PADA INDUSTRI .
Oleh :
Ir.Parlindungan Marpaung
2013
2
0 1,316
1,500.0
2009 2011 2013 2015 2017 2019
7.1
%
712
1,000.0
Pertumbuhan Penduduk
256
Penduduk (Juta)
1.1 500.0
260
231 %
240
0.0
220 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
200
2009 2011 2013 2015 2017 2019
REALISASI DAN PROYEKSI KONSUMSI PEMANFAATAN
ENERGI FINAL
Asumsi proyeksi
kebutuhan energi:
• Data realisasi 2000-
2011
• Data makroekonomi
realisasi 2000-2011
• Analisa regresi linier +
justifikasi *)
• Software: microsoft
excel
(Juta SBM)
Sektor 2000 2005 2010 2011 2015 2020 2025
Komersial 19 25 31 32 35 42 48
Lainnya 29 29 28 25 37 39 41
Keterangan:
Data Historis Tahun 2000-2011 mengacu Energy Handbook 2012, Pusdatin KESDM (exclude biomass)
POTENSI SUMBER DAYA ENERGI DI INDONESIA
ENERGI SUMBER DAYA KAPASITAS RASIO KT/SD
NO (%)
TERBARUKAN/ (SD) TERPASANG (KT)
1 2 3 4 5 = 4/3
Ton
Cadangan Produksi BBM 40 2.92
20 10
Produksi BBM (juta bbl per 0
(proven + tahun) 5
Cadangan Produksi Gas
possible) milyard Produksi Gas (TSCF per 0
bbl (proven + tahun) Cadangan Produksi Produksi Batubara
possible) TSCF Batubara (proven + (juta Ton per tahun)
possible) milyard
Ton
RASIO
JENIS ENERGI CADANGAN PRODUKSI CADANGAN/PRODUKSI
FOSIL (Proven + Possible) (per TAHUN) (Tanpa Eksplorasi Baru)
TAHUN
MINYAK 7,76 milyar bbl 346 juta bbl 22
GAS 157,14 TSCF 2,95 TSCF 53
BATUBARA 21,13 milyar ton 254 juta ton 83
1 Subsidi BBM/BBN & LPG 123,6 137,4 211,9 154% 126% 193,8
2. Porsi subsidi energi dalam APBN tersebut
mencapai 18% dari total belanja negara tahun 2 Subsidi Listrik - 65,0 100,2 154% 108% 78,6
2012. 3 Cadangan resiko energi 23,0
3. Lebih tingginya subsidi energi dibandingkan Total Subsidi Energi 123,6 225,3 312,09 138% 119% 272,4
target APBN-P disebabkan antara lain:
a. BBM: overkuota BBM bersubsidi, kurs
rupiah dan ICP yang melebihi asumsi
b.Listrik: penjualan listrik, kurs, ICP dan
harga bahan bakar (utamanya BBM)
melebihi asumsi APBN-P. Selain itu,
terkendalanya beberapa proyek PLTU
4. Untuk tahun 2013 subsidi energi dialokasikan
sebesar Rp. 272,4 triliun, dengan catatan
dilakukannya penyesuaian Tarif Tenaga Listrik
(TTL) sebesar 15% secara bertahap kecuali
untuk golongan pelanggan 450 VA dan 900 *) Realisasi **) APBN
VA.
Harga Minyak Meningkat Terus ..!!
I. Data historis
Profil Konsumsi Energi
Parameter Operasi
Sistem Pembakaran :
II. Operasi Suhu stack
Komposisi gas buang (O2, CO2, CO)
CIRI CIRI PEMBOROSAN ENERGI (Lanjutan)
Pemeliharaan
III. Pemeliharaan
Potensi penghematan energi besar
Potensi penghematan energi nasional : 20% hingga 30%.
Benchmarking Intensitas energi
Potensi penghematan energi Besar
(Peluang dan Tantangan)
Meningkatkan efisiensi
pemanfaatan energi.
REGULASI
KONSERVASI ENERGI
1. UU No.30 tahun 2007, Tentang Energi
3. Permen ESDM :
No 12 (penghematan bahan bakar),
No 13 (penghematan tenaga listrik),
No 14 (manajemen energi),
4. Standar (SKKNI)
PENGERTIAN KONSERVASI ENERGI
(Sesuai UU.30 tahun 2007 tentang Energi)
Upaya sistematis,
terencana, dan terpadu.
MENGATUR 5 HAL
1. Tanggung
Jawab
Pemerintah
Pusat, 2. Pelaksanaan 4. Kemudahan, 5. Pembinaan
3. Standar
Pemerintah Konservasi Insentif dan dan
dan label
Daerah, Energi Disinsentif Pengawasan
Pengusaha
dan
Masyarakat
SKKNI
Manajer & Auditor
Energi
PP NO. 70/2009 Pasal 4-7 :
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM KONSERVASI ENERGI
Merumuskan dan menetapkan kebijakan, strategi, dan
program konservasi energi;
Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di
bidang konservasi energi;
Melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif
untuk penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi
energi;
Pemerintah Mengalokasikan dana dalam rangka pelaksanaan program
Pusat/Daerah konservasi energi;
Memberikan kemudahan dan/atau insentif dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi;
Melakukan bimbingan teknis konservasi energi kepada
pengusaha, pengguna sumber energi, dan pengguna energi;
Melaksanakan program dan kegiatan konservasi energi;
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program konservasi energi
mendukung dan
melaksanakan program konservasi energi.
