) + (2 – 3) harus sama dengan (3 – 4). Melalui alat ekspansi tidak terdapat panas
yang hilang maupun yang diperoleh.

Sifat – sifat Pendingin (freon)

Sifat – sifat Pendingin (freon) yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin adalah :

· Tekanan penguapan harus cukup tinggi. Sebaiknya pendingin memiliki temperatur pada tekanan yang lebih
tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.

· Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan pengembunannya terlalu rendah,
maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat
dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena
kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.

· Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi lebih
menguntungkan karena untuk kapasitas pendingin yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi
menjadi lebih kecil.

· Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigeran dengan kalor laten penguapan
yang besar dan volume spesifik gas yang kecil ( berat jenis yang besar ) akan memungkinkan
penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk
kapasitas pendingin yang sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun,
untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang
agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga dapat
mencegah menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal.

· Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik thermodinamika dari pendingin, koefisien prestasi
merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi.

· Konduktivitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik
perpindahan kalor.

· Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam
pipa, kerugian tekanannya akan berkurang.

· Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi
pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini sangat penting, terutama untuk refrigeran
yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik.

· Pendingin (freon) hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga tidak
menyebabkan korosi.

· Pendingin (freon) tidak boleh beracun dan berbau merangsang.

· Pendingin (freon) tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak.

Jenis-jenis Pendingin (freon) yang digunakan dalam sistim


kompresi uap

Terdapat berbagai jenis refrigeran yang digunakan dalam sistim kompresi uap. Suhu refrigerasi
yang dibutuhkan sangat menentukan dalam pemilihan fluida. Refrigeran yang umum digunakan adalah
yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons (CFCs, disebut juga Freons): R-11, R-
12, R-21, R-22 dan R-502.

Pemilihan refrigeran dan suhu pendingin dan beban yang diperlukan menentukan pemilihan
kompresor, juga perancangan kondenser,evaporator, dan alat pembantu lainnya. Faktor tambahan
seperti kemudahan dalam perawatan, persyaratan fisik ruang dan ketersediaan utilitas untuk peralatan
pembantu (air, daya, dll.) juga mempengaruhi pemilihan komponen.

Refrigerant
Pada umumnya refrigerant ialah suatu zat yang berupa cairan yang mengalir di refrigerator

dan bersirkulasi melalui komponen fungsionalis untuk menghasilkan efek mendinginkan dengan
cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi (penguapan).

Kelompok refrigeran yang banyak digunakan dan mempunyai aspek lingkungan yang
penting adalah refrigeran halokarbon, yaitu refrigeran dengan molekul yang memiliki atom-atom
halogen (fluor atau khlor) dan karbon. Refrigeran halokarbon terbagi menjadi beberapa jenis
sebagai berikut:
a. Refrigeran CFC (chlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul yang terdiri
dari atom-atom khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C). Contoh refrigeran ini yang cukup populer
adalah refrigeran CFC-11 (trichloro-fluoro-carbon, CFCl3), CFC-12
(dichloro-difluoro-carbon, CF2Cl2), dan lain-lain.
b. Refrigeran HCFC (hydrochlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul yang
terdiri dari atom-atom hidrogen (H), khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C). Salah satu refrigeran
ini yang populer adalah refrigeran HCFC-22 (chloro-difluoro-metil, CHF2Cl).
c. Refrigeran HFC (hydrofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul yang terdiri
dari atom-atom hidrogen (H), fluor (F), dan karbon (C). Salah satu contoh refrigeran ini yang
populer adalah HFC-134a (C2H2F4).

