Anda di halaman 1dari 32

Komponen peralatan mesin pendingin.

Pengertian Retrofitting adalah mengganti atau memasukan bahan pendingin (refrigeran) lama
dengan bahan pendingin (refrigeran) baru. Misal dari bahan pendingin halokarbon dengan
bahan pendingin hidrokarbon pada unit mesin pendingin

Arti retrofit dalam ruang lingkup terbatas (HVACR system): adalah proses penggantian
refrigeran baik dari CFC ke HCFC atau HFC maupun ke HC atau juga penggantian refrigeran
dalam kelompok yang sama, misalnya HFC ke HFC.
Bahasa teknis berbeda dengan bahasa umum yang digunakan dalam percakapan. Sehingga
satu kata bisa bermakna ganda. Jika kita berbicara teknis artinya A maka ketika berbicara
dalam konteks yg lainnya bisa menjadi B.
Istilah retrofit ini sudah baku dikalangan atau di dunia refrigerasi dan tata udara. Misalnya
saja Elf Atochem sebagai Environmental Protection Agency sudah menggunakan istilah ini di
buku panduan retrofit (Elf Atochem Retrofit Guide) di tahun 1996.
Untuk mengetahui artinya, bisa membaca “Refrigeration and Air Conditioning Dictionary”
publish by McGraw Hill.

PERALATAN RETROFIT TERDIRI DARI

– Mesin Recovery
– Manifold Gauge
– Vacuum pump
– Coupler
– Thermometer
– Tang Amper
– Portable Leak Detector
– Gelas Ukur Volume
– Tabung Berisi Refrigerant
– Tabung Kosong ex Refrigerant Sintetik
– Oli Kompressor
– Stiker Peringatan

TUJUAN PENGGUNAAN :

TEKNIS:
– Efek Pendinginan lebih baik
– Konsumsi Listrik lebih kecil
– Kerja Kompresor lebih ringan
– Umur Pemakaian lebih lama

EKONOMIS:
– Biaya Energi/Listrik lebih kecil
– Biaya Perawatan lebih ringan
– Biaya Penggantian lebih kecil
– Meningkatkan/menambah keuntungan perusahaan

Contoh yang berkaitan dengan Retrofit ini adalah MISICOOL Produk Pertamina.
KOMPATIBILITAS MUSICOOL PADA MESIN PENDINGIN GEDUNG
KOMERSIAL
– Musicool dapat digunakan pada semua jenis Mesin Pendingin, kecuali pada mesin jenis
Sentrifugal
– Musicool memberikan efek lebih baik pada pendinginan dan konsumsi daya listrik
– Musicool tidak menimbulkan masalah/kerusakan pada Mesin Pendingin

Sebenarnya masih banyak Contoh Produk lain sebagai alternatif untuk melakukan retrofit.
Dalam isu penanggulangan Pemanasan Global dimana Produk Refrigerant HCFC 22
mempunyai andil besar sebagai salah satu zat perusak Ozone.

Tagged Retrofit
24 Feb
2016

Refrigerant
by admin | with 0 Comment | in Artikel
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda atau udara
yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke udara sekeliling di luar
benda/ruangan yang didinginkan.

PENGELOMPOKAN REFRIGERAN

Refrigeran yang pertama kali digunakan (1834)adalah eter oleh Jacob Perkins pada mesin
kompresi uap [1]. Selanjutnya pada tahun 1874 digunakan sulfur dioksida (SO2), dan pada
tahun 1875 mulai digunakan ethyl chloride (C2H5Cl) dan ammonia. Selanjutnya metil
khlorida (CH3Cl) mulai digunakan tahun 1878 dan karbon dioksida (CO2) tahun 1881.
Nitrogen oksida (N2O3) dan hidrokarbon (CH4, C2H6, C2H4, dan C3H8) banyak digunakan
sekitar tahun 1910 sampai 1930. Dichloromethane (CH2Cl), dichloroethylene (C2H2Cl2) dan
monobromomethane (CH3Br) juga digunakan sebagai refrigeran pada mesin sentrifugal.

Pada tahun 1926, Thomas Midgely mengembangkan CFC pertama (Chlorofluorocarbon), R-


12. CFC adalah nonflammable, tidak beracun (bila dibandingkan dengan Sulfur Dioksida)
dan efisien. Produksi komersial dimulai pada 1931 dan dengan cepat dapat di temui di
rumah-rumah berpendingin. Willis Carrier mengembangkan chiller sentrifugal pertama untuk
penggunaan komersial dan era refrigerasi dan pengkondisian udara dimulai.

Penggunaan refrigeran-refrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah ditemukannya


Freon (merek dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Co pada sekitar tahun 1930an, dan
menjadi sangat populer sampai dengan tahun 1985. Refrigeran ini disebut sebagai refrigeran
halokarbon (halogenated hydrocarbon) karena adanya unsur-unsur halogen yang digunakan
(Cl, Br) atau kadangkala disebut sebagai refrigeran fluorokarbon (fluorinated hydrocarbon)
karena danya unsure fluor (F) dalam senyawanya. Berdasarkan jenis senyawanya, refrigeran
dapat dikelompokan menjadi:

1.Kelompok refrigeran senyawa halokarbon.