PENERAPAN KONSERVASI ENERGI
Pasal 13
(1) Audit energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (3) huruf c dilakukan oleh auditor energi internal
dan/atau lembaga yang telah terakreditasi.
(2) Manajer energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (3) huruf a dan auditor energi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
INSENTIF - Pasal 17
Yaitu tindakan yang bersifat mendorong (Carrot = Umpan) :
Pasal 22
(2) Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 ayat (2) yang tidak melaksanakan konservasi energi
melalui manajemen energi dikenakan disinsentif oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing disinsentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. peringatan tertulis
b.pengumuman di media massa
c.denda dan/atau
d.pengurangan pasokan energi.
32
Pasal 23
Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (2)
huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat waktu
masing-masing 1 (satu) bulan.
Pasal 24
Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah
diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 tidak melaksanakan konservasi energi, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
mengumumkan nama pengguna sumber energi dan pengguna energi
yang bersangkutan di media massa
33
Disinsentif - Pasal 25
(1)Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna sumber energi dan pengguna
energi diumumkan di media massa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tetap
tidak melaksanakan konservasi energi, yang bersangkutan dikenai denda.
(2)Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sebanyak 2 (dua) kali
dari nilai pemborosan energi yang ditimbulkan.
(3)Hasil denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke kas
negara/kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
34
Disinsentif - Pasal 26
(1)Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber
energi dan pengguna energi tidak membayar denda, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
menetapkan pengurangan pasokan energi kepada yang bersangkutan.
(2)Gubernur atau bupati/walikota dalam menetapkan pengurangan
pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendapatkan persetujuan Menteri.
(3)Pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak menghilangkan kewajiban pembayaran denda oleh pengguna
sumber energi dan pengguna energi.
SKKNI
SKKNI Manajer Energi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. 321/MEN/XII/2011 (Sub
bidang Industri).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. 323/MEN/XII/2011 (Sub
bidang Bangunan Gedung)
SKKNI
AUDITOR ENERGI
JABATAN KERJA
AUDITOR ENERGI
INDUSTRI DAN
BANGUNAN GEDUNG
SKKNI
MANAJER ENERGI
Kompetensi
Kompetensi Kerja adalah spesifikasi
kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
Unit Kompetensi
Unit kompetensi merupakan bentuk pernyataan yang
menjelaskan secara singkat pekerjaan yang merupakan
bagian dari standar kompetensi kerja.
Definisi Kompetensi (Lanjutan)
Elemen Kompetensi
Elemen kompetensi merupakan bagian kecil dari unit
kompetensi yang mengidentifikasikan aktifitas yang
harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi
tersebut.
Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan
kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
hasil kerja pada setiap elemen kompetensi. Kriteria
unjuk kerja mencerminkan aktifitas yang dapat
menggambarkan 3 aspek yaitu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap kerja.
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
INDONESIA (SKKNI) MANAJER ENERGI BIDANG
INDUSTRI DAN
BANGUNAN GEDUNG
Kode Unit Kompetensi
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MANAJER ENERGI
Sub bidang Industri.
Unit Kompetensi
menjelaskan fungsi kunci
atau peran dalam
melakukan pekerjaan.
Standar kompetensi terdiri
atas beberapa unit
kompetensi.
45
PR 11/5/2019
Elemen Kompetensi
.
46
.
47
SERTIFIKASI
MANAJER DAN AUDITOR ENERGI
√
Proses sertifikasi
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan,
mencakup :
permohonan,
evaluasi,
keputusan sertifikasi,
Survailen dan sertifikasi ulang.
PR 11/5/2019
54
55
11/5/2019
PROSES SERTIFIKASI
• Mengajukan permohonan
• Evaluasi/Administrasi
• Uji kompetensi oleh
assessor
• Evaluasi
• Keputusan/certification
• Surveillance,
• Penggunaan sertifikat
• Resertifikasi.
PROSES - SERTIFIKASI
Pelatihan Sertifikasi
Di Lembaga Pelatihan Di Lembaga Sertifikasi
Pemeriksaan Adm.
Pengujian Di Lembaga Sertifikasi
Di Lembaga Pelatihan
Penilaian / Pengujian
Oleh Asesor
Ya Di Lembaga Sertifikasi
Lulus Uji ?
Tidak Ya
Memenuhi Syarat
dan Lulus Uji ?
Pembinaan Tidak Pemberian Sertifikat
58
PERMOHONAN SERTIFIKASI
EVALUASI
Yaitu untuk mengkaji ulang permohonan sertifikasi agar
menjamin bahwa:
1. LSP mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai
ruang lingkup yang diajukan
2. LSP menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon
dan dengan alasan yang tepat dapat mengakomodasinya
3. pemohon mempunyai pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang
disyaratkan dalam skema
KEPUTUSAN SERTIFIKASI
Writen Oral
Bekerja riil Simulasi