Anda di halaman 1dari 11

Manusia Keragaman dan Kesetaraan

Disusun Oleh :

Annisa Nurahmadani ( P 101 19 059 )


Dewi Fadila ( P 101 19 077 )
Maria Galla ( P 101 19 083 )
Jenita T Indriani Tobondo ( P 101 19 161 )
Siti Warfa’ni ( P 101 19 059 )
Fikram Dg Sirata ( P 101 19 059 )

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan”
dapat terselesaikan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata Sosial dan Budaya Dasar. Disamping itu kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya sebagai tambahan ilmu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rismawati, M.Si selaku
dosen mata kuliah Sosial dan Budaya Dasar, serta pihak–pihak yang telah memberi
dukungan dalam pembuatan makalah ini.

Seperti pepatah yang mengatakan “Tak ada gading, yang tak retak” kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami minta maaf atas segala
kekurangan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sebagai pembelajaran bagi kami agar menjadi lebih baik kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep kesetaraan
dan keragaman. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan gender,
status, hirarki sosial, dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan-
perbedaan serta persamaan-persamaan. Sedangkan konsep keragaman
merupakan hal yang wajar terjadi pada kehidupan dan kebudayaan umat
manusia. “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” yakni dapat menyadarkan
kepada manusia bahwa keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia,
termasuk di Indonesia. Dalam paham multikulturalisme, kesederajatan, dan
kesetaraan sangat dihargai untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat.
Paham ini sebetulnya merupakan bentuk akomodasi dari budaya arus utama
(besar) terhadap munculnya budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai
kelompok. Itulah sebabnya, penting sekarang ini membahas keragaman dan
kesetaraan dalam hidup manusia.
Perkembangan pembangunan yang terjadi dalam dua dekade terakhir di
Indonesia menjadikan pertemuan antar orang dari berbagai kelompok suku dan
budaya sangat mudah terjadi. Hal itu tentu saja akan menimbulkan banyak
goncangan dan persoalan. Karena itu sebelum menjadi sebuah konflik yang
keras, indonesia sudah selayaknya mempersiapkan  masyarakatnya mengenai
adanya keragaman. Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat besar harus
diletakkan dalam bingkai kebersamaan dan kesetaraan.

B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
2. Bagaimana kemajemukan dalam dinamika sosial budaya?
3. Bagaimana kemajemukan dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial?
4. Bagaimana promblema keragaman dan kesetaraan serta solusinya dalam
kehidupan?
C.  Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
2. Untuk mengetahui kemajemukan dalam dinamika sosial budaya?
3. Untuk mengetahui kemajemukan dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial?
4. Untuk mengetahui promblema keragaman dan kesetaraan serta solusinya
dalam kehidupan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia
1. Makna Keragaman Manusia
Keragaman berasal dari kata ‘’ragam’’. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), berarti sikap, tingkah laku, cara, macam, jenis, warna,
corak, laras ( tata bahasa). Jadi dapat disimpulkan bahwa keragaman
menunjukkan adanya banyak macam, banyak jenis. Keragaman manusia
bukan berarti manusia itu bermacam-macam seperti binatang dan
tumbuhan, tetapi yang dimaksudkan setiap manusia memiliki suatu
perbedaan.
Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahkluk individu yang
setiap individu memiliki ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama
ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat. Contoh sebagai mahasiswa baru kita akan
menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan sifat dan watak yang
beragam. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga menemukan keragaman
sifat dan ciri khas dari setiap orang yang dijumpai. Selain individu terdapat
juga keragaman sosial.
Keragaman individu terletak pada perbedaan secara individu atau
perorangan sedangkan keragaman sosial terletak pada keragaman dari
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Jadi, manusia merupakan
pribadi unik dan beragam. Selain makhluk individu, manusia juga sebagai
makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup. Masyarakat
sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan.
unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat adalah
agama,suku,ras,ideologi dan politik, adat dan kesopanan, kesenjangan
ekonomi dan sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dll.
2. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Jadi, kesetaraan
dapat diartikan sebagai sama, tidak berbeda, atau sederajat. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), derajat artinya sama
tingkatan(Kedudukan ,pangkat). Jadi, kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama , tidak
lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan
yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia diciptakan
dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai mahkluk mulia dan tinggi
derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia
adalah sama derajat, kedudukan atau tingkatannya, yang membedakan
nantinya adalah tingkatan ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan. 
Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada
adanya pengakuan akan kesetaraan  atau kesederajatan manusia. Jadi 
kesetaraan tidak sekedar bermakna adanya persamaan kedudukan manusia.
Kesederajatan adalah suatu sikap menagakui adanya persamaan derajat ,
persamaan hak dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia.

