Anda di halaman 1dari 62

REGULASI KONSERVASI ENERGI

PADA INDUSTRI .

Oleh :
Ir.Parlindungan Marpaung
2013
2

Ir. Parlindungan Marpaung


(Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi)

Alamat : Jl. Sulawesi Blok C No.15


Jatibening Indah Bekasi
Tlp. 021-8470292
HP. 081218891952
Email : parlin_m @ yahoo.com
LATAR BELAKANG

MENGAPA KONSERVASI ENERGI ??

• Konsumsi energi meningkat


• Sumberdaya energi terbatas
• Subsidi energi cukup besar
• Harga bahan bakar meningkat
• Indonesia BOROS ..!!
Konsumsi Energi Terus Meningkat
Pertumbuhan Ekonomi
GDP( RP. Trliun)
3,943
4000
6.1
3000 2,177 % Pertumbuhan Kebutuhan Energi
2000
Kebutuhan Energi (Juta SBM)
1000

0 1,316
1,500.0
2009 2011 2013 2015 2017 2019
7.1
%
712
1,000.0

Pertumbuhan Penduduk
256
Penduduk (Juta)
1.1 500.0
260
231 %
240
0.0
220 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

200
2009 2011 2013 2015 2017 2019
REALISASI DAN PROYEKSI KONSUMSI PEMANFAATAN
ENERGI FINAL
Asumsi proyeksi
kebutuhan energi:
• Data realisasi 2000-
2011
• Data makroekonomi
realisasi 2000-2011
• Analisa regresi linier +
justifikasi *)
• Software: microsoft
excel

(Juta SBM)
Sektor 2000 2005 2010 2011 2015 2020 2025

Industri 193 218 312 315 331 386 440

Rumah Tangga 88 89 82 85 99 102 105

Komersial 19 25 31 32 35 42 48

Transportasi 139 178 255 278 284 340 396

Lainnya 29 29 28 25 37 39 41

Non Energy 40 54 84 98 96 117 137

Total 509 595 794 836 883 1025 1167

Keterangan:
Data Historis Tahun 2000-2011 mengacu Energy Handbook 2012, Pusdatin KESDM (exclude biomass)
POTENSI SUMBER DAYA ENERGI DI INDONESIA
ENERGI SUMBER DAYA KAPASITAS RASIO KT/SD
NO (%)
TERBARUKAN/ (SD) TERPASANG (KT)
1 2 3 4 5 = 4/3

1 Tenaga Air 6.057 MW 8,01%


2 Minihidro 75.000 MW 419 MW 0,56%
3 Mikro Hydro 181 MW 0,25%
4 Tenaga Surya 4,8 kwh/m2/day 22,45 MW -
5 Tenaga Angin 3 – 6 m/s 1,87 MW -
6 Samudera 49 GW***) 0,01 MW****) 0%
7 Uranium 3.000 MW *) 30 MW **) 0%
8 Panas Bumi 29.215 1.341 4,6%
Sumber: Ditjen EBTKE, Migas dan Minerba KESDM
157.14
160
140
120
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat
100
**) Sebagai pusat penelitian, non-energi
80 Series1 ***) Sumber Dewan Energi Nasional
60 ****) Prototype BPPT
*****) Sumber www.litbang.esdm.go.id
40 21.13
7.76
20
0
Minyak Gas (TSCF) Batubara
(milyard bbl) (milyard ton)
RASIO CADANGAN - PRODUKSI
SUMBER DAYA ENERGI DI INDONESIA
7.76 157.14
BBM 160
8 140
6 120 Gas 25
0.346
4 100
2 80 20
0 60 15 Batubara

Ton
Cadangan Produksi BBM 40 2.92
20 10
Produksi BBM (juta bbl per 0
(proven + tahun) 5
Cadangan Produksi Gas
possible) milyard Produksi Gas (TSCF per 0
bbl (proven + tahun) Cadangan Produksi Produksi Batubara
possible) TSCF Batubara (proven + (juta Ton per tahun)
possible) milyard
Ton

RASIO
JENIS ENERGI CADANGAN PRODUKSI CADANGAN/PRODUKSI
FOSIL (Proven + Possible) (per TAHUN) (Tanpa Eksplorasi Baru)
TAHUN
MINYAK 7,76 milyar bbl 346 juta bbl 22
GAS 157,14 TSCF 2,95 TSCF 53
BATUBARA 21,13 milyar ton 254 juta ton 83

*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat


Sumber: Ditjen EBTKE, Migas dan Minerba KESDM
**) Sebagai pusat penelitian, non-energi
***) Sumber Dewan Energi Nasional
****) Prototype BPPT
*****) Sumber www.litbang.esdm.go.id
SUBSIDI ENERGI
1. Realisasi subsidi energi untuk tahun 2012 2012 2013
mencapai Rp. 312,09 triliun atau 138% dari No. Uraian
APBN APBN-P Realisasi
% terhadap % terhadap
Rencana
rencana pada APBN-P sebesar Rp. 225,3 triliun: APBN-P Tahun 2011

1 Subsidi BBM/BBN & LPG 123,6 137,4 211,9 154% 126% 193,8
2. Porsi subsidi energi dalam APBN tersebut
mencapai 18% dari total belanja negara tahun 2 Subsidi Listrik - 65,0 100,2 154% 108% 78,6
2012. 3 Cadangan resiko energi 23,0

3. Lebih tingginya subsidi energi dibandingkan Total Subsidi Energi 123,6 225,3 312,09 138% 119% 272,4
target APBN-P disebabkan antara lain:
a. BBM: overkuota BBM bersubsidi, kurs
rupiah dan ICP yang melebihi asumsi
b.Listrik: penjualan listrik, kurs, ICP dan
harga bahan bakar (utamanya BBM)
melebihi asumsi APBN-P. Selain itu,
terkendalanya beberapa proyek PLTU
4. Untuk tahun 2013 subsidi energi dialokasikan
sebesar Rp. 272,4 triliun, dengan catatan
dilakukannya penyesuaian Tarif Tenaga Listrik
(TTL) sebesar 15% secara bertahap kecuali
untuk golongan pelanggan 450 VA dan 900 *) Realisasi **) APBN
VA.
Harga Minyak Meningkat Terus ..!!

Harga Energi Semakin Mahal


Indonesia BOROS

Seberapa Efektif Kita Mengelola Energi ?

Apakah aktifitas energi yang kita pilih rasional


atau hanya pemikiran sesaat ?

Apakah kriteria pemanfaatan energi kita


realistis ?

Apakah biaya energi yang kita bayar sesuai?

Apakah aktifitas energi kita menguntungkan ?


CIRI CIRI PEMBOROSAN ENERGI

1. Intensitas energi relatif tinggi dibandingkan dengan


perusahaan sejenis,
2. Intensitas energi Cendrung naik.

I. Data historis
Profil Konsumsi Energi

40000 y = 932.74x + 15658


35000
30000
25000
20000 KWh aktual
15000 KWh regresi
10000 Linear (KWh regresi)
5000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
CIRI CIRI PEMBOROSAN ENERGI (Lanjutan)

3. Tingkat tebar intensitas energi cukup lebar

Indikator tingkat tebar adalah koefisien regressi R2.


(R > 0.7 dianggab baik).
CIRI CIRI PEMBOROSAN ENERGI (Lanjutan)

 Parameter Operasi

Sistem Pembakaran :
II. Operasi  Suhu stack
 Komposisi gas buang (O2, CO2, CO)
CIRI CIRI PEMBOROSAN ENERGI (Lanjutan)

 Pemeliharaan

III. Pemeliharaan
Potensi penghematan energi besar
Potensi penghematan energi nasional : 20% hingga 30%.
Benchmarking Intensitas energi
Potensi penghematan energi Besar
(Peluang dan Tantangan)

Potensi penghematan yang


belum disentuh (besar).
Peluang &
Tantangan besar
SASARAN KONSERVASI ENERGI

Meningkatkan efisiensi
pemanfaatan energi.
REGULASI
KONSERVASI ENERGI
1. UU No.30 tahun 2007, Tentang Energi

2. Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009, tentang


Konservasi Energi

3. Permen ESDM :
 No 12 (penghematan bahan bakar),
 No 13 (penghematan tenaga listrik),
 No 14 (manajemen energi),

4. Standar (SKKNI)
PENGERTIAN KONSERVASI ENERGI
(Sesuai UU.30 tahun 2007 tentang Energi)

Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna


melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya.

Upaya sistematis,
terencana, dan terpadu.

Melestarikan Sumber daya energi Meningkatkan efisiensi


22

UU No.30 tahun 2007, Tentang Energi


Bagian Ketiga - Konservasi Energi
Yang Bertanggung jawab
Pasal 25
(1) Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah
daerah, pengusaha, dan masyarakat.
(2) Konservasi energi nasional, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup
seluruh tahap pengelolaan energi.
(3) Pengguna energi dan produsen peralatan hemat energi yang melaksanakan
konservasi energi diberi kemudahan dan/atau insentif oleh Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.
(4) Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak melaksanakan
konservasi energi diberi disinsentif oleh Pemerintah dan/ atau pemerintah
daerah.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi serta
pemberian kemuda han, insentif, dan disinsentif, sebagaimana dimaksud
pada ayat (I), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah dan/atau Peraturan Daerah. PP 70
PP NO.70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI

MENGATUR 5 HAL
1. Tanggung
Jawab
Pemerintah
Pusat, 2. Pelaksanaan 4. Kemudahan, 5. Pembinaan
3. Standar
Pemerintah Konservasi Insentif dan dan
dan label
Daerah, Energi Disinsentif Pengawasan
Pengusaha
dan
Masyarakat

SKKNI
Manajer & Auditor
Energi
PP NO. 70/2009 Pasal 4-7 :
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM KONSERVASI ENERGI
 Merumuskan dan menetapkan kebijakan, strategi, dan
program konservasi energi;
 Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di
bidang konservasi energi;
 Melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif
untuk penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi
energi;
Pemerintah  Mengalokasikan dana dalam rangka pelaksanaan program
Pusat/Daerah konservasi energi;
 Memberikan kemudahan dan/atau insentif dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi;
 Melakukan bimbingan teknis konservasi energi kepada
pengusaha, pengguna sumber energi, dan pengguna energi;
 Melaksanakan program dan kegiatan konservasi energi;
 Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program konservasi energi

Sektor Usaha  Melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap


pelaksanaan usaha; dan
 Menggunakan teknologi yang efisien energi;
 Menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi.

Masyarakat • Mendukung dan melaksanakan program konservasi energi.


25

TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA


Pasal 7
Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertanggung jawab:

 melaksanakan konservasi energi dalam setiap


tahap pelaksanaan usaha; dan

 menggunakan teknologi yang efisien energi;


dan/atau

 menghasilkan produk dan/atau jasa yang


hemat energi
26

TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT


Pasal 8
Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertanggung
jawab :

 mendukung dan
 melaksanakan program konservasi energi.
PENERAPAN KONSERVASI ENERGI

Dari pengertian konservasi energi di atas, maka aktifitas manajemen energi :

 Manajemen energi makro (di hulu - nasional)


 Manajemen energi mikro (di hilir - konsumen)

Aktifitas di hulu Aktifitas di hilir di


oleh pemerintah hulu oleh konsumen.
28

PENERAPAN KONSERVASI ENERGI DI KONSUMEN

Konsumen Energi Wajib Manajemen Energi


(Pasal 12 ayat 3 - PP 70 TAHUN 2009)
Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan
sumber energi dan/atau energi > 6.000 TOE* per tahun wajib
melakukan konservasi energi melalui manajemen energi dilakukan
dengan :
a. Menunjuk manajer energi;
b. Menyusun program konservasi energi;
c. Melaksanakan audit energi secara berkala;
d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan
e. Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota.
*) TOE; Setara 1 (satu) ton minyak sama dengan:
41,9 giga joule (GJ);
1,15 kilo liter minyak bumi (kl minyak bumi);
39,68 Million British Thermal Unit (MMBTU); atau
11,63 mega watt hour (MWh).
29

AUDITOR ENERGI & MENEJER ENERGI

Pasal 13
(1) Audit energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (3) huruf c dilakukan oleh auditor energi internal
dan/atau lembaga yang telah terakreditasi.
(2) Manajer energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (3) huruf a dan auditor energi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
INSENTIF - Pasal 17
Yaitu tindakan yang bersifat mendorong (Carrot = Umpan) :

• Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberi kemudahan kepada


pengguna energi dan produsen peralatan hemat energi di dalam negeri
yang melaksanakan konservasi energi untuk memperoleh:
– akses informasi mengenai teknologi hemat energi dan spesifikasinya,
dan cara/langkah penghematan energi; dan
– layanan konsultansi mengenai cara/langkah penghematan energi.

 Kemudahan dan insentif dapat berupa


ESCO (Energy Service Company)
Ventura fund.
Pembebasan pajak bagi pemanfaat/peralatan
hemat energi.
Pembebasan/pengurangan bea masuk untuk
bahan baku/suku cadang yang akan digunakan
untuk memproduksi pemanfaat dan peralatan
hemat energi;
 Menyediakan dana suku bunga rendah
untuk investasi konservasi energi;
Memberikan audit energi gratis melalui
kemitraan.
DISINSENTIF (Pasal 22 -26)

Yaitu tindakan yang bersifat memaksa (STICK) :

Pasal 22
(2) Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 ayat (2) yang tidak melaksanakan konservasi energi
melalui manajemen energi dikenakan disinsentif oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing disinsentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. peringatan tertulis
b.pengumuman di media massa
c.denda dan/atau
d.pengurangan pasokan energi.
32

Disinsentif - Pasal 22 ,23

Pasal 23
Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (2)
huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat waktu
masing-masing 1 (satu) bulan.

Pasal 24
Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah
diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 tidak melaksanakan konservasi energi, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
mengumumkan nama pengguna sumber energi dan pengguna energi
yang bersangkutan di media massa
33

Disinsentif - Pasal 25

(1)Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna sumber energi dan pengguna
energi diumumkan di media massa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tetap
tidak melaksanakan konservasi energi, yang bersangkutan dikenai denda.
(2)Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sebanyak 2 (dua) kali
dari nilai pemborosan energi yang ditimbulkan.
(3)Hasil denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke kas
negara/kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
34

Disinsentif - Pasal 26
(1)Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber
energi dan pengguna energi tidak membayar denda, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
menetapkan pengurangan pasokan energi kepada yang bersangkutan.
(2)Gubernur atau bupati/walikota dalam menetapkan pengurangan
pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendapatkan persetujuan Menteri.
(3)Pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak menghilangkan kewajiban pembayaran denda oleh pengguna
sumber energi dan pengguna energi.
SKKNI
SKKNI Manajer Energi
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. 321/MEN/XII/2011 (Sub
bidang Industri).
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. 323/MEN/XII/2011 (Sub
bidang Bangunan Gedung)

SKKNI Auditor Energi


 Keputusan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
No. 614 September 2012 (Industri & Bangunan
Gedung).
Standard Kompetensi
(Auditor Energi)

SKKNI
AUDITOR ENERGI

KEPMEN TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI


N0. 614 SEPTEMBER 2012

JABATAN KERJA
AUDITOR ENERGI
INDUSTRI DAN
BANGUNAN GEDUNG
SKKNI
MANAJER ENERGI

KEPMEN TENAGA KERJA& KEPMEN TENAGA KERJA&


TRANSMIGRASI TRANSMIGRASI
N0. 321/MEN/XII/2011 N0. 323/MEN/XII/2011

JABATAN KERJA JABATAN KERJA


MANAGER ENERGI MANAGER ENERGI
SUB BIDANG SUB BIDANG
INDUSTRI BANGUNAN GEDUNG
KOMPETENSI
Definisi kompetensi (Menurut - BNSP)

 Kompetensi
Kompetensi Kerja adalah spesifikasi
kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

 Unit Kompetensi
Unit kompetensi merupakan bentuk pernyataan yang
menjelaskan secara singkat pekerjaan yang merupakan
bagian dari standar kompetensi kerja.
Definisi Kompetensi (Lanjutan)
 Elemen Kompetensi
Elemen kompetensi merupakan bagian kecil dari unit
kompetensi yang mengidentifikasikan aktifitas yang
harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi
tersebut.
 Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan
kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
hasil kerja pada setiap elemen kompetensi. Kriteria
unjuk kerja mencerminkan aktifitas yang dapat
menggambarkan 3 aspek yaitu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap kerja.
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
INDONESIA (SKKNI) MANAJER ENERGI BIDANG

 INDUSTRI DAN
 BANGUNAN GEDUNG
Kode Unit Kompetensi
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MANAJER ENERGI
Sub bidang Industri.

Kode Unit : JPI.KE01.001.01


Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi

Kode Unit : JPI.KE02.001.01


Judul Unit: Menjelaskan sistem penyediaan dan pemanfaatan
energi yang berkelanjutan.

Kode Unit : JPI.KE02.002.01


Judul Unit: Menyiapkan proses audit energi.

Kode Unit : JPI.KE02.003.01


Judul Unit: Melakukan audit energi

Kode Unit : JPI.KE02.004.01


Judul Unit: Menyusun program aksi implementasi konservasi energi

Kode Unit : JPI.KE02.005.01


Judul Unit: Melaksanakan program peningkatan efisiensi energi

Kode Unit : JPI.KE02.006.01


Judul Unit: Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implemetasi
program konservasi energi
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MANAJER ENERGI
Sub bidang Bangunan Gedung.

Kode Unit : JPI.KE01.001.01.


Judul Unit : Mengenal dan memahami prinsip-prinsip konservasi energi

Kode Unit : JPI.KE02.001.01.


Judul Unit : Menganalisis sistem penyediaan dan pemanfaatan
energi yang berkelanjutan.

Kode Unit : JPI.KE02.002.01.


Judul Unit : Menyiapkan proses audit energi.

Kode Unit : JPI.KE02.003.01.


Judul Unit : Melakukan audit energi

Kode Unit : JPI.KE02.004.01.


Judul Unit : Menyusun program aksi implementasi konservasi energi

Kode Unit : JPI.KE02.005.01.


Judul Unit : Melaksanakan program peningkatan efisiensi energi

Kode Unit : JPI.KE02.006.01.


Judul Unit : Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implemetasi
program konservasi energi
44

Unit Kompetensi PR 11/5/2019

 Unit Kompetensi
menjelaskan fungsi kunci
atau peran dalam
melakukan pekerjaan.
 Standar kompetensi terdiri
atas beberapa unit
kompetensi.
45

PR 11/5/2019

Elemen Kompetensi

 Adalah bagian dari format


standar kompetensi.
 Elemen kompetensi
merupakan dasar yang
membangun block unit
kompetensi.
 Merupakan outcomes yang
harus dicapai dalam
mendedemonstrasikan
kompetensi.

.
46

Kriteria Unjuk Kerja PR 11/5/2019

 Kriteria unjuk kerja pernyataan


evaluasi dalam suatu Unit
kompetensi yang menjelaskan apa
yang harus dilakukan dalam
lingkungan kerja dan level
kinerja yang diperlukan.
 KUK biasanya ditulis dalam
kalimat passive .

.
47

UNIT KOMPETENSI AUDITOR ENERGI


(INDUSTRI)
1. Kelompok Unit Kompetensi Umum

KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI


NO.

Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan


1 JPI.AI01.001.01
Kerja (K3)

2. Kelompok Kompetensi Inti

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI


1 JPI.AI02.001.01 Menyiapkan Proses Audit Energi
2 JPI.AI02.002.01 Melakukan Survei Lapangan
3 JPI.AI02.003.01 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan
4 JPI.AI02.004.01 Membuat Laporan Audit Energi
Unit Kompetensi Umum 1.
Unit Kompetensi Inti 1.
Unit Kompetensi Inti 2.
Unit Kompetensi Inti 3.
Unit Kompetensi Inti 4.
53

SERTIFIKASI
MANAJER DAN AUDITOR ENERGI

Proses sertifikasi
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa
seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan,
mencakup :
permohonan,
evaluasi,
keputusan sertifikasi,
Survailen dan sertifikasi ulang.
PR 11/5/2019

 LSP-HAKE (Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi)


adalah lembaga sertifikasi yang telah mendapat lisensi BNSP untuk
melakukan proses sertifikasi manajer energi dan auditor energi
 Alamat : Pusdiklat KEBTKE.
Jl. Poncol Raya 39 Ciracas Jakarta Timur.

54
55

Lingkup dan Acuan LSP-HAKE PR 11/5/2019

LSP HAKE mengacu pada SKKNI

Lingkup : Sektor Jasa Professional, ilmiah dan Teknis


lainnya, Sub Sektor Jasa Konservasi Energi Bidang
Manajemen energi- Sub bidang Industri, Sub bidang
bangunan gedung, untuk jabatan kerja Manajer
Energi dan Auditor Energi
56

11/5/2019

PROSES SERTIFIKASI

Langkah dan siklus proses uji kompetensi :

• Mengajukan permohonan
• Evaluasi/Administrasi
• Uji kompetensi oleh
assessor
• Evaluasi
• Keputusan/certification
• Surveillance,
• Penggunaan sertifikat
• Resertifikasi.
PROSES - SERTIFIKASI

Tenaga Teknik Tenaga Teknik Tenaga Teknik


Belum Berpengalaman Berpengalaman Warga Negara Asing

Pelatihan Sertifikasi
Di Lembaga Pelatihan Di Lembaga Sertifikasi

Pemeriksaan Adm.
Pengujian Di Lembaga Sertifikasi
Di Lembaga Pelatihan

Penilaian / Pengujian
Oleh Asesor
Ya Di Lembaga Sertifikasi
Lulus Uji ?

Tidak Ya
Memenuhi Syarat
dan Lulus Uji ?
Pembinaan Tidak Pemberian Sertifikat
58

PERMOHONAN SERTIFIKASI

Kelengkapan permohonan, ditandatangani pemohon:


a) Lingkup sertifikasi yang diajukan
b) Setuju memenuhi persyaratan sertifikasi
c) Memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi.
c) Rincian kualifikasi yang relevan didukung bukti dan rekomendasi
d) Informasi umum pemohon untuk identifikasi Profesi
59

EVALUASI
Yaitu untuk mengkaji ulang permohonan sertifikasi agar
menjamin bahwa:
1. LSP mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai
ruang lingkup yang diajukan
2. LSP menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon
dan dengan alasan yang tepat dapat mengakomodasinya
3. pemohon mempunyai pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang
disyaratkan dalam skema

Untuk menguji kompetensi Profesi berdasarkan persyaratan skema.

4. Ujian harus direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat


menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan
sistematis dengan bukti terdokumentasi.

5. LSP harus membuat prosedur pelaporan yang menjamin


kinerja dan hasil evaluasi yang didokumentasikan.
60

KEPUTUSAN SERTIFIKASI

1 Keputusan sertifikasi ditetapkan berdasarkan informasi


yang diperoleh selama proses sertifikasi.
2. Personel yang membuat keputusan tidak boleh berperan
serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan calon.
3. LSP harus memberikan sertifikasi kepada semua Profesi
yang disertifisikasi.
4. LSP harus memelihara kepemilikan sertifikat.
 METODE SERTIFIKASI (Assesment)
Assessment

Practical Skill Knowledge

Writen Oral
Bekerja riil Simulasi

• Observation using •Observation using •Multiple choice •Oral question


Checklist Checklist •Short answer •Role plays
• Project • Project •Assignment •Interviews
• Project team • Assignment •Project •Presentation
• Portfolio • Roleplays •Essays •by learner
• Exercise •True/ false •Group discussion
62

Anda mungkin juga menyukai