Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL ILMIAH MENGENAI KOLEKTOR SURYA

1. Kolektor Surya Prismatik


Philip Kristanto Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen
Petra
James Laeyadi Alumnus Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen
Petra

#Kelebihan :

1. Memiliki kemampuan untuk menerima intensitas radiasi matahari dari segala posisi matahari,
sehingga diharapkan pemanfaatan energi tersebut sebagai pemanas air dapat lebih efektif.
2. Posisi terbaik dari kolektor yang menghasilkan efisiensi yang optimal dengan menempatkan
kolektor 15° dari arah timur ke utara.
3. Dari perhitungan didapatkan bahwa head loss total pada pipa adalah 1,176. 10’2 m sedangkan
termosiphon head 1,34 . 10’2 m. Karena termosiphon head > head loss total pada pipa, maka
efek termopsiphon dapat berjalan dengan baik sehingga konveksi alami dalam pipa dapat
berlangsung.

#Kekurangan :

1. Tidak terdapat perhitungan jelas untuk menentukan desain, juga ukuran dari bahan &
komponen kolektor surya
2. Bagian sebelah barat dari lokasi dimana pengukuran dilaksanakan radiasi matahari yang
datang tidak dapat langsung jatuh pada kolektor karena terhalang oleh bangunan yang
tinggi, sehingga kolektor hanya manfaatkan radiasi difus dari matahari

#Referensi :

1. Duffie, J.A., Beckman, W.A., Solar Energy Thermal Process. New York: John Willey & Sons,
1974.
2. Duffie, J.A., Beckman, W.A., Solar Engineering of Thermal Process. New YorkJohn Willey
& Sons, Inc, 1991.
3. Incopera, F.P., Dewitt, D.P. Fundamental of Heat and Mass Transfer. New York : Mcgraw-
Hill Book, 1978.
4. Kreith, F., Kreider, J.F., Principles os Solar Engineering. New York: Harper & Row Publisher,
1973
5. Messel, H., Butler, S.T., Solar Energy. New York: Pergamon Press, 1975.
2. PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI
SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS
D. Hayati, M. Ginting, W. Tambunan
Mahasiswa Program Studi S1 Fisika, Bidang Konversi Energi Jurusan Fisika

#Kelebihan :

1. Memperhitungkan indeks kecerahan cuaca


2. Temperatur kolektor rata-rata tertinggi pada kolektor berpenutup dua lapis dan satu lapis
berturut-turut sebesar 95,5oC dan 84o C.

#Kekurangan :

1. Laju kalor yang hilang lewat samping dan bawah kolektor pada kolektor berpenutup dua lapis
lebih besar dibanding dengan kolektor berpenutup satu lapis.

#Referensi :

1. Culp, W.A. 1979. Prinsip Prinsip Konversi Energi. Terjemahan Ir. Darwin Sitompul M.Eng.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Dixon, A.E. 1978. Solar Energy Conversion and Introductory Course.canada: Pergamon press.
3. Howell, Jhon.R. 1982. Solar Thermal Energy System. United Stated of America:McGraw-
Hill.
3. Rahman, M., Lanya, B., Thamrin. 2013. Rancang Bangun Alat Pengumpul Panas Energi
Matahari dengan Sistem Termosifon. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol. 2, No. 2: 95-104.
Sudia, B. 2010.
4. Unjuk Kerja Kolektor Surya Pelat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar.
Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol 1, No. 2: 20858817.

3. ANALISIS KINERJA KOLEKTOR SURYA TIPE PELAT DATAR DENGAN


VARIASI PERSENTASE BUKAAN PENUTUP TRANSPARAN.

#Kelebihan :

1. Pengujian kinerja kolektor ini dilakukan dengan sistem air yang disirkulasi, dan menyebabkan
suhu air inlet menjadi tidak konstan. Berdasarkan American Society of Heating, Refrigerating,
and Airconditioning Engineers/ASHRAE (2003), terdapat dua kondisi utama yang harus
dipenuhi dalam melakukan penentuan nilai efisiensi kumulatif kolektor dengan menggunakan
persamaan (1). Kondisi tersebut adalah suhu air inlet kolektor yang konstan (steady-state) dan
nilai iradiasi surya yang tidak kurang dari 790 W/m2 selama pengujian dilakukan, sehingga
dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini dilakukan pengujian kinerja kolektor surya dalam
kondisi unsteady state.