Refrigerant yang banyak dipakai oleh kendaraan sekarang ini adalah HFC 134a yang tidak
mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak mengandung racun (karena tidak mengandung
clor), HFC 134a kalau dilepaskan ke udara maka secara cepat akan menguap dengan menyerap
panas dari udara sekitarnya. Air Conditioner mempertahankan kondisi suhu dan kelembaban
udara dengan cara, pada suhu ruangan tinggi refrigerant akan menyerap panas dari udara
sehingga suhu di dalam ruangan turun. Sebaliknya saat udara di dalam ruangan rendah
refrigerant akan melepaskan panas ke udara sehingga suhu udara naik, oleh karena itu daur
refrigerasi yang terpenting adalah daur kompresi uap yang digunakan di dalam daur refrigerasi.
Pada daur ini uap di tekan dan kemudian diembunkan menjadi cairan lalu tekanannya diturunkan
agar cairan tersebut dapat menguap kembali
BAB 5. REFRIGERAN

Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis refrigerant dan mampu melakukan pemilihan


refrigerant yang tepat. Cakupan dalam pokok bahasan ini meliputi refrigeran primer dan
sekunder, sifat termofisik berbagai refrigeran, perbandingan atribut lingkungan dan atribut
kinerja refigeran.

A. Pendahuluan

Refrigeran adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi. Refrigeran merupakan
komponen terpenting siklus refrigerasi karena refrigeran yang menimbulkan efek pendinginan
dan pemanasan pada mesin refrigerasi. ASHRAE (2005) mendefinisikan refrigeran sebagai
fluida kerja di dalam mesin refrigerasi, pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor. Refrigeran
menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain, biasanya melalui
mekanisme evaporasi dan kondensasi.

Calm (2002) membagi perkembangan


refrigeran dalam 3 periode: Periode pertama,
1830-an hingga 1930-an, dengan kriteria
refrigeran "apa pun yang bekerja di dalam
mesin refrigerasi". Refrigeran yang digunakan
dalam periode ini adalah ether, CO2, NH3,
SO2, hidrokarbon, H2O, CCl4, CHCs. Periode
ke-dua, 1930-an hingga 1990-an menggunakan
kriteria refrigeran: aman dan tahan lama
(durable). Refrigeran pada periode ini adalah
CFCs (Chloro Fluoro Carbons), HCFCs
(Hydro Chloro Fluoro Carbons), HFCs (Hydro
Fluoro Carbons), NH3, H2O. Periode ke-tiga, R-134 R-12
setelah 1990-an, dengan kriteria refrigeran
"ramah lingkungan". Refrigeran pada periode Gambar 5-1. Refrigeran
ini adalah HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2.

Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya didorong oleh dua masalah lingkungan,
yakni lubang ozon dan pemanasan global. Sifat merusak ozon yang dimiliki oleh refrigeran
utama yang digunakan pada periode ke-dua, yakni CFCs, dikemukakan oleh Molina dan
Rowland (1974) yang kemudian didukung oleh data pengukuran lapangan oleh Farman dkk.
(1985).

Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer diverifikasi secara saintifik, perjanjian
internasional untuk mengatur dan melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada
1987 yang terkenal dengan sebutan Protokol Montreal. CFCs dan HCFCs merupakan dua
refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing-masing pada tahun 1996 dan 2030
untuk negara-negara maju (United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk
negara-negara berkembang, kedua refrigeran utama tersebut masing-masing dijadwalkan untuk
dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs) (Powell, 2002). Pada tahun
1997, Protokol Kyoto mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca,
termasuk HFCs (United Nation Framework Convention on Climate Change, 2005).

Powell (2002) menerangkan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh refrigeran pengganti,
yakni:

1. Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigeran yang hendak


digantikannya, utamanya pada tekanan maksimum operasi refrigeran baru yang
diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan tekanan refrigeran lama yang
ber-klorin.
2. Tidak mudah terbakar.
3. Tidak beracun.
4. Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum digunakan dalam mesin
refrigerasi.
5. Setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigeran ramah lingkungan.

Setelah periode CFCs, R22 (HCFC) merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan di
dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini beberapa perusahaan pembuat mesin-
mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22 dalam produk-produk mereka. Meski
refrigeran ini, termasuk juga refrigeran jenis HCFCs lainnya, dijadwalkan untuk dihapuskan
pada tahun 2030 (untuk negara maju), namun beberapa negara Eropa telah mencanangkan jadwal
yang lebih progresif, misalnya Swedia telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs lainnya pada
mesin refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan Jerman mengijinkan
penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31 Desember 1999 (Kruse, 2000).

Protokol Montreal memaksa para peneliti dan industri refrigerasi membuat refrigeran sintetis
baru, HFCs (Hydro Fluoro Carbons) untuk menggantikan refrigeran lama yang ber-klorin yang
dituduh menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon. Weatherhead dan Andersen (2006)
mengemukakan bahwa sejak 8 tahun terakhir, penipisan kolom lapisan ozon tidak terjadi lagi.
Kedua peneliti ini meyakini akan terjadinya pemulihan lapisan ozon. Meski demikian, keduanya
tidak secara jelas merujuk turunnya penggunaan zat perusak ozon sebagai penyebab pulihnya
lapisan ozon. Powell (2002) menyebutkan bahwa adanya kerjasama yang sangat baik antara
produser refrigeran dan perusahaan pengguna refrigeran telah memungkinkan terjadinya transisi
mulus dari era penggunaan CFCs secara besar-besaran di 1986 hingga penghapusan dan
penggantiannya dengan R134a di tahun 1996. Banyak kalangan menyebutkan bahwa Protokol
Montreal adalah salah satu perjanjian internasional di bidang lingkungan yang paling berhasil
diterapkan.
Saat ini, HCFCs (yang pada dasarnya
merupakan pengganti transisional untuk CFCs)
telah memiliki 2 kandidat pengganti, yakni
R410A (campuran dengan sifat mendekati
zeotrop) dan R407C (campuran azeotrop)
(Kruse, 2000). Hidrokarbon Propana (R290)
juga berpotensi menjadi pengganti R22 (Kruse,
2000). R407C merupakan campuran antara
R32/125/132a dengan komposisi 23/25/52,
sedangkan R410A adalah campuran R32/125
dengan komposisi 50/50 (ASHRAE, 2005).
Saat ini, beberapa perusahaan terkemuka di
bidang refrigerasi dan pengkonsian udara telah
menggunakan R410A dalam produk mereka.

Gambar 5-2. Kulkas dengan refrigeran non CFC

Jika Protokol Montreal dan Kyoto dilaksanakan secara penuh dan konsisten, maka secara umum
pada saat ini belum ada pilihan refrigeran komersial selain refrigeran alami. Meskipun perlu
dicatat bahwa baru-baru ini terdapat produsen refrigeran yang mengklaim keberhasilannya
membuat refrigeran yang tidak merusak ozon dan tidak menimbulkan pemanasan global
(ASHRAE, 2006). Beberapa refrigeran alami yang sudah digunakan pada mesin refrigerasi
adalah: amonia (NH3), hidrokarbon (HC), karbondioksida (CO2), air, dan udara (Riffat dkk.,
1997). Kata "alami" menekankan keberadaan zat-zat tersebut yang berasal dari sumber biologis
atapun geologis; meskipun saat ini beberapa produk refrigeran alami masih didapatkan dari
sumber daya alam yang tidak terbarukan, misalnya hidrokarbon yang didapatkan dari oil-
cracking, serta amonia dan CO2 yang didapatkan dari gas alam (Powell, 2002).

Penggunaan karbondioksida, air, dan udara pada refrigerator komersial masih memerlukan riset
yang mendalam, sedangkan penggunaan amonia dan hidrokarbon, meskipun sudah cukup banyak
dilakukan, masih memiliki peluang riset yang cukup banyak (Riffat dkk., 1997). Amonia bersifat
racun (toxic) dan cukup mudah terbakar, sedangkan hidrokarbon termasuk dalam zat yang sangat
mudah terbakar; oleh karena itu refrigeran tersebut secara umum sulit digunakan pada sistem
ekspansi langsung. Sistem refrigerasi tak-langsung bisa digunakan untuk mengatasi kelemahan
kedua refrigeran tersebut. Beberapa peneliti berusaha menekan tingkat keterbakaran refrigeran
hidrokarbon dengan cara mencampurkannya bersama refrigeran lain yang tak mudah terbakar
(Pasek dkk., 2006; Sekhar dkk., 2004; Dlugogorsky dkk., 2002). Granryd (2001) menekankan
bahwa pada dasarnya sudah tersedia teknologi untuk meningkatkan keamanan pada sistem
refrigerasi yang menggunakan refrigeran hidrokarbon, namun cara yang ekonomis untuk
membuat sistem tersebut aman dan terbukti dapat digunakan dalam skala luas masih perlu
dikembangkan lebih lanjut.
Refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap dikelompokkan menjadi refrigeran
primer. Sedangkan jika fluida digunakan untuk memindahkan panas, maka fluida ini disebut
sebagai refrigeran sekunder. Penggunaan refrigeran saat ini merupakan isu penting menyangkut
pemanasan global. Pada bab ini, akan dijelaskan jenis refrigeran, sifat, dan penggunaannya saat
ini.

B. Refrigeran Primer

Refrigeran primer adalah refrigeran yang digunakan pada sistem kompresi uap. Refrigeran yang
digunakan pada sistem pendinginan kompresi uap harus mempunyai mempunyai sifat-sifat
kimia, fisika, termodinamika tertentu yang sesuai dengan kondisi penggunaan

1. Jenis Refrigeran

a. Golongan Halokarbon

Refrigeran golongn halokarbon adalah jenis refrigeran yang umum digunakan. Refrigeran jenis
ini meliputi refrigeran yang terdiri dari satu atau lebih dari tiga jenis ion golongan halogen
(klorin, fluorin, dan bromin). Beberapa jenis refrigeran halokarbon yang umum digunakan
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis refrigeran halokarbon

Nama kimia Rumus kimia


Nomor refrigeran
11 Trikloromonofluorometan CCl3F
12 Diklorodifluorometan CCl2F2
13 Monoklorotrifluorometan CClF3
22 Monoklorodifluorometan CHClF2
40 Metil klorida CH3Cl
113 Triklorotrifluoroetan CCl2FCClF2
115 Diklorotetrafluoroetan CClF2CClF2

Sistem penomoran golongan halokarbon adalah sebagai berikut: nomor pertama dari sebelah
kanan menunjukkan jumlah atom florin pada senyawa, nomor kedua dari kanan menunjukkan
satu nilai lebih banyak dari jumlah atau, hidogren pada senyawa dan tiga digit dari kanan
menunjukkan satu nilai lebih sedikit dari jumlah atom karbon.

b. Senyawa Inorganik.

Awalnya, saat pendinginan hanya digunakan untuk tujuan khusus, hanya amoniak dan karbon
dioksida yang dapat digunakan sebagai refrogeran. Saat pendinginan mulai dikenalkan pada
masyarakat, sulfur dioksida, metil klorida dan metilen klorida digunkan karena sesuai dengan
kompresor sentrifugal. Metilrn klorida dan karbon dioksida, karena faktor keamanannya
digunakan untuk sistem pengkondisian udara (AC). Semua refrigeran ini, selain amonia, tidak
digunakan lagi, kecuali pada sistem yang lama. Amonia mempunyai sifat termal yang baik, dan
masih digunakan pada lapangan es skating.

c. Senyawa Hidrokarbon

Banyak senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai refrigeran, umumnya digunakan pada
industri minyak bumi, seperti metana, etana, propana, etilen, dan isobutilen. Kesemuanya
flammable dan eksplosif. Digolongkan sedikit beracun karena mengandung efek bius pada
tingkat tertentu. Etana, metana, dan etilen digunakan pada pendinginan suhu ekstra rendah.

Hidrokarbon sebagai refrigerant dalam sistem refrigerasi telah dikenal sejak tahun 1920-an,
sebelum refrigerant sintetik dikenal. Ilmuwan yang tercatat sebagai promotor hidrokarbon
sebagai refrigerant antara lain Linde (1916) dan Ilmuwan Dunia Albert Einstein (1920).
Hidrokarbon kembali diperhitungkan sebagai alternatif pengganti CFC, setelah aspek lingkungan
mengemuka, dan timbulnya permasalahan dalam peralihan dari CFC ke HFC, dikarenakan perlu
adanya penyesuaian perangkat keras, pelumas, serta perlakuan khusus dalam operasional
penggunaan bahan HFC : R-134a ini.

Demikian sulitnya perlakuan R-134a sebagai pengganti R-12 serta masih memiliki dampak
Global Warming Potential (GWP), bahkan Greenpeace suatu LSM di Jerman yang sebelumnya
gencar mendorong peralihan R-12 ke R-134a, kemudian beralih memperomosikan penggunaan
hidrokarbon sebagai refrigeran, seperti GTZ-Technology yang telah populer di daratan Eropa.
Penggunaan refrigeran hidrokarbon terus meluas ke berbagai negara di kawasan Asia Pasific,
dan. dewasa ini telah banyak dikenal berbagai merek refrigerant yang dihasilkan oleh berbagai
negara, seperti yang berasal dari negara : Inggeris, Perancis, Jerman, Belanda, Kanada, Australia,
Amerika, Korea, dan lain-lain, termasuk Indonesia.

Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan gas alam dan minyak bumi, disamping
pemanfaatan sebagai bahan bakar, juga memiliki potensi sebagai negara yang dapat
berkecimpung dalam hal refrigerant hidrokarbon maupun produk-produk ramah lingkungan
berbasis hidrokarbon lainnya seperti : Aerosol propellant, foaming agent, solvent, dan lain-lain.
Produk refrigerant hidrokarbon MUSI COOL merupakan refrigerant hidrokarbon yang sudah
diproduksi di dalam negeri dengan beberapa grade
 MC-12 dan MC-134 sebagai pengganti
refrigerant R-12 dan R-134a
MC-12 dan MC-134 merupakan
campuran propane dan i-butane dengan
kandungan butane serendah mungkin
agar tidak menggangu proses
kondensasi pada sistem pendingin.
Refrigerant ini digunakan pada
kendaraan bermotor, kulkas dan
dispenser
 MC-22 sebagai pengganti refrigerant R-
22 MC-22 digunakan untuk pendingin
ruangan/AC jenis Split, window
maupun central. Refrigerant ini
memerlukan kandungan propane yang
sangat tinggi yaitu 99,7 % wt dengan
impuritis butane dan olefin yang
serendah mungkin atau mendekati nol
agar kinerja sistem pendingin berjalan
optimal. Gambar 5-3. Refrigeran hydrocarbon (Musicool)
 MC-600 sebagai refrigerant 600a MC- buatan Pertamina
600 mempunyai kandungan i-butane
yang sangat tinggi/dominan atau lebih
besar dari 85 % wt dengan kandungan
propane seminim mungkin. Refrigerant
600a saat ini digunakan sebagai media
pendingin pada kulkas, yang beroperasi
pada tekanan rendah. Ke depan prospek
refrigerant ini sangat cerah karena
kecenderungan penggunaannya tinggi.

d. Azeotrop

Senyawa azeotrop adalah suatu campuran yang tak dapat dipisahkan menjadi senyawa
penyusunnya dengan cara distilasi. Senyawa ini menguap dan mengembun sebagai satu zat, tidak
seperti campuran lainnya. Azeotrop yang paling dikenal adalah R502 yang merupakan campuran
48.8% R22 dan 51.2% R115. Azeotrop lainnya adalah R-500, campuran dari 73.8% R-12 dan
26.2% R-152a.

2. Sifat Regfrigeran

Dalam pemilihan refrigeran, sifat refrigeran yang penting antara lain sifat termodinamika, kimia,
dan fisik. Sifat termodinamika yang penting antara lain titik didih, tekanan penguapan dan
pengembunan, tekanan dan suhu kritis, titik beku, volume uap, COP, tenaga per ton refrigerasi.
Sifat kimia berhubungan dengan reaksi refrigeran terhadap keadaan sekitar, antara lain tidak
mudah terbakar, tidak beracun, tidak bereaksi dengan air, minyak dan bahan konstruksi.
Sedangkan sifat fisik refrigeran berhubungan dengan bahan itu sendiri,antara lain konduktivitas
dan kekentalan.