B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA


Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan
masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis.
Konsep masyarakat majemuk ( Plural Society) pertama kali diperkenalkan oleh
Furnivall tahun 1948, yang mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya
adalah berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik,
tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan
politik.
Konsep masyarakat majemuk Furnivall di atas , dipertanyakan validitasnya
sekarang ini, sebab telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan
serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usman Pelly (1989)
mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu
pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal. 
Secara horizontal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan etnik
dan ras atau asal usul keturunan, bahasa daerah, adat istiadat atau perilaku,
agama, pakaian, makanan, dan budaya material lainnya. Sedangkan secara
vertical, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan penghasilan atau
ekonomi, pendidikan, pemukiman, pekerjaan, dan kedudukan sosial politik.
Keragaman atau kemajemukkan dalam masyarakat terjadi karena unsur-unsur
seperti ras, etnik, agama, pekerjaan (profesi), penghasilan, pendidikan, dan
sebagainya.

C. Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa


1. Kemajemukan Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia
Secara umum bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk.
Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut
juga suku bangsa. Disamping itu, kemajemukan juga terdapat dalam bentuk
ras, agama, golongan, tingkat ekonomi, dan gender. Beragamnya etik di
Indonesia menyebabkan banyak ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan
pranata kebudayaan lainnya, karena setiap etnis pada dasarnya
menghasilkan kebudayaan.
Keragaaman etnik di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai Negara
yang paling heterogen di dunia. Etnik atau suku merupakan identitas sosial
budaya seseorang. Artinya, identifikasi seseorang dapat dikenali dari
bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata yang dijalaninya yang
bersumber dari etnik dari mana ia berasal. Apapun identitas yang
ditunjukkan orang atau sekelompok orang, baik itu dari etnik, agama, ras,
status sosial, profesi, tingkat ekonomi, dll, menujukkan bahwa masyrakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk.
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya Indonesia. Selain
kemajemukan, karakteristik Indonesia yang lain juga, sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk yang besar
b. Wilayah yang luas
c. Posisi silang
d. Kekeyaan alam dan daerah tropis
e. Jumlah pulau yang banyak
f. Persebaran pulau
2. Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia
Sebagai warga Negara Indonesia maka manusia Indonesia adalah
setara atau sederajat, dalam arti setiap warga negara memiliki persamaan
kedudukan, hak, dan kewajiban sebagai warga bangsa dan warga negara
Indonesia. Pengakuan akan prinsip kesetaran dan kesederajatan itu secara
yuridis diakui dan dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga negara
tanpa dilihat perbedaan ras, suku, agama, dan budayanya diperlakukan
sama dan memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
negara Indonesia mengakui adanya prinsip persamaan kedudukan warga
negara.
Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatan yang
sama untuk memilih dan dipilih, berkesempatan sama untuk menjadi
pejabat politik, serta kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik negara, dan berkesempatan membentuk partai politik.
Persamaan di depan hukum mengharuskan setiap warga negara
diperlakukan sama dan adil tanpa pandang bulu oleh negara, terutama
aparat penegak hukum seperti hakim, jaksa, dan polisi. Prinsip persamaan
warga negara di depan hukum adalah jaminan atas harkat dan martabatnya
sebagai manusia.
Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negara mendapat
kesempatan yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi.
Bahkan, terhadap warga negara yang kurang mampu, negara wajib
memberikan bantuan agar bisa hidup sejaterah.
Persamaan di bidang sosial budaya amat luas, meliputi bidang agama,
pendidikan, kesehatan, kebudayaan, seni dan IPTEK. Persamaan warga
negara di bidang sosial budaya berari warga negara memiliki kesempatan,
hak, serata pelayanan yang sama dari pemerintah dalam bidang bidang
tersebut.
Dengan demikian, secara yuridis maupun politis, segala warga negara
memiliki persamaan kedudukan, baik dlaam bidang politik, hukum,
pemerintahan, ekonomi, dan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
B. Saran
Kita sebagai manusia harus saling menghormati dan menghargai suatu
perbedaan agar terjalin hubungan yang baik. Kita tahu di Indonesia memiliki
keanekaragaman. Kita harus memiliki kesadaran diri terhadap realita yang
berkembang di tengah masyarakat sehingga dapat menghindari masalah yang
berpokok pangkal dari keragaman dan keserataan sebagai sifat dasar manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai