Anda di halaman 1dari 17

MORFOLOGI

TUMBUHAN
Bagian-bagian
bunga
Kelompok 4 :
1. Eko Budiono (A1J119001)
2. Fitriani (A1J119002)
3. Adinda Maharani (A1J119010)
4. Nabilah Nur Syahira (A1J119047)
5. Sri Megasari Putri Asri (A1J119052)
6. Amrin (A1J119035)
7. Aspar Lindo Uri (A1J119038)
8. Halma Ali (A1J119043)
9. Siti Nurjana (A1J119026)
DAFTAR ISI :

01 Benang Sari ( Stamen )


04 Putik (Pistillum)

02 Tangkai Sari (Filamentum)


0 Bakal Buah (Ovarium)

TABLE OF CONTENTS
03 Kepala Sari (Anthera)

5
01. Benang Sari ( Stamen)

Merupakan bagian fertil pada bunga yang terdiri dari kepala sari


(anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung
kepala sari. Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga.Benang sari,
apabila kita teliti,  kita akan melihat di tengah-tengah daun mahkota terdapat
benang yang sangat halus yang disebut dengan benang atau tangkai sari. Benang
sari di setiap jenis bunga memiliki jumlah dan bentuk yang berbeda, namun satu
jenis bunga selalu memiliki jumlah yang sama, seperti bunga pohon kacang
polong dan buncis memiliki sepuluh benang sari yang agak panjang, buah
cherry dan strawberi memiliki dua puluh benang sari yang berukuran sedang
dan bunga apiun memiliki yang agak banyak dan pendek.      
01. Benang Sari ( Stamen)

Struktur benang sari yaitu setiap benang sari memiliki tangkai sari yang di puncaknya
terdapat gumpalan kecil yang berwarna kuning yang disebut sebagai kepala sari, tangkai sari
yang biasanya berbentuk vertikal bekerja untuk mengantarkan makanan ke kepala sari, oleh
karna itu di bagian dalamnya terdapat jaringan atau lorong semacam pipa sebagai saluran
makanan. Secara umum benang sari termasuk sel pembiakan, oleh karena itu benang sari
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses reproduksi.

Struktur benang sari


Duduk benang sari dapat dibedakan Jumlah benang sari umumnya dibedakan
dalam 3 golongan: 3 golongan:
1. Duduk pada dasar bunga 1. Benang sari banyak atau lebih dari 20 benang sari
(thalamiflorae) 2.  Benang sari dua kali lipat jumlah
2. Tampak seperti duduk di atas tajuknya,biasanya tersusu dalam dua lingkaran
kelopak (calyciflorae) dan ada dua kemungkinan:
3. Tampak duduk di atas tajuk bunga a) Diplostemon, pada lingkaran luar berseling
(corolliflorae) dengan daun tajuk.
b) Obdiplostemon, pada lingkarn dalam
berseling dengan daun tajuk.
3.  Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau
kurang, duduknya ada yang episepal (berhadapan
dengan daun kelopak), dan ada yang epipetal
(berhadapan dengan daun tajuk).

Benang sari banyak Diplostemon Obdiplostemon


Berdasarkan panjangnya, benang sari dapat dibedakan: didynamus

1. Benang sari panjang dua (didynamus), jika pada satu bunga


tedapat 4 benang sari yang 2 panjang dan yang 2 lainnya pendek.
Misalnya kemangi.

2. Benang sari panjang empat (tetradynamus), jika misalnya pada


satu bunga ada 6 bennag sari yang 4 panjang dan yang 2
pendek.  Misanya pada lobak.

tetradynamus
02. Tangkai Sari (Filamentum)

Melihat dari berkas yang merupakan perlekatan benang sari dapat di bedakan :

1. Berbekas satu atau bertukal satu (monodelphus), jika semua tangkai sari  pada satu bunga berlekatan
jadi satu misalnya kembang sepatu.
2. Berbekas dua atau bertukal dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan
tangkai yang berlekatan masing-masing kelompok misalnya pada tumbuhan berbunga  kupu-kupu.
3. Berbekas banyak atau bertukal banyak (polyadelphus), jika dalam satu bunga memiliki banyak
benang sari dan tangkai sarinya tersusun menjadi berkelompok dan berkas misalnya pada kapuk.

monodelphus diadelphus polyadelphu


03. Kepala Sari (Anthera)

Daun kepala sari duduk pada tangkai sari bermacam-macam seperti: tegak (innatus), menempel
(adnatus), dan bergoyang (vertasilis).
Kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda yaitu:

1. Dengan celah membujur menjadi jaln keluarnya benang sari:


2. Menghadap kedalam
3. Menghadap kesamping
4. Menghadap keluar
5. Dengan celah melintang
6. Dengan sebuah liang pada ujung
7. Dengan kelep atau katup-katup
04. Putik (Pistillum)

