Anda di halaman 1dari 4

MAKNA KERAGAMAN, KESEDERAJATAN,

DAN KESETARAAN SOSIAL

1. Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut KBBI artinya tingkah laku,
macam, jenis, musik, langgam, warna , corak, ragi, laras (tata bahasa). Sehingga
keragaman berarti perihal beragam-ragam, berjenis-jenis, perihal ragam, hal jenis.
Keragaman manusia sudah menjadi fakta sosial dan fakta sejarah kehidupan.
Sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa
atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau
pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari
yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh perlakuan
diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain di Indonesia. Dan
ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan merendahkan
martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan,
sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga
keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa, ras, agama, dan
keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai
oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa
bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari
berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang,
suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya.
Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu, keragaman
menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan
tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek
geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta kepercayaan.
Ada banyak cara mengelola keragaman antara lain dapat dilakukan dengan :
Mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan identitas yang
berbeda bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi mengenali latar belakang,
karakter, ekspektasi, dll, makan bersama, saling berkunjung, dll
Mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi, dll)
yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat eksklusif
Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain

2. Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat
berarti:
Tingkatan, martabat, pangkat
Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa yang telah lulus ujian.
Sederajat berarti sama tingkatannya (pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan berarti
perihal kesamaan tingkatan. Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu
kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki
satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama
dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku
bangsa, daan lainnya. Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam
segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada
ketaqwaannya dan keimananya.
Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :
Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan
golongan
Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang
layak.
Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota
masyarakat.
Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar
manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi
adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung didasarkan
pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada
pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau
penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif
dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

3. Kesetaraan sosial
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama,
tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa memiliki tingkat atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa
semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia
dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.
Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau
sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman. Kesetaraan
lebih mengacu pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi dan selaras, tanpa
harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada masing-masing individu tersebut.
Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh
manusia. Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak terdengar, pada
ribuan tahun yang lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar
menjadi sepadan dengan para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa bahkan
menjadi anggota kalangan Sang Baginda Raja. Kalau kita mau memikirkan masak-masak
keinginan untuk setara itu, biasanya dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung
untuk menyamai kaum yang sedang atau sudah beruntung.
Dalam masyarakat terdapat tiga macam kedudukan, yaitu:
Ascribed status : status yang dimiliki secara otomatis / tanpa usaha, contoh:
kasta, kebangsawanan
Achieved status : status yang diperoleh dengan usaha atau disengaja, contoh:
pendidikan, dll
Assigned status : status yg diperoleh karena jasa-jasa-nya (karena
pemberian/penghargaan), contoh: penghargaan (tanda jasa), gelar pahlawan.

Daftar pustaka :

1. http://wulanhandika09.blogspot.co.id/2013/03/isbd-manusakeragaman-dan-
kesetaraan_27.html

2. https://yustinasusi.wordpress.com/2015/10/21/bab-3-keberagaman-dan-kesetaraan-
sosial-di-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai