Heat Exchanger atau sering kita sebut Alat Penukar Panas merupakan alat yang berfungsi untuk
memindahkan energi panas antara dua atau lebih fluida dan terjadi pada temperatur yang berbeda
antara fluida, dimana fluida tersebut ada yang bertindak sebagai fluida panas (hot fluid) dan yang lain
bertindak sebagai fluida dingin (cold fluid).
Heat Exchanger dapat digunakan sebagai pemanas (regenerator) maupun sebagai pendingin
(recuperator) tergantung pada tinjauan perpindahan panas yang terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak akan terlepas pada alat ini baik dari skala kecil, seperti: AC (Air Conditioner) maupun
skala besar, seperti: Powerplant. Jenis heat Exchanger sangat bervariasi dan dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa tinjauan antara lain:
Proses Perpindahan
Jumlah Fluida Kerja
Desain Konstruksi
Bidang Kontak Perpindahan Panas
Arah Aliran Fluida
Untuk penjelasan lebih detail terkait jenis-jenis Heat Exchanger berdasarkan tinjauan di atas mari
kita lihat penjelasan berikut.
Double–Heat Exchanger, Heat exchanger pada umumnya terdiri dari dua pipa konsentris
dengan pada pipa dalam datar maupun bersirip. Satu fluida berada pada pipa dalam (inner
tube) dan yang lain pada annulus antara kedua pipa. Merupakan heat exchanger yang
mudah untuk proses perawatannya. Konstruksi ini juga cocok pada kondisi dimana satu
atau kedua fluida bertekanan sangat tinggi. Pada umumnya double pipe heat exchanger
digunakan untuk kapasitas kecil dimana luas perpindahan panasnya kurang dari sama
dengan 50 m2 (500 ft2). Hal ini dikarenakan biaya pembuatan per satuan luas relatif mahal.
Pada beberapa kondisi jumlah pipa dalam berjumlah lebih dari satu akibat dari dimensi.
Sehingga bentuk konfigurasi dari pipa tersebut dapat berbentuk U tube atau hairpin.
Spiral Tube Heat Exchanger, Terdiri atas satu atau lebih spiral koil pada sisi shell. Laju
perpindahan panas menggunakan spiral tube lebih besar daripada pada straight tube. Hal
ini karena pada spiral tube luasan yang terjadi perpindahan panas lebih besar dari pada
straight tube. Namun kelemahan heat exchanger ini ada pada proses pembersihannya.
Gambar 6 – Spiral Tube Heat Exchanger
Spiral Plate Heat Exchanger, Pada Heat exchanger ini digunakan spiral plate dengan
menggunakan sistem sealing las. Dimana aliran kedua fluida dapat berbentuk tiga jenis,
yaitu: parallel flow (aliran searah), counter flow (aliran berlawan arah) dan cross flow
(alirang menyilang). Dengan konfigurasi spiral maka lintasan fluida menjadi semakin
panjang sehingga perpindahan panas semakin banyak yang terjadi.
Regenerator tipe Fix. Untuk regenerator ini, matriks tidak bergerak namun terdapat katup
(valve) yang akan mengatur aliran fluuida gas. Pada heat exchanger ini dibutuhkan minimal
dua matriks yang tersusun parallel. Prinsip kerjanya, fluida panas melalui matriks satu
kemudian panas ditangkap matriks dan fluida dingin melalui matriks yang kedua dengan
arah kedua aliran saling berlawanan (counterflow). Setelah interval waktu tertentu, katup
merubah arah aliran fluida sehingga fluida panas melalui matriks yang kedua dan fluida
dingin melalui matriks yang pertama.
1. Double Pipe HE
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua
ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang
satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus
antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada
laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi
Kekurangan :
Ø Kemampuan tekanan rendah
Ø Ada banyak jenis exchanger plate yang permanen atau tipe close
Kekurangan :
§ Ø Thermal performance lebih rendah dari HE Plate and Frame
§ Ø Tekanan Lebeih rendah dari HE Double Pipa
fouling
fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak diinginkan dipermukaan
heat exchanger yang berkontak dengan fluida kerja , termasuk permukaan heat
transfer.
fouling factor. fouling factor adalah angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya
pengotor yang terbawa fluida yang mengalir pada heat exchanger
Fouling mekanisme:
1. 1. Kristalisasi
kalsium dan magnesium dari bikarbonat dapat membentuk scale, kristalisasi
pada permukaan di awali pembentukan nukleasi. Kecepatan fluida dapt mengatasi
terjadinya fouling. Untuk air pendingin 1,8- 2 m/s.
2. Dekomposisi produk organik
terbentuknya tar sebagai akibat adanya produk dari reaksi kimia
3. Polimerisasi atau oksidasi
4. Pengendapan lumpur ,atau debu partikel
5. Deposit biologi
Disebabkan adanya bakteri yang menempel pada permukaan sehingga membentuk
scale
6. Korosi
3.Baffle
— Sekat-sekat yang digunakan untuk :
— Mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh
— Menahan struktur tube bundle
— Menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube
4.Shell
— Merupakan bagian tengah alat penukar panas
— Merupakan tempat untuk tube bundle
6.Channel Cover
— Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
BWG (Birmingham Wire Gage) yaitu menyatakan ukutan tebal. BWG
kecil berarti tube semakin tebal dan sebaliknya.
3. Cross flow
— Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai untuk
aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and shell heat
exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam tube dan
menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.