Sifat Refrigeran

 Tekanan penguapan harus cukup tinggi


 Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat
dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi
 Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila tekanan pengembunannya
terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga
penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang
lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran,
kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
 Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan
yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah
refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil
 Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil, Refrigeran dengan kalor
laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis yang besar)
akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih
kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi
yang bersangkutan menjadi lebih kecil
 Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran,
koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi
 Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan
karakteristik perpindahan kalor
 Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas, dengan turunnya tahanan aliran
refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang
 Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik
 Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga
tidak menyebabkan korosi
 Refrigeran tidak boleh beracun
 Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
 Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada tekanan
atmosfir. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk sistem
refrigeran karena kemungkinan adanya vakum pada seksi masuk kompresor (pada
tekanan rendah).

Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang sangat penting:

 Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya dipakai untuk keperluan operasi
pendinginan temperatur rendah (refrigerasi)
 Refrigeran yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk keperluan pendinginan
temperatur tinggi (pendinginan udara)
Titik didih refrigeran merupakan indikator yang menyatakan apakah refrigeran dapat menguap
pada temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan yang tidak terlalu rendah. Dari segi
termodinamika R12, R22, R500, R502, ammonia dapat dipakai untuk daerah suhu yang luas, dari
keperluan pendinginan udara sampai ke refrigerasi. Sifat termofisik dari beberapa refrigeran
disajikan pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Sifat termofisik beberapa refrigeran

R-12 R-22 R-114 R-500 R-502 R-717 R-718


Parameter
Simbol kimia CCl2F2 CHClF2 CClF2 - - NH3 H20
Berat molekul 120.9 86.5 170.9 99.29 112 17 18
Titik didih (0C, 1 atm) -29.8 -40.8 3.6 -33.3 -45.6 -33.3 100
Titik beku (0C, 1 atm) -157.8 -160.0 -77.8
Cp/Cv (g) 1.13 1.18 1.31 1.40
Suhu kritik (0C) 112.2 96.1 132.8
Tekanan kritik (kPa) 4115.7 4936.1 1423.4
Panas laten penguapan (kJ/kg) 161.7 217.7 1314.2

3. Atribut Lingkungan dan Atribut Kerja

Pemilihan refrigeran lainnya dibuat berdasarkan atribut kerja dan lingkungan. Atribut kerja
refrigeran adalah sifat yang berkaitan dengan penggunaan refrigeran. Sifat ini dibandingkan
dengan beban kerja yang sama atau suhu evaporasi dan suhu kondensasi yang sama. Sifat yang
dibandingkan antra lain COP, efek pendinginan, serta tekanan kondensasi dan evaporasi. Tabel
5.2 menampilkan atribut kerja bebrapa refrigeran dengan suhu kondensasi 300C dan suhu
evaporasi -150C.

Tabel 5.2. Atribut kerja beberapa refrigeran

Tekanan Tekanan Rasio Efek Laju aliran massa per COP


Refrigeran evaporasi kondensasi tekanan refrigerasi kW refrigerasi (L/det)
(kPa) (kPa) (kJ/kg)
11 20.4 125.5 6.15 155.4 4.9 5.03
12 182.7 744.6 4.08 116.3 0.782 4.70
22 295.8 1192.1 4.03 162.8 0.476 4.66
502 349.6 1308.6 3.74 106.2 0.484 4.37
717 236.5 1166.6 4.93 1103.4 0.462 4.76

