Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GARAM BERYODIUM

Tema : Garam Beryodium

Pokok bahasan :

1. Pengertian garam beryodium

2. Manfaat garam beryodium

3. Akibat kekurangan garam beryodium

4. Cara memilih garam beryodium yang baik

5. Cara menyimpan garam beryodium yang benar

6. Cara menggunakan garam beryodium

Sasaran : Pasien yang datang ke Puskesmas

Hari, Tanggal : Selasa, 19 Februari 2019

Waktu : 10 menit

Tempat : Puskesmas Sungai Jingah

Penyuluh : Dwi Amalia Lestari

A. Latar Belakang

Kekurangan iodium merupakan masalah gizi di dunia yang menjadi

penyebab terjadinya keterbelakangan mental. Sekitar 2 miliar penduduk dunia

mengalami kekurangan iodium. Sekitar 30% (241 juta) anak usia sekolah di

dunia mengalami ketidakcukupan asupan iodium. Lebih dari setengah

penduduk Eropa dan sekitar lebih dari 500 juta penduduk Asia Tenggara juga

mengalami kekurangan iodium.


Penggunaan garam beryodium di rumah tangga sangat dianjurkan karena

fungsi iodium yang sangat penting bagi tubuh manusia. Iodium merupakan

salah satu zat gizi mikro yang termasuk ke dalam kategori elemen ultratrace

yang sangat penting bagi tubuh terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Tubuh

manusia membutuhkan iodium dalam jumlah yang kecil dalam satuan

mikrogram (mkg). Asupan iodium yang dianjurkan bagi masyarakat Indonesia

per orang per hari hanya sebesar 90 sampai 120 mkg untuk anak-anak dan 120

sampai 150 mkg untuk orang dewasa, sedangkan dalam kondisi khusus seperti

hamil dan menyusui ditambahkan iodium masingmasing sebanyak 70 mkg dan

100 mkg.

Iodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid yang

berperan untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan dan perkembangan serta

regulasi metabolisme dalam tubuh. Apabila iodium dalam tubuh manusia tidak

tercukupi, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya masalah gizi yang

disebut dengan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Secara umum

GAKI berkaitan erat dengan beberapa penyakit seperti penyakit hipotiroid,

hipertiroid, gondok, kekerdilan, dan berisiko terhadap penyakit seperti

penyakit arteri koroner, autoimun, gangguan mental, dan kanker.

GAKI termasuk salah satu masalah gizi yang ada di Indonesia. Hasil

survei pada tahun 2003, menunjukkan bahwa prevalensi GAKI pada anak

sekolah di Indonesia sebesar 11,1%. Dilihat dari angka prevalensi tersebut,

maka secara umum GAKI masih dianggap menjadi masalah kesehatan

masyarakat Indonesia karena prevalensinya masih berada di atas 5% dan

prevalensi tersebut bervariasi antar wilayah dan masih dijumpai wilayah


dengan prevalensi GAKI di atas 30% (daerah endemik berat). Hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan persentase rumah

tangga di Indonesia yang mengonsumsi garam dengan kandungan cukup

iodium sebesar 77,1% dan kurang iodium sebesar 14,1%. Angka ini masih

belum mencapai target Garam Beryodium untuk Semua (Universal Salt

Iodization/USI), yaitu minimal 90% rumah tangga mengonsumsi garam

dengan kandungan cukup iodium.

Program penanggulangan GAKI di Indonesia secara nasional sebenarnya

telah lama dilakukan yaitu sejak tahun 1980-an melalui beberapa strategi, salah

satunya adalah penggunaan garam beryodium. Program pemantauan

penggunaan garam beryodium hingga saat ini masih dilakukan di Indonesia

dan menjadi salah satu indikator luaran dalam Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan 2015-2019. Jika dilihat dari kondisi tersebut, maka seharusnya dapat

dipastikan bahwa garam yang beredar dan digunakan di rumah tangga

sepatutnya adalah garam beryodium. Namun, faktanya belum semua rumah

tangga menggunakan garam beryodium. Selain itu, wadah/tempat dan

cara/teknik penyimpanan garam di rumah tangga yang tidak benar juga dapat

memengaruhi kadar iodium dalam garam.

