PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper sebagaimana yang telah disyaratkan dalam dokumen AMDAL dan telah disetujui oleh Mentri Perindustrian dan Perdagangan dengan NO. 27/MPP/04/1990, melakukan dua macam pengolahan lingkungan yaitu:
a. End of Pipe Treatment (Pengelolaan Limbah yang Dibuang)
penanganan limbah secara end of pipe treatment yang dilakukan oleh PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper ada tiga yaitu: 1. Pengolahan limbah cair yang berupa unti pengolahan limbah cair. 2. Penanganan limbah padat yang berupa landfill system.
3. Pengendalian pencemaran udara yang menggunakan electrosatic precipitator,
dust collector dan cyclone serta NCG (Non Condensable Gas) treatment yang dilengkapi dengan water seal, burner dan scrubber.
b. 3R Concept (Reduce, Reuse, Recycling)
Konsep dari 3R ini digunakan dan diterapkan dalam PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. Di dalam industri ini penerapan konsep tersebut meliputi one- site recycling: 1. Chemical recovery dari concentrate black liquor. 2. Fibre recovery dari white water. 3. Filtrate recovery dari pulp washing. 4. Condensate recovery dan reuse dari boiler. 5. Sirkulasi air pendinginan pada cooling tower. 6. Counter current washing system (untuk brown stock dan bleaching stock washing) 7. Re-cooking knot. 8. Pemakaian bark, chip, reject dan sludge cake dari unti pengolahan limbah cair, dimana akan digunakan sebagai bahan bakar di power boiler. Dalam melaksanakan pemantauan lingkungan atau yang dimaksud adalah untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang dapat dipertahankan sesuai fungsinya. Penanganan limbah yang dilakukan dimana dapat dipertahankan sesuai dengan fungsinya. Penanganan limbah yang dilakukan oleh PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper ini ada tiga pengolahan limbah cair, penaganan limbah padat dan pengendalian pencemaran udara.
3.3.7.1. Pengolahan Limbah Cair
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yang disebut degan effluent treatment berasal dari Jerman (Philip Muller), dimana Jerman adalah salah satu Negara yang peduli terhadap masalah lingkungan. Proses pengolahan ini berfungsi untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik yang sudah tidak dapat didaur ulang kembali sehingga menjadi limbah terolah yang berada di bawah standar pemerintah yang berlaku Kep- 51/MENLH/10/1995 untuk pabrik pulp dan kertas. Saluran limbah cair yang masuk IPAL dipisahkan menjadi dua saluran yaitu saluran limbah alkali dan saluran limbah asam. Adapun tujuan pemisahan limbah ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan kimia penetral dan dengan adanya limbah asam dapat digunakan sebagai penetral pada neutralization basin. Pada proses primary treatment seluruh buangan limbah cair dari masing-masing plant ditampung di primary clarifier yang berfungsi untuk memisahkan padatan secara gravitasi. Cairan yang telah dipisahkan kemudian dinetralkan di lumpur atau sludge dipompakan ke sludge mixing tank. Setelah dinetralkan selanjutnya cairan akan dikirim ke equalization basin untuk penyamarataan cairan sebelum masuk ketahap kedua yaitu activated sludge yang sebelumnya temperatur cairan diturunkan menjadi 35⁰C di cooling tower. Selanjutnya cairan yang telah dingin masuk ke aeration basin dengan surface aerator untuk mensuplai kebutuhan oksigen.
Di dalam aerator basin diharapkan terjadi penguraian senyawa-senyawa
organik oleh bakteri sehingga menyebabkan kandungan pencemar dalam limbah cair dapat turun. Dalam proses dekomposisi atau penguraian senyawa-senyawa organik, bakteri membutuhkan nutrient seperti nitrogen dan phospat yang dapat disuplai dari urea dan asam phospat. Dari aeration basin, campuran cairan dikirimkan ke secondary clarifier untuk dipisahkan dari limbah cair olahan dan sebagian sludge (biomas) dikembalikan lagi aeration basin. Overflow limbah cair dari secondary clarifier ini dibuang ke sungai melalui pengontrol kualitas yang ketat sehingga kualitas buangan limbah cair olahan tidak melebihi stdanar kualitas baku mutu limbah cair Industri pulp yang ditetapkan pemerintah yaitu Kep- 51/MENLH/10/1995 dan Keputusan Gubernur Sumatra Selatan NO. 407/XI/1991. Selanjutnya limbah cair olahan ditampung di holding pond sebelum dibuang ke sungai Lematang. Dari holding pond selanjutnya limbah terolah ini masuk ke sungai melalui satu saluran pipa dengan diameter 1,2 m dan untuk mengetahui kandungan halogen di dalam limbah terolah ini, sebelum dibuang ke sungai Lematang akan dianalisa pula kandungan AOX-nya (Absorsable organohalogen). Pengontrolan kualitas limbah cair dimulai pengontrol sumber buangan, proses pengolahan limbah cair, sampai dengan pembuangan limbah cair olahan ke sungai Lematang. Effluent treatment beroperasi secara kontinyu 24 jam dan jika terjadi masalah di effluent treatment maka limbah cair akan ditampung di emergency basin sampai kondisi di effluent treatment normal kembali. Sedangkan sludge dari primary clarifier dan secondary clarifier ditambah dengan sludge dari fresh water treatment ditampung di sludge mixing tank dan dikirim ke dewatering. Kemudian sludge dipress di beli filter press sehingga menghasilkan sludge cake yang memiliki konsistensi sekitar 36%. Filtrat dari dewatering dikembalikan ke aeration basin, SIudge cake ini merupakan by-produk dari effluent treatment dan akan diumpankan ke power boiler sebagai bahan bakar. Selain memiliki lPAL untuk limbah Industri, PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga memiliki IPAL untuk limbah domestik yang dihasilkan dari perumahan atau townsite. Prinsip dari pengolahan limbah domestik adalah tahap pemisahan kotoran, tahap sendimentasi dan tahap aerasi secara biologi untuk menguraikan senyawa-senyawa organik serta tahap desinfektan untuk menghilangkan bakteri-bakteri yang berbahaya seperti bakteri E.Coli oleh karena limbah domestik memiliki karakteristik yang berbeda dengan limbah Industri maka pengolahannya pun akan berbeda pula.
3.3.7.2. Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan pada perusahaan ada dua jenis yaitu: a. Limbah pabrik. b. Limbah domestik. Limbah padat yang dihasilkan dari pabrik pulp ini berupa dregs dan grits dari recausticizing plant, abu atau asap dari power boiler dan NaCl (garam) dari chemical plant yang direncanakan akan ditimbun dengan sistem landfill. Sedangkan limbah padat lainnya seperti kulit kayu dari wood handling, screen reject dan lumpur dari effluent treatment diumpakan ke power boiler sebagai bahan bakar untuk menghasilkan steam sebgai penggerak turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Dalam operasi landfill akan dibuatkan sumur pantau dan kolam pengumpul lindi untuk pmantauan kualitas lindi dan kontaminasi dari limbah padat terhadap tanah. Lindi yang terkumpul didalam kolam penampungan akan dikirimkan ke effluent treatment untuk diolah secara fisik- kimi-biologi. Limbah domestik hasil dari rumah tangga dan perkantoran akan ditampung pada tempat pembuangan sampah dan akan dikontrol oleh petugas khusus. 3.3.7.3. Pengolahan Limbah Udara Dalam hal pengenalian pencemaran udara, Perusahan PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Pape membangun peralatan pengendalian pencemaran udara pada masing-masing sumbernya. Pada pabrik pulp terdapat dua proses yang memungkinkan terjadinya pencemaran udara yaitu: a. Proses pembakaran pada power boiler. b. Proses kimia pada chemical plant.
untuk pengendalian pencemaran udara, perusahaan membangun electrostatic
precipitator pada power boiler dan lime klin untuk menangkap debu-debu hasil dari pembakaran pada cerobong utama sebelum dibuang bebas ke udara. Sedangkan untuk cerobong proses kimia chemical plant dibangun scrubber guna untuk menyerap kembali gas-gas pembuangan dengan bantuan cairan kimia penyerap. Selain itu untuk mengurangi dampak bau yang dihasilkan oleh pabrik pulp ini, PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper menerapkan beberapa hal antara lain: a. Merancang ketel dengan karakteristik low odor. b. Memasang dua unit pengumpul NCG (Non Condensable Gas). c. Pengumpulan dan pembakaran NCG treatment. d. Memasang vent scrubber pada smelt dissolving tank. Pendaurulang condensate dalam stipper dengan saluran NCG, proses penghilangan bau dimulai dari NCG treatment yang akan membakar gas-gas tidak terkondensasi dari digester dan evaporator pada quenc burner bersama- sama dengan steam dan fuel oil sebagai bahan bakar. Gas- gas hasil pembakaran akan dilewatkan melalui scrubber yang berguna untuk menyerap gas-gas berbahaya dengan bantuan NaOH dan selanjutnya dapat dibuang ke udara bebas melalui cerobong dan diharapkan tidak ada bau lagi di pabrik. Sedangkan larutan penyerap yang keluar dari scrubber dikirimkan ke bleaching plant untuk digunakan sebagai absorber.