Atribut lingkungan suatu refrigeran duhubungkan dengan reaksi refrigeran saat terlepas di
atmosfer. Pada refrigeran halokarbon, atom klorin pada refrigeran akan berikatan dengan ozon di
atmosfer, sehingga menyebabkan terjadinya penipisan ozon yang menyebabkan pemanasan
global. Terdapat tiga jenis atribut lingkungan yang umum dikenal, GWP, ODP, dan tahun
atmosferik.
GWP (Global Warming Potential) adalah ukuran seberapa banyak jumlah gas rumah kaca yang
diperkirakan akan mempengaruhi pemanasan global. GWP merupakan suatu ukuran relatif yang
membandingkan gas yang ingin diketahui nilainya dengan gas CO2 dalam jumlah yang sama.
GWP juga harus diukur dalam waktu yang sama, umumnya diukur dalam waktu 100 tahun. ODP
(Ozone Depletion Pottential) merupakan parameter yang menyatakan kemampuan suatu
refrigeran untuk berikatan dengan ozon di stratosfer. Umumnya, makin banyak ion klorin dalam
suatu refrigeran maka makin tinggi ODPnya. Siklus hidup menentukan lamanya suatu gas terurai
di atmosfer. Atribut lingkungan beberapa refrigeran ditunjukkan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Atribut lingkungan refrigeran primer

Tahun atmosferik ODP GWP


Refrigeran
Karbon dioksida 50-200 0 1
Metana 12 + 3 0 21
R-11 50 + 5 1.0 4000
R-12 120 1.0 8500
R-22 13.3 0.055 1700
R-502 - 0.283 5600
R-717 (Amonia) - 0 Tidak ada

C. Refrigeran sekunder

Seperti dijelaskan sebelumnya, refrigeran sekunder merupakan fluida yang membawa panas dari
benda yang didinginkan ke evaporator suatu sistem pendinginan. Suhu refrigeran sekunder akan
berubah saat refrigeran mengambil panas namun tidak berubah fasa. Air dapat digunakan sebagai
refrigeran sekunder, namun hanya untuk kondisi operasi di atas titik beku air. Refrigeran yang
umum digunakan adalah campuran garam dan air (brine) atau anti beku yang mempunyai titik
beku di bawah 00C. Beberapa anti beku yang umum digunakan adalah campuran air dengan
etilen glikol, propiln glikol atau kalsium klorida. Etilen glikol dapat digunakan dalam industri
makanan karena tidak beracun.

Refrigeran Inorganik Penggunaan


Amonia (NH3) Untuk cold storage, pabrik es, pendinginan bahan pangan
Air (H2O) Pendinginan tipe ejektor
CO2 Sebagai karbondioksida padat atau es kering dan hanya
digunakan untuk refrigerasi angkutan
Refrigeran 11 (CCL3F) Pendinginan dengan kompresor sentrifugal untuk sistem AC
ber-kapasitas besar
Refrigeran 12 (CCL2F) Pendinginan dengan kompresor piston untuk refrigerasi unit
kecil terutama water cooler, kulkas
Refrigeran 22 (CHCLF2) Pendinginan dengan kompresor tipe piston untuk unit
refrigerasi kapasitas besar seperti pengemasan dan central AC
Refrigeran 502 Untuk bahan pangan beku dalam kabinet, terutama untuk
pendinginan di pasar swalayan
Latihan

a. Berikan masing-masing satu contoh refrigeran dari jenis CFC dan HCFC.

b Jenis refrigeran mana yang lebih ramah terhadap lingkungan (gunakan tiga atribut lingkungan
yang anda ketahui untuk menjelaskan pilihan anda tersebut

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/files757550997792.pdf anonim(refrigran)

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab5.php refrigran

https://rahmatcorps.wordpress.com/2011/04/27/jenis-dan-sifat-refrigerant/ rahmat

http://neozgx.blogspot.co.id/2011/02/macam-macam-gas-refrigerant.html seno aria sandi

http://aayfazema.blogspot.co.id/2012/10/refrigerant-cairan-pendingin.html

https://pubon.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-refrigerant.html

dapus He

https://id.wikipedia.org/wiki/Penukar_panas

http://artikel-teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-bagian-1/ ONNY

http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-heat-exchanger/

http://jepjourney.blogspot.co.id/2013/06/heat-exchanger.html DIAN

http://chee-sys.blogspot.co.id/2015/04/mengenal-he-heat-exchanger-dan.html NAZALI

http://www.prosesindustri.com/2015/05/heat-exchanger-tipe-kontak-lansung.html

Anda mungkin juga menyukai