Oleh karena itu, mahasiswa tertarik untuk melakukan penyuluhan

tentang Garam Beryodium.


B. Tujuan Umum

Setelah pasien yang datang ke Puskesmas Sungai Jingan diberikan

penyuluhan selama 10 menit tentang pentingnya pemakaian garam beryodium

diharapkan masyarakat bias menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 10 menit diharapkan masyarakat

mampu :

1. Menjelaskan mengertian garam beryodium

2. Mengetahui manfaat garam beryodium

3. Mengetahui akibat kekurangan garam beryodium

4. Mengetahui cara memilih garam beryodium yang baik

5. Mengetahui cara menyimpan garam beryodium yang benar

6. Mengetahui cara menggunakan garam beryodium

D. Media dan Alat

Leaflet Garam Beryodium

E. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab
F. Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Respon Waktu


1. Pendahuluan 1 menit
a. Menyampaikan salam Memberikan salam
b. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
c. Kontrak waktu Memberi respon
2. Inti (Penyampaian Mendengarkan materi 6 menit
Materi) yang disampaikan
a. Pengertian garam
beryodium
b. Manfaat garam
beryodium
c. Akibat kekurangan
garam beryodium
d. Cara memilih garam
beryodium yang baik
e. Cara menyimpan
garam beryodium
yang benar
f. Cara menggunakan
garam beryodium
3. Penutup 3 menit
a. Tanya jawab a. Menanyakan yang
b. Menyimpulkan hasil belum jelas
penyuluhan b. Mendengarkan
c. Memberi salam kesimpulan
penutup c. Membalas salam

G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan penyuluh dalam memberikan materi penyuluhan

b. Media dan alat memadai

2. Evaluasi Proses

a. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan sesuai jadwal kegiatan yang

direncanakan

b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama

penyuluhan
3. Evaluasi Hasil

Peserta penyuluhan memahami materi yang disampaikan.

MATERI PENYULUHAN GARAM BERYODIUM

1. Pengertian Garam Beryodium

Garam adalah salah satu bahan makanan yang diperoleh dari proses

penguapan air laut maupun dengan cara lain hingga mendapatkan Kristal putih

yang mempunyai rasa asin. Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di

alam, baik ditanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

2. Manfaat Garam Beryodium

a. Menjaga fungsi tiroid tetap stabil : Tubuh manusia membutuhkan yodium

untuk memproduksi hormon tiroid.

b. Mengembangkan fungsi otak pada janin dan anak-anak : Selama

perkembangan janin, masa bayi, dan masa kanak-kanak, hormon tiroid

yang sehat berperan mengoptimalkan fungsi otak dan sistem saraf agar

tubuh anak dapat berkembang dengan normal.

3. Akibat Kekurangan Garam Beryodium

a. Hipotiroidisme

Defisiensi yodium mengakibatkan penyakit gondok (goiter),

pembesaran kelenjar tiroid, serta penurunan aktivitas kelenjar tersebut.

Hipotiroidisme merupakan kondisi rendahnya tingkat hormon tiroid atau

tiroksin di dalam tubuh sehingga menyebabkan gejala-gejala seperti:


1) Penambahan berat badan

2) Kelelahan

3) Konstipasi atau sembelit

4) Kedinginan

5) Kulit kering

Terdapat beberapa kelompok usia yang sangat membutuhkan asupan

yodium. Kekurangan yodium dapat mengakibatkan gangguan-gangguan

yang fatal bagi mereka, yaitu:

a. Pada anak-anak

Kekurangan yodium ringan dapat menyebabkan perkembangan otak

dan fungsi kognitif anak lebih rendah dari rata-rata anak-anak seusianya.

b. Pada ibu hamil

Defisiensi yodium pada ibu hamil dapat membahayakan kesehatan

bayi. Defisiensi yodium yang sudah parah dapat menyebabkan dampak

permanen pada bayi berupa retardasi mental, pertumbuhan yang

terhambat, serta perkembangan organ seksual yang terlambat.