2.Kelompok refrigeran senyawa organik cyclic.

3.Kelompok refrigeran campuran Zeotropik.

4.Kelompok refrigeran campuran Azeotropik.

5.Kelompok refrigeran senyawa organik biasa.

6.Kelompok refrigeran senyawa anorganik.

7.Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh.

1. Kelompok Refrigeran Senyawa Halokarbon

Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon (HC) yaitu metana
(CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan mengganti atom-atom hidrogen
dengan unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl), fluor (F), atau brom (Br). Jika seluruh atom
hidrogen tergantikan oleh atom Cl dan F maka refrigeran yang dihasilkan akan terdiri dari
atom khlor, fluor dan karbon. Refrigeran ini disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC).
Jika hanya sebagian saja atom hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran
yang terbentuk disebut hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak
mengandung atom khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC).

CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai R-11 atau CFC-11.

CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-12 atau CFC-12. CHClF2


(Chlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-22 atau HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan sebagai
R-113 atau CFC-113. Metana (CH4) dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6) adalah R-170,
propane (C3H8) R-290 dan seterusnya.
Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar
senyawa menjadi stabil. Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun.
Atom F ditambahkan agar senyawa menjadi stabil.

2 Kelompok Refrigeran Senyawa Organik Cyclic

kelompok refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor refrigeran adalah
sama dengan cara penulisan refrigeran halokarbon tetapi ditambahkan huruf C sebelum
nomor. Contoh dari kelompok refrigeran ini adalah:

 R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane


 R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane
 R-318 C4F8 octafluorocyclobutane

3 Kelompok Refrigeran Campuran Zeotropik

Kelompok refrigeran ini merupakan refrigeran campuran yang bisa terdiri dari campuran
refrigeran CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigeran yang terbentuk merupakan campuran tak
bereaksi yang masih dapat dipisahkan dengan cara destilasi.

efrigeran ini diberi nomor dimulai dengan 4 sedangkan digit selanjutnya dibuat sesuai
perjanjian. Yang termasuk refrigeran ini adalah

 R-401A campuran R-22(53%) + R-152a(13%) + R-124(34%)


 R-402B campuran R-125(38%) + R-290(2%) + R-22(60%)
 R-403B campuran R-22(56%) + R-218(39%) + R-290(5%)

Refrigeran campuran zeotropik akan menguap dan mengembun pada temperatur yang
berbeda hal ini akan menyebabkan terjadinya temperature glide baik di evaporator maupun di
kondensor, yaitu refrigeran mengalami perubahan fasa pada tekanan konstan tetapi
temperaturnya terus berubah

4 Kelompok Refrigeran Campuran Azeotropik

Kelompok refrigeran Azeotropik adalah refrigeran campuran tak bereaksi yang tidak dapat
dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigeran ini pada konsentrasi, tekanan dan temperatur
tertentu bersifat azeotropik, yaitu mengembun dan menguap pada temperatur yang sama,
sehingga mirip dengan refrigeran tunggal. Namun demikian pada kondisi (konsentrasi,
temperatur atau tekanan) yang lain refrigeran ini bisa saja menjadi bersifat zeotropik.

Kelompok refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan angka lima, sedangkan digit berikutnya
dibuat sesuai perjanjian, sebagai contoh:

 R-500: R-12 (73.8%) + R-152a (26.2%), Temperatur azeotropik: 0oC


 R-502: R-22 (48.8%) + R-115 (51.2%), Temperatur azeotropik: 19oC

5 Kelompok refrigeran organik lainnya

Kelompok refrigeran ini sebenarnya terdiri dari unsur C, H dan lainnya. Namun demikian
cara penulisan nomornya tidak dapat mengikuti cara penomoran refrigeran halokarbon karena
jumlah atom H nya jika ditambah dengan 1 lebih dari 10 sehingga angka kedua pada nomor
refrigeran menjadi dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10), jika dipaksakan dituliskan
sesuai dengan cara penomoran refrigeran halokarbon, maka refrigeran ini akan bernomor R-
3110, sehingga akan menimbulkan kerancuan.

Nomor kelompok refrigeran ini dimulai dengan angka 6 dan digit lainnya dipilih sebarang
berdasarkan kesepakatan. Contoh refrigeran dari kelompok ini adalah:

 R-600 : Butana, CH3CH2CH2CH3


 R-600a : Isobutana, CH(CH3)3
 R-610 : ethyl ether, C2H5OC2H5
 R-611 : methyl format, HCOOCH3
 R-630 : methyl amine, CH3NH2
 R-631 : ethyl amine, C2H5NH2

6 Kelompok refrigeran senyawa unorganik

Kelompok refrigeran ini diberi nomor yang dimulai dengan angka 7 dan digit selanjutnya
menyatakan berat molekul dari senyawanya. Contoh dari refrigeran ini adalah:

 R-702 : hidrogen
 R-704 : helium
 R-717 : amonia
 R-718 : air
 R-720 : Neon (Ne)
 R-729 : Udara
 R-732 : O2
 R-740 : Argon
 R-744 : CO2
 R-744A : N20
 R-764 : SO2

7 Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh

Kelompok refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan menambahkan angka
kempat yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap didepan ketiga angka yang sudah dibahas
dalam sistem penomoran refrigeran halokarbon.

Contoh dari jenis refrigeran ini adalah:

 R-1130 1,2-dichloroethylene CHCl=CHCl


 R-1150 Ethylene CH2=CH2
 R-1270 Propylene C3H6

Refrigerant Hydrocarbon :

 R- 50…………….Metane …….CH4
 R-170……………Ethane ……. CH3CH3
 R-290………….. .Propane ……CH3CH2CH3
 R-600…………….Butane ……..CH3CH2CH2CH3
 R-600a………,,,..Isobutane…..CH(CH3)3
 R-1150b………….Ethylene…….CH2=CH2
 R-1270b…………..Prpyle……….CH3CH=CH2

PEMILIHAN JENIS REFRIGERAN

Pemilihan jenis refrigeran yang akan digunakan dilakukan dengan mempertimbangkan


beberapa sifat berikut:

1.Sifat termodinamika,

2.Tingkat mampu nyala,

3.Tingkat racun,

4.Kelarutan dalam air,

5.Kelarutan dalam minyak pelumas,

6.Reaksi terhadap material komponen mesin,

7.Sifat-sifat fisik,

Sifat termodinamika

Pemilihan refrigeran yang mempunyai sifat termodinamika yang tepat biasanya dilakukan
berdasakan kapasitas refrigerasi yang diperlukan (sangat kecil, kecil, sedang atau besar) dan
temperatur refrigerasi/pendinginan yang diperlukan. Misalnya untuk pengkondisian udara
5oC, lemari es -10 s/d 2oC, cold storage -25oC, lemari pembeku daging atau ikan -40oC.

Tekanan dan temperatur jenuh

Tekanan dan temperatur jenuh akan menentukan kondisi operasi di evaporator dan
kondensor. Kondisi yang diinginkan adalah pada temperatur pendinginan yang diinginkan
refrigeran masih mempunyai tekanan di atas tekanan atmosfer sehingga tidak ada tekanan
vakum dalam sistem yang dapat menyebabkan masuknya udara dan uap air ke dalam sistem.
Pada temperatur kondensor yang sedikit di atas temperatur kamar, diharapkan refrigeran
mempunyai tekanan yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak diperlukan kompresor dengan
perbandingan kompresi yang tinggi dan berdaya rendah. Disamping itu diinginkan refrigeran
yang mempunyai tekanan kondensor dan evaporator yang tidak terlalu tinggi juga. Hal ini
dimaksudkan agar tidak diperlukan struktur komponen yang kuat dan berat.

Dengan mengetahui tekanan dan temperatur jenuh refrigeran, maka dapat diketahui apakah
suatu refrigeran beroperasi pada kisaran tekanan dan temperatur yang sama dan dapat saling
menggantikan. Berbagai kombinasi campuran refrigeran bertekanan tinggi dan rendah dapat
dilakukan untuk menggantikan refrigeran yang tekanannya berada di antara kedua tekanan
refrigeran-refrigeran yang dicampur .

Temperatur dan tekanan kritik


Tekanan dan temperatur kritik merupakan batas atas dari pemakaian refrigeran pada mesin
refrigerasi kompresi uap. Tidak ada refrigeran yang dioperasikan di atas tekanan atau
temperatur kritik dalam siklus kompresi uap. Untuk mendapatkan COP yang besar refrigeran
harus dioperasikan jauh di bawah titik kritiknya agar diperoleh efek refrigerasi yang besar.

Titik beku

Titik beku refrigeran merupakan batas bawah temperatur operasi dari refrigeran tersebut.
Siklus refrigeran harus beroperasi di atas titik bekunya.

Sifat kimia

Sifat kimia refrigeran yang harus diperhatikan antara lain adalah sifat mampu nyala, tingkat
racun, reaksinya terhadap air, minyak pelumas dan material konstruksi/komponen serta
terhadap produk yang dibekukan jika terjadi kebocoran refrigeran dari sistem.

Sifat mampu nyala dan tingkat racun

Sifat mampu nyala ditentukan oleh komposisi campuran udara refrigeran dan titik nyala dari
refrigeran tersebut. Berdasarkan kemudahan terbakarnya refrigeran dibagi menjadi tiga kelas
yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3[2].

Refrigeran yang mempunyai titik nyala di atas 750oC dianggap tidak mudah terbakar karena
temperatur nyalanya sudah melebihi temepartur leleh material komponen refrigerasi.
refrigeran kelompok ini termasuk

Refrigeran dengan titik nyala di bawah 750o dan batas bawah penyalaan (LFL = Lower
Flammability Limit, atau LEL = Lower Explotion Limit) adalah lebih besar dari 3,5%
volume (campuran dalam udara), maka refrigeran ini termasuk refrigeran kelas 2. Sedangkan
jika batas bawah penyalaan kurang dari 3,5% maka refrigeran tersebut masuk kelas 3.
Tingkat racun dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yaitu refrigeran tak beracun
dan kelompok B refrigeran beracun[2]. Refrigeran dikatakan tidak beracun jika mempunyai
LC50 (Lethal Concentration 50%) lebih besar dari 10.000 ppm, sedangkan refrigeran
dianggap beracun jika LC50 lebih kecil dari 10.000 ppm.

Berdasarkan tingkat mampu nayala dan racun maka refrigeran dapat diklasifikasikan sebagai

 refrigeran kelas A1: tidak beracun tidak mudah terbakar. Semua refrigeran halokarbon
masuk kedalam kelas refrigeran ini.
 Refrigeran kelas A2: tidak beracun, tetapi tingkat nayala masuk kelas 2. Refrigeran
campuran zeotropik antara kelas A1 dan A3 bisa masuk kelas refrigeran ini. R-32, R-
141b, dan R-152a juga masuk dalam kelas refrigeran ini.
 Refrigeran kelas A3: tidak beracun, tetapi mudah terbakar. Refrigeran hidrokarbon,
masuk ke dalam kelas ini.
 Refrigeran kelas B1: beracun tetapi tidak mudah terbakar. Tidak ada refrigeran masuk
kelas ini.
 Refrigeran kelas B2: beracun dan bisa terbakar. Amoniak termasuk kelas refrigeran
ini.
 Refrigeran kelas B3: beracun dan mudah terbakar. Kelas refrigeran ini tidak pernah
digunakan.
Kelarutan dalam air

Adanya air atau uap air dalam sistem tidak diinginkan, karena dapat menyebabkan
penyumbatan pada alat ekspansi (moisture choking), korosi, rusaknya isolasi dak kumparan
motor listrik dalam kompresor hermetik, dan terbentuk kerak dalam pipa tembaga.

Uap air dapat berada dalam sistem apabila proses evakuasi (vakum) tidak dilakukan dengan
baik, atau terjadi kebocoran pada sisi tekanan rendah (untuk sistem yang bekerja pada
tekanan vakum), kebocoran pada penukar kalor berpendingin air, pelumas yang basah karena
bersifat higroskopik, atau kebocoran melalui sekat poros untuk kompresor tak hermetik.
(Open type)

Pembentuk air dan es dapat terjadi apabila air atau uap air tidak larut atau terlepas dari larutan
refigeran �pelumas. Dengan demikian semakin tinggi kelarutan air dalam refrigeran atau
pelumas semakin baik. Namun tingkat kelarutan air dalam refrigeran biasanya menurun
dengan menurunnya temperatur, sehingga keberadaan air dalam refrigeran selalu dicegah
dengan memasang pengering silica gel atau molecular sieve.

Namun demikian semakin rendah temperatur semakin kecil kelarutannya. Hal ini dapat
menyebabkan terpisahnya air dari refrigeran dan akan menimbulkan persoalan, Oleh sebab
itu keberadaan air dalam sistem tetap harus dicegah.

Kelarutan dalam minyak pelumas

Refrigeran dan pelumas dapat bercampur atau tidak bercampur dengan pelumas bergantung
pada jenis dan ukuran kompresor. Pada kompresor sentrifugal pelumas mempunyai sistem
tersendiri yang terpisah dari saluran refrigeran, sehingga pada sistem ini, tidak perlu
dikhawatirkan pengaruh kelarutan refrigeran dalam minyak pelumas atau sebaliknya. Namun
demikian pada jenis kompresor torak dan ulir refrigeran bercampur dengan minyak
pelumasnya. Untuk jenis kompresor ini maka diperlukan pasangan refrigeran minyak
pelumas yang saling tidak larut, dengan demikian minyak pelumas dan refrigeran dapat
dipisahkan dengan memasang pemisah oli pada sisi keluaran kompresor.

Pada kompresor torak kapasitas kecil dimana tidak memungkinkan untuk dipasang pemisah
oli, maka diperlukan pasangan refrigeran oli dan refrigeran yang larut dengan baik satu sama
lain agar pelumas tidak tertinggal di kondensor, katup ekspansi atau evaporator.

Pada sistem kompresor yang memungkinkan terjadinya pencampuran refrigeran & oli, maka
perlu diperhatikan adanya penuruan kerapatan dan viskositas minyak pelumas tersebut agar
tidak terjadi kegagalan pelumasan.

Pelumas refrigeran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu oli mineral
yang berasal dari minyak bumi dan oli sintetik. Terdapat dua jenis oli mineral yaitu oli
mineral Napthenic dan Paraffinic, keduanya merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, tetapi
oli mineral napthenic mempunyai ikatan cyclic yang menyebabkan oli jenis ini viskositas dan
temperatur curahnya lebih rendah dibandingkan oli mineral Paraffinic yang banyak
mengandung lilin parafin. Dalam praktek keduanya terdapat dalam mineral oli dengan
komposisi yang berbeda-beda[3]. Refrigeran sintetik yang banyak digunakan adalah Alkyl-
benzene, Polyo ester (POE), dan polyalkyl glycol (PAG).
Hampir semua refrigeran halokarbon larut dengan baik dalam oli mineral, kecuali R-22, R-
114, R-502 yang hanya larut sebagian. Oleh sebab itu penggunaan refrigeran yang hanya
terlarut sebagian ini pada sistem refrigerasi yang kecil dan refrigeran tercampur dengan
minyak pelumas memerlukan perhatian pada sistem pemipaan yang memungkin minyak
pelumas kembali ke kompresor secara gravitasi. Sebagai contoh R-22 dengan 10% mineral
oil merupakan larutan yang baik pada kondensor temperatur, tetapi akan terpisah pada
temperatur evaporator 5oC. Jika kandungan oli mencapai 18% pemisahan akan terjadi pada
temperatur 0,5oC[1]. Amonia dan CO2 tidak larut dalam oli mineral oleh sebab itu
pemakaian refrigeran ini pada mesin refrigerasi besar tidak menjadi masalah karena
pencampuran dapat diatasi dengan memasang pemisah oli. R-134a tidak bercampur dengan
oli mineral, sehingga pasangan refrigeran-minyak pelumas ini tidak digunakan pada mesin
refrigerasi kapasitas kecil yang tidak memungkinkan dipasangnya pemisah oli.

Pada umumnya viskositas dan massa jenis oli pelumas akan menurun jika bercampur dengan
refrigeran. Besarnya penurunan viskositas dan massa jenis ini meningkat dengan
meningkatnya jumlah refrigeran yang terlarut, temperatur dan tekanan[3]. Oleh sebab itu
perlu diperhatikan agar penurunan viskositas dan massa jenis ini tidak sampai menyebabkan
kegagalan pelumasan.

Reaksi terhadap material komponen mesin

Material komponen mesin terdiri dari logam, elastomer dan material pengering seperti silika
gel dan molecular sieves. Refrigeran halokarbon, dan hidrokarbon mempunyai kestabilan
kimia dan kompatibel terhadap hampir semua logam. Namun demikian material yang paling
baik digunakan adalah tembaga. Alumunium akan sedikit bereaksi dengan refrigeran yang
mempunyai kandungan fluor yang tinggi[1]. R-12 dan R-11 menunjukkan reaksi terhadap
alumunium. Namun karena harganya murah maka alumunium dengan lapisan oksida banyak
digunakan sebagai komponen mesin refrigerasi.

Sifat fisika

Kekuatan Dielektrik

Kekuatan dielektrik menentukan apakah refrigeran tersebut menghantarkan listrik atau tidak.
Refrigeran yang baik adalah refrigeran yang mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi atau
tidak menghantarkan listrik. Refrigeran yang mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi
aman digunakan pada kompresor hermetik.

Tagged Refrigerant
18 Feb
2016

Workshop K3 dan Manajemen APD


by admin | with 0 Comment | in Artikel
Kamis 18 Februari 2016 PT. HASTA PRAKARSA CIPTA berkesempatan menghadiri
Seminar dan Workshop Accupational Safety & Health Workshop Personal Protective
Equipment Management yang diselenggarakan oleh 3M di Hotel Mercure Karawang Jawa
Barat. Seminar dan Workshop yang dihadiri 200 Orang HSE Department dari berbagai
perusahaan Manufactur ternama yang ada di Indonesia diantaranya : Daihatsu, Astra Mobil,
Indofood, PT. Pindad Persero dan beberapa Perusahaan Textil di Jakarta dan Jawa Barat.

Acara di isi Oleh beberapa Nara Sumber dari Praktisi maupun Akademisi diantaranya :

 Ibu Marini dari 3M


 Bp. Hendri dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Dosen FK UI.
 Bp. Zully Achmad F. S.Si M.K.K.K dari 3 M , dan
 Mr. Jimmy Wong dari 3M

Dari beberapa paparan Nara Sumber diangkat berbagai tema diantaranya :

Pengertian Bahaya.

Bahaya ( Hazard ) adalah sifat sifat intrinsik dari suatu proses yang dapat menyebabkan
kerusakan atau membahayakan. Potensi yang dimiliki oleh suatu bahan atau material, proses
atau kondisi untuk menimbulkan kerusakan atau kesakitan ( kerugian ).

Hal ini termasuk bahan kimia ( toksisitas, korotisitas ), fisik ( daya ledak, listrik, dapat
terbakar ), biologis ( dapat menginfeksi ) dan lain-lain. Definisi dari Hazard ( bahaya )
mengindikasikan adanya suatu ancaman, dan Hazard bisa hadir tanpa adanya resiko.

Type Bahaya K3 terdiri dari Bahaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja :

Bahaya Kesehatan Kerja : Bahaya yang terdapat dilingkungan kerja yang mempunyai potensi
untuk menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan, kesakitan dan penyakit akibat kerja.

Ciri-cirinya :

 Mempunyai potensi untuk menimbulkan kesakitan, gangguan Kesehatan dan penyakit


akibat bekerja.
 Ada dilingkungan Kerja sepanjang waktu dan menyakiti pekerja selama bekerja 8 jam
per hari atau 40 jam per minggu.
 Umumnya pada konsentrasi yang rendah.
 Dampak tidak segera kelihatan butuh waktu ( Kronik)
 Memajan pekerja berulang -ulang
 Mempertimbangkan aspek besaran Konsentrasi dan dosis.