Putik adalah alat kelamin betina karena dalam perkembangannya dapat


menghasilkan sel kalamin betina yang disebut sel telur (ovum). Putik terdiri
atas tiga bagian,yaitu kepala putik,tangkai putik,dan bakal buah yang
didalamnya terdapat satu bakal biji atau lebih bergantung pada jenis
tumbuhannya.Didalam satu bakal biji terdapat kandung lembaga dengan
beberapa inti yang salah satunya merupakan inti seltelur sebagai sel kelamin
betina.Jika sel telur telah dibuahi oleh sel sperma ,maka bakal biji berubah
menjadi biji dan siap tumbuh menjadi biji dan siap tumbuh menjadi individu
baru. 
04. Putik (Pistillum)

Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik , putik dapat di
bedakan dalam:

1. Putik tunggal (jika tersusun atas sehelai daun buah saja)


2. Putik majemuk ( terjadi dari dua daun buah atau lebih)

Putik terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala putik (stigma), tangkai putik (sylus),
dan bakal buah ovarium).

Putik tunggal Putik majemuk


05. Bakal Buah (Ovarium)

Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, dan


biasanya terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal
buah terdapat calon biji atau bakal biji ( Ovulum ).bagian yang
merupakan pendukung bakal biji disebut tembuni.
Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
1.Bakal buah menumpang ( superus )

2.Bakal buah setengah tenggelam ( hemi inferus )

3.Bakal buah tenggelam ( inferus )


1. Bakal buah menumpang ( superus )
yaitu jika bakal buah duduk diatas dasar
bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah
tadi lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan
mungkin lebih rendah dari pada tepi dasar
bunga, tetapi bagian samping bakal buah 3. Bakal buah tenggelam ( inferus )
tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga. seperti pada b, tetapi seluruh bagian samping
bakal buah berlekatan dengan dasar bunga
2. Bakal buah setengah tenggelam yang berbentuk mangkuk atau piala tadi.
( hemi inferus )
yaitu jika bakal buah duduk pada dasar bunga
yang cekung, jadi tempat duduk bakal buah
selalu lebih rendah dari pada tepi dasar bunga,
dan bagian dinding bakal buah itu berlekatan
dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk
atau piala.
Dudukan bakal buah
Pada satu bunga mungkin terdapat lebih dari pada satu putik, yang masing-masing terdiri atas satu
daun buah. Jadi pada bunga itu terdapat daun-daun buah yang tidak berlekatan satu sama lain. Hal ini
dikatakan bahwa bakal buah atau putiknya bersifat :
apokarp ( pistillum apocarpum ) Jika bakal buah terdiri atas beberapa daun buah yang berkelekatan
satu sama lain, maka bakal buah dinamakan sinokarp ( Pistillium coenocarpum ), jika perlekatan daun-daun
buah itu hanya merupakan satu putik dengan satu ruang saja disebut parakarp (pistillum paracarpum ),
tetapi jika dari perlekatan daun-daun buah itu terbentuk putik dengan jumlah ruang yang sesuai dengan
jumlah daun buahnya, maka bakal buah atau putik yang sedemikian itu dinamakan:  sinkarp (pistillum
syncarpum ).
Berdasar jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan
dalam :

1. Bakal buah beruang satu ( unilicularis ), tersusun atas satu daun buah saja. Misalnya
tumbuhan yang berbuah polong.
2. Bakal buah beruang dua ( bilocularis ), tersusun atas dua daun buah. Misalnya kubis dan
sejenisnya.
3. Bakal buah beruang tiga ( trilocuralis ) bakal buah ini terjadi dari tiga daun buah yang
tepinya melipat kedalam dan berlekatan sehingga terbentuklah bakal buah dengan tiga
sekat. Misalnya pada warga suku getah – getahan.
4. Bakal buah beruang banyak ( multilocularis ), yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak
daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat, dan dengan demikian terjadilah
banyak ruang – ruang, seperti terdapat pada durian.
Sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam :
Sekat yang sempurna ( septum completus ), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal buah
menjadi lebih daripada satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu
sama lain.

Berdasarkan asal sekat itu, sekat yang sempurna dapat lagi dibedakan dalam dua macam:
1. Sekat asli ( septum ), yaitu jika sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat kedalam
yang lalu berubah menjadi sekat, misalnya pada durian.
2. Sekat semu ( septum spurius ), yaitu jika sekat tadi bukan merupakn sebagian daun buah, tetapi
misalnya terdiri atas suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah. Misalnya pada
bunga kecubung.
3. Sekat yang tidak sempurna ( septum spurius ), yaitu jika sekat – sekat yang membagi bakal buah
menjadi beberapa ruang, tetapi ruang – ruang itu masih ada hubungannya satu sama lain.
Thank you
Does anyone have any
questions?

Anda mungkin juga menyukai