Energi berguna 𝑄𝑢(J/det) yang dihasilkan oleh kolektor saat menaikkan suhu air 𝑚̇ (kg/det)
sebesar ∆𝑇 (oC) dinyatakan sebagai 𝑄𝑢 = 𝑚̇ 𝐶𝑝 (𝑇𝑓𝑜 − 𝑇𝑓𝑖) (Persamaan 1).
#Kekurangan :

1. kenaikan beda suhu air inlet dan outlet kolektor pada debit yang lebih rendah tidak sebanding
dengan penurunan debitnya, atau dengan kata lain kenaikan beda suhu air inlet dan outlet
kolektor yang terjadi akibat faktor penurunan debit tidak meningkatkan energi berguna kolektor
secara keseluruhan.

#Referensi :

1. [ASHRAE] American Society of Heating. 2003. Methods of Testing to Determine the


Thermal Performance of Solar Collectors, Refrigeration, and Air Conditioning Engineers.
Atlanta [GA]
2. Cengel YA, Turner RH. 2001. Thermal-Fluid Sciences. United States: McGrawHill
3. Yani E, Abdurrachim, Pratoto A. 2009. Penghitungan efisiensi kolektor surya tipe aktif tidak
langsung pada laboratorium surya ITB. Jurnal Teknik Mesin 2(31).

4. Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator Dua Cermin Datar
Budiman Sudia Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Haluoleo,
Kendari.

#Kelebihan :

1. Penggunaan konsentrator dua cermin datar dapat meningkatkan fluks kalor yang diserap
absorber, energi berguna kolektor, dan efisiensi kolektor.

#Kekurangan :

1. Agar penentuan sudut inklinasi (kemiringan cermin) ditentukan dengan memperhitungkan


posisi lintang lokasi, sudut deklinasi., dan kemiringan kolektor

#Referensi :

1. Himran Syukri, (2005), Energi Surya, CV. Bintang Lamumpatue, Makassar

5. ANALISA THERMAL KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR YANG DILENGKAPI


PCM CAMPURAN PARAFIN DENGAN BAHAN BERBASIS MINYAK
Nanda Jefri A.R1, Hary Sutjahjono2, Dwi Djumhariyanto3

#Kelebihan :

1. Dengan koefisien konveksi rata-rata tertinggi dimiliki oleh PCM (material penyimpan panas)
campuran parafin – minyak kelapa bekas 20% dikarenakan faktor dari bilangan Nuselt yang
lebih tinggi, serta konduktivitas termal yang lebih baik dari PCM campuran lainya. Pipa terbuat
dari tembaga.
#Kekurangan :

1. Pengambilan data dilakukan dengan menempatkan kolektor dibawah sinar lampu 200 watt
(Tidak memanfaatkan energi alternatif).

#Referensi :

1. M. Burhan R. Wijaya dkk. 2009. Pemanfaatan Kolektor Surya Pemanas Air dengan
Menggunakan Seng Bekas Sebagai Absorber Untuk Mereduksi Pemanakain Bahan Bakar
Minyak Rumah Tangga. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

2. Sulaeman dan Mapasid. 2013. Analisa Efisiensi Kolektor Surya Pelat Datar DenganDebit
Aliran Fluida 3-10 Liter/Menit. Alumni Teknik Mesin ITP. Dosen Teknik Mesin-Institut
Teknologi Padang.

6. PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR (FLAT-


PLATE COLLECTORS) KONDISI STEADY BERDASARKAN STANDAR EN 12975.

#Kelebihan :

1. Prosedur perhitungan dari percobaan steady saat ini didasarkan pada


standar EN 12975. Berdasarkan standar tersebut untuk pengujan diluar ruangan kolektor harus
diuji dibawah sinar matahari langsung saat tengah hari & Ada ketentuan lain dari pengujian
berdasarkan EN 12975. persyaratan dari standar EN 12975
KETENTUANNYA :
 Beberapa pengujian harus dilakukan setidaknya pengambilan
empat nilai yang berbeda dari temperatur fluida masuk Ti
 Sebelum data diambil kondisi cuaca harus dalam keadaan tetap, Periode pengujian harus
memasukan empat data terdahulu yang konstan dari kolektor (jika diketahui) atau tidak
kurang dari 15 menit (jika keadaan waktu konstan tidak diketahui), dengan temperatur
masuk fluida yang baik.
Ada beberapa standar pengujian kolektor surya :
ISO 9806-1, EN 12975(section 6.1-6.2) dan ANSI/ASHRAE 93-2003[1,2,3]
2.