4. Cara Memilih Garam Beryodium yang Baik

a. Pilihlah garam yang dikemas dan berlabel "Garam Beryodium", dengan

nomor MD atau SP dari Dinas POM, dilengkapi isi dan berat kemasan,

mengandung yodium minimal 30-80 ppm (jika tercantum), dan terdapat

jelas nama produsennya.

b. Pilihlah kemasan garam yang rapi dan tidak rusak.

c. Pilihlah garam yang berwarna putih dan kering, tidak yang lembab atau

basah.
d. Belilah garam yang Anda butuhkan sedikit dahulu (kemasan kecil) untuk

dicoba di rumah. Kalau perlu pilihlah beberapa merk, sebagai panduan

dalam pembelian garam selanjutnya.

e. Hindarilah memilih garam bata atau briket apalagi yang tidak dikemas,

kecuali telah Anda uji pada setiap bagian (luar dan dalam).

f. Apabila sudah dilakukan uji yodium terhadap merk tertentu, pembelian

selanjutnya tidak perlu lagi dilakukan uji.

g. Pilihlah garam dalam kemasan kecil agar penyimpanan di rumah tidak

terlalu lama, untuk menghindari proses pelembaban akibat terbukanya

kemasan.

5. Cara menyimpan garam beryodium yang benar

Beberapa aturan dalam menyimpan garam berdasarkan Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan atau Litbangkes:

a. Selalu simpan garam pada wadah khusus

Hindari langsung menggunakan garam pada plastik atau bungkus

kemasan penjualannya. Bungkus kemasan penjualan garam belum tentu

mampu menjaga kualitas dan kandungan iodium garam dengan baik.

b. Wadah penyimpan garam boleh terbuat dari kaca, keramik, atau plastik,

diutamakan yang tidak tranparan atau tembus cahaya.

Dalam menentukan wadah untuk menyimpan garam, pastikan Anda

menggunakan wadah yang terbuat dari bahan yang kokoh. Kaca, keramik,

atau plastik tebal yang tidak tembus cahaya, merupakan pilihan yang tepat.
c. Pastikan wadah bisa tertutup dengan rapat, dan biasakan menutup garam

dengan rapat setelah menggunakannya.

Perhatikan tutup pada wadah garam. Pastikan bisa dengan mudah

dibuka dan ditutup namun tetap rapat atau kedap udara, sehingga garam

tidak terpapar udara iodiumnya terjaga.

d. Pastikan wadah kering dan ambil garam dengan sendok khusus

Sebelum menyimpan atau mengisi ulang garam, pastikan wadah

sudah benar-benar kering. Sediakan sendok khusus untuk mengambil

garam.

Hal ini untuk menghindari Anda menggunakan sendok yang berair

atau panas saat memasak untuk mengambil garam. Kandungan mikroba

pada air juga bisa menganggu kebersihan dan merusak iodium garam.

e. Menyimpan wadah garam pada tempat bersuhu ruang yang tidak terpapar

sinar matahari ataupun terlalu dekat dengan kompor.

Pastikan Anda menyimpan garam pada tempat yang tidak terkena

paparan sinar matahari, tempat atau rak yang sedikit tertutup bisa jadi

pilihan.

Hindari juga meletakkan garam di rak sekitar kompor, baik atas

maupun samping, karena panas dari kompor lebih cepat merusak

kandungan iodium dan membuat garam cepat mencair.

6. Cara Menggunakan Garam Beryodium

Untuk penggunaan garam beryodium sebaiknya tidak menambahkannya

pada saat sayuran mendidih, tetapi dimasukkan setelah sayuran diangkat dari

tungku. Hal ini bertujuan agar kadar yodium yang ada tidak berkurang karena
yodium akan menguap jika terkena panas hingga 100⁰C. Cara yang dapat

dilakukan adalah dengan menyediakan garam diatas meja, dengan demikian

yodium yang terkandung dalam garam tidak akan hilang dan garam dapat

dibubuhkan sesuai selera.

Anda mungkin juga menyukai