Bahaya Keselamatan Kerja : Bahaya yang terdapat dilingkungan kerja yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan terjadinya incident, injury baik pada manusia maupun pada
proses kerja.

Ciri -cirinya :

 Mempunyai potensi menimbulkan injury, cacatg, gangguan pada proses dan


kerusakan alat.
 Ada dilingkungan kerja dan memajan pekerja hanya pada saat terjadinya kontak.
 Dampak yang timbul langsung kelihatan ( Dramatical ).
 Tidak mempertimbangkan aspek besaran konsentrasi dan dosis.

Bahaya terdiri dari :

 Fisik
 Kimia
 Biologi
 Mekanikal
 Elektrikal
 Ergonomis
 Psikososial

Physical Hazard ( bahaya Fisik )

Berupa energi seperti bising, getaran, radiasi ion dan radiasi non ion, pencahayaan,
temperatur ekstrim dan tekanan udara ekstrim.

Chemical Hazard ( Bahaya Kimia )

Berupa bahan kimia dalam bentuk gas, cair dan padat yang dapat menimbulkan cedera ( akut
) maupun gangguan kesehatan dan penyakit kronis.

Untuk Bahaya kita hanya bahas sampai disini.

Pengertian Resiko adalah : Kemungkina ( probabilitas) suatu bahan/material, proses, atau


kondisi untuk menimbulkan kerusakan atau kesalitan ( Kerugian ). Resiko dapat
dikelompokkan menjadi : Resiko Kesehatan kerja dan Resiko keselamatan kerja. Beberapa
definisi lain dalam beberapa Bahasa :

# ” chance opportunity”

# wej-ji in Chinese

# Risiko in German

# Risico in Dutch & Italian

# Rique in French

# Greek word rhiza, ” root and/or cliff”

# Aarabic word riza meaning ” meaning God and fate provide for your life ”

Elimination

 Metode pengendalian dengan cara menghilangkan bahaya dari tempat kerja


 Umumnya diterapkan pada material, proses, dan kadang-kadang pada teknologi

Alat Pelindung Diri ( APD ).

Merupakan alat yang digunakan oleh pekerja yang melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan dari
kemungkinan terpajan oleh bahaya yang melebihi batas yang di perbolehkan.
Fungsi APD.

 Hanya untuk melindungi Pekerja.


 Tidak untuk mengendalikan bahaya tapi untuk menurunkan tingkat resiko.
 Sebagai salah satu pengendalian pajanan bahaya ditempat kerja.
 Alternatif terakir dalam mengendalikan pajanan bahaya di tempat kerja.

Tujuan Penggunaan APD.

 Melindungi Pekerja dari pajanan bahaya ( menghundari pajanan ).


 Sebagai pembatas antara pekerja dengan bahaya ( menghindari kontak ).
 Mencegah masuknya bahaya kedalam tubuh pekerja ( membatasi intake ).
 Melindungi pekerja dari pajanan bahaya yang melebihi nilai ambang batas (
membatasi dosis ).

Dirangkum oleh : Mujiono KLINIKAC.COM

11 Feb
2016

Mengenal Komponen Ac Split


by admin | with 24 Comments | in Artikel
Pada tulisan kami kali ini, kami akan sedikit share tentang Komponen yang terpasang pada ac
Split, dimana terbagi menjadi tiga bagian yaitu Bagian Unit Indoor, Bagian Unit Outdoor dan
Pemipaan :

1. KOMPONEN INDOOR

Komponen Indoor terdiri dari :


a. Grille

Grille adalah bagian yang terpenting pada sebuah indoor, karena grille adalah sebuag Body
dari inddor, yang berfungsi sebagai alat kedudukan dari serangkaian komponen yang ada
pada indoor.

b. Evaporator

Adalah perangkat air Conditioner yang terbuat dari lingkaran tembaga yang dililit dengan
serpihan aluminium yang berbentuk kisi kisi tipis dan rapat yang berfungsi debagai sarana
merubah udara ruangan menjadi dingin karena sirkulasi yang dibantu oleh blower indoor.

c. Motor Fan Indoor


Adalah sebuah Motor AC/DC yang berfungsi menggerakkan blower indoor untuk
mendapatkan kecepatan tertentu agar supaya udara diruangan dapat bersirkulasi melalui
evaporator.

d. Blower Indoor

Adalah perangkat yang berbentuk bulat sehingga disebut blower yang berfungsi sebagai alat
untuk menghempaskan udara ruangan yang dibantu oleh motor fan indoor.

e. PCB / Modul

Adalah alat mikro komputer yang berfungsi untuk memberikan perintah seluruh rangkaian air
conditioner
f. Remote Controller

Adalah alat untuk mangaplikasikan keinginan kita terhadap ac, yang bersingkronisasi dengan
Module AC

f. Thermistor

Adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai sensor udara untuk menganalisa kedinginan
ruangan dan menganalisa kedinginan supply outdoor.

g. Capasitor fan
Adalah sebuah alat untuk membantu start motor fan indoor , untuk ac model baru biasanya
sudah dirangkai pada Modul/PCB

f. Filter Udara

Adalah alat yang berfungsi sebagai penyaring kotoran yang yang berada diruangan sebab
sirkulasi dari indoor, sehinggan sangat menbantu kebersihan ruangan.