#Kekurangan :

1. Kemampuan unjuk kerja termal kolektor surya pelat datar kurang optimal
dikarenakan pada saat pengujian cuaca berawan dan standar izin EN
12975 yang sangat ketat.

2. Dalam pembuatan rangkaian heat exchanger menggunakan pipa tembaga


diharuskan pelat tembaga merekat erat pada pipa tembaga, kemudian
pada penggabungan dengan panel surya harus menempel erat supaya
energi panas yang diserap dapat secara maksimal memanaskan fluida
kerja yang mengalir.

3. Pada resevoir diperlukan pompa yang dapat mengatur kecepatan laju


aliran massa secara otomatis (pompa peristaltik) supaya kecepatan laju
aliran massa dapat bertahan secara konstan

#Referensi :

1. S.J.Harrison. 1993. The Caracterization and Testing of Solar Collector Thermal


Performance. Canada

2. EN 12975, 2006. Thermal Systems and Component – Solar Collector part .


Germany

7. RANCANG BANGUN ALAT PENGUMPUL PANAS ENERGI MATAHARI DENGAN


SISTEM TERMOSIFON

#Kelebihan :

1. Peneliti menggunakan keunggulan penelitian sebelumnya untuk dijadikan potensi peningkatan


Temperatur, yaitu :
 Penelitian kolektor surya plat datar (Tirtoatmodjo 1999) dengan judul “Unjuk Kerja
Pemanas Air Jenis Kolektor Surya Plat Datar dengan Satu dan Dua Kaca Penutup“.
Penelitian yang dilakukan oleh Tirtoatmodjo menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:
Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan kolektor dengan dua buah kaca
penutup adalah lebih baik dari pada hanya menggunakan sebuah kaca penutup.
 Penelitian (Wirawan dan Sutanto 2011) menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:
Pertama, kalor yang diserap oleh air pada kolektor surya absorber plat aluminium lebih
besar dibandingkan dengan kolektor surya absorber pasir. Kedua, semakin besar debit
aliran air yang mengalir dalam kolektor maka kalor yang diserap oleh air semakin besar
karena meningkatnya laju aliran massa air.
 Penelitian (Sudia 2010) menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu: Pertama, penggunaan
konsentrator dua cermin datar dapat meningkatkan fluks kalor yang diserap absorber
 Penelitian (Burhanuddin, 2005) Jarak plat penyerap dengan kaca transparan 3 cm, karena
nilai perbedaan temperatur input output tertinggi pada jarak 3 cm.
 Penelitian (M. Burhan, dkk, 2012). penggunaan tebal kaca adalah 5 mm dan jarak
absorber ke kaca penutup 30 mm, karena efisiensi tertinggi didapat pada ukuran tersebut

#Kekurangan :

1. Penyebab suhu tidak mencapai target yang diinginkan adalah diameter pipa tembaga yang
kecil yaitu 3/8 inchi, sehingga penyerapan panas kurang optimal
#Referensi :

1. Burhanuddin, A. 2005. Karakteristik Kolektor Surya Plat Datar Dengan Variasi Jarak
Penutup Dan Sudut Kemiringan. Jurusan Fisika FMIPA UNS. Semarang

8. RANCANG BANGUN SEBUAH PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN


MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR

#Kelebihan :

1. Sebagai titik awal dalam melakukan perhitungan untuk mendesain kolektor surya tipe plat
datar, dilakukan perhitungan geometris (luas permukaan kolektor), kemiringan permukaan
kolektor terhadap intensitas matahari radiasi langsung dan efek termosipon pada pipa-pipa
sirkulasi untuk menentukan sistem konveksi alami serta suhu masuk dan keluar pipa sirkulasi.

#Kekurangan :

1. Beberapa faktor yang dapat mengurangi panas yang diterima oleh plat kolektor, seperti pada
bagian kerangka, yang banyak celah dan lubang-lubang kecil sehingga panas konveksi dapat
berkurang.

#Referensi :

1. Sutoyo, 1990, Pengujian kalor thermal, Tugas Akhir ITS-Surabaya

Anda mungkin juga menyukai