B. KOMPONEN OUTDOOR

Komponen komponen yang berada di outdoor adalag sebagai berikut :

a. Body
Adalah seng atau plastik yang berfungsi sebagai alat untuk tempat tersusunnya dari seluruh
rangkaian outdoor

b. Kompressor

Merupakan alat yang paling Vital dalam sebuah rangkaian Air Conditioner dimana
kompressor merupakan alat yang berfungsi sebagai sarana untuk mensirkulasi Gas freon dari
indoor ke outdoor dan sebaliknya dimana sirkulasi tersebut terdapat proses gas freon dari
Liquid mendadi Gas dan sebaliknya sehingga mendapatkan pengembunan yang cukup dan
itulah disebut proses pendinginan.

c. Kondensor
adalah alat yang mempunyai struktur yang sangat mirip dengan Evaporator namun berfungsi
untuk memanaskan gas refrigerant dengan suhu tertentu sebagai sarana proses pendinginan
dibantu dengan kecepatan tertentu sebuah motor fan outdoor dan daun fan outdoor.

d. Capasitor Kompressor

Berfungsi sama dengan capasitor pada indoor, tetapi mempunyai toleransi lebih tinggi
dibanding dengan capasitor fan indoor maupun fan outdoor disesuakian dengan berapa besar
kapasitas kompressornya dan berlaku untuk kompressor yang menggunakan arus 1
phase/single phase.

e. Motor Fan Outdoor

Adalah sebuah motor listrik AC/DC yang berfungsi sebagai alat untuk mensirkulasi udara
disekitar outdoor yang berfungsi mempertahankan suhu tertentu sehingga kinerja kompressor
stabil.

f. Capasitor fan outdoor


Berfungsi sebagai alat starting Motor Fan Outdoor

g. Kapiler

alat yang berfungsi untuk memproses Gas menjadi Liquid sehingga terjadi pengembunan.

h. Filter Dryer
Sesuai namanya dia berfungsi sebagai fiterr/penyaring kotoran yang mungkin ada dalam
system.

i. Kran valp

Sebagai alat untuk menahan Gas Refrigerant di dalam kompressor sebelum ac terpasang dan
berfungsi juga sebagai sarana untuk vacoomdown.

j. Overload
Adalah alat otomatis kompressor yang bekerja sebagai kontrol bilamana kompressor
terlampau panas dan bilamana konsumsi listrik sudah naik dan tidak sesuai dengan kapasitas
kompressor

Tagged Pengetahuan
11 Feb
2016

Perbedaan AC lama dengan AC Baru


by admin | with 0 Comment | in Artikel
Air Conditioner, dengan berkembangnya teknologi dan semakin Pintarnya manusia dalam
mengolah pembaruan Teknologi yang satu ini menyebabkan beberapa perubahan mencolok
antara Teknologi AC lama dengan AC yang baru, diantara perubahan itu sudah barang tentu
ada segi Positif dan negatifnya.

Inilah kira-kira perbedaan antara AC lama dengan AC Baru :

 Ac lama berdesain dan berdimensi sangat besar dan kokoh. Sementara AC baru
berpenampilan Ekslusif dan cenderung Ramping.
 Ac lama Berkapasitas BTU penuh sementara AC model baru beberapa Brand
berkapasitas BTU banci.
 Ac lama berkonsumsi listrik sangat tinggi sementara AC model baru konsumsi
listriknya lebih Rendah apalagi teknologi Inverter.
 Ac lama Mempunyai Evaporator dan Kondensor yang kuat sehingga tidak mudah
Bocor sementara
 AC model baru mempunyai Evaporator dan Kondensor yang sangat tipis sehingga
Mudah sekali Bocor. Terutama sering terjadi kebocoran pada Evaporator apalagi
untuk daerah-daerah seperti ( Cempaka putih, Sunter, tanjung Priuk, Kapuk, dan
rumah yang dilalui sungai tercemar seperti kali daerah Halim)
 Ac lama mempunyai Massa yang sangat berat sementara AC baru cukup ringan.
 AC lama mempunyai sistem kontrol dan fitur yang sederhana sementara AC model
baru menawarkan berbagai macam Fitur dan kontrol yang serba Micro Computer.
Dan kesimpulannya adalah, AC lama mempunyai fitur yang sederhana dan
berkonsumsi listrik cukup besar namun Sangat Awet sementara AC model baru
mempunyai fitur yang cukup menggiurkan kan konsumsi listrik rendah tetapi kurang
begitu Awet.

Tetapi bagaimanapun masing masing mempunyai kelemahan dan kelebihan, dan


bagaimanapun itu adalah perkembangan sebuah Teknologi yang mau tidak mau kita harus
berada pada Jamannya.

Salam dingin……..Cool

Tagged Pengetahuan, Tips


11 Feb
2016

Mengenali Kerusakan AC
by admin | with 0 Comment | in Artikel

Sebagai User/Pemakai Air Conditioner ( AC), sebaiknya kita sedikit banyak mengetahui
Gejala-gejala kerusakan pada komponen AC anda, bahasan kita kali ini adalah untuk AC
Split Wall atau biasa kita sebut AC Split, dimana AC inilah uang paling banyak dipakai Oleh
perumahan maupun kantor-kantor yang bergedung Kecil dan menengah. Walaupun bahasan
kita ini barang kali sudah kami tampung sebagian di Halaman FAQ pada web ini :

1. AC tidak menyala sama sekali : Kemungkinan besar terjadi permasalahan Pada koneksi
Power maka Periksalah Koneksi Power dan jika ada Sekring pada Stop kontak, apabila arus
tetap berjalan sampai disitu maka Periksalah Sekring pada Indoor. Apabila semua sudah
terhubung maka dapat dipastikan terjadi kerusakan pasa Modul atau PCB yang terletak pada
Indoor.

2. AC menjadi Es : AC menjadi Es disebabkan oleh dua faktor : Jika terjadi Es Gumpalan ES


pada Pipa besar maka segeralah Panggil teknisi (Kami) karena ac anda perlu diservice,
evaporator anda sudah terlalu kotor. Untuk pertolongan pertama bersihkan Filternya terlebih
dahulu. Jika terjadi Gumpalan ES pada pipa kecil, bererti AC anda kekurangan Gas freon,
sebaiknya perksa dan perbaiki dahulu oleh Teknisi anda (kami) sebelum anda
menggunakannya kembali. Sangat Disarankan untuk tidak dihidupkan terlebih dahulu karena
akan mengakibatkan kerusakan pada Kompressor jika dalam kondisi seperti ini namun masih
terap dijalankan.

3. AC sering mati hidup pada Outdoornya : Kemungkinan setting suhu anda terlalu tinggi
maka hanya dengan beberapa waktu suhu ruangan sudah mencapai, sehingga Outdoor
diperintahkan mati Oleh sistem. Atau terjadi kerusakan pada Sensornya yang biasa kita sebut
Thermistor.

4. AC tidak dapat diremote : Ada dua kemungkinan kerusakan Remote Controller atau
mungkin kerusakan pada Sensor.

5. AC hidup tetapi setelah sekitar 5-10 menit listrik Turun : Itu disebabkan kerja kompressor
sudah tidak bagus sehingga Konsumsi listrik semakin lama semakin naik sehingga melebihi
DAYA listrik dari PLN ( biasanya untuk AC Rumahan ).

6. AC netes Air : bisa juga terjadi seperti Item No.2 atau mungkin karena Bak drainase AC
pada indoor sudah tersumbat.

Itulah Gejala-gejala kecil yang perlu anda ketahui sebagai USER Air Conditioning, maka
sebaiknya anda CUCI/Service ac anda setidak-tidaknya 3 bulan sekali agar menjaga ac anda
tetap Prima dan untuk memperpanjang Umur AC anda.

Tagged Pengetahuan, Troubleshoot

 Prev
 1
 2
 3
 4
 5
 Next

Recent Posts

 Kriteria Pemilihan AC Rumah tangga dan Komersial


 Pemasangan Instalasi AC
 Pengelasan ( Kerja dasar AC Split )
 Mengencangkan Flaring ( Pemipaan Ac Split )
 Swaging dan Bending ( Pemipaan AC Split )

Recent Comments

 Johanes on Konsultasi
 admin on Konsultasi
 Zulfikar on Konsultasi
 admin on Konsultasi
 Restu on Konsultasi
Archives

 August 2016
 July 2016
 June 2016
 May 2016
 April 2016
 March 2016
 February 2016
 January 2016

Categories

 Artikel
 Kegiatan
 News
 Tips

OFFICE

HEAD OFFICE :

JL. DELIMA NO.71 PEKAYON PASAR REBO JAKARTA


WORKSHOP :
JL. JATISARI NO.56 KALISARI PASAR REBO JAKARTA

LATEST NEWS
Kriteria Pemilihan AC Rumah tangga dan Komersial

20/08/2016

Pemasangan Instalasi AC

26/07/2016
Pengelasan ( Kerja dasar AC Split )

26/07/2016
Mengencangkan Flaring ( Pemipaan Ac Split )

25/07/2016

TESTIMONIAL

SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN bag. SARPRAS, mengucapkan terimakasih telah


membantu dalam melaksanakan Perawatan AC di sekolah ini. Mudah-mudahan mendatang
tetap memberikan pelayanan yang prima terhadap kita dan Pelanggan pada umumnya. Sukses
selalu buat KLINIK-AC. PT.HASTA...
Tunut Haryanto / SMA Islam PB. Sudirman
" KLINIK AC " PAS MANTAP.... AISAH 06 Januari 2012 Akhirnya ketemu juga jasa
service ac yg memuaskan ..harga ok pelayanan bagus respon bagus..dan jujur...sukses terus
ya pertahankan kualitasnya...
Aisah / Mahasiswi

APLIKASI

LINK MEDIA :

Copyright PT. HASTA PRAKARSA CIPTA All right Reserved

 About
 Privacy policy
 Disclaimer & Copyright

Anda mungkin juga menyukai